Gandi Wiratama masih belum bisa bergerak seolah tubuhnya membeku dan terkunci oleh kekuatan aneh milik Ratu Siluman Ular Ratih Kumala. Dia tak berdaya menatap tubuh indah tanpa pakaian dari wanita berparas cantik dan bertubuh molek tersebut.Ratih Kumala semakin mendekati sang pemuda yang kelojotan tak bisa menahan gerakan kecil di bagian tubuh bawahnya. Seolah benda kecil itu ingin melompat keluar dan terbang menghampiri tubuh indah yang menantang dirinya."Kenapa kau seperti itu? Bukankah seharusnya mudah bagimu untuk menjadikan diriku sebagai kekasihmu? Itu syarat yang sangat mudah dan tentunya disukai oleh semua orang..." ucap Ratih Kumala tepat di telinga Gandi sambil sedikit memberikan jilatan pada telinga pemuda tersebut. Hal itu tentu saja membuat seluruh bulu kuduk Gandi meremang."Syarat itu tidak mungkin bagiku...Aku lebih baik bertarung denganmu..." ucap Gandi dengan suara yang terbata-bata.Ratih Kumala tertawa kecil sambil menutup mulutnya. Dia membelai dada bidang Raja
Craassss!!!Kepala Ratih Kumala jatuh menggelinding diatas tanah setelah Pedang Guntur Saketi menebas nya dengan kuat. Aura petir masih tertinggal di luka bekas tebasan tersebut. Sesaat kemudian darah menyembur dari leher buntung Ratu Siluman Ular itu.Gandi menoleh ke belakang dan melihat tubuh Ratih Kumala yang masih berdiri meski kepalanya telah terpenggal."Dia masih berdiri dan belum mati meski kepalanya terpisah dari tubuh...Kekuatan apa yang dia miliki sampai bisa bertahan sehebat itu...?" batin Gandi lalu dia pun menyiapkan satu pukulan Sakti yang tak lain adalah Pukulan Kilat Neraka. Dia tak mau masalah dengan wanita berlanjut dengan keadaan mengerikan seperti itu. Dia harus membereskan nya saat ini juga.Tangan kanan pemuda itu menyala merah saat kekuatan dari Pukulan Kilat Neraka miliknya mulai dia kerahkan. Setelah tangan sebatas siku itu bergetar hebat dan mengepalkan asap putih, Gandi Wiratama pun melepaskan Pukulan Sakti yang pernah menggegerkan Tanah Sunda tersebut den
Gandi Wiratama sama sekali tak pernah menyangka, Ratu Kumala yang sudah dia anggap mati karena tubuhnya telah hancur kini malah justru menggunakan Jurus aneh untuk menguasai tubuh Yao Ling. Dan kini, Ratu itu tengah menggunakan tubuh Yao Ling untuk menyerangnya."Kau benar-benar Licik RatihKumala..." ucap Gandi sambil berusaha melepaskan cengkraman tangan Yao Ling dari lehernya. Namun cengkraman itu begitu kuat dan terasa menghisap kekuatannya."Kau sekarang tak bisa berbuat apa-apa Gandi...Aku akan menyerap semua kekuatan jiwa dan menguras habis Inti Jiwamu...Hahaha! Dengan begitu aku akan naik ke Ranah Alam Cakrawala dan sedikit lagi untuk mencapai Alam Dewa. Begitu aku berada di Alam Dewa, aku bisa pergi meninggalkan Dunia Batara Geni ini dan melangkah keluar di tempat yang bebas!" kata Yao Ling yang tubuhnya telah dikuasai oleh Ratih Kumala. Kita panggil saja Yao Ling untuk memudahkan jalannya cerita.Gandi menoleh kearah Lu Xie yang tengah berusaha untuk bangkit berdiri."Tak ada
Seekor Naga Merah darah keluar dari lingkaran merah yang ada di belakang tubuh Yao Ling. Hal itu tentu saja membuat Gandi terkejut setengah mati. Dia pun segera melompat ke udara saat Naga tersebut menerjang.Braaak! Duaaarrr!Tanah hancur dan debu pun beterbangan di udara setelah moncong dari Naga raksasa itu menghantam tempat dimana Gandi berada sebelumnya. Masih sambil melayang, Gandi kembali memanggil Pedang Guntur Saketi miliknya.Cahaya kilat itu datang dari langit menghantam sosok Naga Merah darah yang ada didalam gumpalan asap. Namun sepertinya pedang tersebut tidak mengenai sang naga. Karena beberapa saat kemudian cahaya merah menderu dari dalam debu menerjang kearah Gandi kemudian disusul tubuh makhluk tersebut yang melesat dengan cepat.Gandi segera mengangkat tangan kirinya lalu mengumpulkan tenaga dalamnya ke telapak tangan. Saat kekuatan itu berkumpul dan membentuk gumpalan tenaga dalam, pemuda tersebut langsung melemparkan nya kearah cahaya merah yang menderu kearahnya
Gandi Wiratama mengepalkan tinjunya dan menyalurkan kekuatan Batu Jiwa Naga ke dalam dua lengannya. Ditambah Seribu Sisik Naga dan Pedang Guntur Saketi, dia merasa percaya diri mampu mengalahkan Yao Ling yang saat itu berada dalam kekuasaan Ratih Kumala. bahkan hal mengejutkan terjadi pada tubuh Yao Ling yang sebelumnya tidak bisa mengeluarkan kekuatan Dewa miliknya kini justru mampu melepas kekuatan itu setelah kesadarannya diambil alih oleh Ratu Siluman Ular tersebut.Kekuatan Yao Ling yang berada jauh diatas Gandi tak membuat pemuda itu gentar sedikit pun. Gandi melesat dengan cepat kearah Yao Ling yang juga melompat kedepan menyongsong serangan. Pedang Guntur Saketi bergerak cepat menebas. Kekuatan petir mengikuti gerakan dari pedang tersebut. Namun dengan cepat pula, Yao Ling menangkis serangan tersebut menggunakan lengannya yang telah tetutup sisik darah.Trang!Terdengar suara keras dari benturan pedang dan sisik merah milik Yao Ling. Nampak beberapa sisik rontok setelah terken
Yao Ling menatap murka kearah Gandi Wiratama. "Apa kau benar-benar tega membunuh kawanmu ini?" tanya Yao Ling yang masih dikuasai oleh Ratih Kumala. Gandi tersenyum sinis."Sejak kapan kau menjadi kawanku? Dari awal semua adalah musuh. Kebetulan sekali kita bisa menjadi kawan saat ini. Tapi karena ada kau ditubuhnya, sekarang aku dan tubuh yang kau kendalikan ini adalah musuh..." kata Gandi."Kau benar-benar kejam ya...Aku suka itu...Sayang sekali, tubuhku sudah hancur. Butuh waktu lumayan lama membentuk tubuh itu kembali. Apakah kau mau menjadi suamiku setelah aku kembali terlahir?" tanya Ratih Kumala menggunakan tubuh Yao Ling. Gandi yang mendengar kalimat itu keluar dari seorang pria merasa mual dan muak."Bajingan keparat...! Lebih baik aku membinasakanmu sekarang juga..." ucap Gandi lalu melesat kearah Yao Ling. Pedang Guntur Saketi bergerak menebas. Yao Ling yang masih terluka di bagian perutnya segera mengerahkan kekuatan darah miliknya dengan meninju tanah dibawah kakinya.So
Yao Ling membuka matanya. Darah muncrat dari mulutnya dan dia pun ambruk di atas lantai arena. Dewi Chang Yun yang sudah ada disana langsung sigap menolong putra Dewi Ling yang baru saja kalah di babak kedua Turnamen Probo Lintang. Dia tewas ditangan kawan satu kelompoknya sendiri yang tidak lain adalah Gandi Wiratama. Semua orang yang ikut melihat melelui pikiran Batara Geni tak bisa berkata apa-apa. Keputusan Gandi membunuh Yao Ling sudah menjadi hal yang wajar mengingat pria Naga Darah itu sudah tak berkutik karena tubuhnya dikuasai oleh Ratih Kumala sang Ratu Siluman Ular.Meskipun ada juga beberapa orang yang mendukung Yao Ling merasa bahwa apa yang dilakukan Gandi salah. Mereka menilai Gandi tak memiliki jiwa pemimpin di kelompoknya. Dewi Ling sendiri hanya bisa menghela napas karena kedua anaknya telah gagal di turnamen tersebut. Hanya saja, kekalahan Yao Ling sangat disayangkan. Karena dia kalah di tangan kawan satu kelompoknya sendiri.Di dalam Kerajaan Jiwa, Gandi baru saja
Gandi membuka matanya setelah dia selesai menyalurkan ilmu Agni Maya miliknya. Nampak keringat sebesar jagung menetes membasahi wajahnya. Dia menatap wajah Lu Xie yang masih terpejam padahal gadis itu sebenarnya sudah membuka mata sebelumnya. Dia hanya berpura-pura karena malu dengan apa yang terjadi pada dirinya. Diam-diam gadis itu menunggu apa yang akan Gandi lakukan pada tubuhnya. Namun diluar dugaan sama sekali, Gandi justru menutupi tubuh atas Lu Xie menggunakan pakaian miliknya. Hal itu membuat Lu Xie sedikit membuka mata untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi. Dia sedikit terperangah melihat Gandi yang tidak menggunakan pakaian atas sehingga membuat otot kekar dan tubuh yang tak kalah bagus dari Bara Sena itu terpampang di mata sang gadis."Dia membuka pakaiannya sendiri demi menutupi tubuhku...Melihat sifat Gandi dan kakak Bara, mereka sangat berlawanan...Kenapa sekarang aku menjadi tertarik pada pemuda ini...? Bukankah jodohku adalah kakak Bara...?" batin Lu Xie yang
Bebatuan yang hancur akibat terkena serangan tak terlihat itu menciptakan suara bergemuruh dahsyat. Gandi menatap semua itu dengan perasaan yang sedikit gelisah. Hal itu dikarenakan serangan sebesar itu tak disadari olehnya dan bahkan tak terasakan sama sekali hawa kedatangannya. Padahal dampak yang ditimbulkan dari serangan itu mampu menghancurkan puncak gunung batu yang ada di belakang sana."Sungguh mustahil...Bagaimana bisa aku tak merasakan aura kekuatan sebesar itu...? Apakah ini kemampuan sebenarnya dari Pedang Naga Langit?" batin Gandi."Sepertinya dia sudah tahu kedatangan kita. Padahal jarak dari tempat kita saat ini dengannya masih sangat jauh. Tapi dia bisa melancarkan serangan sekuat ini tanpa kau sadari sama sekali. Sepertinya, lawanmu kali ini lebih hebat lagi dibanding Bolo Satrio," kata Narashansa. Gandi menghela napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan keras."Kenapa kau bisa merasakan serangan itu sedangkan aku tidak? Seandainya tak ada dirimu, mungkin aku akan
Gandi menatap kearah lereng gunung yang longsor akibat hantaman tubuh Bolo Satrio yang baru saja terkena pukulan darinya. Tangan pemuda itu pun bergerak kedepan. Dari dalam telapak tangannya muncul aura biru yang merupakan kekuatan air miliknya. Tangan air tersebut bergerak cepat memanjang dan masuk ke dalam sela-sela batu.Tubuh Bolo Satrio keluar dari dalam reruntuhan tanah dan Batu dalam keadaan mengenaskan. Zirah di tubuhnya hancur dan nampak luka yang parah pada bagian dadanya. Tangan air itu mencengkram lehernya dan menyeret roh senjata tersebut keluat dari reruntuhan."Apa kau sudah menyerah? Kau tak mungkin bisa menang melawanku," kata Gandi.Bolo Satrio yang merasa tak berdaya pun melepaskan Palu Naga Bumi hingga terjatuh ke tanah pertanda dia telah menyerah. Gandi pun melepaskan cengkraman tangan air miliknya pada leher pria besar tersebut lalu melompat di dekatnya. Pemuda itu menempelkan telapak tangan kanannya di bahu Bolo Satrio. Saat itu juga aura kuning keluar dari tang
Disaat Gandi tengah berbincang dengan Dewi Narashansa yang baru saja muncul dari dalam Pedang Guntur Saketi, Bolo Satrio yang sebelumnya terkena pukulan wanita tersebut melompat keluar dari dalam tanah yang mengubur dirinya. Wajahnya terlihat sangat marah dan tubuhnya pun nampak gosong di beberapa bagian akibat pukulan mengandung kekuatan petir dari Narashansa."Kau...Apakah kau juga roh senjata sama seperti diriku?" tanyanya sambil menunjuk kearah wanita buta yang ada di hadapan Gandi. Meski marah dan dendam, tapi rasa penasarannya terhadap sosok yang keluar dari dalam Pedang Guntur Saketi itu lebih besar. Narashansa pun menoleh lalu tersenyum."Tidak. Aku bukan roh seperti dirimu. Aku adalah janin Dewa yang baru saja terlahir tepat disaat pemilikku memanggil diriku. Sebagai seorang Roh Senjata, seharusnya kau tahu apa itu janin dewa bukan?" sahut Narashansa. Kedua mata Bolo Satrio nampak membesar mendengar jawaban dari wanita cantik dengan ikat kepala biru tersebut."Janin Dewa...?
Bolo Satrio dan Naga Bumi miliknya telah jatuh ke dalam cengkraman tangan air raksasa milik Gandi Wiratama. Keduanya meronta-ronta berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman tersebut. Namun mereka tak bisa melakukannya karena kekuatan air milik Gandi sangat besar dan sulit untuk ditembus. Yang ada Bolo Satrio justru menjadi semakin lemah karena terperangkap di dalam air. Sedangkan Naga Bumi tubuhnya mulai remuk karena remasan tangan raksasa tersebut."Menyerahlah dan aku akan lepaskan kalian!" kata Gandi sambil menatap mereka berdua yang terlihat tersiksa.Bolo Satrio yang mendengar hal itu merasa harga dirinya diremehkan dan mulai terlihat sangat marah. Tangan kirinya pun mengarah ke Naga Bumi yang hampir hancur karena cengkraman tangan air raksasa. Kedua mata pria itu nampak menyala keemasan."Kau pikir aku sudah kalah hah!?" geram pria besar tersebut lalu dari dalam telapak tangannya keluar sinar emas. Tiba-tiba tubuh pria itu lenyap dari dalam telapak tangan air tersebut membu
Gandi melangkah ke depan sambil mengerahkan aura tenaga dalam miliknya sehingga kabut tipis itu pun tersibak. Saat itulah, terlihat satu sosok Naga dengan ukuran yang cukup besar muncul tepat di hadapannya menatap marah kearahnya. Naga tersebut memiliki warna yang serupa dengan tanah dan sedikit kehijauan pada bagian atasnya. Kedua matanya berwarna hitam dan memiliki titik merah pad pupilnya. Gandi mendengus keras lalu merubah wujudnya menjadi seekor Naga sempurna sama seperti Naga yang ada di hadapannya. Hanya saja, pada bagian kepalanya nampak mahkota Raja berwarna perak. Tubuh Naga Gandi juga lebih besar dari Naga Bumi tersebut.Naga berwarna tanah itu nampak mundur beberapa langkah setelah melihat perubahan wujud Gandi Wiratama. Dari sorot matanya jelas dia terkejut dan ketakutan karena aura yang Gandi tebarkan sangat menekan lawan."Naga Bumi, apakah kau ingin bertarung melawanku!?" tanya Gandi setelah dirinya berubah menjadi seekor Naga bersisik biru terang dengan sepasang Tandu
Setelah pembicaraan singkat di ruangan tersebut, Kusumadewi tiba-tiba mengarahkan tangannya ke depan dan saat itu juga dia membuat gerakan menebas. Nampak aura biru muncul dari bekas tebasan tersebut yang kemudian menderu ke depan sana lalu...Sring!Tiba-tiba di depan sana tercipta pecahan ruang yang tidak asing lagi bagi Gandi Wiratama. Karena pecahan ruang itu sangat mirip dengan apa yang pernah dia lihat di Turnamen Probo Lintang. Yakni pecahan ruang milik Chang Hao."Menciptakan pecahan ruang dengan mudah...Wanita ini sebenarnya sekuat apa?" batin Gandi.Kusumadewi menoleh kearah dua orang yang ada di dekatnya lalu mengajak mereka memasuki pecahan ruang tersebut. Namun sebelum pergi, dia meminta kepada Pragasena untuk tetap berada di gudang senjata karena pecahan ruang yang dia ciptakan hanya bisa dimasuki oleh tiga orang saja. Pragasena pun tidak keberatan dengan hal itu karena dia memang tidak begitu ingin memasuki wilayah yang pernah membuatnya ketakutan. Dia justru ingin meng
Kusumadewi yang awalnya berhati dingin pun menjadi lunak setelah melihat kebaikan Gandi Wiratama. Orang yang dia anggap remeh namun ternyata memiliki kemampuan yang berada di luar pemahamannya. Setelah wanita itu sembuh dari luka yang dia derita, Raja Naga Air itu pun melepaskan totokannya pada tubuh roh senjata tersebut."Kau sudah pulih," ucap Gandi sambil menyeka keringat yang membasahi dahi nya. Kusumadewi bangkit berdiri dengan wajah yang malu-malu."Terimakasih..." ucapnya dengan suara lirih dan mata menunduk. Gandi tersenyum sambil melambaikan tangan."Tak perlu berterimakasih. Biar bagaimana pun, kau itu kakak dari Dara Purbavati. Itu berarti, kau juga kakakku," kata Gandi santai tak tahu apa yang dirasakan oleh wanita di hadapannya tersebut.Kusumadewi terlihat aneh setelah mendengar ucapan Gandi. Dia menatap pemuda itu dengan sedikit sungkan. Ingin dia mengatakan sesuatu pada pemuda tersebut namun tenggorokannya terasa tersekat. Disaat yang sama, Dara datang bersama Pragasen
Nyai Kusumadewi menatap kearah Gandi yang terlihat tengah termangu. "Apa yang tengah dia pikirkan? Berani sekali dia mengalihkan perhatiannya saat berada di depanku...? Orang seperti ini akan mudah dikalahkan karena terlalu menganggap remeh lawan..." batin Kusumadewi. Namun di sisi lain dia masih sangat penasaran bagaimana cara Gandi bertahan dari serangan terkuat miliknya. Padahal serangan itu tak mudah untuk dipatahkan apalagi ledakan tersebut terkurung di dalam kubah hijau yang pastinya tingkat kekuatannya akan menjadi lebih dahsyat dari sebelumnya. Belum pernah ada yang selamat oleh serangan tersebut.Wanita itu tak tahu bahwa saat itu Gandi tengah berbincang dengan Ki Ageng Samudra Biru di dalam alam jiwa milik sang pemuda. Mereka tengah membahas tentang Kahiyang Dewi yang masih menjadi pikiran Gandi Wiratama. Pembicaraan mereka benar-benar serius karena entah mengapa Gandi kembali teringat akan wanita Naga Api tersebut setelah dia menggunakan kekuatannya untuk bertahan dari gem
Srttttt!Tubuh Gandi bergerak secepat kilat diikuti kekuatan petir miliknya. Kusumadewi tak tinggal diam melihat serangan kilat tersebut. Dia segera membuat gerakan tangan yang kemudian disusul munculnya ratusan anak panah yang melayang di belakangnya."Ingin menyerangku? Coba dulu kekuatan Panah Penghancur Surga!" teriak Kusumadewi lalu dia pun mendorong tangan kanannya ke depan. Ratusan anak panah nampak berputar dan mengeluarkan kekuatan aneh bercahaya hijau. Sesaat kemudian panah-panah tersebut menderu kearah Gandi yang tengah melesat kearah roh wanita tersebut.Raja Naga Air itu terkejut melihat ratusan anak panah yang menderu kearahnya. Gandi segera berkelit dari serangan anak panah tersebut dengan kecepatan kilat yang dia miliki. Namun rupanya anak panah itu sudah mengunci tubuhnya sehingga saat panah berhasil dihindari, anak panah tersebut berputar kembali dan menyerang pemuda tersebut tanpa henti.Geram karena dikepung serangan ratusan anak panah, Gandi pun langsung menciptak