Share

Bab 7

Penulis: Safiiaa
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-21 11:38:40

Gelang Emas Untuk Emak part 7

"Selamat pagi sayang ... yuk bangun, mandi dulu trus sholat subuh bareng," ucap seorang wanita di sebelah Farhan. Mengelus pipi Farhan lembut penuh kasih sayang.

Perlahan matanya terbuka, bibirnya tersenyum melihat seseorang di sebelahnya. Dipandanginya dengan tatapan penuh cinta wajah wanita itu. Setelah puas membingkai wajah itu, ia bergegas bangun, duduk sejajar dengannya. Kemudian ia usap lembut jemari lentik itu sebelum ia berlalu menuju kamar  mandi. Sang wanita tetap duduk di sisi ranjang, menunggu Farhan selesai melakukan aktifitasnya.

Pintu kamar mandi hampir terbuka kala sang wanita selesai mengenakan mukenanya. Tersenyum menyambut Farhan dengan kopyah dan sarung ditangannya. Diulurkannya sarung tersebut tanpa menyentuh tangan Farhan, sudah memiliki wudhu. Sambil berdiri dipandanginya wajah Farhan, ia tersenyum bahagia.

Farhan berdiri di depan, diikuti dengan sang wanita disisi kanannya, sedikit agak kebelakang, tidak sejajar. Memimpin shalat dengan khusyu', dengan suara merdu ia lafadzkan kalam Allah. Sang wanita terhanyut dalam irama surah yang dibacakan Farhan. Menikmati setiap gerakan shalat.

Setelah salam diraihnya tangan Farhan, diciumnya takdzim tangan kekar itu. Dilanjutkan dengan tadarus bersama. Saling membenarkan bila ada bacaan yang salah.

Sang mentari hampir menampakkan sinarnya kala mereka berdua menyelesaikan bacaannya. Meninggalkan Farhan dalam kamar, si wanita tersebut berlalu menuju dapur, menyiapkan sarapan. Tak mau jauh, Farhan pun bergegas mengikutinya. Membantu apa yang bisa ia kerjakan. Berdua. Ah indahnya.

***

Suara tepukan lembut tak kunjung menyadarkan Farhan dari mimpi indahnya. Dipeluknya guling kapuk erat sambil senyum dengan mata terpejam. Mimpi.

Dielusnya pipi Farhan, namun tak jua membuat puteranya membuka mata. Emak geleng - geleng kepala. Mimpi apa anak ini. Dibiarkannya Farhan menikmati mimpi indahnya sejenak, toh juga baru adzan subuh, masih ada waktu pikirnya.

Bergegas ia mengambil wudhu, lalu pergi ke mushalla. Rutinitas yang tak pernah ia tinggalkan. Jamaah subuh. Membuat hatinya tenang. Ada rindu kala ia melewatkannya. Sekuat tenaga ia jaga tidurnya agar terjaga disepertiga malam. Menikmati indahnya bermunajat kala para makhluk terlelap. Berdialog dalam sujud diatas bumi, namun didengar oleh penduduk langit. Beberapa rakaat tahajud ia selesaikan, ditutup dengan witir. Sambil menunggu adzan subuh ia sempatkan membuka kitab suci. Meskipun hidup dalam kemiskinan, hatinya tenang kala dekat dengan Tuhannya.

Berjalan terburu - buru dari mushalla menuju kamar puteranya. Ia lupa jika puteranya masih terlelap. Segera ia bangunkan dengan lembut sampai mata itu terbuka. Ditunggunya sampai kesadaran penuh menghampiri Farhan. Sambil tersenyum ia duduk di sisi ranjang puteranya.

"Susah amat dibangunkannya Le? Mimpi apa sih?" 

Dipandanginya Farhan yang terlihat bingung. Terdiam sejenak mengumpulkan puzle ingatannya. 

Senyum merekah kala ingatannya sempurna. Mimpi shalat berjamaah dengan wanita bergelar istri. Ya, Farhan mimpi. Namun ia malu untuk menceritakannya kepada sang Emak.

"Mimpi dapat rejeki Mak," jawab Farhan sambil berlalu keluar kamar. Menuju kamar mandi, membersihkan diri lalu menunaikan kewajibannya. Tak lupa ia berdoa, memohon jodoh terbaik diwaktu yang tepat. Seperti dalam mimpinya.

***

Pagi yang indah dengan semangat menggebu - gebu. Mimpinya membuatnya semangat menjalani rutinitasnya. Sepiring nasi goreng dengan lauk telur mata sapi, juga segelas teh hangat telah siap di meja. Menunggu sang empunya datang menghampiri. Kepulan asap wangi nasi goreng menguar diindera penciumannya. Membuatnya bergegas menghampiri sepiring nasi goreng tersebut. Memakannya dengan lahap. Lapar.

Emak masuk ke dalam rumah kala Farhan mencuci piring bekas makannya. Diraihnya kursi sebelah Farhan duduk tadi. Kebiasaannya yang lain adalah duduk berdua sebelum Farhan berangkat ke pasar. Menemani Farhan menghabiskan sarapannya dan segelas tehnya sambil berbincang.

"Le kemarin ada mbak - mbak cantik datang kesini," ucap Emak.

"Siapa Mak? Calon mantu?" kelakar Farhan. Teringat wanita dalam mimpinya tadi. Sayang tak jelas bagaimana rupawannya gadis dalam mimpi itu.

"Eh kok bahas calon mantu segala, emang sudah kepengen nikah?" goda Emak. Disambut tawa oleh Farhan. Belum waktunya.

"Siapa yang mau Mak, wong Farhan cuma kuli. Kerjaannya angkat - angkat barang, di pasar pula," jawab Farhan merendah.

"Ya ga boleh pesimis gitu. Kalo jodoh ya bisa apa? Yang penting itu perbaiki diri, karena jodoh itu cerminan dirimu,"

"Wes to Mak kok jadi bahas jodoh, emang siapa yang kesini?" sela Farhan.

" Ada anaknya temen Bapakmu. Dulu pernah pinjam uang, belum dikembalikan. Baru kemarin itu dikembalikan sama anaknya" 

Emak berdiri dari kursinya, menuju lemari tempat ia menyimpan uang dalam amplop itu. Diletakkannya uang itu di meja dihadapan Farhan.

"Lah kok dikasih ke Farhan Mak?"

"Uang itu hak kamu. Dulu Emak sisihkan uang belanja untuk masa depan kamu. Tapi sama Bapakmu dipinjamkan ke temennya. Sekarang ini kamu simpan. Mau diapakan terserah kamu,"

"Kalau memang ini hak Farhan, baiklah Farhan terima. Tapi Farhan titipkan ke Emak. Kalau Emak butuh sewaktu - waktu boleh dipakai. Farhan belum butuh uang itu Mak," tolak Farhan.

"Baiklah Emak simpan ya? Kalau kamu sudah siap mau buka usaha, uang ini boleh dipakai," terang Emak. 

Farhan berangkat kerja dengan hati berbunga - bunga. Mimpi  mempunyai istri, ditambah lagi pagi - pagi Emak sudah memberinya rejeki. Seandainya mimpi itu menjadi kenyataan, betapa bahagianya hidup Farhan. Sabar Farhan. Belum waktunya. Batin Farhan berbisik.

***

Emak melanjutkan pekerjaan rumahnya setelah Farhan berangkat. Berjalan keluar setelah mendengar ada kang sayur lewat sambil menggenggam selembar uang berwarna merah. Ongkos dari Bu RT setelah membantunya hajatan kemarin. 

Emak memilih beberapa sayur segar dan lauk. Hanya membeli secukupnya karena tidak ada lemari pendingin dalam rumahnya. Tidak mau tergabung dalam obrolan ibu - ibu kampung yang biasanya menjurus pada ghibah, Emak kembali kedalam rumah setelah menerima kembalian.

Sayur yang ia beli segera dimasak, tumis kangkung dengan lauk dadar jagung manis. Ditambah dengan sambel terasi sebagai pelengkap. Dengan lihai tangan Emak memipil jagung, dan memotong sayur. Sedari kecil ia sudah terbiasa membantu orang tuanya mengerjakan pekerjaan rumah, membuatnya terbiasa.

Ada suara ketukan tatkala Emak sedang menggoreng dadar jagungnya, bergegas membukakan pintu melihat siapa gerangan yang datang bertamu. Rupanya tetangga dekat rumah, berjarak lima rumah dari rumahnya.

"Eh ada Bu Leha, silahkan masuk Bu," perintah Emak seraya membukakan pintu, memberinya jalan untuk masuk ke ruang tamu kecil miliknya.

Memintanya menunggu sebentar untuk mematikan kompor. Meniriskan dadar yang sudah matang.

"Tumben, ada yang bisa dibantu?" tanya Emak. Tidak biasanya Bu Leha main ke rumahnya tanpa ada keperluan mendesak.

"Anu...saya..maaf, saya mau merepoti Emak sedikit," jawabnya gugup. Seperti menahan malu.

"Merepoti apa? Kalau bisa insya Allah saya bantu Bu,"

"Tadi kan waktu belanja di Kang Norman -kang sayur- Emak bawa uang seratus ribu, masih ada sisa lima puluh ribunya, boleh tak pinjem dulu Mak? Aku butuh buat bayar cicilan di Mas Joko,"

"Besok suamiku gajian Mak, tak kembalikan besok," selanya lagi.

"Walah, ini aku juga masih ada kebutuhan lain, kalau ini kamu bawa semua besok aku ga bisa belanja," tolak Emak.

"Sudah gini aja, ini tak kasih aja, jangan hutang," ucap Emak sambil merogoh kantongnya, mengambil selembar dua puluh ribuan. Lantas diberikannya kepada Bu Leha.

"Waahhh... Terima kasih lo Mak, tak bawa ya uangnya," jawab Bu Leha semangat. Sepertinya rasa malunya sudah hilang. Emak hanya bisa membatin.

Ketika gaya hidup lebih diutamakan dari pada kebutuhan, apapun bisa ia lakukan. Termasuk masuk dalam jurang riba dengan segala bunganya. Pantang bagi Emak mendekati riba. Apalagi hanya untuk memuaskan nafsu duniawi. Gaya hidup.

Bersambung🌷🌷🌷

Bab terkait

  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 8

    Gelang Emas Untuk Emak part 8Farhan mengendarai motornya pelan, berhenti di toko dekat rumahnya. Membeli beberapa kebutuhan pribadinya. Sambil menunggu si penjual mengambilkan pesanannya, matanya melihat sekeliling. Tampak dua ibu - ibu sedang berbincang di teras rumah. Duduk berjajar, asyik bicara berdua.Kantong plastik belanjaannya sudah ada di tangan. Berhenti didekat motornya untuk menghitung jumlah kembalian. Kebiasaan bagi Farhan untuk menghitung uang kembalian di tempat, berjaga - jaga jika si penjual salah hitung."Katanya tadi ga ada uang buat bayar cicilan, tuh sekarang pegang uang," sungut Bu Siti, tetangga Farhan."Hehehe iya tadinya emang ga punya uang, aku cari pinjaman ke Mak Jum, malah dikasih ini." paparnya seraya menunjukkan uang digenggamannya."Lumayan dong, ga jadi hutang,hihi," sahutnya lagi."Ah dasar kamunya aja

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-25
  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 9

    "Ga bawa motor Mas?""Enggak Far, lagi eror, tadi pagi sebelum berangkat tak bawa ke bengkel sekalian,""Yawes bareng aku aja, dari pada nyari ojek," tawar Farhan kepada Arif."Oke,"Farhan mengambil motornya di parkiran. Segera Farhan menyalakan mesin dan mempersilahkan Arif untuk naik. Sejak bekerja di Bu Entis Farhan dan Arif semakin dekat, sudah seperti saudara. Bahkan mereka saling mengenal keluarga masing - masing."Bengkelnya sebelah mana Mas?""Itu yang di Jalan Brawijaya, bengkel motor paling besar sendiri. Aku udah langganan disitu. Pelayanannya bagus, agak mahal sih tapi sesuai dengan hasilnya, motormu kalau rusak bawa kesitu aja,""Walah Mas, motor butut gini masak iya dibawa ke bengkel besar, yang dideket rumah aja. Lagian jarang masuk bengkel. Lebih suka tak benerin sendiri, hemat biaya Mas,""Ya nggak apa - apa, sekali sekali boleh lah motornya dimanjakan," gurau Arif."Manjainnya nanti aja Mas kalau uda p

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-30
  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 10

    Gelang Emas Untuk Emak part 10"Sebelum meninggal Mas Arif berpesan pada Farhan," ucapnya lagi,Tanpa melanjutkan ucapannya, Farhan meraih tubuh sang Emak, memeluknya erat. Diusapnya punggung Farhan memberi kekuatan. Tanpa suara, tanpa balasan, Emak tetap menunggu Farhan melanjutkan ceritanya.Selang beberapa menit barulah Farhan tenang. Dilepasnya tangan Emak, duduk tegak bersandar, lantas menghirup udara dalam - dalam."Sebelum meninggal, Mas Arif berpesan agar Farhan menjaga istrinya. Bukan sekedar menjaga sebagai saudara, Mas Arif meminta Farhan untuk menjaga Mbak Ayu sebagai kekasih halal. Waktu itu Farhan hanya bisa mengiyakan Mak, agar Mas Arif tenang," "Barulah setelah proses pemakaman selesai Farhan sadar bahwa permintaan Mas Arif tadi terlalu berat untuk Farhan," lanjutnya.Diusapnya wajah dengan kasar, semacam sedang frustasi. Lantas menoleh kepada Emak yang ternyata sedang tersenyum manis."Emak kok malah seny

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-02
  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 11

    Gelang Emas Untuk Emak part 11 "Astagfirullah ... " teriak Ayu. "Kamu itu kalau bawa hati - hati, yang kenceng makanya!Disenggol anak kecil aja udah tumpah! Bisa kerja nggak sih?!" teriak seseibu. Anak kecil itu menoleh sekilas, lalu berlarian kembali. "Maaf Bu," ucap Ayu memelas, lalu menunduk membersihkan tumpahan makanan di lantai. Membersihkan makanan yang tumpah itu sampai bersih, lalu mengambil kain pel. Mengeringkannya dengan kain kering lainnya agar yang melewatinya tidak terpeleset. Wajah Ayu nampak kuyu. Kelihatan sekali raut kesedihan dan juga rasa lelah bercampur jadi satu. Hari ini tepat tujuh hari meninggalnya Arif. Setelah hari itu Farhan tak pernah absen mengikuti pengajian di rumah Arif. Selain untuk mendoakan Arif, Farhan juga banyak mengamati bagaimana sikap keluarga Arif terhadap Ayu. Sengaja Farhan datang lebih awal dan pulang paling akhir untuk membantu menyiapkan keperluan. Baik itu makanan ataupun yang lainnya. Beberapa kali terbukti didepan matanya, selalu

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-03
  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 12

    Gelang Emas Untuk Emak part 12Terdengar suara pintu diketuk, setelah menjawab salam, Farhan dan Emak mempersilahkan Ayu masuk. Tampak wajah Ayu sembab, habis menangis."Kamu kenapa Nak? " tanya Emak."Saya diusir Bu. Ibu Mas Arif tidak mau saya menempati rumah itu lagi. Saya ga tau harus kemana lagi," jawab Ayu terisak."Saya juga tidak bisa menerima kamu disini, bagaimanapun Farhan belum muhrim dengan kamu. Kamu juga masih dalam masa iddah,""Kalau begitu antar saya cari kontrakan Bu, sekitar sini pasti ada kan?" pinta Ayu memelas."Kos ada, kalau kontrakan kayaknya belum ada. Oh iya Le tolong bikinin minum untuk Ayu ya?""Iya Mak." Jawab Farhan seraya berdiri dari tempatnya duduk."Sebenarnya ada apa dengan keluarga Arif Nduk? Kenapa perlakuan mereka begitu sama kamu?" ta

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-04
  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 13

    Gelang Emas Untuk Emak part 13Didepan gundukan tanah merah Farhan duduk bersimpuh, membawa buku yaasin kecil ditangannya. Dengan khusyu' ia lantunkan surah yaasin, menyedekahkan pahala setiap huruf yang dibacanya untuk saudara didalam sana. Lalu ditutup dengan doa, memohonkan ampunan dan meminta tempat terindah untuk Arif. Meminta dilapangkan kuburnya dan diringankan siksanya. Hanya itu yang bisa Farhan lakukan untuk Arif.Setelah puas berdoa, Farhan kembali ke rumahnya. Melanjutkan pekerjaan yang menanti. Membuat rak dari kayu yang dibelinya kemarin. Ia parkir motornya di halaman rumah, lalu mencuci muka, kaki dan tangannya. Kebiasaan kala ia selesai mengunjungi makam sang bapak. Kini tambah satu lagi daftar yang harus ia kunjungi setiap kamis sore.Farhan menyiapkan semua kebutuhannya, termasuk alat dan kayu. Tak lupa juga ia ambil meteran untuk mengukur seberapa panjang dan tinggi ra

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-05
  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 14

    Gelang Emas Untuk Emak part 14Hari baru dan harapan baru. Pagi itu Ayu semangat melakukan aktifitas sebelum hari pertamanya kerja dimulai. Ia bersemangat membereskan kamar kosnya, membuat sarapan lalu bergegas mandi. Ayu mau memberikan kesan yang baik dihari pertama ia bekerja.Jika sebelum - sebelumnya ia hanya duduk berdiam diri di rumah menanti suami pulang kerja, kini ia harus bekerja sendiri untuk bertahan hidup. Berkerja sebagai karyawan loundry tidak sulit untuknya, karena ia terbiasa menyelesaikan pekerjaan rumahnya sendiri.Begitu semuanya beres, Ayu bergegas berangkat ke loundry milik Bu Ratih. Tempatnya strategis, berada dipinggir jalan raya. Ayu cukup berjalan kaki beberapa meter dari tempat kosnya. Kondisi jalan raya yang dekat dengan rumah sakit membuat loundry Bu Ratih diminati oleh banyak orang. Apalagi karyawan rumah sakit yang notabene anak kos tidak memiliki banyak waktu untuk bisa men

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-10
  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 15

    Gelang Emas Untuk Emak Part 15Emak menerima suapan dari tangan Ayu, lantas menunduk, menutupi kabut tebal dalam matanya yang berubah menjadi tetesan."Bu,,Ibu kenapa?" tanya Ayu panik."Tidak apa - apa. Emak cuma terharu, bertahun menginginkan anak perempuan, namun tak kunjung Allah beri. Sekarang ketika sudah ikhlas, Allah beri anak perempuan tiba - tiba," jawab Emak terisak."Makasih ya Bu, sudah menganggap Ayu seperti anak sendiri. Sebenarnya Ayu juga senang dengan sikap Ibu yang seperti ini. Ayu merasa memiliki ibu," ucap Ayu tertunduk. Kini mata itu berair. Air bahagia. Apa yang tidak pernah ia rasakan, beribu hari ia panjatkan doa, sekarang Allah ijabah doa itu."Sama - sama Nak, anggap saya seperti ibumu, pun kamu akan saya anggap seperti anakku,""Terima kasih Bu," ucap Ayu. Diraihnya tubuh Emak dalam pelukan. Pelukan hangat seorang ibu.Bukankah ibu tidak hanya wanita yang sudah melahirkanmu? Apakah seorang wanit

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-13

Bab terbaru

  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 40

    Gelang Emas Untuk Emak 40 Truk melaju kencang, tak peduli dengan kejadian yang ditimbulkannya. Farhan tergeletak tak berdaya. Darah mengalir deras dari kepalanya. Bahagia yang dinanti berujung malapetaka. Siapa yang mau? Apalah daya bila Tuhan sudah berkehendak. Duduk bersanding dipelaminan hanya sebatas angan. Bayangan memilih cincin di toko emas dengan yang terkasih berkelebatan dikepalanya. Suara teriakan saling bersahutan sebelum rungunya senyap. Sunyi sepi. Dirinya bagai jiwa yang terlepas dari raganya. Terbang melayang melihat kondisi keluarga tercintanya. Para warga berdatangan melihat apa yang terjadi. Darah begitu banyak mengalir dari tubuh laki-laki tampan tersebut. Namun, tak ada seorang pun yang berani menolong hingga polisi datang menghampiri. Suara sirine ambulan begitu memekakkan telinga. Kondisi pasien yang sudah banyak kehilangan darah membuat sang sopir dengan kencang melajukan stirnya. Hanya butuh beberapa saat, ambulan sudah

  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 39

    Gelang Emas Untuk Emak part 39"Semoga bermanfaat ya Pak," ucap Farhan pada takmir masjid."Terima kasih Mas, semoga kebaikan dan keberkahan mengalir untuk Mas nya,""Sama-sama Pak, saya permisi. Assalamualaikum,""Waalaikum salam," ucapan salam takmir masjid mengiringi kepergian Farhan dari dalam kantor pengurus.Berjalan santai kembali menuju rumah peninggalan bapaknya. Rumah yang ia bangun kembali dengan susah payah atas bantuan para dermawan.'Oh Emak, sungguh baik hatimu, namun sayang, Farhan bukan tak mau menerima. Hanya saja, Farhan merasa masih ada yang jauh lebih berhak menerima bantuanmu,' gumam Farhan dalam hati. Tak berniat mengembalikan pada emak, toh pasti emak tak akan mau menerimanya kembali. Biarlah uang itu ia sedekahkan, agar menjadi jariyah untuk emak kelak.Sesampainya di rumah, segera ia mencuci kaki dan muka. Merebahkan diri di petiduran. Lega terasa hatinya telah memberikan sesuatu k

  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 38

    Gelang Emas Untuk Emak part 38Hari itu menjadi awal yang indah bagi Farhan dan Nisa. Pasalnya, hari itu mereka mulai berkomitmen. Berjanji untuk saling menyayangi dan mengasihi, untuk menjadi pasangan sehidup semati. Bersiap bersama mengarungi kapal bernama rumah tangga."Mengapa memilihku Mas?" tanya Nisa, penasaran."Karena kamu cantik. Tidak hanya cantik wajah, hati kamu juga cantik. Aku tak ingin memberatkan hati dengan banyak pilihan. Bagiku, jalan pertemuan kita adalah suatu jalan takdir, sudah direncanakan oleh Allah. Aku yakin, kamu jodohku. Semoga ibu memberi restu," jelas Farhan. Nisa yang duduk di jok belakang, tampak tersenyum malu. Farhan melirik sekilas melalui kaca spion, seulas senyum juga turut terbit dari bibirnya."Lantas kapan segera melamar?" jawab Nisa memastikan."Insya Allah secepatnya. Saya masih harus berembuk dengan emak dahulu," jelas Farhan."Baiklah, terserah Mas saja,"Tak terasa mot

  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 37

    Gelang Emas Untuk Emak part 37Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Tak terasa esok akan digelar acara akad nikah Ayu dan Risky secara resmi. Ayu ingin mengadakan acara secara sederhana, namun ditolak oleh bapak. Alasannya karena selama ini, Ayu sudah hidup sebatang kara, maka bapak meminta izin untuk mengadakan resepsi secara besar-besaran untuk menebus kesalahan orang tuanya."Sederhana saja Pak, yang penting sah," ucap Ayu."Tidak Nak, izinkan Bapak mengadakan resepsi. Kamu anak Bapak satu-satunya, izinkan Bapak untuk terakhir kalinya membahagiakan kamu karena setelah ini tanggung jawab atasmu sudah berpindah ke tangan suamimu," jawabnya memohon. Dengan berat hati, akhirnya Ayu mengiyakan permintaan orang tuanya.Betapa kebahagian kini menyelimuti hidup Ayu. Setelah menemukan calon pendamping hidup, kini ia temukan pula orang tua kandungnya."Nak kenapa belum tidur?" tanya emak meme

  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 36

    Gelang Emas Untuk Emak part 36Sore itu, Farhan mengendarai motornya dengan pelan. Kondisi badannya yang capek membuatnya tak berani mengendarai motornya dengan kencang. Karena biasanya kondisi tubuh yang lelah dan mata ngantuk menjadi penyebab utama kecelakaan lalu lintas terjadi.Mata ngantuk Farhan tak bisa diajak kompromi. Jadilah ia memutuskan untuk beristirahat sejenak di teras minimarket, searah dengan jalannya pulang. Tak lupa ia membeli minuman sebagai pelepas dahaga, juga untuk membuat tubuhnya kembali segar.Farhan sedang menikmati waktu santainya untuk menenggak minuman yang sudah dibelinya. Tampak oleh matanya, seorang gadis berpakaian seragam khas karyawan pabrik melintas dengan menuntun motornya. Dengan wajah penuh peluh gadis itu masuk ke dalam area parkir minimarket. Lalu masuk ke dalam, membeli sebotol minuman dingin. Gadis itu lantas duduk di bangku sebelah Farhan.Setelah melepas masker, gadis itu

  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 35

    Gelang Emas Untuk Emak part 35Tampak kecemasan tersirat pada wajah tua bapak. Lelaki yang baru saja mengecap kebahagiaan lantaran menemukan seseorang yang telah lama ia sebut dalam doanya. Kini sedang bersedih melihat sang kekasih hati terbaring di ranjang igd.Terlampau bahagia, kaget bercampur haru membuat kondisi emak melemah. Tekanan darahnya terbilang rendah, meskipun tidak terlalu menghawatirkan. Ayu terduduk di sampingnya dengan wajah penuh air mata, memegang tangan sang ibu. Ibu kandung yang tak pernah ia sangka akan hadir dalam kehidupan nyata.Ya, hasil tes menunjukkan bahwa Ayu memang anak kandung emak dan bapak. Tak henti-henti kalimat syukur terucap dari bibirnya, sebelum dirinya jatuh pingsan. Bapak lantas membopongnya menuju ruang igd untuk mendapat perawatan."Ibu sudah bisa pulang hari ini, ini obatnya, dan besok jika masih ada keluhan bisa dilanjutkan periksa ke poli. Jangan lupa makan yang banyak agar kondisinya ter

  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 34

    Gelang Emas Untuk Emak part 34Dua minggu sudah berlalu. Hari dimana setelah Ayu dan pak Hari menyelesaikam tes DNA nya. Hari ini tibalah waktunya untuk mengambil hasil tes tersebut. Rasa takut bercampur harapan berputar-putar dalam hati emak. Debar jantungnya seakan ingin melepaskan diri dari tempatnya. Tak sabar menunggu siang untuk segera mendapatkan jawaban atas doa-doanya."Semoga harapan kita jadi kenyataan ya Pak? Semoga benar Ayu anak kandung kita. Lengkap sudah kebahagiaan kita bila hasilnya positif." Harapan terlontar dari mulut emak. Bibirnya menyesap teh hangat yang sengaja ia buat untuk menemani sang suami membuat laporan perusahaannya. Tak lupa juga ia bawakan secangkir kopi madu untuk suami tercinta.Betapa sekarang hidupnya berbalik 360 derajat. Jika dulu emak harus berusaha banting tulang untuk menyambung hidup, kini ia hanya harus dud

  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 33

    Gelang Emas Untuk Emak part 33Pagi sekali Farhan sudah rapi. Siap bekerja ditempat yang baru setelah berjuang membangun kembali surga dunianya. Ia ikhlaskan egonya untuk membiarkan pelaku yang membakar rumahnya bebas berkeliaran. Setelah banyak merenung bahwa setelah musibah yang menimpanya, begitu banyak kebahagiaan yang Allah beri. Dulu rumah yang sudah lapuk itu, kini sudah berdiri kokoh. Meskipun masih beralaskan ubin semen, Farhan sudah bersyukur. Keadaan ini jauh lebih baik dari rumahnya yang dulu.Emak yang dulu harus hidup susah dengannya, kini sudah hidup bahagia bersama suaminya. Sebenarnya Farhan diajak emak untuk tinggal bersamanya, namun Farhan menolak. Biarkan emak dan suami barunya menikmati masa-masa indah mereka yang seharusnya ia habiskan sejak dulu. Beruntung Farhan sudah memberi yang terbaik untuk emak, sehingga tidak ada penyesalan saat harus hidup terpisah jarak. Tak bisa ia bayangkan betapa menyesalnya ia jika dulu terp

  • Gelang Emas Untuk Emak   Bab 32

    Gelang Emas Untuk Emak part 32Ayu dengan sigap membantu Emak berdiri dari tempatnya jatuh. Farhan yang emosinya sudah diatas kepala, segera menghampiri laki-laki itu, dengan cepat ia tarik kerah bajunya."Kalau jalan lihat-lihat!!" teriak Farhan."Sudah Nak, Emak ga apa-apa! Jangan bertengkar!" teriak Emak tak mau anaknya terlibat pertengkaran. Tangan Emak membersihkan debu yang menempel dibaju bagian belakangnya, sesekali dibantu ileh Ayu."Terima kasih kamu sudah membuat saya mendapatkan hukuman! Dan kamu mendapatkan hukuman pula atas perbuatanmu! Rumahmu hangus!" seringai licik terbit dari bibir hitamnya. Wajahnya penuh kelegaan karena sudah berhasil membuat rumah Farhan terbakar. Ia biarkan genggaman tangan Farhan tetap menempel pada kerah bajunya."Maksud kamu?" tanya Farhan tak mengerti."Siapa kamu sebenarnya?" tanya Farhan lagi. Sepertinya Farhan lupa dengan laki-laki ini. Tangannya akan bergerak na

DMCA.com Protection Status