Share

3. Diri Sendiri

Penulis: Diamonds Diw
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Tidak. Ada apa, Ibunda?" Owai akhirnya membalas selembut cara Amanda bicara.

"Kosong di jam berapa?" Nada Amanda bertanya terdengar lebih antusias dan wajah cantiknya tampak lebih berseri-seri. 

"Dari jam tiga sore sampai tujuh malam. Karena aku menyesuaikan jam kerja lembur dari tim baru," terang Owai.

Tentu Owai yang bekerja pada jabatan CEO tidak mengikuti aturan tetap jam kerja kantor yang nine to five tiap lima hari seminggu.

Terlebih perusahaan rintisan bernama Temund masih dalam periode berkembang. Maka pekerjaannya mengikuti naik turun situasi.

"Okay, perfect. Jam empat nanti Ibunda jemput. Kamu kerja dari rumah, kan?" seru Amanda riang.

"Iya," sambut Owai antusias pula. "Kita ke mana, ya, Ibunda?"

"Ke tempat menyenangkan hati. Ada yang baru dari Bangtan Boys," ujar Amanda. Dia suka menggunakan nama tersebut untuk merujuk pada BTS, K-Pop idol yang merekatkannya dengan Owai di awal dulu.

Fiuh!

Mendengar itu, Owai langsung lega.

"Siap, ARMY," sahut Owai penuh semangat.

"Aduh, harus siapkan kesabaran telinga nanti mendengar istriku dan putriku memuji-muji pria selain diriku," canda berbalut protes dari Abdus menimpali.

Sedangkan Agler lagi-lagi diam, dia terus menikmati menu sarapan yang pagi ini terdiri dari bubur kacang hijau. Owai tertawa, geli menanggapi ekspresi kedua mertuanya. Sekaligus salut pada Abdus yang langsung tahu bahwa tempat yang dimaksud Amanda adalah pop-up store BTS.

Memang benar, Owai dan Amanda seolah berada di dunia milik berdua jika mereka dalam mode fangirl. Sarapan pagi selesai, setiap anggota keluarga pun bubar dari ruang makan untuk memulai aktifitas masing-masing.

Owai yang baru tahu bahwa Agler tidak akan berada di rumah sepanjang hari seperti yang terjadi dalam dua hari belakangan, mengekori sang suami kembali ke kamar. Berdehem, Owa menarik atensi Agler untuk mendengarkannya berkata, "Mau aku siapkan pakaian buat pergi?"

Yang Owa panuti dari Amanda, seorang istri juga mengurus keperluan suami saat ada urusan keluar. Kebiasaan sang ibunda dan ayahanda tanpa sadar menularinya.

Gelengan kepala Agler menjawab kalimat Owai.

Tatapan mata Agler tidak seperti hunusan tajam yang Owai rasakan ketika momen awal tatap muka. Sedangkan membaca wajah suaminya itu, entahlah Owai belum bisa paham karena Agler tidak berekspresi jelas. Visual tampan suaminya itu ibarat bertopeng raut datar.

"Ada yang ingin aku lakukan untukmu?" ucap Owai menawari bakti.

Agler menggeleng lagi.

"Ya sudah. Aku akan ke perpus," tutur Owai sekaligus pamit. Lalu dia balik badan setelah respon anggukan dari Agler.

Owai cukup sadar diri dengan kemampuannya dalam fashion tidak bagus. Perkara ditolak Agler begitu, tidak jadi masalah untuknya. Daripada hubungan menjadi buruk karena salah padu-padan gaya.

Owai pun belum begitu akrab dengan selera Agler. Apalagi yang Owai ingat, Agler yang kata Abdus dalam rangka kerja saat mereka ke All Park waktu itu memakai baju kaos hitam polos berlengan panjang dan celana cino berwarna abu-abu. Rasanya vibe Agler lebih ke santai daripada bekerja.

Ditambah dua hari belakangan yang mereka terus di rumah saja, Agler selalu mengenakan piyama. Owai sempat bertanya-tanya dalam hati, sebanyak apa setelan pakaian yang harusnya dibawa tidur itu dimiliki sang suami.

Asalkan selesai mandi, Agler berganti dari piyama satu ke piyama lain. Dari lengan pendek hingga panjang dan warnanya pun berganti-ganti. Pesona visual membuat apapun yang dikenakan selalu tampak menawan.

Owai rasa, jika bukan dia yang dinikahi Agler karena perjodohan kilat pastilah perempuan yang menjadi istri lelaki sesempurna itu juga akan bervisual bak dewi. Sedangkan yang Owai tidak ketahui, adalah Agler diam-diam terpukau saat melihat istrinya tertawa ke arah Amanda dan Abdus ketika sarapan tadi pagi.

***

"Yang ini terbaik, Ibunda. Suga ganteng sekali di sini. Auranya kelewatan." Owai berkata sambil tertawa, riang terdengar.

Amanda yang energik pun tidak kalah senang berkata, "Lihat Jung Kook dan Jin yang ini. Sangat keren, si kembar beda lima tahun."

Kalimat-kalimat saling bersahutan dari Owa dan Amanda terus disimak oleh telinga Agler. Dia sedang menuruni tangga dari ruang kerja menuju ruang keluarga. Dari kejauhan, telinganya bisa menangkap suara Owai dan Amanda dari arah sofa santai.

Sayangnya sesampai Agler di dekat dua perempuan tersebut dan bahkan dia berdiri beberapa menit memperhatikan mereka, tidak ada yang menyadari kehadirannya. Agler memaku tatapannya kepada Owa. Sedangkan yang ditatap tetap asyik menikmati isi buku yang merupakan album foto tujuh member BTS yang digenggamnya.

Semenjak ke luar tadi pagi, Agler belum bertemu lagi dengan Owa. Pas pula saat dia pulang dari rumah sakit, istrinya baru pergi dengan sang ibunda.

Penasaran Agler melirik arah fokus mata Owai. Dalam hati bertanya, 'Aku kurang apa?'

Owai dan Amanda memang terlibat obrolan tapi mata mereka tetap ke lembar demi lembar merch yang baru didapatkan tersebut.

"Assalamualaikum," ucap Abdus dari arah pintu masuk rumah. Sembari menjawab salam yang ternyata terdengar serentak, barulah Agler lega atas atensi Owai dan Amanda kembali ke dunia yang sama dengannya. 

Detik berikutnya, Agler tersadar akan perasaan terusik yang sempat dirasanya.

Muncul begitu saja dan dia tidak menyangka dirinya merasakan hal itu juga, seperti curhat teman-temannya yang dulu pernah dia tampung.

'Cemburu?' batinnya, bingung.

Bab terkait

  • Gara-Gara Sekarat, Dinikahi CEO Konglomerat   4. Kata-Kata

    Pukul setengah satu malam ditunjukkan jam yang Owai lihat. Seperti yang sudah diperkirakan, maraton rapat virtual selesai larut malam. Mau bagaimana lagi, bahasan pekerja yang dibutuhkan Temund harus bertambah.Owai juga cuma CEO, bukan Tuhan yang berkemampuan tanpa batas melaksanakan peran. Walau bagaimanapun itu bentuk dari rezeki besar anugrah Tuhan, Temund terus bertumbuh. Yang mana banyaknya bisnis usaha orang lain di luar sana mati satu per satu karena kondisi sulit Masa Pandemi.'Alhamdulillah,' syukur Owai dalam hati.Pundak Owai yang rasanya tegang karena berjam-jam fokus pada layar dekstop akhirnya bisa disandarkan ke bantalan kursi kerja. Lalu bagian bawah kursi ditarik untuk menopang kaki.Owai mengistirahatkan tubuhnya dengan rebah menuruti mode berbaring versi kursi kerja pilihan sang ibunda. Tempat duduk itu lebih dari sekedar untuk diduduki. Jika Owai bukan menantu Amanda, pikirnya sampai mati pun mungkin dia tidak akan pernah punya furnitur canggih yang harga dan kual

  • Gara-Gara Sekarat, Dinikahi CEO Konglomerat   5. Tingkah Agler

    Tingkah Agler itu membuat Owai kehilangan kata-kata. Padahal mulut Owai masih bisa mengeluarkan suara karena tidak ikut ditutup."Nanti saja," sela Agler lalu tegas berkata, "Tidur!"Owai terdiam membeku. Perlakuan Agler sungguh mengejutkan.'Tiba-tiba skinship!'Dari kejadian Owai tidak sengaja memeluk Agler waktu itu, tidak ada kontak fisik di antara mereka. Setidaknya selalu ada jarak, minimal satu inchi.Detik ini, jauh di luar perkiraan Owai. Tubuhnya dipeluk oleh Agler. Tangan sang suami itu telah berpindah dari matanya.Owai bertanya-tanya dalam hati. 'Makna tidur yang mana dimaksud Agler sekarang, sama kah dengan artian tidur sebelum-sebelumnya?'"Tetap pejamkan mata. Tidur. Sekarang!" titah Agler bersamaan dengan Owai merasakan usapan lembut di kepala.Keinginan Owai untuk melanjutkan perkataannya tadi seolah menguap. Ditambah mukanya dihadapkan ke dada bidang Agler yang berbalut piyama hitam, cahaya pun semakin redup karena terhalang.'Sudahlah, aku memang butuh tidur,' pasr

  • Gara-Gara Sekarat, Dinikahi CEO Konglomerat   6. Suami Kasmaran

    "Iya, weekend itu kita kumpul-kumpul dulu. Kangen banget sama wajah-wajah yang dua setengah tahun cuma dilihat lewat layar," kata Owai di hadapan kamera dekstop.Pembahasan masalah rapat telah selesai sehingga obrolan Owai dan para C-level, pimpinan Temund, beralih santai. Mereka dulunya teman kuliah di kota yang sama lalu setelah bertahun-tahun terpisah bidang kerja masing-masing, bekerja sama membangun startup.Hingga suatu waktu, kecanduan berteknologi membuat para perempuan yang tertarik dengan virtual meeting via aplikasi membuat platform bernama Temund dan berlanjut dibuat menjadi sebuah perusahaan tech-start-up."Masih enggak sangka harinya kita bareng-bareng lagi semakin di depan mata. Aku kira kita bakal berantakan ketika Owai kena Covid," sendu seorang perempuan yang menggunakan behel gigi di tampilan layar monitor Owai."Kalo ingat kondisi waktu itu, panik banget. Sumpah!" sahut perempuan berkacamata yang tampil di bagian lainnya."Tapi dipikir-pikir lagi sekarang, itu mus

  • Gara-Gara Sekarat, Dinikahi CEO Konglomerat   7. Permintaan Pasangan

    "Udag, mau temani aku masuk dan berkeliling? Supaya aku enggak berdua saja dengan karyawan yang hadir. Soalnya dia laki-laki dan rekannya sesama penanggung jawab mendadak izin karena perlu ke rumah sakit."Owai menjelaskan penyebab dirinya yang buru-buru kembali menemui Agler."Lagipula, suamiku sedang ada sekarang," tambah Owai dengan nada agak manja, berupaya bertingkah dengan ringan.Seakan-akan Owai tidak punya beban dalam hatinya. Berpura-pura kadang bisa agak meringankan suasana hati yang kacau-balau.Namun sebagai keturunan konglomerat yang menguasai berbagai tempaan pelatihan sejak dini, Agler tetap mampu menangkap getar suara dan raut wajah yang setengahnya tertutup masker itu. Dia bisa tahu istrinya sedang berusaha memainkan peran sebagai perempuan bersuami."Oke!" jawab Agler setelah membiarkan waktu berlalu beberapa saat. Setelahnya, ia pun bergegas mengenakan masker sesuai protokol kesehatan dan mengunci mobil.Dalam hati, Agler tidak bisa tak tertawa.Rasanya permintaan O

  • Gara-Gara Sekarat, Dinikahi CEO Konglomerat   Prolog

    "Ya Tuhan, mohon bantu hamba-Mu ini. Please!"Owai memohon dengan kusyuk di atas kasurnya. Sejak ibu mertuanya mengatakan bahwa suami--yang dinikahinya lewat video call saat sekarat di masa pandemi--akan datang besok pagi, hatinya tak tenang. Bagaimana dia menghadapi CEO NN Group itu nanti? Kilas balik seketika terputar dalam memori Owai. "Ibuk mau lamar kamu buat anak Ibuk." "Ini ibuk lakukan supaya kamu menjadi bagian keluarga ibuk. Nanti, Ibuk bisa pindahkan kamu ke ruang eksklusif keluarga kami. Anak ibuk setuju dijodohkan denganmu. Hanya saja, dia sedang berada di Sumatera, dekat daerah tinggal orangtuamu. Cukup kamu bilang iya, maka semua urusan pernikahan dapat langsung dikerjakan, Owai," tutur wanita itu lagi--penuh ketulusan.Bisa Owai lihat dengan jelas raut wajah lembut pada lawan bicara meski daya pandang matanya dipengaruhi komplikasi sakit oleh infeksi virus Covid.Dia jadi ikut emosional. Berhari-hari kondisinya tidak kunjung membaik dan dengar kalimat sarat ketu

  • Gara-Gara Sekarat, Dinikahi CEO Konglomerat   1. Istri Agler

    Selesai beribadah, Owai masih saja betah duduk di atas sajadah.Kebetulan sang ibu mertua juga ada di sana. Dipandanginya wanita tua itu yang sedang asik sendiri di saf bagian depan. Rasanya, Owai begitu damai karena menikmati peran menantu yang berlimpah kasih sayang bagai anak kandung.Hanya saja, Owai belum siap menghadapi Agler.CEO konglomerat sekaligus misterius macam pria itu...."Owai!"Suara ibu mertuanya di seberang meja makan, membuat fokus Owai ditarik kembali. Kini, mereka memang hendak sarapan. "Iya, Ibunda?" sahut Owai sembari mengalihkan tatapannya di piring ke arah orang yang memanggilnya."Apa kamu baik-baik saja, Putriku?" ucap Amanda lembut dan perhatian pas bertemu tatap dengan Owai.Seperti biasanya. Perlakuan penuh kasih dan panggilan sayang khusus dari sang mama mertua. Sungguh, Owai belum mau kehilangan hal yang selama sebelas bulan ini dinikmatinya itu.Tapi kenyataan bahwa anaknya sang ibunda sudah pulang, yang berarti kedudukan Owai sebagai menantu ibar

  • Gara-Gara Sekarat, Dinikahi CEO Konglomerat   2. Jangan sampai

    Di sisi lain buggy car, Agler meletakkan bawaan di dekat Abdus yang sedang mengarahkan staf yang bertugas untuk menyusun barang-barang yang dibawa. Dia tidak merecoki pengaturan sang ayah. Asal orang tuanya senang sajalah.Lagipula Agler sedang tidak bisa bicara lepas. Abdus sangat pas mengambil perannya dalam mempekerjakan bawahannya di situasi ini. Fasilitas All Park dibuka eksklusif untuk keluarga bos baru pemilik tempat, atasan dari atasan."Sudah semua menurut Ayah sekarang," ujar Abdus pada Agler terkait persiapan ke danau bagian dalam All Park.Anggukan menjadi tanggapan Agler. Dia perlu memastikan apakah ada hal tambahan yang perlu dia siapkan untuk kegiatan memancing sang ayah. Tepatnya memancing ala piknik dadakan.Agler tahu jika hanya dia dan sang ayah yang memancing, mereka hanya perlu bawa peralatan pancing dan sebotol air saja. Nyatanya kini harus berbeda karena kehadiran sang ibunda dan perempuan yang berstatus istrinya.Tadinya Agler agak terkejut menyaksikan Owai, si

Bab terbaru

  • Gara-Gara Sekarat, Dinikahi CEO Konglomerat   7. Permintaan Pasangan

    "Udag, mau temani aku masuk dan berkeliling? Supaya aku enggak berdua saja dengan karyawan yang hadir. Soalnya dia laki-laki dan rekannya sesama penanggung jawab mendadak izin karena perlu ke rumah sakit."Owai menjelaskan penyebab dirinya yang buru-buru kembali menemui Agler."Lagipula, suamiku sedang ada sekarang," tambah Owai dengan nada agak manja, berupaya bertingkah dengan ringan.Seakan-akan Owai tidak punya beban dalam hatinya. Berpura-pura kadang bisa agak meringankan suasana hati yang kacau-balau.Namun sebagai keturunan konglomerat yang menguasai berbagai tempaan pelatihan sejak dini, Agler tetap mampu menangkap getar suara dan raut wajah yang setengahnya tertutup masker itu. Dia bisa tahu istrinya sedang berusaha memainkan peran sebagai perempuan bersuami."Oke!" jawab Agler setelah membiarkan waktu berlalu beberapa saat. Setelahnya, ia pun bergegas mengenakan masker sesuai protokol kesehatan dan mengunci mobil.Dalam hati, Agler tidak bisa tak tertawa.Rasanya permintaan O

  • Gara-Gara Sekarat, Dinikahi CEO Konglomerat   6. Suami Kasmaran

    "Iya, weekend itu kita kumpul-kumpul dulu. Kangen banget sama wajah-wajah yang dua setengah tahun cuma dilihat lewat layar," kata Owai di hadapan kamera dekstop.Pembahasan masalah rapat telah selesai sehingga obrolan Owai dan para C-level, pimpinan Temund, beralih santai. Mereka dulunya teman kuliah di kota yang sama lalu setelah bertahun-tahun terpisah bidang kerja masing-masing, bekerja sama membangun startup.Hingga suatu waktu, kecanduan berteknologi membuat para perempuan yang tertarik dengan virtual meeting via aplikasi membuat platform bernama Temund dan berlanjut dibuat menjadi sebuah perusahaan tech-start-up."Masih enggak sangka harinya kita bareng-bareng lagi semakin di depan mata. Aku kira kita bakal berantakan ketika Owai kena Covid," sendu seorang perempuan yang menggunakan behel gigi di tampilan layar monitor Owai."Kalo ingat kondisi waktu itu, panik banget. Sumpah!" sahut perempuan berkacamata yang tampil di bagian lainnya."Tapi dipikir-pikir lagi sekarang, itu mus

  • Gara-Gara Sekarat, Dinikahi CEO Konglomerat   5. Tingkah Agler

    Tingkah Agler itu membuat Owai kehilangan kata-kata. Padahal mulut Owai masih bisa mengeluarkan suara karena tidak ikut ditutup."Nanti saja," sela Agler lalu tegas berkata, "Tidur!"Owai terdiam membeku. Perlakuan Agler sungguh mengejutkan.'Tiba-tiba skinship!'Dari kejadian Owai tidak sengaja memeluk Agler waktu itu, tidak ada kontak fisik di antara mereka. Setidaknya selalu ada jarak, minimal satu inchi.Detik ini, jauh di luar perkiraan Owai. Tubuhnya dipeluk oleh Agler. Tangan sang suami itu telah berpindah dari matanya.Owai bertanya-tanya dalam hati. 'Makna tidur yang mana dimaksud Agler sekarang, sama kah dengan artian tidur sebelum-sebelumnya?'"Tetap pejamkan mata. Tidur. Sekarang!" titah Agler bersamaan dengan Owai merasakan usapan lembut di kepala.Keinginan Owai untuk melanjutkan perkataannya tadi seolah menguap. Ditambah mukanya dihadapkan ke dada bidang Agler yang berbalut piyama hitam, cahaya pun semakin redup karena terhalang.'Sudahlah, aku memang butuh tidur,' pasr

  • Gara-Gara Sekarat, Dinikahi CEO Konglomerat   4. Kata-Kata

    Pukul setengah satu malam ditunjukkan jam yang Owai lihat. Seperti yang sudah diperkirakan, maraton rapat virtual selesai larut malam. Mau bagaimana lagi, bahasan pekerja yang dibutuhkan Temund harus bertambah.Owai juga cuma CEO, bukan Tuhan yang berkemampuan tanpa batas melaksanakan peran. Walau bagaimanapun itu bentuk dari rezeki besar anugrah Tuhan, Temund terus bertumbuh. Yang mana banyaknya bisnis usaha orang lain di luar sana mati satu per satu karena kondisi sulit Masa Pandemi.'Alhamdulillah,' syukur Owai dalam hati.Pundak Owai yang rasanya tegang karena berjam-jam fokus pada layar dekstop akhirnya bisa disandarkan ke bantalan kursi kerja. Lalu bagian bawah kursi ditarik untuk menopang kaki.Owai mengistirahatkan tubuhnya dengan rebah menuruti mode berbaring versi kursi kerja pilihan sang ibunda. Tempat duduk itu lebih dari sekedar untuk diduduki. Jika Owai bukan menantu Amanda, pikirnya sampai mati pun mungkin dia tidak akan pernah punya furnitur canggih yang harga dan kual

  • Gara-Gara Sekarat, Dinikahi CEO Konglomerat   3. Diri Sendiri

    "Tidak. Ada apa, Ibunda?" Owai akhirnya membalas selembut cara Amanda bicara."Kosong di jam berapa?" Nada Amanda bertanya terdengar lebih antusias dan wajah cantiknya tampak lebih berseri-seri. "Dari jam tiga sore sampai tujuh malam. Karena aku menyesuaikan jam kerja lembur dari tim baru," terang Owai.Tentu Owai yang bekerja pada jabatan CEO tidak mengikuti aturan tetap jam kerja kantor yang nine to five tiap lima hari seminggu. Terlebih perusahaan rintisan bernama Temund masih dalam periode berkembang. Maka pekerjaannya mengikuti naik turun situasi."Okay, perfect. Jam empat nanti Ibunda jemput. Kamu kerja dari rumah, kan?" seru Amanda riang."Iya," sambut Owai antusias pula. "Kita ke mana, ya, Ibunda?""Ke tempat menyenangkan hati. Ada yang baru dari Bangtan Boys," ujar Amanda. Dia suka menggunakan nama tersebut untuk merujuk pada BTS, K-Pop idol yang merekatkannya dengan Owai di awal dulu.Fiuh!Mendengar itu, Owai langsung lega."Siap, ARMY," sahut Owai penuh semangat."Aduh,

  • Gara-Gara Sekarat, Dinikahi CEO Konglomerat   2. Jangan sampai

    Di sisi lain buggy car, Agler meletakkan bawaan di dekat Abdus yang sedang mengarahkan staf yang bertugas untuk menyusun barang-barang yang dibawa. Dia tidak merecoki pengaturan sang ayah. Asal orang tuanya senang sajalah.Lagipula Agler sedang tidak bisa bicara lepas. Abdus sangat pas mengambil perannya dalam mempekerjakan bawahannya di situasi ini. Fasilitas All Park dibuka eksklusif untuk keluarga bos baru pemilik tempat, atasan dari atasan."Sudah semua menurut Ayah sekarang," ujar Abdus pada Agler terkait persiapan ke danau bagian dalam All Park.Anggukan menjadi tanggapan Agler. Dia perlu memastikan apakah ada hal tambahan yang perlu dia siapkan untuk kegiatan memancing sang ayah. Tepatnya memancing ala piknik dadakan.Agler tahu jika hanya dia dan sang ayah yang memancing, mereka hanya perlu bawa peralatan pancing dan sebotol air saja. Nyatanya kini harus berbeda karena kehadiran sang ibunda dan perempuan yang berstatus istrinya.Tadinya Agler agak terkejut menyaksikan Owai, si

  • Gara-Gara Sekarat, Dinikahi CEO Konglomerat   1. Istri Agler

    Selesai beribadah, Owai masih saja betah duduk di atas sajadah.Kebetulan sang ibu mertua juga ada di sana. Dipandanginya wanita tua itu yang sedang asik sendiri di saf bagian depan. Rasanya, Owai begitu damai karena menikmati peran menantu yang berlimpah kasih sayang bagai anak kandung.Hanya saja, Owai belum siap menghadapi Agler.CEO konglomerat sekaligus misterius macam pria itu...."Owai!"Suara ibu mertuanya di seberang meja makan, membuat fokus Owai ditarik kembali. Kini, mereka memang hendak sarapan. "Iya, Ibunda?" sahut Owai sembari mengalihkan tatapannya di piring ke arah orang yang memanggilnya."Apa kamu baik-baik saja, Putriku?" ucap Amanda lembut dan perhatian pas bertemu tatap dengan Owai.Seperti biasanya. Perlakuan penuh kasih dan panggilan sayang khusus dari sang mama mertua. Sungguh, Owai belum mau kehilangan hal yang selama sebelas bulan ini dinikmatinya itu.Tapi kenyataan bahwa anaknya sang ibunda sudah pulang, yang berarti kedudukan Owai sebagai menantu ibar

  • Gara-Gara Sekarat, Dinikahi CEO Konglomerat   Prolog

    "Ya Tuhan, mohon bantu hamba-Mu ini. Please!"Owai memohon dengan kusyuk di atas kasurnya. Sejak ibu mertuanya mengatakan bahwa suami--yang dinikahinya lewat video call saat sekarat di masa pandemi--akan datang besok pagi, hatinya tak tenang. Bagaimana dia menghadapi CEO NN Group itu nanti? Kilas balik seketika terputar dalam memori Owai. "Ibuk mau lamar kamu buat anak Ibuk." "Ini ibuk lakukan supaya kamu menjadi bagian keluarga ibuk. Nanti, Ibuk bisa pindahkan kamu ke ruang eksklusif keluarga kami. Anak ibuk setuju dijodohkan denganmu. Hanya saja, dia sedang berada di Sumatera, dekat daerah tinggal orangtuamu. Cukup kamu bilang iya, maka semua urusan pernikahan dapat langsung dikerjakan, Owai," tutur wanita itu lagi--penuh ketulusan.Bisa Owai lihat dengan jelas raut wajah lembut pada lawan bicara meski daya pandang matanya dipengaruhi komplikasi sakit oleh infeksi virus Covid.Dia jadi ikut emosional. Berhari-hari kondisinya tidak kunjung membaik dan dengar kalimat sarat ketu

DMCA.com Protection Status