Kedua mata Bara masih terpejam sambil menyatukan tangan di depan dada. Anoman yang saat itu berada di dekat Batara Geni menoleh kearah Mahadewa tersebut. Tahu apa yang dipikirkan oleh Dewa Pelindung tersebut, Batara Geni pun mengangkat tangan kanannya."Biarkan dulu, ini belum berakhir. Pertarungan yang lebih seru akan segera kita lihat," kata Batara Geni membuat para Dewa yang ada disekitarnya terkejut."Jadi, Gandi belum kalah!?" tanya Lei Gong dengan mata berbinar."Mustahil! Sinar kuning itu berhasil menembus Pedang Guntur Saketi dan juga mengenai tubuhnya! Mana mungkin dia bisa bertahan dari serangan mematikan tersebnut!?" Luo Bao juga tak percaya dengan apa yang Batara Geni katakan."Mata Dewa Iblis itu memang sangat kuat. Aku sendiri mengakuinya. Bahkan jika itu aku yang diserang, mungkin tubuhku ini akan tetap terluka meski sudah menggunakan pelindung terkuat milikku. Gandi cukup cerdik menggunakan Pedang Guntur Saketi untuk menahan serangan sekuat itu. Meski tetap saja pedang
Kemunculan Batara Geni bersama beberapa orang di belakangnya membuat Bara terkejut. Dia tak pernah berpikir sang Mahadewa akan muncul ditengah pertarungannya. Meski lawan saat ini sudah memunculkan Naga Kuno yang jelas bukan tandingannya, tetap saja Bara merasa dirinya masih mampu melawannya. Namun begitu, melihat Batara Geni dan ketiga orang yang dia kenal itu memberi hormat, Pendekar Golok Iblis itu menyadari bahwa Naga Kuno yang merupakan Ki Ageng Samudra Biru itu adalah sosok makhluk yang sangat terhormat."Ki Ageng Samudra Biru, aku sudah tahu akan kedatanganmu di dunia ini. Jadi, sebagai tuan rumah di Kerajaan Jiwa ini, aku menyambutmu," kata Batara Geni."Kerajaan Jiwa...Ini adalah Dunia yang lebih besar dari bumi. Kau merendahkan dirimu sendiri Mahadewa," ucap Ki Ageng Samudra Biru dengan suaranya yang berat. Batara Geni tertawa kecil."Anda terlalu menyanjung diriku Ki," ucapnya."Begitukah? Lalu, ada apa dengan wadahku ini, dia hampir saja mati. Itu sebabnya aku muncul untuk
Dewa Wisnu, Long Wang dan Qing Long pun menyapa Ki Ageng Samudra Biru dengan hati-hati. Mereka menyadari kesenjangan kekuatan yang sangat jauh. Meski kakek renta itu hanya sisa jiwa saja, dengan satu gerakan bisa membuat hancur lawan yang berada di bawahnya. Apalagi jarak antara kemampuan ketiga Dewa tersebut dengan Ki Ageng Samudra Biru sangat jauh."Aku Wisnu, Dewa yang menjaga Langit Surga untuk manusia yang semasa hidupnya baik di dunia. Aku biasa disebut sebagai Penjaga Surga..." kata Dewa Wisnu memperkenalkan diri."Ho? Penjaga Surga? Aku baru tahu kalau surga dijaga oleh Dewa sehebat dirimu. Aku melihat kemampuanmu yang bijaksana dan penuh welas asih. Tidak ada kecacatan dalam hatimu. Pantas saja 'dia' begitu mempercayai dirimu. Kau bisa mengemban tanggung jawab itu..." kata Ki Ageng Samudra Biru sambil menepuk bahu Dewa berkulit biru tersebut. Dewa Wisnu tersenyum tersipu disanjung oleh makhluk kuno yang sangat melegenda tersebut. Bahkan sejak dia masih kecil, Sang Hyang Wenan
Melihat keakraban antara Ki Ageng Samudra Biru dengan Tian Zu Ning, Bara Sena cukup terbakar api cemburu. Namun dia jelas tidak bisa sembarangan bertindak mengingat kakek renta itu adalah Dewa Naga yang kekuatannya setara dengan Dewa Antaga, kakak dari Ki Semar dan Dewa Siwa."Apakah mereka memang sudah saling akrab sejak lama...? Aku tak yakin, Tian Zu Ning bisa tersenyum sebebas itu selain dengan diriku..." batin Bara."Apakah kau tengah dilanda api cemburu yang begitu menyiksa anak muda? Kau nampak sangat kacau sekali heh heh heh!" terdengar suara yang masuk kedalam kepala Bara Sena. Pemuda itu tahu, siapa yang baru saja berbicara kepadanya."Luo Zhen, apakah kau juga mengenali Ki Ageng Samudra Biru?" tanya Bara.Luo Zhen nampak bergumam di dalam Golok Iblis yang dia huni tersebut. "Aku mengenalnya tapi kami tidak pernah bertemu satu sama lain. Hanya saja, aku tahu namanya karena dia pernah keliling di Kahyangan Utara untuk mencari Dewa dari ras naga. Salah satunya adalah Kekaisan
Semua orang yang melihat perubahan pada Bara Sena nampak tercengang. Ini baru pertama kalinya mereka melihat sosok yang menggabungkan kekuatan Dewa dan Iblis dalam satu wujud. Biasanya pemuda itu hanya bisa menggunakan salah satu wujud yang dia inginkan. Namun kali ini, dalam wujud dewa, dia juga memunculkan kekuatan Iblis Neraka, Iblis Tanduk Api dan Iblis Es sekaligus!Batara Geni yang melihat hal itu terlihat kegirangan. Akhirnya yang selama ini dia tunggu dan harapkan benar-benar muncul."Kemunculan Ki Ageng Samudra Biru memang menjadi pemicunya. Tapi tak kusangka akan semudah ini melihat kebangkitan Asura Muda hahaha!" batin Batara Geni dengan mata yang tak berkedip melihat ke arah Bara Sena.Ki Ageng Samudra Biru yang saat ini juga ikut duduk menonton disana terlihat bergumam tak jelas sambil mengelus jenggotnya. Para Dewa yang lain, seperti Dewa Wisnu dan Dewa Lei Gong benar-benar dibuat terkejut dengan wujud Bara Sena yang terlihat tidak asing di mata mereka. Sebagai Penjaga d
Sembilan bola api berukuran raksasa menderu kearah Gandi yang segera menyiapkan kubah air raksasa untuk menahan bola api dengan besar yang yang tidak main-main. Kubah air itu menutupi area seluas ribuan tombak. Gandi memperkuat kubah tersebut dengan kekuatan jiwa naga yang dimilikinya. Wuuung!Gemuruh yang sangat dahsyat terdengar mengerikan saat sembilan bola api menghantam kubah air raksasa milik Gandi Wiratama. Bola api raksasa itu tertahan di atas setelah menghantam kubah air tersebut. Terlihat dua kekuatan besar itu saling menekan. Namun secara perlahan bola api mulai masuk ke dalam kubah air. Hanya saja, kekuatan api menjadi berkurang karena tekanan dari kekuatan air milik Gandi yang secara perlahan memadamkan api tersebut. Melihat bola api yang masuk kedalam kubah air miliknya, Gandi tak tinggal diam. Kedua tangannya bergerak cepat membentuk rapalan jurus. Dan tak lama kemudian dari dalam tubuhnya muncul cahaya biru yang kemudian keluar menjadi Naga Biru berukuran raksasa. Na
Wooorrrr!Suara gemuruh dahsyat terdengar saat tombak angin berukuran raksasa melayang turun dari arah langit. Gandi yang tengah bertahan dari hantaman Pedang Es raksasa dan semburan Tiga Naga Es hanya bisa menunggu datangnya serangan mengerikan tersebut. Meski sudah terdesak, Raja Naga Air itu masih memiliki kemampuan untuk bertahan dari setiap serangan kuat yang Bara lancarkan.Tubuh Gandi menyala biru. Kubah Air raksasa yang melindungi dirinya nampak bergolak hebat hingga terdengar suara air yang mendidih. Ternyata memang air tersebut mengalami perubahan suhu yang sangat cepat sehingga kekuatan es dari tiga Naga es yang terus menyembur itu secara perlahan mulai meleleh dan cair kembali menyatu bersama Kubah Air milik Gandi.Raja Naga Air itu berteriak keras sambil mengangkat kedua tanganya di atas kepala. Banyak yang tak mengira apa yang akan Naga Air itu lakukan. Pemuda itu ternyata tengah merapal satu kekuatan yang belum pernah dilihat oleh siapa pun.Dari dalam kubah air muncul
Bola cahaya di tangan Bara Sena semakin mengeluarkan sinar yang sangat terang. Bahkan saking terangnya, sinar tersebut justru membuat para penonton tidak bisa melihat apa yang tengah pemuda itu lakukan. Gandi Wiratama yang berada di dalam kubah air masih sanggup melihat karena matanya cukup terlindungi dari cahaya yang sangat terang tersebut. Raja Naga Air itu terkejut saat melihat bola cahaya di tangan Bara yang semakin terlihat membesar. Bahkan ukurannya sudah setara dengan kepala seekor kerbau."Aku memiliki firasat buruk tentang ini. Apa yang akan terjadi jika sampai dia berhasil menyempurnakan kekuatannya? Belum selesai saja sudah cukup berdampak pada diriku padahal aku sendiri berada di dalam kubah air raksasa ini. Yang seharusnya cukup menyaring sinar dari luar." batin Gandi dengan mata birunya yang menatap tajam. Lalu dia pun menggerakkan kedua tangannya seperti hendak merapal satu jurus. Aura biru keluar dari dalam tangan pemuda itu.Tangan air raksasa yang tengah mencengkr
Bara Sena membuka kedua matanya setelah beberapa saat dia memejamkan mata. Bukan tanpa tujuan dia melakukan hal itu. Selama beberapa saat pemuda itu mencoba menghubungi Iblis Neraka Sasaka namun dia tak juga menemukan Iblis tersebut meski dia sudah mencarinya di alam jiwa. Setelah cukup lama, barulah dia bertemu dengan sang Iblis yang kala itu tengah mengurung diri di dalam cangkang api."Ada apa kau kesini?" tanya Sasaka yang merasa terusik dengan kehadiran Bara Sena. Padahal itu adalah alam jiwa milik pemuda tersebut. Seolah-olah tempat itu adalah rumah Iblis itu sendiri sehingga Bara pun dianggap sebagai orang asing."Aku perlu bantuanmu. Kali ini saja," kata Bara."Huh, berapa kali aku sudah membantumu. Kapan kau bisa berdiri sendiri jika terus mengandalkan orang lain," kata Iblis Sasaka membuat Bara merasa kesal."Aku tidak mengandalkan bantuan orang lain. Kali ini aku meminta bantuanmu karena kau adalah satu-satunya Iblis Kuno yang tent
Ular raksasa itu melesat kearah Bara Sena yang baru saja bangkit berdiri. Pemuda itu pun segera menghindari serangan cepat dari ular tersebut sehingga sang ular menabrak akar pohon dengan keras.Brak!Setelah menghindari serangan ular tersebut, Bara mengerahkan kekuatan api neraka miliknya. Bola api besar menghantam tubuh ular tersebut. Gandi yang baru saja selamat dari semburan racun ikut membantu Pendekar Golok Iblis tersebut dengan kekuatan air miliknya. Ular tersebut menjerit keras setelah terkena bola api milik Bara Sena. Tubuhnya terbakar hebat. Disusul serangan air dari Gandi yang mengurung kepalanya sehingga membuatnya tidak bisa bernapas. Ular raksasa itu pun meronta kesana kemari dengan liar. Bara berusaha menghindari setiap gerakan ular yang tidak beraturan tersebut. Gandi tetap mempertahankan kekuatan air yang membelenggu kepala sang ular. Dengan begitu ular tersebut semakin dibuat tak berdaya. Namun kekuatan dari ular itu mema
Bara Sena bersembunyi di balik akar pohon yang tingginya saja bisa mencapai sepuluh tombak. Sangat mirip dengan sebuah benteng. Suasana di sekitarnya terasa lembab dan berlumut. Bara duduk di atas lumut hijau tersebut. Terasa duduk di atas tikar lembut raksasa."Ini benar-benar aneh. Semuanya menjadi raksasa, atau tubuhku yang menjadi sangat kecil?" batin Bara mulai berpikir kenapa dirinya memiliki tubuh sekecil itu. Saat tengah berpikir itu, dia teringat dengan Gandi dan yang lainnya. Tanpa pikir panjang, pemuda itu pun mengeluarkan Gandi dari dalam Dunia Penyimpanan miliknya. Saat Gandi muncul, tubuh Raja Naga Air itu sama besarnya dengan dirinya. Gandi sempat celingukan menatap kesana kemari dengan wajah sedikit bingung. Bara menepuk bahunya."Hei, bukannya sudah aku katakan sebelumnya. Berdasarkan pengamatan tetua Ragrasha, semua yang ada di dalam Tanah Kutukan ini berukuran raksasa. Lihat saja akar pohon setinggi 10 tombak ini. Bahkan lebih tinggi dibanding benteng Probo Lintang
Keesokan harinya...Kejadian di Kuil Naga Air yang awalnya ingin disembunyikan oleh Tetua Ragrasha pada akhirnya sampai juga ke telinga para tetua di Istana Kerajaan. Setelah pesta pernikahan Gandi dan Sekar berakhir, Raja Naga Air bersama para tetua istana segera berkunjung ke Kuil Naga Air yang tengah dibangun kembali oleh para penjaga kuil.Karena tetua Ragrasha kurang tahu apa yang terjadi, Bara Sena lah yang menerangkan semuanya kepada Gandi Wiratama. Mendengar penjelasan tersebut, Gandi cukup terkejut namun dia berterimakasih kepada Bara yang telah membantunya mengalahkan Iblis dari Tanah Kutukan tersebut. Saat tengah membicarakan masalah tersebut, Bara sempat menanyakan perihal pengalaman Tetua Ragrasha yang berhasil masuk ke dalam tanah Kutukan dan keluar kembali."Aku sama sekali tidak tahu masalah itu. Dan malah baru mendengar dari mulutmu," kata Gandi membuat Bara manggut-manggut."Jadi kau memang tidak tahu hal ini ya?" "Aku sempat penasaran kenapa Tetua di Kuil ini hanya
Guo Jiu mencengkram dada kirinya yang mulai berdenyut sakit. Saking sakitnya membuat Iblis itu menjatuhkan tubuhnya ke lantai dan meringkik menahan rasa sakit yang saat ini tengah dia rasakan. Bara Sena melangkah disebelah Guo Jiu dengan tenang. Matanya sempat melirik kearah Iblis itu lalu dia pun menatap tumpukan batu yang mengubur Iblis berjubah hitam.Tangan pemuda itu mengarah ke depan. Dari dalam lantai muncul rantai ungu yang meluncur bagaikan ular melata menuju ke arah tumpukan batu tersebut. Dalam waktu singkat, batu-batu yang mengubur sang Iblis berjubah hitam pun tersingkap oleh rantai-rantai ungu. Lalu rantai tersebut melilit kaki Iblis berjubah hitam dan menyeretnya menuju kearah Pendekar Golok Iblis tersebut."Iblis Tingkat Dewa ya? Pantas kau bangga sekali bisa mengalahkannya dengan bantuan orang lain. Malah kau berbicara buruk pada orang yang sudah membantumu. Guo Jiu, kau ini pintar atau bodoh sebenarnya?" kata Bara sambil menatap kearah sosok Iblis yang tergantung den
Dssss!Kaki Guo Jiu menghantam dagu sosok berjubah tersebut dengan telak. Tubuh makhluk itu pun mencelat ke atas hingga menabrak langit-langit Kuil.Braaak!Langit-langit tersebut hancur berkeping-keping setelah tertimpa tubuh sosok berjubah hitam. Guo Jiu berteriak keras karena merasa bangga dengan usahanya yang tidak sia-sia. Dia tidak tahu, bahwa Bara ikut membantunya tanpa disadari olehnya."Mampus kau! Hahaha!" teriak Guo Jiu lalu dia pun bersiap untuk melompat dan menyerang kembali sosok berjubah hitam yang masih menempel di langit-langit Kuil. Saat Guo Jiu hampir sampai ke tubuh sosok tersebut, tiba-tiba kedua mata makhluk itu terbuka dan memancarkan sinar merah. Guo Jiu terkejut dan tak sempat menghindari serangan kejutan tersebut. Sinar merah yang keluar dari mata makhluk itu menembus dada boneka Iblis tersebut dengan telak.Zrrrtt!Akkhhh!Tubuh Guo Jiu jatuh kembali ke bawah dan mendarat di lantai dengan keras. Dia mengerang kesakitan sambil pegangi dadanya yang berlubang
Guo Jiu menerjang ke dalam ruang utama dengan penuh semangat. Namun tiba-tiba dari arah depan meluncur sinar merah yang menderu kearahnya. Dengan cepat Guo Jiu mengeluarkan tameng sisik naga pemberian Bara dan menahan serangan tersebut.Blaaarrrr!Ledakan keras terdengar di dalam ruangan. Tubuh Guo Jiu terdorong keluar dari ruangan tersebut meski kedua kakinya masih bertahan di lantai."Serangan yang sangat kuat! Cih! Tapi kau belum tahu siapa aku!" teriaknya lalu dia kembali berlari ke depan sambil menggunakan tameng miliknya untuk melindungi tubuh."Tak kusangka ada Iblis di Kuil ini. Dan kau membantu para naga sialan ini!?" terdengar suara dari arah depan. Guo Jiu tak peduli. Dia lemparkan tameng bundar miliknya ke depan hingga berputar cepat. Lalu tubuhnya pun melesat sambil mengeluarkan Pedang pemberian Bara Sena.Tameng itu menderu keaerah satu sosok yang berdiri di tempat yang lapang dan luas. Itu adalah area berkumpul para murid di Kuil Naga. Sosok berjubah hitam itu menghenta
Bara dan ketiga wanitanya sama-sama terdiam setelah mendengar cerita dari Tetua Kuil Ragrasha. Mereka menatap pria tua tersebut dengan perasaan masing-masing. Namun terlihat bahwa Bara mulai peduli padanya."Kau tak perlu khawatir tetua Kuil. Aku memiliki cara untukmu naik ke Ranah Alam Dewa lagi. Jadi, aku akan membantumu, bagaimana?" tanya Bara."Kau...Tidak mungkin...Ini mustahil untuk dikembalikan. Karena aku sudah mencoba ribuan kali." kata Ragrasha sambil geleng-geleng kepala."Hei, kau pikir orang yang turun Ranah hanya kau belaka? Aku baru-baru ini juga turun dari Ranah Alam Dewa ke Alam Mendalam setelah pertarungan melawan Raja mu itu," kata Bara membuat mata Ragrasha terbelalak."Jadi, kau adalah lawan Yang Mulia di Turnamen itu!? Kau juga turun dari Ranah Alam Dewa!? Bagaimana bisa!?" seru tetua Kuil tersebut tak percaya. Bara tersenyum."Ceritanya panjang. Tapi kau melihat diriku bukan? Aku naik ke Ranah Alam Cakrawala dalam waktu beberapa hari saja. Bukankah aku sudah mem
Bara menghentikan terbangnya setelah Kuil Naga Air terlihat 200 tombak di depan sana. Kedua matanya menyala emas saat merasakan aura yang begitu kuat dari arah kuil tersebut."Ada yang tidak beres...Aku merasakan adanya aura Iblis dari Kuil tersebut...Apakah sesuatu muncul disana?" batin Bara."Apa yang terjadi sebenarnya? Aku merasa sesuatu yang buruk dari arah tempat itu," tanya Lian Xie."Benar, memang hal yang buruk. Dan Tetua bernama Ragrasha itu, dia jelas tidak akan bisa mengatasi masalah ini. Itu sebabnya Gandi mengutus kita," kata Bara."Aura Iblis yang kuat ini...Apa kau yakin bisa mengatasinya?" tanya Lian Xie. Bara terdiam dan melirik kearah wanita itu."Bahkan setingkat Dewi Es saja merasa ragu...Apakah memang sekuat itu aura Iblis yang datang dari arah area Kuil tersebut?" batinnya."Apa tidak sebaiknya kita memberitahu Gandi mengenai masalah ini?" tanya Lu Xie."Jangan. Jika kau melakukan itu, selain mengganggu pesta yang saat ini tengah dia rayakan, aku juga merasa har