Dua bola api yang dikembalikan oleh Naga Putih raksasa itu saling bentrok dengan lima bola api milik Bara yang tersisa dari Pukulan Sembilan Kutukan Neraka. Ledakan yang lebih mengerikan terjadi di benteng Kerajaan Naga tersebut. Kali ini ledakan yang terjadi benar-benar menghancurkan segalanya. Istana Raja Nogo Awan hancur lebur. Asap hitam membubung tinggi ke langit.Bukit dimana benteng itu berada berguncang hebat. Ribuan prajurit Naga pun terkena imbas dari ledakan yang maha dahsyat. Tubuh Bara Sena terpental hingga menghantam dinding di belakang tubuhnya. Dinding tersebut pun jebol seketika. Sementara itu, Raja Nogo Awan masih mampu bertahan berkat Naga Putih raksasa yang melindungi dirinya. Kemampuan Tombak Naga Langit yang ada di tangan kirinya itu ternyata tidak main-main. Jiwa Naga di dalam tombak tersebut berhasil menghalau Pukulan Tingkat Tinggi milik Bara Sena yang seharusnya tidak mudah untuk ditahan apalagi dikembalikan pada pemiliknya. Namun Naga Putih itu membuat keju
Bara Sena membiarkan Tian Zu Ning menyentuh tangannya menyalurkan kekuatan kedalam tubuhnya agar bisa mengendalikan Golok Iblis dengan baik mengingat saat itu Ranah Bara bukan lagi di Ranah Alam Dewa sehingga untuk menggunakan Golok tersebut akan sangat berat dan menyiksa."Bagaimana? Apakah kau merasa baik?" tanya wanita roh berparas luar biasa cantik tersebut. Paras yang sangat menawan siapa saja yang mampu melihatnya. Hanya saja, tidak ada orang lain yang mampu melihatnya kecuali Bara sendiri. Sukma Geni yang memiliki kemampuan melihat makhluk tak kasat mata saat itu tengah sibuk bertarung melawan para pilar Naga yang mengimbangi serangan dia dan Zhou Yin dengan jurus aneh yang membuat keempat pilar tersebut menjadi sangat kuat.Mereka bertempat sadar tidak akan bisa mengalahkan Sukma Geni dan Zhou Yin sehingga mereka menyatukan kekuatan kemudian memberikannya pada salah satu dari mereka sehingga kekuatan Naga yang menerima kekuatan tersebut meningkat pesat hingga menuju puncak Ran
Cahaya putih tersebut menderu dengan cepat kearah Bara Sena yang kemudian pergunakan Golok Iblis untuk menahan serangan dari Raja Nogo Awan tersebut. Sambil mengerahkan perisai cahaya, Bara pun menahan serangan cahaya putih terang dari tombak Naga Langit milik Raja Nogo Awan.BLAAAARRR!!!Ledakan yang sangat dahsyat kembali terjadi hingga membuat tubuh Bara mencelat ke belakang. Namun dia masih bisa menyeimbangkan tubuh sehingga tidak sampai terjatuh. Dia tancapkan Golok Iblis miliknya ke tanah yang telah hancur untuk menahan tubuhnya agar tidak terus terseret ke belakang.Sraaaaaaak!Akhirnya tubuh Bara pun terhenti. Raja Nogo Awan menatap kearah Naga Putih raksasa yang bagian moncongnya masih terikat rantai hijau aneh milik Bara Sena."Rantai apa yang melilit mulut Naga itu? Aku tak pernah melihat rantai sekuat itu hingga mampu mengunci mulut Naga Putih..." batin Raja Nogo Awan.Dia mencoba untuk melepaskan ikatan rantai hijau dengan melepaskan serangan jarak jauh menggunakan tombak
Napas Raja Nogo Awan semakin melemah. Sebelum dia benar-benar mati, terdengar ucapan lirihnya yang membuat Bara termenung."Terlepas dari kau menipu atau tidak...Aku ingin meminta sesuatu padamu sebelum aku mati...Anggap saja, ini permintaan terakhir dariku Dewa Obat...Aku mohon...Sampaikan permohonan maafku kepada Batara Geni...Entah kenapa, aku merasa yakin kau adalah utusan darinya...Aku minta maaf karena tidak menjadi hamba yang baik...Aku tidak menyembahnya sesuai aturan yang berlaku...Aku tidak bersyukur pernah diberi kesempatan untuk hidup di dunia ciptaannya...Aku mohon...Jangan lupakan permintaanku ini anak muda..." kata Raja Nogo Awan dengan suara lemah."Tanpa aku berkata padanya pun dia sudah tahu permintaanmu ini. Tapi jika aku kembali bertemu dengannya, aku akan sampaikan apa yang menjadi permintaanmu. Mengenai putrimu...""Nogo Salindri...Itu namanya...Aku pasrahkan dia padamu anak muda..." potong Raja Nogo Awan."Kau sudah hampir mati atau masih lama? Masih bisa memoto
Seorang prajurit Naga bernama Nogo Wungkal mengantar Bara dan kedua wanitanya menuju ke Curug Nogo Pitu. Dimana tempat itu katanya telah dijadikan sebagai tempat pengasingan Putri Nogo Salindri yang memiliki keanehan bagi para naga di Benteng Kerajaan Naga.Kabar kematian Raja dan 6 pejabat Agung di istana Naga pun menyebar luas di bukit tersebut. Banyak dari mereka yang ketakutan dan tak berani keluar rumah. Lebih dari seribu prajurit Naga berlutut saat Bara keluar dari istana. Mereka menyebut Bara sebagai Utusan Dewa yang datang untuk menghukum Raja Nogo Awan dan para pengikut setianya. Perjalanan menuju ke lembah dibawah bukit tersebut tidak memakan waktu yang lama. Dari atas lembah, Bara bisa melihat kubah putih raksasa yang katanya tercipta dari seratus pilar penyegel. Akhirnya mereka pun sampai di kubah tersebut."Jadi ini tak bisa ditembus dengan mudah?" tanya Bara kepada prajurit Naga yang mengantarnya."Kubah ini sangat kuat Tuan. Anda bisa mencobanya..." kata Nogo Wungkal.
Manusia setengah macan tutul itu melompat ke tanah dan berdiri di depan Bara Sena. Kedua matanya menatap pemuda tersebut."Sepertinya kau tidak tahu mengenai Putri Nogo Salindri. Apa tujuanmu datang kesini Tuan?" tanya makhluk tersebut."Kau sekarang mulai mengorek alasan aku datang kesini. Katakan saja padaku, siapa yang membunuh prajurit Naga ini," sahut Bara."Aku sudah katakan padamu, bukan aku pelakunya. Tapi aku bisa membantumu menemukan siapa pembunuh prajurit Naga ini dengan hidungku." kata manusia setengah macan tutul tersebut."Katakanlah, dengan begitu kau baru bisa dinyatakan tidak bersalah...Dan mengenai wanita cantik yang kau katakan tadi, apakah sebelumnya kau pernah melihat dia?" tanya Bara. Manusia setengah macan itu mengangguk."Sejak lama wanita cantik itu dikurung di tempat ini oleh Raja Naga. Tak ada yang bisa melawan kekuasaan Raja lalim tersebut. Beberapa kali aku melihat wanita cantik itu. Sayang sekali, dia diperlakukan aneh oleh rasnya sendiri hanya karena di
Pedang Es raksasa itu pun menghujam tepat di bagian tengah kubah raksasa. Suara keras menggelegar terdengar hingga membuat tanah bergetar hebat. Kubah Putih masih bertahan dari hantaman pedang Es meski di bagian bawahnya telah terpotong. Tapi tetap saja, Pedang Es yang sebenarnya adalah kemampuan Lian Xie itu terlalu kuat hingga membuat kubah putih raksasa itu pun hancur.Blaaaarrr!!!Ledakan yang sangat keras diiringi badai dingin membuat Bara, Sukma dan Zhou Yin terpental jauh. Kubah itu hancur berantakan. Aura aneh menyeruak ke segala arah. Bara tak ingat lagi apa yang terjadi selanjutnya. Ledakan besar tersebut membuat dirinya tak sadarkan diri. Pun begitu dengan Sukma Geni dan Zhou Yin. Mereka sama-sama tak sadarkan diri setelah terhempas hingga puluhan tombak jauhnya. Dalam keadaan tenaga dalam terkuras habis, dihempas gelombang ledakan memang bukan hal yang bisa mereka lawan.Setelah keadaan kembali tenang, terlihat pedang Es raksasa yang menancap di tanah dan menjulang tinggi
Putri Nogo Salindri terkejut setelah mendengar pengakuan Zhou Yin dan Sukma Geni bahwa mereka adalah Putri Batara Geni. Banyak hal yang mengejutkan datang secara tiba-tiba di hari itu membuat gadis berparas ayu itu tak tahu lagi harus berkata apa."Ka...Kalian anak Batara Geni...Bagaimana mungkin...Mustahil anak Batara Geni turun di dunia ini...Untuk apa...?" tanya Salindri dengan suara terbata."Kau sudah tahu apa tujuan kami dari dia. Seharusnya itu sudah cukup. Sekarang, kembali lah ke Kerajaan Naga dan benahi apa yang telah membuat Kerajaan itu hancur. Ayah kami masih memberimu kesempatan untuk membenahi Ras Naga di benteng kalian. Jadi, manfaatkan itu baik-baik, Salindri." kata Sukma Geni.Salindri menatap wajah jelita Sukma Geni. Sesaat lamanya dia hanya diam menatap wanita tersebut sebelum kemudian dia berlutut di atas tanah sambil menangis."Aku...Aku pernah bermimpi bertemu dengamu...Apakah kau...Ratu Jagat Sukma Geni..?" tanya Salindri. Sukma Geni cukup terkejut gadis itu me
Mata kanan Bara Sena menyala merah kekuningan. Dia merintih karena rasa sakit dan panas yang seolah membakar matanya sebelah kanan. Namun dia sudah merasakan hal itu sebelumnya sehingga dia menganggap itu sebagai perjumpaannya kembali dengan Mata Dewa Iblis tersebut. Salah satu harta pemberian Dewa Hong yang langka."Perasaan tidak menyenangkan ini...kenapa jurus sehebat ini harus menyakiti penggunanya...? Sial...Mata Dewa Iblis, nyalakan!" seru Bara.Sinar merah terang yang diselimuti aura kuning melesat dari mata kanan pemuda tersebut. Menderu dengan kecepatan yang tidak bisa dilihat oleh mata orang biasa. Sangat cepat hingga tanpa Chang Hao sadari sama sekali saat sinar merah tersebut menembus masuk kedalam pecahan ruang dan menghantam sosok makhluk yang sebelumnya berniat untuk keluar dari dalam pecahan ruang tersebut.Wusss!Chang Hao hanya tersentak kaget saat sinar merah itu lewat di sampingnya. Dia menoleh ke belakang dimana sosok raksasa yang menyelamatkan dirinya dari terkam
Sriiing!Dua pedang besar di tangan Chang Hao membabat telapak tangan raksasa tersebut dengan gerakan berputar. Dari serangan tersebut tercipta robekan yang besar pada telapak tangan raksasa. Namun robekan itu menutup kembali dengan cepat.Wuuung!Chang Hao menyilangkan dua pedang raksasa di depan dada makhluk berambut merah miliknya. Cahaya petir yang dibawa sepasang tangan lainnya menyentuh dua pedang besar di dua tangan yang menyilang tersebut. Seketika, dua pedang itu pun menyala terang disertai kekuatan petir yang menggelegar. Bara Sena yang berusaha terus menekan dengan jurus Cakar Dewa Angin itu merasa aliran darahnya menjadi kacau. Bahkan ada darah yang keluar dari sela bibirnya yang menunjukkan dirinya memaksakan kekuatan Dewa Angin tersebut melebihi batasnya. Namun dia tak peduli dan tetap melanjutkan jurus tersebut karena sudah kepalang tanggung.Dua pedang raksasa di tangan wujud dewa Chang Hao kembali bergerak cepat membabat tangan raksasa. Kali ini serangan yang dihasil
Dari dalam tumpukan batu-batu besar terdengar suara gemuruh disertai getaran yang kuat. Lalu tak lama kemudian muncul empat tangan raksasa yang membuat bebatuan tersebut beterbangan di udara. Semua orang melihat sosok raksasa berambut merah dengan tubuh ungu keluar dari dalam reruntuhan batu. Diatas kepala makhluk setinggi hampir dua puluh tombak itu berdiri sosok Chang Hao dengan tubuh babak belur. Darah masih mengucur dari luka di perutnya. Dari mulutnya juga nampak darah yang menetes keluar melalui sela bibirnya.Chang Hao sudah terluka parah oleh serangan kekuatan angin milik Bara sebelumnya. Namun hebatnya dia masih mampu mengeluarkan kekuatan Dewa sejati miliknya sebagai upaya 'terakhir' meski masih ada sesuatu yang lain yang bisa dia andalkan. Hanya saja, setelah tahu bahwa kekuatan petir ungu miliknya yang mampu merobek ruang dan waktu akan membahayakan semua orang, Chang Hao tidak berniat untuk menggunakannya."Tak kusangka aku harus mengeluarkan wujud Dewa ini dihadapan oran
Duuuummmm!Dentuman dahsyat menggema disertai suara gemuruh yang luar biasa. Gelombang kekuatan tercipta hingga menyapu semua yang ada di sekitar Bara dan Chang Hao berada. Keduanya sama-sama menatap tajam. Dan setelah adu pukulan itu, mereka berdua pun sama-sama terdorong ke belakang.Tap!Kedua kaki Bara menapak ke tanah. Sekejap kemudian dia sudah melesat dengan cepat kearah Chang Hao yang baru saja mendarat di tanah. Pertarungan pun tak terelakkan. Tendangan kaki kiri Bara ditangkis begitu saja oleh tangan Chang Hao.Dsss!Tubuh anak Dewi Chang Yun itu pun terhempas ke samping setelah menahan tendangan Bara yang mengandung kekuatan angin. Pendekar Golok Iblis tersenyum tipis sebelum kembali menyerang Chang Hao denga kecepatan yang luar biasa.Brak!Chang Hao berhasil menghindari serangan kaki dari atas ke bawah dengan lincah. Seandainya dia tidak menghindari serangan tersebut, mungkin saja kepalanya akan hancur oleh telapak kaki Bara Sena. Pria itu sempat bergulingan di atas tanah
"Pemenangnya adalah Gandi Wiratama!" seru Anoman. Para penonton bersorak karena jagoan mereka menjadi pemenang di duel babak ketiga ini. Namun banyak juga yang kecewa karena Pendekar pujaan hati yang cantik telah dikalahka secara mengenaskan. Lu Xie yang baru saja kalah pun tersadar di dunia luar Kerajaan Jiwa. Dia pun memuntahkan darah segar yang cukup banyak. Dewi Chang Yun dan para pelayan nya segera membantu mengobati luka gadis itu ditemani Dewi Lu Che yang ikut keluar dari Kerajaan Jiwa untuk mengurus putri semata wayangnya tersebut."Aku kalah ibu..." ucap Lu Xie dengan wajah pucat. Dewi Lu Che tersenyum sambil membelai wajah putrinya dengan lembut."Kau sudah menunjukkan kekuatan yang tak pernah terbayangkan putriku. Bisa melangkah sejauh ini bersama saudara-saudaramu yang lain itu sudah sangat luar biasa...Jadi tak perlu merasa kau gagal. Lawanmu yang terlalu kuat nak." kata Dewi Lu Che mencoba menghibur gadis itu. Namun bukan kekalahan tersebut yang membuat hari Lu Xie se
Lu Xie terkejut Segel Petir miliknya mampu ditahan oleh kekuatan yang baru muncul dari dalam tubuh Gandi."Itu...Itu bukan kekuatan petir Pedang Guntur Saketi...! Lalu kekuatan petir apa yang dia miliki...! Bagaimana bisa dia memiliki kekuatan petir yang bahkan sulit untuk dimiliki kami anak-anak Batara Geni...!" seru Lu Xie.Hal itu juga dirasakan oleh anak-anak Batara Geni yang lainnya. Mereka yang menonton bagaimana Gandi yang seorang Naga Air mampu mengeluarkan kekuatan petir yang mampu menahan petir merah milik Lu Xie. Semuanya dibuat tercengang. Karena sebelumnya mereka semua tahu, jika Gandi akan menggunakan kekuatan petir, maka dia harus memanggil Pedang Guntur Saketi terlebih dahulu. Namun kali ini tanpa memanggil pedang tersebut, dia telah mengerahkan kekuatan petir yang setara dengan kekuatan petir di Pedang Guntur Saketi.Petir putih terang menyilaukan itu semakin kuat menekan sehingga ribuan petir merah tertahan dan semakin jauh dari tubuh Gandi. "Itu adalah kekuatan pe
Gandi Wiratama terkejut bukan main setelah kemunculan tubuh ganda dari Lu Xie yang akhirnya mampu menyerang dirinya dari depan dan belakang. Gadis cantik itu mengeluarkan salah satu kekuatan rahasianya yang dia jadikan sebagai andalannya.Kekuatan Segel Petir digunakan oleh Batara Geni di Tanah Larangan untuk menyegel Jalan menuju ke bawah tanah dimana Bunga Neraka yang merupakan pecahan jiwa Iblis Sasaka berada. Segel milik Batara Geni mampu membuat Sasaka tak berkutik dan memilih diam didalam tanah. Orang-orang dari luar baik manusia, Iblis maupun Dewa pun tak ada yang bisa memasuki tempat tersebut kecuali Lu Xie seorang.Dengan bantuan Lu Xie dulu, Bara dan Shi Yun berhasil masuk kedalam lubang besar seperti sumur namun memiliki lapisan lantai yang berbeda-beda. Segel petir tersebut tepat terpasang di permukaan tanah dimana Lu Xie tinggal selama 100 tahun untuk memperkuat diri.Semua orang dibuat takjub dengan kemampuan Lu Xie yang mampu menyaingi Gandi Wiratama. Batara Geni dan De
Lu Xie menatap ke depan dan melihat Gandi yang baik-baik saja padahal dia sudah menyerang dengan kekuatan yang cukup tinggi."Pertahanan sisik naga memang mengerikan. Bahkan serangan ku tak ada yang mempan meski aku sudah menggunakan kekuatan petir merah. Sepertinya aku harus mengerahkan segalanya untuk melawan dia meskipun aku tidak yakin bisa menang melawannya..." batin Lu Xie. Melihat Lu Xie yang tidak lagi menyerang membuat Gandi yang mengambil keputusan untuk menyerang lebih dulu. Tubuhnya melesat bagai anak panah. Aura biru menyelimuti tubuhnya pertanda pemuda itu mengerahkan kekuatan yang hebat untuk menyerang Lu Xie.Tinju Gandi bergerak cepat. Lu Xie yang tahu arah serangan segera menangkis menggunakan lengannya.Buk!Gadis itu melenguh kecil saat tinju Raja Naga Air itu menghantam tangannya. Tubuhnya terdorong ke belakang hingga kakinya terseret di atas tanah. Gandi melompat ke udara lalu membuat gerakan tendangang yang mengarah ke bahu kiri Lu Xie. Gadis itu berteriak kera
Babak ke-3 pun akhirnya kembali dimulai setelah para peserta yang tersisa itu istirahat selama beberapa hari. Para peserta yang gagal pun tetap berada di Kerajaan Probo Lintang untuk menyaksikan turnamen tersebut hingga selesai. Mereka yang lolos ke babak ketiga ada 11 orang yang tak lain adalah Bara, Gandi, Chang Hao, Yao Ling, Raksa, Nawang Geni, Sukma Geni, Gong Xia Nian, Lu xie, Zhou Yin dan Kenari Putri Geni.Mereka akan kembali berkumpul di Kerajaan Jiwa milik Batara Geni dimana sang Batara telah mempersiapkan satu arena yang sangat luas di dalam Kerajaan Jiwa sehingga para peserta bisa menggunakan seluruh kekuatan yang mereka miliki tanpa takut merusak apa pun di dunia fana. Bahkan di dalam Kerajaan Jiwa miliknya, semua makhluk hidup yang diciptakan oleh Mahadewa tersebut berbondong-bondong berkumpul di arena tersebut untuk menyaksikan pertarungan Dewa tersebut. Jumlah mereka sangat banyak hingga terlihat seperti semut yang memenuhi gunung-gunung di sekitar arena.Sedangkan mer