Raksa Geni menurunkan tubuh Dewi Candrika dengan perlahan."Apa kau baik-baik saja adik?" tanya Raksa Geni membuat gadis itu tersadar dari lamunanya. Wajahnya memerah. Banyak perasaan bersatu di dalam hatinya. Namun yang paling berkuasa adalah perasaan kagum terhadap kakak beda ibu tersebut."Aku baik-baik saja kakang..." sahut Dewi Candrika masih dengan wajah yang bersemu merah. Dia tak menyadari bahwa perasaan aneh yang terlarang telah berkembang di dalam hatinya kepada saudaranya tersebut.Nawang Geni datang menghampiri dan menanyakan keadaan Dewi Candrika. Setelah tahu keadaan gadis itu baik-baik saja, dia pun mencolek lengan Raksa Geni."Sepertinya pekerjaanmu sudah berhasil...?" tanyanya."Aku sudah mengalahkan Datuk Matahari. Tapi siapa sangka, peliharaan Datuk itu memiliki kekuatan yang tidak kalah dari majikannya sendiri. Bahkan tulang-tulang di dadanya itu...Meski aku belum bertarung melawannya, aku yakin tulang itu sangat keras..." kata Raksa Geni."Benar apa yang kau katak
Nawang Geni yang merasakan gelombang ledakan akhirnya terpaksa membuka kedua matanya dan segera menciptakan perisai untuk melindungi tubuhnya dari gelombang hijau yang tak lain adalah gelombang racun milik Dewi Candrika."Aura kekuatan ini...Apakah...Tidak mungkin! Ini kekuatan Dewa milik Candrika!" seru Nawang Geni sambil bangkit berdiri. Dia menatap kearah Dewi Candrika yang melayang di atas tanah dengan wujud aneh.Kedua mata Nawang Geni tak berkedip sama sekali melihat kearah langit sana dimana ledakan mengerikan baru saja tercipta. Lalu pandangan matanya beralih ke tubuh Raksa Geni yang tergeletak di atas tanah."Apakah keadaan Raksa Geni yang membuat dia menjadi seperti itu...? Tapi...Bagaimana bisa dia menjebol segel Dewa dari ayah...?" batin Nawang Geni sama sekali tidak menyangka adik dari ibu yang berbeda itu memiliki kekuatan yang mengerikan seperti itu.Dewi Candrika masih menatap kearah langit dimana tubuh Galur meledak bersama kekuatan hijau miliknya. Sesaat kemudian, au
Kelompok Bara Sena bersama Zhou Yin dan Sukma Geni berhasil memasuki kawasan pos kedua yang dijaga oleh Raja Naga Long Wang. Rupanya disana sudah ada beberapa kelompok lain seperti kelompok Bayu Jaga Geni dengan anggotanya Kojiro dan Gong Xia Nian. Saat mereka saling berpapasan, nampak wajah tidak suka terlihat dari sorot mata Kojiro.Bayu Jaga Geni hanya diam tak berkata apa-apa. Berbeda dengan Xia Nian yang langsung menyapa Zhou Yin dan Sukma Geni. Ketiga wanita itu saling bertegur sapa denga ramah. Tak berapa lama kemudian datang kelompok Raya Geni bersama dengan Brama Geni dan Kamadewa. Ketiganya nampak kelelahan dan tidak bersemangat. Mereka segera memasuki penginapan di dalam area pos tersebut setelah memberikan hasil buruan mereka untuk di nilai.Beberapa saat berlalu. Setelah Bara selesai minum teh panas yang baru dia seduh, nampak Gandi dan Lu Xie yang berjalan berdua menuju kearah mereka. Melihat kelompok yang hanya ada dua orang itu membuat Bara segera bangkit berdiri dan m
Gandi tak tahu apa yang harus dilakukan. Dia merasa sungkan untuk mengajak Lu Xie bicara. Apalagi dengan keadaan mereka tanpa pakaian di dalam kolam air panas. Itu semakin menyurutkan nyalinya untuk mengajak gadis itu berbincang. Biar bagaimana pun, dia masih memiliki perasaan malu sebagai manusia.Dan sepertinya itu diketahui oleh Lu Xie. Gadis itu sesekali melirik kearah Gandi dan tersenyum kecil. Tiba-tiba muncul dalam hati ingin menggoda Gandi. Dia sudah tahu pemuda itu menyukai dirinya. Dan dirinya pun tak menampik bahwa dia pun mulai merasakan juga perasaan lain setelah melihat perjuangan Gandi yang menyelamatkan dirinya. Perasaan itu terbagi antara Bara Sena dan Gandi Wiratama. Lu Xie sendiri tak tahu, mana yang harus dia pilih. Karena baginya, keduanya memiliki sifat yang berbeda namun semuanya membuat dia nyaman. Dan keduanya juga sama-sama baik kepadanya. Saat berada di Tanah Larangan, Bara berkorban menyelamatkan dirinya dari para Pemburu Harta. Tak hanya itu, Bara juga y
Lu Xie masih saja diam setelah Gandi Wiratama mengungkapkan perasaannya. Jantungnya pun berdetak kencang dan ingin rasanya menjawab dengan anggukkan kepala. Gandi yang semula menunggu, akhirnya tak bisa lagi menahan perasaannya. Dia raih tubuh tanpa pakaian itu kedalam pelukannya. Dua benda padat menekan tubuhnya membuat darah pemuda itu mengalir lebih kencang. Perasaan berdebar dan napas memburu membuat keduanya sama-sama terhanyut dalam kehangatan. Tanpa menunggu gadis itu berkata apa pun, Gandi langsung melahap bibir merah tersebut membuat Lu Xie tak berdaya. Pada akhirnya dia pun membalas ciuman tersebut meski sebelumnya sempat diam tak bergerak.Kedua muda mudi itu pun menikmati kehangatan di dalam kolam. Lu Xie merasakan sesuatu menyentuh tubuhnya. Dia sadar, itu adalah benda yang sama dengan benda yang sebelumnya pernah menyentuh dirinya saat dia memberikan kesuciannya kepada Bara Sena.Saat dia mengingat wajah sang Pendekar Golok Iblis, entah mengapa tiba-tiba dia merasa bers
Lu Xie menatap Bara Sena yang berada di atas tubuhnya. Keduanya saling berpandangan denga tatapan penuh arti. "Ada apa? Kau sepertinya memiliki masalah adik...?" tanya Bara. Lu Xie memalingkan wajahnya kesamping. Dia merasa bingung harus mengatakan apa. Seandainya dia jujur kepada pemuda yang ada di atas tubuhnya, dia yakin pemuda itu aka marah dan menciptakan masalah besar. Namun jika dia tak mengatakannya, perasaan bersalah itu akan selalu ada dan menghantui dirinya. "Kau terlihat aneh adik...Apakah Gandi melakukan sesuatu padamu?" tanya Bara lagi. Lu Xie menoleh dan menatap wajah tampan di hadapannya. Wajahnya seketika memerah melihat tatapan Bara yang begitu mempesona. Sesuatu yang tidak dimiliki oleh Gandi Wiratama. Pesona Dewa Cahaya di dalam tubuh Bara Sena. "Aku tak memiliki masalah apa-apa..." "Lalu, kenapa tadi kau terlihat murung...?" tanya Bara. "Aku...Aku membayangkan apa yang tengah kau lakukan dengan Zhou Yin..." kata Lu Xie denga wajah malu-malu. Pemuda itu
Gandi Wiratama menatap kedua mata Nawang Geni dalam-dalam seolah ingin memberitahu semua yang ada di dalam hatinya. Nawang Geni masih tak habis pikir kenapa tiba-tiba Gandi berbuat seperti itu. Dia takut apa yang dikatakan pemuda itu hanyalah gurauan semata. Dia pasti akan merasa sangat malu jika ternyata apa yang diucapkan pemuda itu memang hanya bercanda. Tapi, Nawang Geni bisa melihat keseriusan dari mata Gandi."Aku memang seperti orang gila...Tapi beginilah aku. Nawang, maaf jika aku terlambat menyadarinya..." kata Gandi sambil meremas jemari lentik itu dengan lembut."Kau...Kau bersungguh-sungguh...? Kau tidak sedang bercanda kan?" tanya gadis itu dengan napas tertahan. Jantungnya berdetak kencang dia dia tak bisa menahan tubuhnya yang gemetar."Untuk apa aku bercanda. Sejak menjadi Raja Naga Air, aku sangat sulit bercanda dengan siapa pun..." kata Gandi membuat Nawang Geni tersenyum. Gadis itu merasa lega karena pemuda yang saat ini ada di hadapannya berkata dengan sungguh-sung
Warning! Konten ini khusus dewasa dan tidak diperbolehkan anak dibawah umur membacanya. Harap jadi pembaca yang bijak karena penulis sudah memperingatkan konten ini untuk mereka yang tidak sensitif dengan konten dewasa dan berbau intim.~Lu Xie memejamkan matanya dengan napas terengah-engah. Dia sudah tak peduli lagi dengan tubuhnya yang tak tertutupi selembar benang pun. Yang ada dalam pikirannya saat ini hanyalah pemuda yang tengah menindih tubuhnya dengan napas memburu dan penuh keringat. Keduanya saling bertatap mata dan tersenyum."Aku lega..." ucap Bara Sena lalu dia pun memagut bibir gadis yang sudah tidak perawan tersebut. Keduanya saling memagut sebelum akhirnya saling melepaskan."Kau begitu liar...Apa yang membuatmu berbeda kakak?" tanya Lu Xie. Bara membaringkan tubuhnya disamping gadis itu. Dia menghela napas panjang."Karena aku sangat rindu padamu...Jujur saja, aku cemburu saat melihatmu bersama Gandi. Itu semakin membuatku berhasrat padamu. Lu Xie, aku harap kau tetap
Bara menoleh kearah pria tua yang terlihat berkeringat wajahnya saat hendak menemui dirinya. Pemuda itu tahu bahwa pria Naga yang tak lain adalah Ki Jogo Segoro itu tengah menahan perasaan anehnya mengahadapi Bara yang dia ketahui bahwa pemuda itu adalah sang Dewa Iblis Asura."Tuan muda Bara Sena, anda sudah memenuhi syarat untuk masuk ke dalam Padepokan kami. Jadi, Yang Mulia memberikan ijin kepada tuan untuk memasuki Padepokan dan tentu saja ke tempat Rahasia kami yang hanya dibolehkan untuk Tamu Istimewa Raja kami," kata Ki Jogo Segoro sambil memberi hormat dengan menyatukan kedua telapak tangan di depan dada."Tempat rahasia? Sepertinya menarik...Tapi, aku menunggu tiga kekasihku sampai, bukankah mereka terasa sedikit lebih lama?" kata Bara sambil menoleh kearah gapura Naga kembar."Tiga kekasih...?" batin Ki Jogo Segoro yang tak menyangka pemuda di hadapannya memiliki tiga kekasih yang dibawa ke Padepokan tersebut. Dan tak lama setelah Bara berkata seperti itu, tiga wanita berpa
Bara melesat kearah Naga bertubuh besar yang tengah mengerahkan kekuatan penuh miliknya. Tinju pemuda itu menghujam ke arah punggung sang Naga dengan cepat. Namun Bara lupa, Naga itu telah menyebar aura hingga dalam jarak tertentu dia bisa melacak hawa kehadiran Pendekar Golok Iblis tersebut."Ketemu kau!" teriak Naga itu sambil menoleh dan secara tiba-tiba melayangkan tinjunya kearah Bara yang masih menggunakan Jurus Hantu Menari,Dssss!Bara menahan serangan tersebut menggunakan kedua tanganya. Tubuhnya terpental ke belakang hingga beberapa tombak. Jurus yang dia gunakan pun memudar setelah dia menahan serangan sehingga Naga bertubuh besar itu bisa melihat dengan jelas keberadaan Bara Sena. Tak menunggu Bara mendarat di lantai, dia yang geram karena ketiga rekannya telah dikalahkan segera meluncur dengan satu teriakan keras.Gelombang biru disertai suara bergemuruh menderu kearah Bara bagaikan ombak di lautan lepas. Pemuda itu segera mengerahkan kekuatan es miliknya untuk menyerang
Bara Sena terkejut melihat rantai biru yang mengejar dirinya. Tak memiliki pilihan lain untuknya selain melawan jurus gabungan tersebut dengan segenap kekuatannya yang dia miliki saat ini. Pemuda itu menggerakkan tangannya membentuk rapalan. Lalu dia pun mengarahkan tangannya tersebut ke arah enam Rantai Biru yang mengejarnya. Dari dalam telapak tangan Bara keluar gelombang api merah yang menderu ke arah rantai biru. Melihat kekuatan api tersebut, empat Naga yang berada di bawah terkejut melihat kekuatan api milik Bara."Api Tingkat Neraka! Kerahkan semua kekuatan yang kalian miliki!" teriak Naga bertubuh besar.Mereka berempat pun melipatgandakan tenaga dalam sehingga membuat rantai biru mengeluarkan cahaya yang cukup terang. Gelombang api pun menghantam rantai-rantai tersebut dengan dahsyatnya.'Wosssshhhh!!!Semua Naga yang melihat nampak takjub dengan perlawanan Bara meskipun dirinya telah terkunci oleh serangan Formasi Penjerat Iblis yang tengah dikerahkan oleh empat murid terat
Bara melangkahkan kakinya di tangga yang terakhir dengan perasaan senang karena akhirnya dia bisa melewati 1000 anak tangga dengan susah payah. "Kekuatan jiwaku meningkat meski tidak terlalu pesat. Yang paling menakjubkan adalah kekuatan luarku yang aku pikir-pikir lebih kuat dari sebelumnya saat aku masih memiliki kekuatan dewa. Apakah ini keberuntungan tersembunyi dari Tangga Penguji Jiwa ini?" batin Bara.Begitu dia menginjak kan kaki di lantai batu yang berwarna biru, dia terkejut saat melihat puluhan pria dan wanita yang berdiri di depan sana sambil menatapnya dengan pandangan mata yang menyorot tajam bagai Pemburu yang mengincar mangsanya."Apa-apaan mereka ini? Bukankah mereka adalah para murid di Padepokan Naga Air? Kenapa mereka menyambutku dengan tatapan seperti itu seolah-olah aku adalah buronan!" batin Bara sambil membalas tatapan mata mereka semua tanpa rasa takut.Pandangan mata Bara terhenti di satu sosok bertubuh besar dengan rambut yang sudah memutih. Sosok yang tak
Gandi menganggukkan kepala dan tersenyum melihat wajah Ki Jogo Segoro yang terlihat pucat."Tapi Yang Mulia, bukankah dia adalah tamu anda? Ditambah, dia buka seorang Iblis bukan?" tanya pria tua tersebut."Kau akan tahu saat Formasi itu dinyalakan. Aku akan mengawasi untuk berjaga-jaga seandainya dia mengamuk," kata Gandi membuat Ki Jogo Segoro penasaran."Memangnya dia sekuat apa sampai Yang Mulia sendiri yang akan mengawasi? Apakah kemampuan para guru di Padepokan ini tidak meyakinkan menurut Yang Mulia?" tanya Ki Jogo sedikit tidak enak karena merasa Rajanya telah meremehkan kemampuannya dan juga para guru di Padepokan Naga tersebut meski mereka rata-rata masih berada di Ranah Alam Cakrawala."Bukannya aku tak percaya kepada kalian. Asal kalian tahu, pria ini hampir saja mengalahkanku dengan telak saat Turnamen Probo Lintang berlangsung." kata Gandi lagi-lagi membuat Ki Jogo Segoro terkejut setengah mati. Dia pun tak berani mengajukan pertanyaan lagi setelah tahu bahwa pria yang a
Begitu kaki Bara memasuki gapura tersebut, dia merasakan tekanan yang kuat dari arah depan. Pemuda itu tersenyum merasakan hembusan angin yang kuat dari arah bukit yang berada di atasnya tersebut."Kita berada di jalan yang benar," kata Bara sambil melangkah terus ke depan dengan perlahan."Kekuatan ini masih kecil untuk kita hadapi. Tapi mungkin cukup menghibur untukmu." kata Lian Xie yang melangkah di belakang Bara. Pemuda itu menyeringai kecil."Mungkin yang dimaksud sambutan oleh belut biru itu. Tak masalah jika dia ingin menghiburku, tapi dia seharusnya tahu dampak yang akan ditimbulkan jika ingin menghibur diriku," kata Bara sambil terus melangkahkan kakinya di atas tangga tak terlihat. Hembusan angin tersebut semakin kuat saat Bara dan yang lain semakin naik ke atas hingga membuat langkah pemuda itu semakin perlahan. "Ini baru setengah jalan, tapi hembusan itu sudah membuat langkah kakiku menjadi pelan...Sepertinya ini benar-benar bisa menghiburku..." ucap Bara sambil terseny
Gandi yang mendengar suara tersebut tertegun dibuatnya. "Tombak Banyu Biru...Itu adalah pusaka kuno dari Naga Air yang sudah lama menjadi cerita legenda. Sampai sekarang aku sendiri tidak tahu sama sekali bentuknya seperti apa." batin Gandi sambil menatap raut wajah Bara yang nampak terbelakak setelah membaca catatan kuno berasal dari neraka tersebut."Luar biasa...! Jadi, Yama memiliki beberapa benda Surgawi...Dan salah satunya ada di tanganku Hahaha! Aku penasaran bagaimana raut wajahnya setelah tahu bahwa benda itu ada di tanganku," ucap Bara sambil menyeringai."Tapi sebaiknya kau juga berhati-hati. Bukan tidak mungkin Dewa Yama akan mengirim pembunuh untuk memburumu setelah keberadaan Kotak ini diketahui olehnya. Selama ini benda itu tersembunyi sehingga luput dari pandangan matanya. Tapi, kau baru saja menggunakannya hingga membuat fenomena alam yang cukup menghebohkan. Dia pasti merasakan keberadaan harta miliknya yang telah lama hilang," kata Gandi memperingatkan.Bara tersen
Bara terkagum-kagum pada tubuhnya sendiri yang mengalami perubahan begitu banyak. Bahkan dia sangat pangling dengan tampangnya sendiri yang kini menjadi lebih tampan dan bersinar. Saat dia menatap wajahnya, ada perasaan yang tak asing seolah dia pernah melihat wajah tersebut namun entah dimana."Apakah ini dampak dari kekuatan sejati yang sangat murni hingga semua kotoran jiwa milikku terhapuskan? Kalau benar begitu, bukankah ini sangat luar biasa?" batin Bara lalu dia pun tersenyum saat mengingat bagaimana tiga wanita yang ada di luar kamar itu terpana melihat perubahan pada dirinya.Pemuda itu pun melangkah keluar dari dalam kamar sambil tersenyum senang. "Ternyata kalian terkejut karena perubahan pada diriku...? Tapi aku tetaplah Bara yang sama," kata Bara sambil mendekati tiga wanita cantik tersebut."Jujur saja aku memang terkejut dengan penampilan kakak yang berubah hingga membuatku hampir tak mengenalimu...Tapi kakak memang terlihat sangat tampan saat ini dan aura Dewa milik k
Cahaya emas itu terus menghantam perisai raksasa yang melindungi Kerajaan Naga Air. Semua Naga penghuni Kerajaan tersebut dibuat gempar tak terkecuali Gandi dan para tetua di Kuil Naga Air. Setelah upacara penobatan Sekar Asih selesai, pemuda itu pun terbang di susul Sekar yang juga sudah bisa terbang setelah dirinya menjadi makhluk ras Naga Air. Kekuatan gadis itu meningkat hingga ke Ranah Puncak Alam Mendalam dan tak lama lagi akan segera menerobos ke Ranah selanjutnya.Gandi dan Sekar berhenti di atas rumah tempat Bara tinggal. Mereka berdua menatap cahaya terang yang muncul dari dalam rumah tersebut dan melesat ke atas hingga ribuan tombak. Cahaya itu menekan perisai air yang diciptakan oleh para tetua Kuil sejak lama bahkan sebelum Gandi datang ke Kerajaan tersebut."Dia menerobos ke Ranah Alam Cakrawala...Bagaimana dia bisa menerobos secepat itu? Bahkan kita belum masuk ke Tanah Kutukan untuk mencari buruan..." batin Gandi sambil terus menatap kearah cahaya emas yang ada di depa