Share

13. Pindahan

Author: Chanie1001
last update Last Updated: 2021-05-11 14:16:02

          Amora tertawa pelan seraya menepuk bahu Junior sebagai respon betapa lucunya cerita Junior yang ternyata membuat Amora begitu receh.


"Serius, gue ga bisa keluar lama waktu pertama__" Junior kembali melilitkan sebelah tangannya di perut Amora."gue baru masuk, gerak dikit udah lepas.." lanjutnya dengan terkekeh pelan.


Junior pernah jadi amatir, siapapun pasti pernah. Bahkan seorang profesional pun awalnya pasti amatir dengan kisah yang pastinya berbeda juga.


"Jorok! Udah ah, jangan bahas soal ranjang.." Amora terlihat merona walau terus tertawa pelan.


"Kita lagi di ranjang, lebih bagus bahas begituan.." Junior berujar santai.


"Ck! Mesum emang!" Amora menjitak pelan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Gara - Gara Resleting   14. Jatuh dan masalah

    Lagu sayang yang di nyanyikan oleh Via Vallen mulai Amora senandungkan. Kedua tangannya aktif menarik dan mendorong tongkat lap pel. Sesekali pinggangnya meliuk, memutar, begitu menghayati."An*j*ng!" bersamaan dengan suara bedebug keras membuat Amora menoleh kaget ke asal suara.Junior terlentang dengan wajah mengernyit dan meringis. Bibir Amora berkedut, Junior jatuh terpeleset?"Bantuin!" Junior melotot pada Amora yang menatapnya dengan menahan tawa itu.Amora melangkah namun naas, lantai yang di pijaknya sama - sama licin. Amora jatuh dan untungnya menimpa Junior."Akh!" Junior sontak merasakan double kill, pinggangnya semakin berdenyut.

    Last Updated : 2021-05-11
  • Gara - Gara Resleting   15. Junior Sayang Amor

    Amora menggenggam ponselnya dengan gemetar. Matanya terus mengedar dengan tidak fokus, jantungnya berdebar tak karuan. Amora kembali di serang gelisah saat melihat segerombolan manusia melewatinya yang tengah duduk di pinggir jalan.Jiwa Amora terguncang, keadaannya sungguh kacau. Kalau saja dia tidak berhasil kabur, mungkin kini dia tengah di perkosa oleh sopir taksi itu atau mungkin lebih parahnya dia di bunuh setelah di pakai.Sudah 16 menit berlalu, Amora tidak kunjung melihat kedatangan Junior. Mungkinkah Junior benar - benar ingin menyakitinya agar Brian juga sakit?Amora terisak semakin kacau, perutnya yang kosong, tenggorokannya yang kering dia abaikan. Sungguh Amora kalut."Neng.."

    Last Updated : 2021-05-11
  • Gara - Gara Resleting   16. Mulai Pulih

    Seminggu berlalu sejak kejadian hari itu, Amora sudah membaik. Demamnya pun sudah sembuh. Amora mencoba beradaptasi, perubahan Junior sungguh ketara."Makan? Minum obatnya? Pusingnya masih? Badan udah engga sakit?"Amora mengerjap, yang cerewet sekarang Junior sepertinya."U-udah.." di telannya ludah karena gugup, ingatannya kembali pada hari di mana Junior mengungkapkan perasaannya.Amora sontak merona, jantungnya berdebar. Hari yang penuh dengan kejutan. Amora bahkan belum membahas soal itu. Junior pun terlihat acuh soal balasan perasaannya."Lo demam lagi?" di rabanya kening Amora."engga panas.." lanjutnya dengan mengusap rona di pipi Amora.Amora tersenyum tipis."Maka

    Last Updated : 2021-05-11
  • Gara - Gara Resleting   17. Kesedihan Dan Kebahagiaan

    Pria cukup tua dengan jambang lebat sedikit beruban dan rambut gondrong ikal yang sama ada ubannya itu, melangkah menghampiri Junior yang tengah duduk menunggu mie ayam pesanannya datang."Mas, di bungkus 10.."Junior refleks menoleh, tatapannya langsung bertemu dengan pria itu yang kini duduk di sampingnya.Keadaan cukup hening, karena hanya ada mereka berdua di sana sebagai pembeli."Bunda sakit.." celetuk pria matang itu pelan.Junior mengalihkan tatapannya, mengedar sesaat sebelum menatap lurus apapun di depannya."Ayah sama bunda masih harus nyamar sampe kasusnya bereskan? Udah 10 tahun lamanya, udah biasa sendiri. Tapi, semoga aja bunda cepet sehat.." Junior menelan ludah, mencoba mempekakan semua indera

    Last Updated : 2021-05-17
  • Gara - Gara Resleting   18. Kembalinya Biduan

    Junior memijat pelipisnya, dia merasa pening. Matanya kembali menatap Amora yang seperti lepas dari kandang itu. Dangdut sialan! Umpatnya.Apa sah dia menjilat ludahnya sendiri? Junior sungguh tidak mau berbagi.Mulut sialan! Umpatnya pada bibirnya sendiri."Mor, ganti lagu.." kata Surya dengan suara mendayu, ngondek.Ayu dan Ilham mengangguk setuju dengan kompak. Kedua kaki dan tangannya bergerak mengikuti nada lagu.Amora melirik Ratih."Ganti, Rat.." katanya dengan masih bergoyang, menikmati akhir lagu.Amora terlihat semakin cantik hari ini..Junior berdeca

    Last Updated : 2021-05-17
  • Gara - Gara Resleting   19. Akan Kembali Melarang

    Junior menggeliat, menguap sesaat lalu membuka matanya. Suara gemericik air hujan yang gerimis membuat tubuhnya terasa berat untuk bangun.Junior menarik selimut, memeluk Amora yang masih terlelap dan berpetualang dalam mimpi."Emh.. Bangun, Razelia, sayang, istriku.." bisik Junior dengan mengulum senyum, matanya terpejam, ingatannya kini sibuk pada kejadian 9 tahun lalu."Yumtas, nama aku Yumtas om.." Junior saat benar - benar usia 19 tahun terlihat ramah dan baik sekali.Jayden tersenyum tipis."Dia Amora, Razelia Amora Rulzein. Anak om.." di tatapnya Amora yang saat itu 9 tahun."Hanya seminggu, tidak lama dan om har

    Last Updated : 2021-05-17
  • Gara - Gara Resleting   20. Mulai Terbuka

    Amora menatap Junior yang menghampiri mejanya, Amora menghentikan kegiatan meminum airnya."Kenapa?" tanya Amora dengan suara sedikit serak, mungkin karena terlalu semangat hari ini.Junior duduk di kursi samping Amora, tangannya terulur untuk menyeka peluh di dahi Amora."Cuma mau tegasin sama mereka, lo punya gue.." bisik Junior dengan mencuri kecupan di rambut Amora.Ayu dan Surya memekik tertahan, saking tidak sanggup menatap keuwuan pasangan yang sedang hangat - hangatnya itu."Malu ih, di liatin orang.." Amora berbisik dengan kesal.Junior tidak peduli, wajahnya terlihat di tekuk tak bersahabat. Moodnya masih buruk."Kenapa sih?" Amora berbisik saat aura Junior menak

    Last Updated : 2021-05-17
  • Gara - Gara Resleting   21. Sebuah Fakta

    "Reska baik - baik saja, dia selalu bisa menjaga diri.." Ali melepas tasnya lalu membantu sang istri untuk duduk.Rumah kecil namun aman itu sudah mereka tempati hampir 6 tahun lamanya."Bunda mau ketemu, kapan semua berakhir.." Vanzania terbatuk pelan, tubuhnya kian kurus semenjak minggu lalu.Ali mengusap bahu sang istri, memeluknya dengan menghela nafas berat."Reska pasti temuin buktinya, dia bahkan sampai rela terjun ke dunia gelap agar bisa cari bukti itu.."Vanzania, atau sering di panggil bunda Vanza itu semakin cemas."Apa anak kita sampai mengkonsumsi obat terlarang?" suaranya bergetar dengan mata basah.

    Last Updated : 2021-05-17

Latest chapter

  • Gara - Gara Resleting   Sequel : Kekalahan Terindah

    Ngidam, satu kata yang membuat Zein mengacak rambutnya frustasi. Zeva sungguh menyebalkan saat ini, permintaannya membuatnya gila. "Sekali aja, pake." Zeva mengembungkan pipinya yang semakin berisi itu. "Aku laki - laki, cowok, pria, Zeva sayang." Zein tersenyum paksa dengan menahan geraman marah. "Cuma merah sebentar, masih ga mau?" tatapannya menatap Zein dengan lucunya. Sontak Zein tidak berkutik, sialan memang wajah Zeva yang menggemaskan itu. "Jangan tebel - tebel." Zein pun pasrah, melirik sekitarnya yang cukup ramai. "Yeay!" Zeva dengan semangat menempelkan lipstik merah itu pada bibir Zein yang tebal nan seksi itu. Zein menatap wajah cerah Zeva dengan tatapan yang kian melembut, istrinya begitu bahagia hanya karena tindakan kecil itu. Harusnya Zein tidak menolak dari awal. "Woah!" Zeva menutup mu

  • Gara - Gara Resleting   Sequel : Anugrah

    Jalan - jalan kilat pun berakhir dengan Zeva yang asyik dengan benih - benih bunga yang di belinya. Membiarkan Jackson menanamnya karena tukang kebun tak kunjung datang. Jackson terlihat menggali dengan air wajah tidak yakin, dia sudah beberapa kali menolak untuk menanam benih itu namun Zeva keukeuh agar dirinya yang menanam benih itu. Demi apapun, Jackson belum pernah menanam bunga. Semoga saja semua benihnya tumbuh dengan baik. Harapnya masih dengan tidak yakin. "Sayang, ayo masuk." Zein bersuara di ambang pintu. Zeva yang sedang berjongkok menoleh lalu mengangguk dengan patuhnya."Beresin ya, Jackson. Maaf ngerepotin sama ga bisa terus nemenin." sesalnya dengan lugu. Jackson terkekeh dalam hati, dia itu pegawainya. Kenapa Zeva tidak sadar soal itu dan berperan seperti teman saja. Mungkin karena terlalu baik pikir Jackson. "Tidak apa - apa

  • Gara - Gara Resleting   Sequel : Jalan - jalan

    Bang Jack membantu Zein yang akan pergi pemotretan dan pengambilan video untuk iklan minuman yang sudah terlanjur mengkontraknya. Tadinya Zein ingin membatalkan namun kata bang Jack lebih baik lanjut karena perusahaan itu tidak keberatan soal skandal yang menimpa Zein. "Cuma 6 menit, durasi yang singkat. Sayang sama uang kamu walau uang kamu ga akan habis." kata Jack seraya merapihkan tas Zein. "Kalau gitu ajak Zeva boleh? Biar pulang langsung jalan." Jack menggeleng tegas."Ga bisa, Zeva masih jadi inceran. Kasihan dia, Zein." balasnya. Zein menekuk wajahnya, tidak bisa menyangkal ucapan Jack yang benar adanya. "Tuan Zein—" panggil Jackson yang mengundang Jack untuk menoleh juga."nyonya Zeva menangis di belakang dan menyuruh saya untuk memang—" Zein lebih dulu membawa langkahnya ke taman belakang di banding mendengarkan penjelasan pengawal

  • Gara - Gara Resleting   Sequel : After Menikah

    Hanya Zein yang di omeli atasan terus tersenyum cerah seperti orang yang di mabuk kasmaran. Telinganya seolah tuli dari amukan atasannya. Bang Jack menyenggol Zein, menyadarkan artisnya itu agar pikirannya berada di tempatnya, tidak berkelana ke tempat lain. Zein melunturkan senyumnya, mengerjap sekali lalu melirik bang Jack sekilas sebelum menatap atasannya yang mukanya sudah semerah tomat saking emosi. "Kamu sedang naik daun! Dengan gegabah memutuskan menikah tanpa melibatkan kami sebagai rumah produksi yang melahirkan kamu!" bentak si atasan dengan menunjuk Zein di sebrangnya—penuh emosi. Suara ponsel berdering terus menemani perbincangan mereka, membuat si atasan semakin merasakan kepalanya pecah rasanya. Sudah pasti yang menelpon itu investor yang mendanai film Zein yang pastinya gagal produksi itu. "Film di tahan bahkan bisa batal ta

  • Gara - Gara Resleting   Sequel : Baikan

    Zeva menggeleng, terlihat tidak nyaman di tempatnya. Zeva rasanya campur aduk. Senang, rindu, takut dan sedih menjadi satu. "Ayo, ada aku." Zein mengusap jemari Zeva yang ada di genggamannya. Kedua mata Zeva mulai basah, bibirnya bergetar saking tidak sanggupnya menahan semua rasa di dadanya. Hampir satu tahun dia jauh dari Lamita. "Kenapa?" Zein dengan sabar membujuk Zeva agar mau turun dari mobil. "Bunda masih marah ga ya?" suara Zeva bergetar dengan air mata lolos. *** Zeva menatap nanar Lamita yang sama kacaunya, kedua mata mereka sama basah. Semarah apapun, seorang ibu pasti akan luluh dan kalah saat rindu tidak bisa di bendung lagi.

  • Gara - Gara Resleting   Sequel : Bertindak Nyata

    Zein terlihat segar, hari ini hari sabtu. Hari liburnya walau hanya sehari dalam bulan ini. Dia harus memanfaatkannya sebaik mungkin. "Emang kamu engga kepikiran soal nikah?" Suara Jack membuat Zein menghantikan langkahnya, bersembunyi dan menguping. "Zeva ga mau rusak impian Zein, cukup Zeva aja yang mimpinya rusak. Zein baik, Zeva ga mau sakitin orang baik." lugunya dengan begitu tulus. "Mimpi? Emang kamu punya mimpi apa?" Jack terlihat memandang Zeva hangat. "Jadi dewasa, itu mimpi Zeva waktu kelas 3 SD sebelum kecelakaan." Zeva tersenyum kecil, pandangannya menerawang."Tapi, ternyata dewasa itu ga enak. Zeva ga bisa egois. Dulu mungkin Zeva asal ambil apapun milik Adit tanpa tahu perasaan Adit. Sekarang Zeva harus banyak puter otak, ga bisa seenaknya. Zeva juga ga mau Zein hancur karena Zeva, apalagi fans - fans Zein yang sayang banget sama Zein. Zeva pasti bikin banyak orang sedi

  • Gara - Gara Resleting   Sequel : tidak tahu tempat

    Zein menghela nafas panjang penuh kelegaan, akhirnya semua adegan telah selesai dia lakukan dengan sebaik dan secepat mungkin. Zein membawa langkahnya hendak ke ruang tunggu yang di mana Zeva ada di sana. Namun, seseorang menghadangnya. "Dia bukan adik kamukan Zein?" todongnya dengan tatapan meredup sedih. Zein mengerang dalam hati, dia lupa mengurus satu perempuan yang sempat dia beri harapan itu. "Hm." Perempuan muda itu tersenyum kecut."Bener ternyata sama gosip yang beredar, kamu banyak mainin perempuan. Terus kita gimana?" desaknya dengan kedua mata mulai merebak basah. Zein terlihat tenang."Emang kita apa? Kita cuma temen, temen dalam beradu akting, temen main ke bioskop, ga lebih. Kamu bahkan belum pernah aku ajak ke atas ranjang." terangnya dengan santai. Perempuan itu menatap Zein dengan tidak percaya, kecewa dan sedih.

  • Gara - Gara Resleting   Sequel : Damai

    Zeva terlihat mengernyit, merasakan pening menghantam kepalanya. Perlahan, kedua matanya terbuka. Dahinya mengkerut karena silau lampu. "Pusing?" Zeva sontak menoleh kaget dan meringis saat kepalanya berdenyut pusing. Zein mengusap kepala Zeva, memijat lembut pelipisnya."Tidur dulu atau mau makan?" tawarnya. Zeva menatap Zein dengan mengabaikan kepalanya yang berdenyut. "Kenapa Zeva di sini lagi? Adit sama Yumni mana?" tanyanya dengan suara serak dan layu. Zein masih betah mengusap dan memijat lembut pelipis Zeva. Zeva pun tidak menolak karena jujur saja itu enak baginya. "Mereka pulang." balas Zein sekenanya. "Kenapa ga bawa Zeva juga? Kenapa malah di bawa kesini?" Zeva menepis tangan Zein dan berusaha turun dari kasur Zein. Zein menahan bahunya."Rumah kamu di sini, jelas kamu harus ada di si

  • Gara - Gara Resleting   Sequel : Zein Sadar

    Zein terlihat kelelahan, jadwal mendadak di ubah membuatnya jadi semakin sibuk. Zein menatap ponselnya, membuka pesan yang dia kirimkan pada Zeva. Masih belum di baca, bahkan Zeva terlihat tidak aktif. Zein memutuskan tidur sebentar, membiarkan Jack membawa mobilnya hingga ke apartement. Tak lama mobil Zein sampai. "Zein, mau bang Jack anter?" tawar Jack dengan memindai sekitar, takutnya ada penguntit nekad. "Ga usah, bang Jack urus yang lain aja." balas Zein dengan tidak bertenaga, terlihat lelah sekali. "Yaudah." Zein turun."Hati - hati bang di jalannya." kata Zein sebelum berlalu. "Hm, kalo udah sampe telepon bang Jack." Zein hanya melambaikan sebelah tangannya tanpa berbalik dan tanpa menghentikan langkah gontainya. ***

DMCA.com Protection Status