Share

BAB 134 Bukti (1)

Penulis: Kom Komala
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Maya

***

"Gimana, Mas?" tanyaku pada Mas Yoga perihal rekaman CCTV.

Yang lain saat ini terpaksa masih duduk atas permintaan kami.

"Bentar," kata Mas Yoga. Ia tampak belum menemukan sesuatu hal yang ganjil.

"Nah, ini, kamu lihat! Ada orang yang jalan santai lalu membuka kotak makanan beberapa yang ada di bagian teratas."

Degh!

Mas Yoga memperlihatkan sebuah bukti padaku terlebih dahulu. Lalu ibuku dan ibu mertua mendekat sama-sama ingin memastikan.

"Bagaimana, Nak Maya?" Bu Ustazah menanyakan dengan ramah.

Aku geleng-geleng kepala melihatnya. Orang itu benar-benar keterlaluan sekali. Ada dua orang yang kami temui memasukkan sesuatu ke dalam box makanan. Kami memang saat itu tadi sedang fokus ngobrol sebelum acara dimulai.

Dua orang ini satu kubu atau bagaimana? Karena mereka bekerja di waktu yang berbeda dan di tempat yang berbeda.

Orang yang ada di rekeman kulirik dengan ekor mata. Mereka nampaknya serba salah tak enak diam.

"Em, maaf, saya ada urusan dulu, ibu-ibu." Seorang wanita ba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 135 Bukti (2)

    "Kalian itu salah paham! Aku buka kotak makanan cuma mau lihat saja makanannya! Kalau ada serangga itu, mana aku tahu!" Risma beralasan, "oh ya, mungkin Mbak Dwi yang lakukan itu. Iya 'kan? Ngaku aja Mbak!" kesal Risma. Dia menuduh."Apa kamu? Kamu menuduh saya? Oh, jadi kamu ya!" Bu Dwi menyerang omongan Risma."Apaan ih!" "Astaghfirullah, saya tidak menyangka, ternyata Mbak Dwi dan Mbak Risma …." Ustazah geleng-geleng kepala."Mama lihat," pinta Mama meminta bukti rekaman.Saat ini Mbak Dwi dan Mbak Risma semakin ketakutan. Jadi benar, mereka biang kerok. Tapi, apa ini akting mereka untuk mengelabui kami? Pasti mereka satu kubu."Sudah,kasus ini akan diproses. Ini akan dibawa ke jalur hukum bila tak ada yang mau jujur!"Kami kaget dengan ucapan Mas Yoga. Ya, benar, lebih baik ini dibawa ke jalur hukum."Ya, betul sekali. Ini semua akan tuntas dalam sekejap. Saya yang ak

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 136 Tak Ada Maaf

    Maya ***"Ampun, Mas, Mbak, ampun! Tolong jangan bawa saya. Bawa saja Bu Neni. Saya gak tahu kalau di rumah ini ada CCTV. Bu Neni bilang aman." Mbak Dwi ketakutan, begitupun dengan Risma yang menunggu celah untuk bicara."Jadi Anda melakukan dengan sukarela 'kan?" kata suamiku.Bu Dwi saat ini serba salah. "Maya, Mas Yoga, tolong maafkan aku." Risma merengek menyebut suamiku dengan sebutan 'mas', uwok!"Ibu-ibu, bapak-bapak, kiranya acara syukuran ini sudah selesai. Saya sekeluarga menyampaikan permintaan maaf kami atas kejadian yang kurang mengenakan ini. Saya juga minta maaf, mungkin kami di sini akan menyelesaikan permasalah ini hari ini juga. Dengan begitu, ibu dan bapak yang ingin segera pulang kami persilahkan. Bukan ada maksud mengusir, namun semoga semuanya mengerti."Atas apa yang disampaikan Mas Yoga semuanya pun sepertinya berusaha mengerti. Namun, suamiku belum memperbolehkan Risma dan Mbak Dwi untuk sama pergi

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 137 POV Diwan

    Diwan***"Mas, tolongin aku, Mas, tolong!" Risma diseret terus oleh polisi. Aku tak bisa berbuat apa-apa lagi selain terus saja memohon pada Yoga dan Maya di depan semuanya."Tolong jangan hukum istriku, May, Pak Yoga. Aku mohon!" Aku terus meminta keringanan untuk selesaikan semua ini secara kekeluargaan. Tapi, apa daya, Risma dengan eratnya dibawa oleh pihak berwajib."Maaf." Hanya itu jawaban Yoga."Mas, ih! Tolongin aku, Mas!!"Risma terus saja memberontak. Aku menyaksikan dia dibawa oleh pihak berwajib. Sebenarnya kasihan sekali dia, tapi ringisanku tadi tak sepenuhnya dari dalam hati. Aku hanya akting saja. Jangan ada citra buruk suami tak menangisi istrinya saat dibawa oleh polisi secara paksa."Silahkan Anda pergi. Atau kalau ingin menyusul istri Anda pun silahkan." Yoga mengusirku dengan halus.Aku berlalu pergi setelah diusir. Sebenarnya

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 138 POV DIWAN (2)

    "Ya sudah, yang sabar ya, Mas Diwan. Kalau begitu kami pergi dulu. Maaf lho, tadi kami ngintip pas Mbak Risma dibawa polisi. Kami ikut prihatin." Dasar orang-orang penggosip. Tapi biarlah, kalau kata mereka cerai lebih baik, aku bisa pikirkan hal itu. Nanti, soal harga diriku supaya terus dipandang baik, tinggal diatur.Ibu-ibu rempong itu pun berlalu. Mereka tukang penggosip. Pasti besok buah bibir ini sudah sampai ke RW sebelah. Risma dijelekkan, aku dibaguskan. Itu baik untukku.Sepuluh menit kemudian ponselku berbunyi. Ada nomor tak dikenal masuk. Aku yakin, ini dari pihak kepolisian.Diri yang sedang rebahan pun bangkit sebentar. Baru saja akan mangap, di kejauhan sana si burung perkutut sudah nyerocos. "Mas! Mas kamu di mana? Kok kamu nggak susul aku sih, Mas? Kamu tega ya, Mas? Kamu kok nggak ada itikad baik! Kamu mau istrimu dipenjarakan orang lain ya?" Bola mataku membuat lingkaran. Telinga ini pening m

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 139 Mulai Atur Rencana

    Diwan Pov***"Gimana kamu semalam, Yang? Tidur nyenyak?" tanyaku pada istri yang sudah menginap satu malam di balik jeruji besi.Wajahnya berubah ketus setelah kutanya. "Mas, bagaimana bisa aku tidur nyenyak? Ngehayal kamu ya? Di dalam sana itu cuma tidur di tikar. Gerah nggak ada kipas angin. Banyak nyamuk juga lagi ah!" kesalnya, "apalagi aku semalam ribut sama penghuni lain, aku dihukum tidur di lantai aja. Sial 'kan, Mas!" imbuhnya lagi dengan geram."Ya sudah, kamu tenang ya, jangan marah-marah." Aku menenangkan."Bukan tenang-tenang, kalau aku kurus kering di sini gimana, Mas? Kamu mau istrimu ini kurus? Dekil, karena nggak perawatan?" cerocosnya. Dasar burung perkutut."Ya mau bagaimana lagi?""Kamu gimana? Udah ke si Maya? Gimana dia jawabnya?" Risma membuatku gugup karena kemarin aku bohong. Mana bisa simpan muka di depan Maya meminta Risma dibebaskan? "Em, a, udah, udah.

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 140 Rencana (2)

    "Permisi, dompet Anda barusan terjatuh di sana. Ini, saya kembalikan. Coba cek dulu dalamnya, takut ada yang hilang."Seorang pria yang kujadikan incaran telah ada di depan mata. Dia dengan senang meraih dompet lalu cek isinya."Oh, terima kasih ya, Mas. Isinya masih lengkap kok. Semuanya ada. Terima kasih banyak, Mas." Dia dengan ramah berterima kasih. Dia sekarang hanya seorang diri sedang menelepon di parkiran mall. Sepertinya sedang menjemput istri."Sama-sama, Mas.""Oh iya, ini untuk Mas. Bukan maksud saya merendahkan, tapi ini sebagai rasa terima kasih saya." Dia merasa tak enak hati."Oh gak usah, Mas, gak usah. Saya ikhlas kok. Saya ikhlas." Aku menempelkan kedua telapak tangan dengan rendah diri."Tapi, Mas saya berterima kasih sekali lho. Saya nggak sadar dompet saya jatuh. Kok bisa ya?" herannya sembari berpikir."Tadi dompet Anda jatuh kok. Sepertinya menyimpan kurang

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 141 Paket

    Maya***Aku lega karena Risma benar-benar sudah dipidanakan. Macam-macam denganku, ya begitu. Padahal, aku ini selalu memberi siapa pun kesempatan untuk berubah. Tidak Mas Anang, tidak Sindy, sekarang Risma. Mereka berurusan denganku lalu berakhir di penjara. Apalagi Sindy sudah kena vonis. Tinggal menunggu vonis Mas Anang dan kasusu Risma.Menurutku hidup sekarang ini penuh dengan tantangan dan rintangan. Mantan, pacar mantan, dan keluarga toxic membuat hidupku lebih berwarna. Tak monoton hanya bicara dengan orang baik-baik saja. Namanya juga hidup, pasti ada pahit-manis-asemnya."Lagi ngapain, Sayang?"Mas Yoga memeluk tubuhku dari belakang. Saat ini hidung sedang menghirup udara sejuk di balkon menatap ke arah kota yang nampak asri meskipun bukan perkampungan. "Lagi cuci mata aja, Mas. Lama di depan layar menyala terus membuat mataku lelah. Hari ini hari Sabtu, aku putuskan untuk tak lihat layar data

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 142 Tamu

    Maya***Arya tiba-tiba menghampiri. Dia membawa dus yang tadi ia bawa, yang kami sangka paket oleh-oleh dari temannya. "Apa isinya, Sayang?" Aku benar-benar meneguk liur takut sesuatu hal buruk yang terkirim kemari. Tapi tidak mungkin, kalau benda bahaya pasti akan tertahan oleh security dengan alat canggihnya."Ini, Mah. Ini ada bunga."Semakin kaget saja. Ternyata isi di dalam dus yang tadi kuanggap ringan itu benar-benar ringan. Isinya sebuah buket bunga tulip. Bunga kesukaanku. Bahkan itu bunga favoritku."Mah, kenapa?" Arya bertanya karena melihatku diam tertegun.Segera aku tak ingin membuatnya khawatir. "Sayang, ini untuk kamu dari Aldi."Dia terperanjat. "Wah, tuh 'kan, Mah, bukan ini? Arya kaget kenapa Aldi kirim bunga? Katanya Aldi mainan sama makanan." Anakku berkomentar."Iya, kamu ambil ini ya. Bawa ke kamar kamu dulu."Arya manggut la

Bab terbaru

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   156 TAMAT

    PoV Maya***"Oh, jadi kamu Mas biang kerok semua ini? Aku gak nyangka kamu begini ya Mas!" Aku begitu marah. Wajahnya memerah nanar menatap pria itu."Arkh, apaan kalian, dasar tukang tuduh!" Dia itu berdecak. Dia berdalih dan tidak mengakui hal yang sebenarnya terjadi.Kami sekarang sedang berada di sebuah tempat. Dimana sekarang di sini kami sudah berhadapan dengan Mas Diwan yang ternyata memang biang kerok dari semuanya.Di sini juga tidak hanya ada aku dan suami juga anak buahku. Tapi di sini juga ada Hans yang baru saja datang. Aku sengaja ingin memperlihatkan kepadanya kalau anak buahnya selama ini telah melakukan hal yang buruk.Mas Diwan mencuri identitas dirinya untuk menerorku. Dan seakan-akan Hans lah yang ingin menggencarkan rumah tanggaku bersama Mas Yoga. Pijit sekali kelakuannya.Plak!Sebuah tamparan mendarat di pipi nya Mas Diwan oleh telapak tanganku. Mas Yog

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   155 Sampai Ke Mulut Oma (2)

    Dada omah mundur ke belakang. Bibirnya tertarik ke atas seperti tak mengindahkan apa yang aku duga. "Ya ampun, Yoga. Kamu menduga istrimu itu hanya jadi korban orang lain? Takut itu kah kamu istri kamu pergi? Pasti benar, dia itu sudah selingkuh. Kamu ini kok kaya melindungi banget istri kamu?" Dugaanku benar, Oma menyalahkan istriku."Bukan begitu, Oma. Tapi aku sama Mas Yoga juga sedang menyelidiki siapa orang yang selalu meneror aku dengan barang-barang seperti ini. Aku benar-benar enggak tahu, Oma, aku yakin ini ada unsur disengaja." Istriku mendekat membela dirinya.Aku coba meredam kemarahan Oma. "Oke, Oma tenang dulu. Jangan marah-marah dulu. Sekarang Yoga sama Maya mau ke kamar dulu. Ada hal yang ingin kita bicarakan.""Nah, itu bagus!" Oma setuju, "pasti kamu ingin memarahi dia kan? Bagus itu, ayok sana. Jangan pernah mau kalah sama istrimu. Nanti dia bakal kebiasaan," tandas Oma.Istriku masih terus rerpojok

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   154 Sampai Ke Mulut Oma

    PoV Yoga***"Semua informasinya sudah aku kirim lewat email."Pesan masuk setelah aku keluar dari ruang meeting. Temanku yang detektif ini menjanjikan waktu sebentar, tapi karena katanya dia ada meeting penting sehingga pekerjaannya dia tunda dulu. Dan baru sekarang dia mengirimkan semuanya. Katanya sudah lewat email.Aku Pun bergegas menuju ruang bekerja. Membuka laptop dan segera mencari tahu informasi terbaru yang masuk lewat email yang yang aku pakai untuk mendapatkan informasi darinya.Tanpa basa-basi aku pun segera membaca dan melihat bukti lokasi yang telah temanku itu selidiki.Degh!Aku kaget ketika dua nomor yang berbeda itu ternyata berada di lokasi yang sama. Bahkan bukan berdekatan, tapi memang di titik yang sama.Satu Nomor dengan identitas bernama Diwan. Dan satu lagi nomor atas nama Hans. Aku malah semakin bingung, jangan-jangan dugaan istriku benar, kalau Diwan lah yang memanfaatkan situasi ini untuk meneror istriku. Tapi apa maksud dan tujuannya?Ku tanya lagi kepad

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   153

    PoV Yoga***[Maaf, kita belum bisa bertemu. Aku hanya bisa mengagumimu tanpa bisa melihatmu. Kita ini berada di posisi yang masih salah. Aku punya istri dan kamu pun punya. Aku hanya berharap suatu saat kita bersatu]Wajah istriku saat ini benar-benar murung dan ketakutan. Dia pasti berpikir kalau aku akan marah. "Mas, sumpah aku nggak tahu lho Mas salah orang ini," resahnya.Aku berusaha percaya. "Oke, sudah jelas kalau orang itu benar-benar menginginkan kamu. Tapi identitasnya terus saja dia sembunyikan.""Mas, aku yakin, ini adalah kerjaan seseorang untuk menghancurkan rumah tangga kita saja. Sumpah, aku gak tahu soal ini." Kekeh istriku seperti meresahkan pikiranku saat ini.Kami berdua diam. Namun, tiba-tiba istriku mengatakan kalau dia memiliki sebuah ide. "Mas!" Dia membuyarkan lamunanku. "Ada apa?" tanyaku.Dia malah mondar-mandir. "Gini nih, Mas, aku kok jadi suuzon kalau

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   152

    PoV Yoga***"Selidikku siapa Diwan yang dimaksud oleh Hans. Saya mau kabar sebelum 24 jam!" titahku pada orang suruhan.Mereka langsung sigap mengiyakan.Aku ingin tahu nama Diwan yang disebut Hans. Mungkin saja dia adalah Diwan yang sama dengan suaminya Risma.Dari kantor dia resign katanya ingin buka usaha, tapi setelah aku telusuri ternyata Diwan tidak buka usaha di rumah. Kata ibunya istriku Diwan itu seperti masih kerja kantoran.Aku ingin segera clear kan masalah ini. Keresahan hati mengenai Hans yang ingin merebut istriku ini harus segera aku pecahkan saat ini juga. Jangan sampai ada kesalahpahaman diantara kita yang terlalu jauh.Di menit kemudian tiba-tiba ponselku berdenting. Setelah melihat nama yang tertera di nomor panggilan yang masuk, ternyata dia adalah istriku.Segera aku menjawabnya. "Ya, Sayang?" sapaku lebih dulu."Mas, aku ada kabar dari sese

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   151

    Ternyata Hans sedang ada masalah keluarga. Mungkinkah dia bermasalah dengan istrinya sehingga ingin mendapatkan istriku? Benar saja dia barusan menyanjung istriku tanpa ada rasa resah."Semoga rumah tangga kalian kembali membaik ya," ujarku mengharapakan."Ya, semoga. Terima kasih."Lumayan lama berbincang-bincang ke sana-kemari. Bahkan kami juga membahas bisnis yang sedang berjalan. Namun, karena sudah pukul sebelas, aku pun gegas kembali ke kantor. Cukup untuk hari ini menjadi detektif secara langsung tanpa Hans sadari. Karena aku yakin, dia tak akan sadar kalau kecurigaan hati ini jatuh padanya. Entah kalau dia sudah tahu semuanya, sehingga dia seakan-akan memperlihatkan tak sedang terjadi sesuatu di depanku.***Saat makan siang aku ijin pada istri untuk bertemu dengan dua rekan. Yang satunya baru tiba dari luar negeri setelah pergi selama empat bulan lamanya. Dia melanjutkan studi di sana."Halo, Will, apa kabar?" Aku m

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   150 Kecurigaan itu benar atau tidak?

    PoV Yoga***Dia seperti gelisah setelah berkali-kali melirikku. "Oh, ya, it's oke. Em, diantar siapa kemari? Em, ya, duduk, duduk!" Ia nampak salah tingkah lagi. Hal yang membuat hatiku jadi tidak nyaman bila dia begini. "Resepsionis yang mengantarkan." Aku menjawab sembari duduk di sofa."Oh iya." Ia manggut dengan bola mata tak henti bergerak.Aku semakin curiga dengan ekspresinya. "Sepertinya Pak Hans sedang gelisah sekali? Ada hal buruk 'kah?" Bola matanya tak menatapku fokus. Semuanya membuatku semakin penasaran. Kenapa aku menduga dialah yang akan merusak rumah tanggaku. Untuk apa juga dia pindah rumah ke tempat yang dekat dengan rumahku? Tapi aku tak bisa suudzon begini. Harus benar-benar dicari bukti terlebih dahulu."Em, ada hal yang teramat pentingkah hingga langkah Pak Yoga sampai kemari?" tanyanya begitu resah. Tapi ada sandiwara persembunyian di baliknya."Oh tak ada apa-apa. Kebetulan saya hari

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   149 Apakah Hans?

    Betapa kagetnya aku, ada KTP rekan bisnisku di layar. Dengan jelas kutatap foto dan juga nama lengkap. Benar sekali, tak ada yang salah."Hans Putra Baskhara," batinku kaget.Aku zoom kembali lebih detail. Aku juga melihat lagi file lain, siapa tahu salah buka, ternyata tidak. Benar-benar identitas Hans kudapat.Ada sosial media juga yang terpaut dengan nomor asing itu. Semua wajah rekan bisnisku. Ini benar-benar membuatku bertanya-tanya. Bukankah kemarin Risma memalsukan atas nama Hans? Lalu istriku menyelidiki hingga identitas Risma dan suaminya itu terbukti? Sekarang?Apa mungkin ini bukti palsu? Gegas kuhubungi kembali si orang suruhan. Dia yakin 100%, data yang ia dapat dari nomor tersebut itu benar. Tidak ada yang keliru. Aku jadi geleng-geleng kepala. Setelah dipikir-pikir, hari ini lebih baik aku datang pada Hans. Perusahaan cabangnya yang baru berdiri itu akan kuhampiri. Mungkin dia bisa memberikan penjelasan atas semu

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   148 Bukti dan Tanda

    PoV Yoga***Sekarang di rumah ada Oma. Ia katanya ingin tinggal di sini sampai istriku melahirkan nanti. Biasalah, orang tua selalu banyak sekali aturan dan juga soal pantrangan. Kupikir dulu dia juga melakukan hal yang sama pada anak dan cucunya, dan sekarang istriku. Oma akan berada di sini untuk menjaga istri dan jabang bayiku. Mungkin lebih ke ingin menemani.Itu kata Oma, yang aku pikir di sini Oma lebih ke menginginkan peraturan baru. Dia sepertinya ingin mencaritahu bagaimana istriku kesehariannya lebih detail. Kutahu, Oma selalu menginginkan semua hal itu sempurna.Di sisi lain datangnya Oma membuatku gembira. Jadinya, aku juga bisa melihat dan menjaga dia lebih dekat lagi. Bukan hanya bertemu setahun sekali atau dua kali saja.Usianya sudah sepuh sekali. Kalau tak salah, sudah lebih dari 78 tahunan. Begitu katanya. Dengan usia demikian, dia masih mampu berjalan tegap walaupun tak secepat sewaktu masih muda. Kadang aku berpikir,

DMCA.com Protection Status