Suasana cerah yang mengindahkan hidupku tidak dapat aku nikmati karena suasana hatiku yang mendung. Nafas besar kembali terhembus dari mulutku cepat, membuat Ha Na dan Mi Do saling menatap lurus sambil menaikkan alis mereka curiga. Mi Do menyiku pelan lenganku
"hey! Apa kau baik - baik saja?"
Aku menghembuskan nafas pelan "teman - teman, apa menurut kalian perasaanku benar - benar berubah?" Tanyaku lesu.
Mendengar pertanyaan menarik itu, Mi Do dan Ha Na langsung menoleh cepat. Mencondongkan tubuh mereka dempet ke arahku, aku pun membaringkan kepalaku pelan ke atas meja bulat di depan kami perlahan sambil membuka mulutku
"aku merasa sedih hanya karena ia berjanji akan melindungi hubunganku dengan Eugene..." bukaku memeulai cerita.
Mi Do dan Ha Na membuka mulut mereka hampa, tidak menyangka aku akan menceritakan isi hatiku semudah ini pada mereka. Aku pun kembali membuka mulutku melanjutkan cerita yang mengganggu hatiku, membuat mereka mengetahu
Aku terdiam menatap undangan di hadapanku lurus, nafas kecil terhembus begitu saja dari mulutku dan aku menundukkan kepalaku dalam.Aku pun mengangkat kembali wajahku cepat lalu mengulurkan tanganku meraih ponsel yang tergeletak di samping undangan itu, aku mengigit kukuku pelan sambil melihat - lihat daftar kontakku. Berusaha menemukan seseorang yang berpotensi meminjamkan baju pesta untukku. Aku pun memutuskan untuk menelfon target pertamaku cepat, nada panggil yang terus berdering membuat rasa cemasku semakin membukit."Angkat, angkat!" Bisikku berharap.Mataku melebar kecil mendengar suara Ha Na dari seberang telfon "ada apa?" Tanyanya langsung. Aku pun membuka mulutku cepat"hey, apa kau punya baju pesta?""Tentu saja aku punya! Apa kau menghinaku sekarang?""Kalau begitu bisa aku meminjamnya?"Ha Na yang terdiam membuatku mengerutkan keningku curiga. Aku pun membuka mulutku cepat "hey, aku bisa meminjamnya bukan?" Tanyaku lagi.
Kami masuk ke sebuah toko besar, tiba - tiba seorang wanita cantik dengan rambut pendek sebahu menyambut kedatangan kami ramah. Ni El tampak membuka tangannya memeluk kecil wanita itu"lama tak jumpa,Oppa(Kakak)!" Sapanya manis.Mataku melebar kecil mendengar wanita itu memanggil Ni ElOppadengan nada manja yang manis, aku memutar mataku menatap Ni El yang tersenyum kecil tajam. Wanita dengan tubuh sempurna yang terbaluk terusan ketat berwarna merah terang dan jaket bulu putih yang menutupi bahunya itu, melirik kecil ke arahku sejenak lalu menaikkan alisnya menatap Ni EL curiga"ada apa ini?" Tanyanya curiga.Ni El pun berbalik cepat lalu membuka mulutnya "kenalkan ini So H-," bukanya terhenti. Matanya menatapku yang menaikkan alisku kesal, membuatnya tersenyum kecil lalu memalingkan wajahnya kembali pada wanita berambut pendek itu"Sophie!" Sahutnya cepat.Wanita itu mengangguk kecil sambil men
Aku membuka mataku perlahan, terdiam takjub melihat wajahku yang tampak sangat cantik. Senyum puas langsung tersungging cerah di bibir Ri El menyaksikan reaksiku. Aku hanya terdiam mematung dengan mata melebar dan mulut terbuka hampa, tidak percaya akan wajahku sendiri.Aku berjalan mengikuti Ri El yang membawaku ke dalam sebuah ruang besar, berisikan deretan gaun indah berwarna - warni yang terlihat sangat cantik. Mulutku terbuka hampa takjub melihat ruangan megah itu, tidak percaya akan apa yang aku lihat.Ri El langsung menarik tanganku cepat mengikutinya naik ke atas panggung di balik tirai merah "cobalah semua gaun ini! Mengerti!" Perintahnya tegas menunjuk Lima gaun yang tergantung di samping tirai. Mataku melebar kecil melihat gaun - gaun indah itu, aku langsung menahan lengan Ri El sambil menggeleng cepat"itu terlalu berlebihan!" Tolakku malu.Ri El pun menggelengkan kepalanya tegas "aku sudah bilang aku akan menjadikanmu pemeran utama bukan!" Te
Seperti dugaanku, medan perang ini bukanlah medang perang biasa, ini adalah medan perang elit yang penuh emas dan berlian. Banyak orang - orang penting dan pebisnis besar yang membuatku merasa asing disini.Ni El dan Eugene tampak sibuk berbincang dengan para pebisnis yang mereka kenal, membuat mereka tidak punya waktu untuk mengurusku. Aku yang sadar diri akan keberadaanku ini bisa mengganggu mereka pun menarik diriku menjauh dari mereka perlahan, mencari sesuatu yang bisa menghibur diriku sendiri.Mataku menangkap meja hidangan penutup yang berisi makanan manis, yang terlihat cantik dan lezat. Aku menoleh sejenak menatap Ni El dan Eugene yang masih asik mengobrol dengan rekan bisnisnya, membuatku melangkahkan kaki tanpa rasa ragu mendekati meja itu.Mataku menjelajah setiap hidangan penutup yang terpajang di atas meja itu, senyumku pun mengembang cerah membayankan bagaimana rasanya dengan bentuk yang seindah itu. Tanganku perlahan meraih segelas kecil Panna Co
Kedatangan Eun Kyung ke Aula Pesta membuat seluruh mata tertuju padanya. Eun Kyung melangkah Anggun dengan balutan gaun ungu tua yang mengembang indah, dengan lengan transparan yang melingkar dari depan ke belakang.Melihat perhatian semua orang tampak beralih, membuatku menoleh kecil mengikuti rasa penasaran yang menyerang hatiku. Mataku dan mata Eun Kyung langsung bertemu lurus, membuat senyum miring mencurigakan langsung tersungging di ujung bibir wanita itu. Hatiku terasa aneh melihat senyum itu, aku pun mengalihkan pandanganku berbalik perlahan berusaha menghindari tatapan itu secepat mungkin.000Mata Ni El berputar kecil mengikuti arah pandangan Eun Kyung yang tertuju lurus padaku. Ni El pun langsung melangkahkan kakinya hendak menghampiriku, namun wartawan yang di undang meliput pesta malam itu langsung mengeluarkan pertanyaan yang membesarkan rasa ingin tahu yang sejak tadi Ni El pendam dalam hatinya."Nona Kim, apa tujuan anda mengadakan pesa be
Ni El langsung berbalik cepat menatap punggungku yang semakin menjauh meninggalkan Gedung pesta. Ia menoleh kecil sejenak, namun ia kembali berpaling melangkahkan kakinya mengejarku.Aku yang hanyut dalam pikiranku terus berlari tak tentu arah. Tanpa aku sadari aku berlari ke arah penyeberangan. Aku yang tidak fokus memperhatikan lampu yang menyala merah, terus berlari cepat begitu saja. Tiba - tiba klakson yang meledak keras di telingaku, membuat langkahku terhenti begitu saja, menatap mobil yang melaju cepat ke arahku.Ni El langsung mengulurkan tangannya menarik lenganku cepat, memelukku ke tepi jalan dengan nafas terengah panjang. Telingaku mendengar suara jantungnya yang berdetak sangat cepat, membuat bibirku bergetar kecil. Ni El mendorongku cepat"APA KAU SUDAH GILA? KAU HAMPIR MATI TAHU?"Aku hanya terdiam mematung di tempatku mengabaikan amukan Ni El. Air mata tiba - tiba menetes dari ujung mataku begitu saja, aku yang berusaha tidak merasakan lu
HALLO READERS!!! Sebelumnya aku ingin mengucapkan terima kasih buat kalian yang sudah baca novelku. Aku senang kalian menyukai ceritaku dan aku harap kalian terus menyukainya! Terima kasih untuk kesetiaan kalian yang selalu baca dan nungguin ceritaku setiap hari!Sebagai Author Tarin aku masih perlu banyak belajar dan baca refrensi novel - novel lain, tapi melihat kalian baca ceritaku aku seneng banget! Malam ini aku ingin buka Kolom Q&A. Buat Readers yang ingin tanya-tanya ke aku, atau ngobrol, atau share storyBOLEH BANGET!!!!! Aku juga mau tanya, kira - kira kalau aku nulis novel baru setelah ini cocoknya genre apa ya menurut kalian? Yukk...Coment - coment!!!
Aku menghembuskan nafas besar menyandarkan diriku di balik pintu Rumahku yang tertutup rapat. Kegelapan dan keheningan yang menyelimuti Rumahku, membuatku merasakan kesepian dan kesedihan yang sejak tadi berusaha aku tahan dalam - dalam di depan Ni El.Air mata kembali mengalir dari ujung mataku membuatku menunduk pelan sambil mengusap cepat pipiku yang mulai basah, aku menghembuskan nafas besar berusaha menahan rasa sesak di dadaku.Namun, seberapa keras usahaku untuk menahan rasa sakit di hatiku, rasa sakit itu semakin membesar. Semakin membekas di hatiku.000Ni El terdiam bersandar di depan tembok Rumahku, ia menoleh kecil mendengar isak tangis yang semakin keras keluar dari mulutku. Nafas besarnya terhembus cepat, wajahnya menunjukkan rasa cemas yang ada dalam hatinya.Getar panjang ponselnya, membuat Ni El memalingkan wajahnya cepat sambil mengeluarkan ponsel dari saku jasnya pelan. Gerakannya terhenti cepat melihat nama yang tertera di layar