Beranda / Romansa / Gara-Gara Parfum / CHAPTER 59: SEDEKAT ITU

Share

CHAPTER 59: SEDEKAT ITU

Penulis: TARIN
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Eun Kyung terdiam menatap kedatangan Eugene tiba - tiba itu, matanya berputar mengikuti arah pandang Eugene yang tertuju padaku. Ia pun berpaling cepat meredam amarah di hatinya berusaha mengabaikan apa yang di lihatnya barusan.

Aku menatap Eugene lurus yang menggerakkan kepalanya pelan, memberiku kode untuk keluar sembentar bersamanya. Aku pun meletakkan papan di tanganku cepat lalu bergerak mengikutinya keluar sesuai keinginanya.

Aku menutup pintu Laboratorium cepat lalu membuka mulutku "ada apa?" Tanyaku ringan. Eugene pun menghembuskan nafas kecil sambil mengeluarkan obat dari kantong keresek yang di bawanya, ia membuka tutup botol obat itu cepat lalu menyodorkannya padaku. Matanya berputar menatapku lurus

"minumlah!" Perintahnya pelan.

Aku pun hanya menerima botol itu dengan alis berkerut bingung lalu menegak isinya sampai habis, aku menatap Eugene dengan alis berkerut merasakan kepahitan yang menusuk Lidahku. Aku mengusap pelan mulutku sambil mengel

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 60: PERANG DINGIN

    Suasana Ruang Rapat terasa sangat aneh, keheningan menyelimuti kami sejak kedatangan Eun Kyung dengan wajah datar dan mata tajam. Aku melirik kecil menatap Eun Kyung yang menatap tajam ke arah Eugene seakan ingin membunuhnya, mataku pun berputar menatap Eugene yang tampak memainkan ponselnya mengabaikan tatapan Eun Kyung yang mengganggu. Nafas kecil pun terhembus pelan dari mulutku, aku mengigit kecil bibir bawahku ragu 'ada apa lagi kali ini?' Tanyaku penasaran dalam hati. Ni El yang duduk tak jauh dari Eugene pun tampak mengalihkan pandangannya menatap Eun Kyung, menyadari keadaan yang terasa memanas. Ia kembali menatap Eugene sekilas, sebelum menggeleng heran mengabaikan situasi. Ni El kembali fokus membaca laporan di tangannya berusaha mengesampingkan persoalan kecil di hadapannya dulu. 000 3 JAM YANG LALU. Eugene masuk ke Ruang VIP cepat, lalu duduk di hadapan Eun Kyung sambil menatap jam di lengannya pelan "aku tidak punya banyak waktu,

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 61: KEINGINAN BESAR

    Aku menggerakkan tanganku sibuk membereskan berkas - berkas setelah rapat hari ini selesai, Eugene tiba - tiba mendatangiku lalu membuka mulutnya cepat "bisa kita bicara?" Tanyanya. Aku pun melirik kecil pekerjaanku sejenak lalu menatap Eugene lurus sambil mengangguk kecil "baiklah, ada apa?" Tanyaku langsung. Aku menyandarkan tubuhku santai ke kursi terus menatapnya lurus, sementara Eugene membuka kancing jasnya lalu duduk di ujung meja menghadap ke arahku. Eugene meggaruk kecil lehernya pelan, keraguan mulai terlihat di wajahnya dan ia membuka mulutnya setelah pertimbangan panjang "apa akhir pekan ini kau ada acara?" Tanyanya. Aku pun memutar mataku mengingat sejenak lalu menggeleng kecil "tidak, kenapa?" Tanyaku penasaran. Senyum kecil tersungging cepat di ujung bibir Eugene seiring harapannya yang membesar, ia langsung mengeluarkan selembar undangan dari saku jasnya cepat. Keningku bekerut kecil melihat undangan yang di sodorkan Eugene pad

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 62: UNDANGAN

    Aku menjatuhkan diriku lemas di atas kasurku cepat melepas rasa lelah dan menenangkan pikiranku dalam keheningan. Aku memejamkan mataku sambil mengatur nafas pelan, menikmati deritkan jam yang terdengar pelan di telingaku. Dering ponselk tiba - tiba terdengar singkat, membuatku membuka mataku perlahan menatap langit - langit kamarku lurus, tanganku bergerak mengeluarkan ponsel dari saku jaketku cepat dan menatap pemberitahuan yang masuk di layar. Jempolku mengetuk pelan layar ponselku membuka pesan baru dari Eugene itu, nafas besar terhembus begitu saja dari mulutku dan aku menjatuhkan tanganku terlentang lemas mengabaikan pesan itu. Pertanyaan yang sama selalu saja ia tanyakan padaku sejak hari itu"bagaimana? Apa kau sudah memutuskan soal pesta itu?" Ulangnya terus - menerus.Dering singkat kembali terdengar dari ponselku, membuatku mengerutkan dahiku sambil membuka mulutku besar "aaarrrggghhhh... bisakah aku tidak mendengar pertanyaan ini sehari saja!" Rengekku kesa

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 63: PEMERAN UTAMA

    Para penata rias mulai bergerak cepat mengelilingiku melakukan tugas mereka. Aku hanya berdiri kaku sambil melirik sekeliling canggung, berusaha membiasakan diriku dengan situasi yang tidak nyata ini. Bagiku ini hanya potongan adegan fiksi drama yang hanya aku lihat di TV, namun kini aku mengalaminya sendiri, pengalaman ini semakin tidak nyata bagiku. Perasaan aneh terus saja menggelitik hatiku, aku merasa seperti pemeran utama wanita dalam dongeng yang bertemu dengan pangeran tampan. Fantasi indah itu terus menarikku hanyut dalam kebahagiaan kecil ini.Ponselku berdering kecil, membuatku membuka tasku cepat melihat pesan yang masuk"bagaimana perasaanmu?" Tulis Eugene."Aneh..." jawabku singkat."Aku pikir kau akan menolakku," balasnya mengubah topik.Aku menyunggingkan senyum kecil lalu menggerakkan jariku cepat membalas pesan Eugene, aku menghembuskan nafas pelan sebelum memasukkan ponselku kembali ke dalam tas. Eugene tersenyum kecil membaca pe

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 64: JALAN KELUAR

    Eun Kyung tersenyum sambil melirik pantulan diriku yang menatap mobilnya menjauh dari kaca spion. Ia mengeluarkan ponsel daru tas tangannya cepat lalu mengetuk pelan layarnya, sebelum menempelkan ponselnya ke telinga. Jarinya bergerak kecil menunggu nada panggil yang berdering panjang dari seberang telfon. Matanya melebar kecil mendengar suara pria yang menyapanya dari seberang telfon"Nona Kim, lama tidak bicara," sapa pria itu sopan."ParkGija(Reporter), ada berita yang menarik untuk anda liput," sahutnya langsung.Senyum Eun Kyung melebar membayangkan kejadian menarik yang di rancangnya, ia menatap keluar jendela dengan wajah penuh kemenagan puas.000Mulut Ni El terbuka hampa melihat kedatanganku dan Eugene yang disambut meriah para wartawan yang telah menunggu di balik pintu. Ia pun menoleh cepat menatap Eun Kyung tajam dengan tangan mengepal menahan amarahnya yang mendidih. Senyum Eun Kyung melebar puas melihat rencananya

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 65: HUBUNGAN PALSU

    Ni El tertunduk dalam keheningan, nafas besar terhembus dari mulutnya membuat rasa penyesalan dalam hatinya semakin membesar setiap detiknya. Ia mengangkat pandangannya menatap kursi kosong di hadapannya, kembali teringat apa yang aku katakan padanya sebelum meninggalkan Apartemennya beberapa menit lalu.000Ni El mengigit bibir bawahnya ragu menyampaikan isi pikirannya, perasaan aneh terus menahan mulutnya namun ia tersadar tidak ada pilihan lain untuk melepaskanku dari masalah ini. Ni El pun terpaska membuka mulutnya"akuilah di depan wartawan soal hubungan kalian!" Bukanya.Mataku melebar mendengar perkataan Ni El barusan, bibirku terasa bergetar kecil dan detak jantungku terasa semakin cepat setiap detiknya. Perasaan aneh perlahan menyerang hatiku, perasaan yang tidak seharusnya aku rasakan pada Ni El. Aku kecewa padanya. Eugene menggeleng kecil lalu membuka mulutnya"tidak, itu akan semakin menyusahkan Sophie!" Tolaknya tanpa berpikir panjang.

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 66: TIDAK SESUAI

    Mataku berputar canggung berusaha mengabaikan pandangan serta bisikan semua orang di sekelilingku. Aku melangkah cepat dengan kepala tertunduk dan rambut panjang terurai menutupi wajahku. Setelah artikel tentang hubungan palsuku dengan Eugene tersebar, banyak pesan dan telfon membanjiri ponselku. Mulai dari nomor yang aku kenal, sampai yang tidak ku kenal. Namun yang membuat hatiku tidak tenang, bukanlah pesan atau telfon yang membanjiriku itu. Aku menatap ponselku semalaman penuh harap, entah mengapa... aku berharap Ni El menghubungiku. Namun, seberapa panjang penantianku, pesan atau telfon darinya tak kunjung datang. Tangan lembut Eugene meraih tanganku cepat, membuatku menoleh menatapnya lurus. Eugene tesenyum cerah, menggenggam erat tanganku sambil melangkahkan kakinya sejajar dengan langkahku. Senyum kecil perlahan tersungging di ujung bibirku, tangan hangat Eugene yang menggenggam erat tanganku juga membawa kehangatan bagi hatiku. Eugene menunduk kecil mendekatkan bi

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 67: TANYA JAWAB

    Aku melangkahkan kakiku pelan menyusuri jalan sepi menuju Rumahku. Angin musim semi yang berhembus malam itu, terasa menusuk bagaikan angin musim dingin. Suasana hatiku membuat semuanya terasa dingin. Nafas kecil terhembus dari mulutku cepat, tiba - tiba suara familair terdengar membuatku mengangkat pandanganku lurus.Ni El berdiri menatapku yang berjalan dengan langkah lesu dan kepala tertunduk. Nafas kecil yang terhembus dari mulutku membuatnya tersenyum kecil, membuka mulutnya geli“apa hidupmu sesusah itu?” Mata kami bertemu dalam hitungan detik. Entah kenapa senyum kecil langsung tersunging perlahan menghiasi bibirku.000Ni El duduk canggung di sofa ruang tengah Rumahku, melihat ke sekeliling canggung. Matanya meneluasuri setiap sudut Rumah kecil di atas atap gedung Rumah Susun. Aku datang dengan dua kaleng bir di tanganku, menjatuhkan diriku santai di atas sofa. Ni El bergeser pelan memperbaiki posisi duduknya, membuka mulutnya memulai pembicaraan

Bab terbaru

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 136: DIAM

    Langkahku terhenti menatap mobil yang tampak aku kenali berhenti di depan tangga menuju Rumahku, si pemilik mobil yang menyadari kedatanganku turun dari mobilnya, dia menatapku lurus. Aku menghela nafas dalam sebelum kembali melanjutkan langkahku pelan, berhenti tak jauh dari pria yang sudah menungguku entah sejak kapan. "Dimana kau tidur semalam?" "Rumah Mi Do, sejak kapanSunbae(Senior) menungguku?" Timpalku balik bertanya. Eugene melepaskan nafas panjang sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, ia mengangguk pelan "lupakan, apa kau baik - baik saja?" Tepisnya mengalihkan topik. Aku mengarahkan pandanganku menatap Eugene lurus - lurus, aku pun langsung menyadari bahwa ia menyembunyikan sesuatu dariku saat ini. Aku menganggukkan kepalaku pelan "hmm, aku baik - baik saja,Sunbae(Senior) sendiri?" Tanyaku canggung. Eugene ikut mengangguk kecil "aku baik," timpalnya cepat. Nafa

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 135: ANGIN LALU

    Aku berguling gelisah memikirkan masalah yang menimpaku ini, aku tidak mungkin hidupa dalam persembunyian terus seperti ini. Aku juga merasa bahwa ini masalahku, jadi aku harus menyelesaikannya sendiri.Aku bangun dari tidurku cepat, meraih ponselku di samping tempat tidur. Jariku bergerak sibuk mencari tahu berita terbaru tentang kasusuku ini, membuat keningku mulai berkerut. Aku membenarkan posisi duduku, menggerakkan jariku semakin cepat, mencari lebih teliti."Apa yang terjadi?" Tanyaku sendiri.Aku menurunkan ponselku dengan nafas besar terhembus begitu saja dari mulutku, kepalaku mulai berpikir keras tentang kejadian aneh ini. Aku pun kembali mengangkat ponselku, memastikan apa yang aku lihat ini benar. Aku tidak percaya akan apa yang aku lihat."Kenapa semuanya menghilang begitu saja?" Tanyaku bingung.Aku membuka selimutku turun dari tempat tidur cepat, menghampiri Ha Na yang tidur di sofa depan. Aku menggoyang tubuh Ha Na cepat membangunka

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 134: RASA BERSALAH

    Aku terdiam menatap ponselku lurus, rasa cemas dalam hatiku semakin menghantuiku seiring usahaku untuk menahannya. Ponselku yang tiba - tiba bergetar, membuat mataku melebar dan harapanku bangkit. Aku langsung menatap ponselku lurus - lurus, namun harpan itu terasa hancur dalam hitungan detik.[Apa kau baik - baik saja?]Pesan itu terlihat hangat, hanya saja pesan itu datang bukan dari orang yang aku harapkan saat ini. Aku terdiam menatap nama Eugene sebagai pengirim pesan itu, aku pun menghembuskan nafas pelan "apa yang kau harapkan Sophie," keluhku tersadar.Aku menggerakkan jariku cepat, membalas pesan itu lalu mengirimkannya dengan rasa kecewa di hatiku. Aku menyisir rambutku ke belakang, menunduk dalam berusaha menenangkan diriku sendiri. Mi Do dan Ha Na yang melihat kegelisahanku pun menghembuskan nafas besra kompak, Ha Na menutup ponselnya cepat sambil membuka mulutnya"sebaiknya kau tidak berusaha untuk mencari tahu keadaan di luar sana lebih dulu

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 133: KESEPAKATAN

    Eugene duduk menatap Eun Kyung yang tersenyum penuh kemenangan tajam. Wanita di hadapanya terdiam menatapnya lurus dengan tangan terlipat di depan dada anguh, sambil menyandarkan tubuhnya nyaman di kursi."Aku tahu cepat atau lambat kau akan mencariku," buka Eun Kyung percaya diri.Eugene memalingkan wajahnya dengan air muka kesal, sambil menghembuskan nafas besar dari mulutnya keras. Ia menelan berat air liurnya sebelum akhirnya membuka mulutnya"kau yang melakukan semua ini bukan?" Tanyanya menuduh.Eun Kyung melepaskan tawa keras mendengar nada kesal Eugene yang semakin memuaskan hatinya, wanita itu melepaskan nafas lega berusaha mengendalikan tawanya "aku tidak menyangka membuatmu marah akan semudah ini, sangat menarik..." timpalnya.Eugene mengepalkan tangannya perlahan mendengar perkataan Eun Kyung itu, ia menunduk sambil menjilat kecil bibirnya berusaha menahan emosinya yang semakin mendidih. Matanya berputar tajam menatap Eun Kyung lurus, m

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 132: OPINI

    Kerutan terlihat samar di keningku saat aku mengetahui ponselku yang mati sejak tadi, aku meghembuskan nafas teringat bahwa aku belum sempat menyalakan ponselku sejak dari Bandara tadi.Mataku melebar kecil merasakan getaran berturut - turut dari ponselku, pemberitahuan pesan masuk bergantian, nomor - nomor yang tidak di kenal pun terlihat menghubungiku. Keningku langsung berkerut dalam seiring rasa curiga yang memenuhi hatiku. Aku langsung menggerakkan jariku cepat mengetuk layar ponselku, membuka ruang obrolanku dengan teman - temanku yang meninggalkan banyak pemberitahuan.[Hey, Sophie dimana kau? Kau sudah melihat berita ini?][Sophie, apa kau baik - baik saja?][Hey, kau membuat kami takut... hubungi kami secepatnya!]Aku pun mengetuk tautan yang Mi Do kirimkan, membaca semua isi berita yang terpajang di layar ponselku cepat, mataku mulai melebar dan aku membekap mulutku yang terbuka hampa kaget melihat berita itu. Aku tidak percaya apa

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 131: MEMBALIKAN BADAN

    Mobil Ni El yang melanju cepat menuyusi jalan raya membuatku cemas akan keselamatan kami, aku menoleh kesal sambil terus menggenggam erat sabuk pengamanku."Hey, pelan - pelan saja! Kita bisa celaka kalau begini terus!" Protesku kesal.Ni El menginjak gasnya semakin dalam, mengabaikan perkataanku hanyut dalam emosinya sendiri. Aku yang semakin kesal dengan sikap itu pun kembali membuka mulutku "HEY!" Teriakku. Ni El langsung memutar roda kemudinya, menepikan mobil yang kami tumpangi, memindahkan kakinya cepat, menginjak dalam rem mobilnya.Tubuhku yang terbanting keras ke sandaran kursi membuat amarahku semakin tersulut, aku menyampirkan poniku yang berantakan, menatap Ni El sinis "HEY! APA KAU SUDAH GILA?" Amukku kesal."KAU SENDIRI APA MASIH WARAS?" Bentaknya menatapku dengan maa melotot kesal.Ni El memalingkan wajahnya sambil melepaskan nafas besar, berusaha mengendalikan emosinya. Ia kembali menoleh menatapku lurus, membuatku mencengkram sabuk

  • Gara-Gara Parfum   EPILOG 4

    Ni El mengusap darah segar yang mengalir dari luka di ujung bibirnya, ia melepaskan nafas besar lalu menoleh menatap Eugene lurus "maafkan aku," sahutnya canggung.Eugene hanya diam tertunduk dalam dengan tatapan kosong, mengabaikan permintaan maaf Ni El itu. Ia melepaskan nafas besar, membalikkan badannya hendak meninggalkan ruangan Ni El, namun Ni El menahan langkahnya."Sophie belum mengetahui apapun yang terjadi!"Tangan Eugene mengepal kuat mendengar kata - kata itu, ia menoleh kecil menatap Ni El sinis "lalu? Apa maumu sekarang?" Tanyanya menantang.Ni El kembali menghembuskan nafas besar dari mulutnya, ia menundukkan kepalanya sambil menggeleng kecil "aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang, tapi aku ingin meminta bantuanmu..." jawabnya meninggalkan harga dirinya.Amarah Eugene yang semakin tersulut, membuatnya melepaskan nafas kecil sambil menggeleng heran "apa aku terlihat seperti akan memberimu bantuan?" Tanyanya menghina. Euge

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 130: CINTA AYAH

    Dae Gil menghembuskan nafas panjang dari mulutnya, kembali mengarahkan pandangannya lurus padaku. Ia memaksakan senyum kecil sebelum kembali membuka mulutnya "aku menyesalinya..." sahutnya. Dae Gil meremas erat kedua tangannya sambil menunduk dalam, nafas berat kembali terdengar dari mulut Dae Gil. Ia menggelengkan kepalanya pelan "aku tidak seharusnya membohongi Ni El saat kami bercerai," lanjutnya penuh penyesalan.Mataku melebar kecil mendengar kejujuran itu, mulutku terbuka kecil hampa, aku terdiam tidak tahu harus mengatakan apa menanggapi perkataan itu.Dae Gil pun kembali mengeluarkan suaranya "aku tidak ingin ia terluka jika semua orang tahu bahwa kami bercerai karena ia memilih pria itu," bukanya. Dae Gil melepaskan nafas pelan "jadi aku berbohong pada wartawan, aku mengatakan kami bercerai karena perebutan ahli waris," lanjutnya terdengar berat."Tapi anda tidak menyangka bahwa itu akan sangat menyakiti HongDaepyo (CEO)?" Timpalku begitu

  • Gara-Gara Parfum   CHAPTER 129: KELAHIRAN NI EL

    Waktu berlalu dengan senyuman, membuat Dae Gil semakin yakin bahwa semuanya kini baik - baik saja.Segalanya terasa seperti sebagaimana harusnya, seperti apa yang Dae Gil harapkan. Kebahagiaan Dae Gil semakin memuncak setelah mendengar kabar kehamilan Seo Hwa, sukacita yang tidak terbilang dengan kata - kata semkin memenuhi hati Dae Gil.Kelahiran Ni El, menjadi awal perjalanan baru mereka menuju kebahagiaan yang lebih dari sebelumnya.000Dae Gil terdiam menatap kosong keluar jendela teringat akan kebahagiaan mereka saat menggendong Ni El di hari kelahirannya. Senyumnya mengembang kecil meskipun sorot matanya sangat sayu.Aku hanya terdiam hanyut dalam keheningan, hatiku tiba - tiba ikut merasakan kesedihan yang Dae Gil simpan di dalam hatinya saat ini."Saat Ni El lahir dulu, aku sangat bahagia..." bukanya. Dae Gil memalingkan wajahnya menatapku lurus "hari itu aku berjanji akan membuatnya bahagia, aku berjanji akan memberikannya keluarga

DMCA.com Protection Status