Melihat kedatangan Sun Wukong yang langsung membuat semua orang tertuju pada Kera Iblis tersebut, perhatian Asoka pun teralihkan dari yang semula berniat membunuh Kamadewa menjadi beralih ke Raja Kera Iblis tersebut.Putra Batara Manikmaya itu langsung berteriak keras sambil melompat ke udara. Tinjunya bergerak menghantam dari jarak sepuluh tombak. Aura ungu berbentuk tinju raksasa pun muncul dan langsung menderu kearah Sun Wukong."Cih! Sudah main serang saja tanpa ijin! Apakah ini Turnamen Probo Lintang yang bocah itu katakan!?" gerutu Sun lalu dia pun mengangkat tangannya ke udara. Dari dalam tangannya itu keluar cahaya keemasan. Cahaya tersebut membentuk satu tangan emas raksasa."Mau bertarung denganku bocah Asura? Aku akan melayanimu!" ucap Sun lalu dia arahkan tangan emas raksasa miliknya untuk menangkap tinju ungu raksasa milik Asoka.DUUUMM!!!Pukulan dari Asoka berhasil diredam oleh tangan emas tersebut dengan mudah membuat Asoka menjadi semakin murka. Dia pun kembali berter
Buk! Buk! Buk!Terdengar suara pukulan beruntun hingga berkali-kali saat tongkat Pilar Langit milik Sun menghajar tubuh Asoka. Ada sembilan sosok Sun yang memukuli anak dewa Siwa tersebut. Pukulan terakhir membuat tubuh Asoka meluncur deras ke bawah lalu menghantam lantai arena dengan keras.Brak!Aaaarrrghh!Sembilan sosok Sun kembali menyatu menjadi satu tubuh lalu dia pun melemparkan tongkat Pilar Langit miliknya kearah Asoka yang masih tergeletak di arena. "Membesarlah Pilar Langit!" teriak Sun Wukong lalu tertawa cekikikan.Tongkat yang awalnya kecil, tiba-tiba berubah menjadi sebesar batang pohon berukuran raksasa. Asoka terkejut bukan main dan langsung menggunakan Pedang Roh Kegelapan untuk menahan hantaman tongkat tersebut.DUUUUMMMM!!!Gelanggang Arena Satria Probo Lintang berguncang keras saat tongkat berukuran tidak masuk akal itu menghujam tubuh Asoka yang bertahan dibawahnya. Pria itu berusaha sekuat tenaga menahan tongkat raksasa tersebut menggunakan pedangnya. Namun te
Sun Wukong terpaku melihat tongkat Sakti miliknya hancur menjadi serbuk dan berjatuhan bagaikan hujan. Semua orang terdiam termasuk Lei Gong yang tahu betul seluk beluk dari Tongkat Pilar Langit tersebut."Pilar Langit itu...Bagaimana mungkin dia bisa menghancurkannya hanya dengan sentuhan tangan...? Ini mustahil! Pilar Langit itu bukan senjata sembarangan. Bahkan Seluruh Dewi di Utara tidak ada yang mampu mengangkatnya kecuali Sun Wukong seorang! Menantuku ini...dia benar-benar gila!" ucap Lei Gong dalam hati.Izanagi meski tidak begitu tahu asal usul dari Tongkat itu tapi dia tahu sepak terjangnya saat tongkat tersebut memporakporandakan kahyangan Utara. Kala itu Sun Wukong mengamuk dan menantang para Dewa. Bara Sena yang pernah berhadapan dengan Tongkat Pilar Langit benar-benar dibuat tercengang dan terdiam."Bagaimana bisa...? Tongkat itu mampu menahan serangan Golok Iblis milikku...Tapi, bagaimana bisa paman menghancurkannya dengan begitu mudah...?" batin Bara dengan perasaan ca
Bara Sena meminum semua Tuak yang sudah tertuang di cangkir miliknya hingga habis. "Aaaaahhh! Segeeer!" ucapnya sambil menyeka mulut.Gandi Wiratama, Rara Sinta, Maya Geni, Kahiyang Dewi dan Xue Ruo sama-sama menatap ke arah pemuda tersebut."Kau terlihat puas?" tanya Gandi."Tentu saja." sahut Bara sambil menunjukkan gelang merah yang ada di pergelangan tangan kanannya."Paman Jaka Geni cukup bijak dan cerdik. Bisa-bisanya dia membelenggu kekuatan kita dengan gelang Kutukan ini..." kata Bara sambil nyengir."Tujuannya sudah jelas. Agar kita tidak membuat kegaduhan mengingat setelah turnamen ini, banyak pihak yang tidak terima. Kami yang bukan peserta saja juga ikut mendapatkan gelang ini. Mungkin supaya tidak ada yang membuat masalah di luar pantauan Batara Geni," kata Kahiyang Dewi.Saat ini, enam orang tersebut tengah berada di sebuah kedai yang ada di pinggir kota Probo Lintang. Tempat yang biasa digunakan Maya saat masih belajar di Padepokan Langit untuk bersenang-senang bersama
Jaka Geni menatap kearah langit Probo Lintang sambil membuang napas. Anoman dan Ganesha yang ada di belakangnya menatap Mahadewa tersebut dan menebak apa yang dipikirkan olehnya sehingga memanggil mereka ke ruangannya."Ada apa kau memangilku, Batara Geni?" tanya Anoman.Jaka Geni tersenyum lalu mempersilahkan dua dewa tersebut duduk di kursi yang sudah tersedia dia ruangan cukup luas itu."Duduklah, ada yang ingin aku bicarakan. Ini mengenai masa depan. Dan kita akan saling bertukar pikiran mengenai masa depan yang kita lihat." kata Jaka Geni lalu dia pun ikut duduk di kursi kayu tersebut."Mengenai masa depan? Maksud Batara, mengenai masa depan yang bagaimana?" tanya Ganesha yang saat itu berwujud manusia dengan usia remaja. Sedangkan Anoman masih dengan wujud yang sama karena dia lebih menyukai wujud aslinya daripada harus menyamar atau mengubah penampilan."Masa depan dunia ini...Apakah kalian melihat sesuatu?" kata Jaka Geni membuat Anoman dan Ganesha terpaku. Mereka berdua pun s
Anoman dan Ganesha sama-sama tertegun mendengar apa yang baru saja Jaka Geni katakan."Jadi, Chang Hao adalah murid Antaga...?" tanya Anoman. Jaka Geni menganggukkan kepalanya."Dia adalah jembatan dari rencana besar Antaga. Aku sudah memberitahunya bahaya apa yang akan terjadi jika dia kembali menggunakan kemampuan aneh itu. Tapi sepertinya itu tak berhasil. Karena Antaga sudah menanamkan sesuatu di dalam kepalanya." kata Jaka Geni."Sampai seperti itu. Apa yang sebenarnya Antaga ingin lakukan? Apakah dia berencana membuka ruang di tempat ini?" tanya Ganesha."Itu yag aku pikirkan sebelumnya. Tapi selama ada aku, celah itu tak akan tercipta dengan mudah." kata Jaka Geni."Apa yag kau rencanakan?" tanya Anoman.Setelah melihat kepedulian Jaka Geni terhadap semua makhluk hidup di dunia, Dewa Pelindung tersebut merasa senang bisa berada di bawah bendera yang sama. Malahan, didalam hatinya sudah memiliki perasaan mengagumi yang sebelumnya tak pernah muncul di hatinya sama sekali. Dan me
Jaka Geni mengatakan semua rencana yang akan dia lakukan untuk acara di babak kedua Turnamen Probo Lintang. Bima Sena, Jung Seo dan Antasena mendengarkan apa yang dikatakan oleh Mahadewa tersebut. "Jadi, aku akan menjadi pengawas?" tanya Bima.Jaka Geni mengangguk."Kau akan menjadi pengawas di satu titik didalam Kerajaan Jiwa. Titik itu akan menjadi pertemuan anak-anak dan sudah pasti akan menjadi pertempuran disana. Kau cukup mengawasi mereka saja. Meski dalam pertarungan itu mereka akan mati, tapi mereka tidak benar-benar mati. Jiwa mereka akan kembali ke tubuh fana dan dinyatakan gagal." kata Jaka Geni."Aku tak masalah kalau hanya menjadi pengawas. Itu bukan hal yang sulit untukku," kata Bima Sena."Lalu, apa yang anda tugaskan padaku Batara?" tanya Jung Seo.Jaka Geni menatap kearah sosok pria dengan perawakan muda belia tersebut."Kau sebenarnya sudah tua, tapi kenapa kau menggunakan wujud anak kecil?" tanya Jaka Geni."Ini karena aku baru saja lepas dari Kutukan Dewa. Sebenar
Singkat cerita, 14 hari pun berlalu...Di Tengah Arena Gelanggang Probo Lintang telah berkumpul 21 peserta yang akan mengikuti babak kedua. Ada tambahan 1 peserta yang sebelumnya kalah yang akhirnya menjadi 1 yang terbaik dari 20 peserta kalah. Dia berhasil terpilih untuk kembali mengikuti turnamen di babak kedua. Orang tersebut adalah Yao Ling, anak dari Dewi Ling setelah dia berhasil mengalahkan anak-anak Jaka Geni yang lainnya.25 peserta itu adalah: Sukma Geni, Raksa Geni, Kojiro Geni, Raya Geni, Nawang Geni, Zhou Yin, Brama Geni, Bayu Jaga Geni, Chang Hao, Lu Xie, Bara Sena, Kenari Putri, Xia Nian, Dewanata, Gandi Wiratama, Dewi Candrika, Cakra Kumbara, Song Yue, Luo Yan, Kamadewa dan Yao Ling.Kamadewa dinyatakan menang karena Asoka melakukan pelanggaran yang membuat dia gagal masuk ke babak kedua meskipun dia menang di pertarungan ke 20 tersebut.Dua puluh satu peserta tersebut duduk bersila dengan posisi berjajar sesuai permintaan Jaka Geni. Mereka menanti-nanti, apa yang akan
Lu Xie terkejut Segel Petir miliknya mampu ditahan oleh kekuatan yang baru muncul dari dalam tubuh Gandi."Itu...Itu bukan kekuatan petir Pedang Guntur Saketi...! Lalu kekuatan petir apa yang dia miliki...! Bagaimana bisa dia memiliki kekuatan petir yang bahkan sulit untuk dimiliki kami anak-anak Batara Geni...!" seru Lu Xie.Hal itu juga dirasakan oleh anak-anak Batara Geni yang lainnya. Mereka yang menonton bagaimana Gandi yang seorang Naga Air mampu mengeluarkan kekuatan petir yang mampu menahan petir merah milik Lu Xie. Semuanya dibuat tercengang. Karena sebelumnya mereka semua tahu, jika Gandi akan menggunakan kekuatan petir, maka dia harus memanggil Pedang Guntur Saketi terlebih dahulu. Namun kali ini tanpa memanggil pedang tersebut, dia telah mengerahkan kekuatan petir yang setara dengan kekuatan petir di Pedang Guntur Saketi.Petir putih terang menyilaukan itu semakin kuat menekan sehingga ribuan petir merah tertahan dan semakin jauh dari tubuh Gandi. "Itu adalah kekuatan pe
Gandi Wiratama terkejut bukan main setelah kemunculan tubuh ganda dari Lu Xie yang akhirnya mampu menyerang dirinya dari depan dan belakang. Gadis cantik itu mengeluarkan salah satu kekuatan rahasianya yang dia jadikan sebagai andalannya.Kekuatan Segel Petir digunakan oleh Batara Geni di Tanah Larangan untuk menyegel Jalan menuju ke bawah tanah dimana Bunga Neraka yang merupakan pecahan jiwa Iblis Sasaka berada. Segel milik Batara Geni mampu membuat Sasaka tak berkutik dan memilih diam didalam tanah. Orang-orang dari luar baik manusia, Iblis maupun Dewa pun tak ada yang bisa memasuki tempat tersebut kecuali Lu Xie seorang.Dengan bantuan Lu Xie dulu, Bara dan Shi Yun berhasil masuk kedalam lubang besar seperti sumur namun memiliki lapisan lantai yang berbeda-beda. Segel petir tersebut tepat terpasang di permukaan tanah dimana Lu Xie tinggal selama 100 tahun untuk memperkuat diri.Semua orang dibuat takjub dengan kemampuan Lu Xie yang mampu menyaingi Gandi Wiratama. Batara Geni dan De
Lu Xie menatap ke depan dan melihat Gandi yang baik-baik saja padahal dia sudah menyerang dengan kekuatan yang cukup tinggi."Pertahanan sisik naga memang mengerikan. Bahkan serangan ku tak ada yang mempan meski aku sudah menggunakan kekuatan petir merah. Sepertinya aku harus mengerahkan segalanya untuk melawan dia meskipun aku tidak yakin bisa menang melawannya..." batin Lu Xie. Melihat Lu Xie yang tidak lagi menyerang membuat Gandi yang mengambil keputusan untuk menyerang lebih dulu. Tubuhnya melesat bagai anak panah. Aura biru menyelimuti tubuhnya pertanda pemuda itu mengerahkan kekuatan yang hebat untuk menyerang Lu Xie.Tinju Gandi bergerak cepat. Lu Xie yang tahu arah serangan segera menangkis menggunakan lengannya.Buk!Gadis itu melenguh kecil saat tinju Raja Naga Air itu menghantam tangannya. Tubuhnya terdorong ke belakang hingga kakinya terseret di atas tanah. Gandi melompat ke udara lalu membuat gerakan tendangang yang mengarah ke bahu kiri Lu Xie. Gadis itu berteriak kera
Babak ke-3 pun akhirnya kembali dimulai setelah para peserta yang tersisa itu istirahat selama beberapa hari. Para peserta yang gagal pun tetap berada di Kerajaan Probo Lintang untuk menyaksikan turnamen tersebut hingga selesai. Mereka yang lolos ke babak ketiga ada 11 orang yang tak lain adalah Bara, Gandi, Chang Hao, Yao Ling, Raksa, Nawang Geni, Sukma Geni, Gong Xia Nian, Lu xie, Zhou Yin dan Kenari Putri Geni.Mereka akan kembali berkumpul di Kerajaan Jiwa milik Batara Geni dimana sang Batara telah mempersiapkan satu arena yang sangat luas di dalam Kerajaan Jiwa sehingga para peserta bisa menggunakan seluruh kekuatan yang mereka miliki tanpa takut merusak apa pun di dunia fana. Bahkan di dalam Kerajaan Jiwa miliknya, semua makhluk hidup yang diciptakan oleh Mahadewa tersebut berbondong-bondong berkumpul di arena tersebut untuk menyaksikan pertarungan Dewa tersebut. Jumlah mereka sangat banyak hingga terlihat seperti semut yang memenuhi gunung-gunung di sekitar arena.Sedangkan mer
Di dalam ruangan yang luas itu, tak ada satu orang pun yang bersuara setelah melihat apa yang dilihat oleh Batara Geni di masa depan. Semua sama sekali tak pernah menyangka, bahwa dunia yang tengah mereka pijak itu akan hancur di masa yang akan datang tanpa ada satu pun Dewa yang bisa menahannya."Jadi selama ini kau melihat semua itu sendiri...Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan takut itu menghantui dirimu setiap hari menantuku...Tapi....Bagaimana bisa Dewa Antaga melakukan itu...?" kata Luo Bao.Jaka Geni memejamkan matanya lalu menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan nya dengan keras."Aku sendiri kurang tahu, alasan dia melakukan hal ini. Padahal dia sendiri tidak akan mendapat untung apa pun. Apa yang aku lakukan sekarang adalah untuk menunjukkan kepada kalian sesuatu yang kalian tak pernah lihat. Meski ini melanggar hukum langit dan bumi, aku tak peduli. Aku tak ingin kita hancur lebur hingga tak tersisa. Setidaknya kita sudah menyiapkan sesuatu sebelum perang ben
Gandi dan Bara yang tengah asyik melihat tarian para penari bertopeng dikejutkan dengan kedatangan rombongan wanita dari keluarga Geni. Mereka tak lain adalah Nawang Geni, Maya Geni, Zhou Yin, Sukma Geni, Xia Nian, Song Yue Geni, dan lain-lain. "Kenapa kalian datang ke tempat ini bagaikan laron? Apa yang membuat kalian kesini?" tanya Bara. Gandi sesekali hanya lirik-lirik denga Nawang Geni. Maya Geni yang memang sudah tahu apa yang terjadi antara suaminya dan kakak kandungnya tersenyum lalu mendekati pemuda tersebut."Kenapa kau malu-malu seperti itu? Dia memang sudah menjadi jodohmu. Aku tidak akan mempermasalahkannya," kata Maya Geni. Gandi menatap wanita yang tengah hamil anaknya tersebut. Dia tersenyum lalu mengusap pipi wanita cantik tersebut. Kemudian dia juga mengusap perut Maya Geni yang sedikit besar. "Dimana Rara Sinta?" tanya Gandi."Dia bersama Rara Andini di kediamanku. Tenang saja, ada banyak teman di sana jadi tak perlu khawatir," kata Nawang Geni menyahut. Gandi meng
Ruangan luas itu nampak ramai dan meriah. Semua orang yang hadir dalam acara tersebut berpakaian rapi. Mereka adalah para peserta Turnamen Probo Lintang yang berjumlah 40 peserta dan juga para tamu dari tiga kahyangan serta tamu-tamu lain dari dunia bawah.Batara Geni nampak berdiri dengan gagah sambil membalas sapa dari orang-orang yang lalu lalang. Di samping kanan dan kirinya berjalan mendampingi dirinya empat orang istri yaitu Dewi Luo Yin, Dewi Amaterasu, Iyana Tunggadewi dan Dewi Narashima. Empat istri itu mewakili 4 tempat. Dewi Luo Yin mewakili langit utara, Dewi Amaterasu mewakili langit timur, Iyana Tunggadewi mewakili dunia bawah dan Dewi Petir Narashima mewakili langit selatan.Sementara, 16 istri yang lain duduk bersama dalam satu meja. Meski sebenarnya mereka tidak begitu akur satu sama lain karena perbedaan, namun demi menjaga nama baik sang suami, mereka pun berbaur menjadi satu. Hanya Dewi Iswara yang selalu diam tak bersuara. Karena tidak ada satu pun istri Batara Ge
BLAAAARRRR!Di dalam bola air yang mengurung Kaisar Giok Merah terjadi ledakan petir yang sangat kuat namun tak membuat bola air itu pecah sama sekali. Kekuatan pengendalian petir milik Gandi benar-benar luar biasa hingga mampu mempertahankan bola air yang dia gunakan sebagai perantara untuk menyalurkan kekuatan petir miliknya. Dengan air yang membungkus tubuh Kaisar itu, membuat petir lebih cepat menjalar ke seluruh tubuh dan pertahanannya.Tentu saja itu menjadi bencana bagi Raja di lantai 60 tersebut karena dia harus tewas di tangan Raja Naga Air yang saat ini juga memiliki kekuatan Dewa Naga Petir yang setara dengan petir para putra Batara Geni.Saat bola air itu pecah dan berjatuhan bagai hujan ke tanah, sosok Kaisar Giok Merah pun melayang jatuh dalam keadaan tubuh yang hancur. Hu An muncul setelah Gandi menyelesaikan Ujian yang masih tergolong mudah untuknya."Waktunya naikke tempat yang lebih tinggi dan mengalahkan Raja yang sesungguhnya di ujian ini. Semakin banyak yang aku k
Gandi menatap ke depan dimana tubuh Dewa Naga Petir Trikala yang telah hancur oleh serangannya yang sangat mengerikan. Dia melihat sinar petir yang masih tersisa di atas tanah yang hancur. Di sekitar cahaya kilat itu nampak satu benda berwujud tulang yang telah patah. Gandi segera mendatangi benda tersebut dan mengambilnya. Saat tulang itu berada di tangan sang pemuda, tiba-tiba saja kekuatan petir meledak dan menyelubungi tubuhnya."Ini...Kekuatan Dewa Naga Petir!?" seru Gandi sambil menatap tulang tersebut."Sesuai janjiku bocah! Meski Hong Li mengurung jiwaku dan menjadikan diriku sebagai catur di tempat ini, tapi dia tidak bisa mendapatkan Harta Surgawi milikku yang sudah lama aku simpan! Setelah benda ini menjadi milikmu, kau akan memiliki setengan kekuatan dariku. Bukankah itu hal yang bagus untukmu? Hahahaha! Akhirnya aku menemukan orang yang cocok untuk mendapatkan warisan terakhirku...Kelak jika kau datang ke Kuil Naga Petir, sampaikan salamku kepada keluarga besar Trikala...