Beranda / Romansa / Gairah yang Terlarang / Menyelami Gelapnya Dunia

Share

Menyelami Gelapnya Dunia

Penulis: OhmyTwizz
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-06 02:46:38

Setelah makan malam yang terasa lebih seperti pertemuan rahasia daripada sekadar diskusi tentang kasus hukum, Sienna Laurent kembali ke apartemennya dengan pikiran yang dipenuhi keraguan dan pertanyaan. Tak bisa dipungkiri, pertemuan itu telah mengubah segalanya—bukan hanya tentang kasus yang sedang ditangani, tetapi juga tentang dirinya. Adrian Voss bukan hanya klien yang ia hadapi, dia adalah sosok yang tak bisa dengan mudah diabaikan. Setiap kata yang diucapkannya, setiap tatapan yang ia lontarkan, seakan menarik Sienna lebih dalam ke dalam dunia yang jauh lebih gelap dan rumit daripada yang pernah ia bayangkan.

Setelah berpamitan dengan Adrian di restoran mewah tempat mereka makan malam, Sienna kembali ke apartemennya yang terletak di kawasan elit kota. Meski jarak antara restoran dan apartemennya tak begitu jauh, waktu seakan melambat saat perjalanan pulang. Setiap langkahnya terasa berat, seakan ada sesuatu yang menantinya di ujung jalan. Sesuatu yang tak bisa ia hindari, meskipun dia ingin.

Sienna baru saja melangkah masuk ke ruang tamunya ketika ponselnya berdering. Dia mengambilnya dengan cepat, melihat nama yang tertera di layar: Adrian Voss. Hatinya berdegup kencang. Pasti ada sesuatu yang penting, pikirnya. Tidak mungkin Adrian menelepon tanpa alasan yang jelas.

“Ms. Laurent,” suara Adrian terdengar di ujung telepon, lembut namun penuh kekuatan. “Saya harap Anda tidak keberatan dengan ajakan makan malam tadi. Saya rasa kita perlu mendiskusikan lebih lanjut tentang langkah-langkah yang harus diambil untuk menangani kasus ini. Ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui.”

Sienna duduk di sofa, mencoba untuk tetap tenang. “Tentu saja, Tuan Voss. Saya siap mendengarkan apa yang perlu Anda sampaikan.”

“Tapi mungkin bukan hanya tentang pekerjaan, bukan?” tanya Adrian, suaranya berubah lebih dalam, lebih personal. “Saya rasa Anda tahu maksud saya.”

Sienna menutup mata sejenak, berusaha menenangkan pikirannya yang mulai kacau. Setiap kali berbicara dengan Adrian, rasanya seolah-olah dunia di sekitarnya menjadi lebih kabur, lebih sulit untuk dipahami. Namun, dia mencoba untuk tetap tegas.

“Jika Anda ingin membahas kasus, saya siap kapan saja,” jawabnya dengan suara yang lebih dingin dari yang ia harapkan.

“Baiklah,” jawab Adrian, suara masih lembut namun semakin menggoda. “Mungkin kita bisa bertemu lagi. Sore ini. Di tempat yang lebih privat. Saya rasa ada beberapa hal yang tidak bisa kita bicarakan di tempat umum.”

Sienna terdiam sejenak. Tempat yang lebih privat? Apa yang sebenarnya diinginkan Adrian darinya? Bukan hanya tentang pekerjaan, itu sudah jelas. Namun, Sienna merasa ada dorongan dalam dirinya yang tak bisa diabaikan. Apa yang bisa salah jika dia mengikuti ajakan itu? Apa yang akan terjadi jika dia membiarkan dirinya tenggelam lebih dalam dalam dunia yang penuh intrik dan godaan ini?

Akhirnya, dia mengangguk, meskipun hanya dalam diam. “Tentu, Tuan Voss. Saya akan ada di sana.”

“Perfect. Sampai nanti, Ms. Laurent.”

Telepon itu terputus, dan Sienna kembali terdiam. Jantungnya berdebar kencang, dan meskipun ia berusaha untuk tidak membiarkan emosi mengambil alih, dia tahu bahwa sesuatu telah berubah dalam dirinya. Sesuatu yang lebih besar dari sekadar profesionalisme. Sesuatu yang lebih berbahaya.

---

Sienna tiba di tempat yang telah dijanjikan tepat waktu—sebuah bar eksklusif yang tersembunyi di balik sebuah gedung besar, jauh dari hiruk-pikuk kota. Tempat itu terasa seperti sebuah dunia yang terpisah dari kenyataan, dengan lampu temaram yang menciptakan suasana intim dan rahasia. Musik jazz lembut mengalun di latar belakang, dan setiap meja seakan dilengkapi dengan privasi penuh.

Adrian sudah ada di sana, duduk di sebuah meja di sudut ruangan. Pakaian formalnya yang selalu rapi memberikan kesan bahwa dia selalu siap untuk menghadapi apa saja, kapan saja. Saat Sienna mendekat, dia melihat senyum tipis di wajah Adrian—senyum yang seakan menyembunyikan banyak hal.

“Ms. Laurent,” ujar Adrian, mengangkat gelas anggurnya sedikit sebagai salam. “Saya senang Anda datang.”

Sienna duduk di hadapannya, merasakan ketegangan yang perlahan membungkus mereka berdua. “Tuan Voss,” jawabnya dengan tenang, meskipun jantungnya masih berdebar. “Apa yang ingin Anda bicarakan?”

Adrian meletakkan gelasnya dan menatap Sienna dengan intens. “Sebenarnya, saya tidak hanya ingin membicarakan kasus ini, Ms. Laurent. Ada banyak hal yang bisa kita bicarakan. Terutama tentang Anda.”

Sienna mengangkat alis, merasa sedikit terkejut dengan pernyataan itu. “Tentang saya?”

“Ya,” jawab Adrian, senyum di bibirnya semakin menggoda. “Saya sudah lama mengamati Anda, Sienna. Anda berbeda dengan kebanyakan orang. Anda cerdas, profesional, dan… menarik. Tapi saya rasa Anda juga punya sisi lain yang ingin Anda temukan. Sesuatu yang lebih dalam.”

Sienna merasa wajahnya memanas, namun dia berusaha untuk tetap menjaga ekspresi wajahnya tetap netral. “Tuan Voss, saya di sini untuk membahas pekerjaan. Kita harus tetap fokus pada kasus ini.”

Adrian tertawa pelan, namun ada nada yang sangat menggoda dalam tawanya. “Tentu, pekerjaan adalah hal pertama yang harus kita bicarakan. Tapi Anda tahu, kadang-kadang, pekerjaan bisa menjadi lebih dari sekadar pekerjaan. Apakah Anda tidak merasa demikian, Sienna?”

Sienna merasakan ketegangan yang semakin intens. Setiap kata yang diucapkan Adrian membawa mereka lebih dekat pada suatu tempat yang sangat pribadi. Tempat yang seharusnya tak pernah terjamah dalam hubungan profesional seperti ini.

Namun, meskipun hatinya tahu bahwa dia seharusnya berhati-hati, sesuatu dalam dirinya ingin membiarkan diri terjebak dalam permainan ini. Sebuah permainan yang lebih berbahaya, lebih menggoda daripada yang pernah ia bayangkan.

“Jangan khawatir,” lanjut Adrian, suaranya penuh kepastian. “Kita akan tetap fokus pada pekerjaan, Ms. Laurent. Namun, saya yakin Anda tahu betul, kadang-kadang, pekerjaan bisa membawa kita ke tempat yang tak terduga.”

Sienna menundukkan kepalanya, merasakan sesuatu yang mendalam dalam kata-kata itu. Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Dan apakah dia benar-benar siap untuk menghadapi semua ini?

Namun, meskipun dia bertanya-tanya tentang itu, satu hal sudah jelas: Dunia yang telah dibuka oleh Adrian Voss tak akan mudah untuk keluar darinya. Dunia yang penuh dengan godaan, rahasia, dan—mungkin—gairah yang terlarang.

Bab terkait

  • Gairah yang Terlarang   Terjerat Dalam Jaringnya

    Sienna Laurent terjaga di tengah malam, matanya terbuka lebar, jantungnya berdegup kencang. Keheningan yang menyelimuti apartemennya terasa berat, seolah-olah dunia luar menghilang, meninggalkan dirinya dengan pikiran yang berputar-putar. Malam sebelumnya, setelah pertemuan dengan Adrian di bar, dia pulang dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Rasa bingung, ketertarikan, dan ketakutan bercampur aduk menjadi satu, membentuk sesuatu yang tidak bisa dia kendalikan.Adrian Voss bukan sekadar klien biasa. Setiap pertemuan dengannya membawa Sienna semakin dalam ke dalam dunia yang penuh dengan intrik dan ketegangan. Adrian bukan hanya seorang miliarder sukses; dia adalah sosok yang menguasai setiap ruang yang dia masuki. Dengan karisma yang hampir tak terbantahkan, dia memancarkan aura kekuatan yang menarik, memikat, dan menggoda. Dan meskipun Sienna berusaha untuk tidak terjebak dalam daya tariknya, hatinya seakan terbawa oleh setiap kata yang diucapkan Adrian. Ia tahu bahwa dia sedang be

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Gairah yang Terlarang   Mencari Titik Balik

    Keesokan harinya, Sienna berjalan kembali ke kantor dengan pikiran yang penuh. Setiap langkahnya di trotoar terasa lebih berat dari biasanya. Meski wajahnya terlihat tenang dan ekspresi wajahnya profesional, dalam hatinya, dia terus memikirkan pertemuan dengan Adrian Voss yang terjadi kemarin. Tatapan Adrian yang tajam, kata-katanya yang penuh makna, semuanya terasa lebih dari sekadar percakapan biasa. Ada sesuatu yang tersirat—sesuatu yang lebih gelap, lebih menggoda, dan, lebih dari itu, lebih berbahaya dari yang dia bisa bayangkan.Namun, meskipun begitu banyak keraguan yang melanda pikirannya, ada bagian dari dirinya yang merasa tertarik, yang merasa seolah-olah ini adalah jalan yang seharusnya ia pilih. Tidak ada yang bisa menantang otaknya seperti Adrian. Setiap pertemuan dengannya membawa ketegangan yang sulit untuk diabaikan. Seolah dunia di sekitarnya menghilang, hanya ada dia dan Adrian, berada dalam jalinan percakapan yang penuh dengan dorongan yang tak terucapkan.Setelah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Gairah yang Terlarang   Dalam Bayang-Bayang Keinginan

    Hari-hari berlalu, namun rasa cemas yang menggelayuti Sienna tidak juga hilang. Semakin dalam dia terlibat dengan Adrian Voss, semakin berat langkahnya. Pekerjaan yang awalnya ia anggap sebagai tantangan profesional kini mulai terasa seperti beban emosional yang mengikatnya. Meskipun dirinya mencoba menenangkan pikirannya, setiap pertemuan dengan Adrian semakin membuat garis antara profesionalisme dan perasaan pribadi semakin kabur.Pada suatu pagi yang cerah, Sienna menerima panggilan tak terduga. Adrian mengundangnya untuk makan siang, sesuatu yang jarang dia lakukan. Biasanya, pertemuan mereka selalu berkaitan dengan pekerjaan atau perkara hukum yang mendesak, namun kali ini terasa berbeda. Hatinya berdebar, dan meskipun dia mencoba untuk tidak terbawa suasana, ada bagian dari dirinya yang merasa senang. Makan siang dengan Adrian—mungkin ini kesempatan untuk mengetahui lebih banyak tentang dirinya.Sienna memutuskan untuk mengenakan pakaian yang sederhana namun elegan, memilih gaun

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Gairah yang Terlarang   Keterikatan yang Tak Terelakkan

    Sienna melangkah keluar dari restoran, perasaan yang campur aduk menggelayuti setiap langkahnya. Matahari tengah condong ke barat, menyinari kota dengan warna oranye yang hangat, namun hatinya justru dipenuhi oleh kabut keraguan. Setiap kata yang diucapkan Adrian terus berputar-putar di kepalanya, mengusik rasa tenang yang selama ini ia banggakan. Ada sesuatu yang menarik, dan sekaligus menakutkan, dalam cara Adrian berbicara—seolah dia sedang merancang sesuatu yang lebih besar dari sekadar pertemuan bisnis.Adrian sudah berhasil menanamkan benih kebingungannya lebih dalam. Meskipun Sienna berusaha mengabaikan sensasi yang menggoda di dalam dirinya, semakin sering mereka bertemu, semakin sulit rasanya untuk menarik diri. Adrian bukanlah sosok yang mudah dihindari. Dia terlalu memikat, terlalu berkuasa. Sienna tahu, di luar kecerdasan dan kekuatan pengaruh yang dimiliki pria itu, ada sisi gelap yang bahkan dirinya belum bisa sepenuhnya pahami.Ketika mobilnya melaju di jalanan kota, Si

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Gairah yang Terlarang   Mengungkap Tabir Rahasia

    Malam itu terasa lebih panjang dari biasanya. Sienna duduk di sofa mewah Adrian, mencoba mengumpulkan pikirannya yang berkecamuk. Pemandangan kota yang terhampar di balik jendela besar seharusnya menenangkan, tetapi malah membuatnya merasa terperangkap. Adrian berdiri di dekat meja bar, menuangkan segelas anggur untuk mereka berdua, sementara atmosfer di antara mereka kian memanas, penuh dengan ketegangan yang belum terurai."Ada sesuatu yang perlu Anda ketahui, Sienna," kata Adrian sambil menyerahkan gelasnya. "Sesuatu yang tidak pernah saya ceritakan pada siapa pun, tetapi saya merasa Anda berhak tahu."Sienna menerima gelas itu dengan tangan yang sedikit gemetar. "Apa yang sebenarnya terjadi, Adrian? Apa yang membuat Anda merasa harus melibatkan saya dalam dunia ini?"Adrian menyesap anggurnya perlahan sebelum menjawab. "Apa yang saya miliki sekarang—kekayaan, kekuasaan, semua ini—bukan datang tanpa harga. Ada masa lalu yang gelap, yang terus membayangi saya. Saya telah membuat ban

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Gairah yang Terlarang   Benturan

    Pagi itu, cahaya matahari yang menembus tirai tidak membawa ketenangan yang diharapkan. Sienna terbangun dengan pikiran penuh kekhawatiran. Kata-kata Adrian masih terngiang di telinganya. Marcus, musuh lama Adrian, bukan hanya ancaman bisnis biasa; dia adalah bahaya yang nyata.Sienna menatap Adrian yang masih tertidur di sampingnya. Wajahnya yang tenang seolah menyembunyikan semua kekhawatiran yang ia ceritakan semalam. Dia tahu bahwa hari ini akan menjadi awal dari sesuatu yang besar, dan mungkin berbahaya.Saat sarapan, Adrian tampak lebih tenang, tetapi Sienna bisa merasakan ketegangan yang tersembunyi di balik sikapnya. "Hari ini, kita harus mulai bergerak," kata Adrian sambil menyeruput kopinya. "Saya punya rencana, tapi kita harus berhati-hati."Sienna mengangguk. "Apa langkah pertama kita?""Kita harus mencari tahu apa yang Marcus rencanakan. Saya sudah mengatur pertemuan dengan seseorang yang bisa memberi kita informasi."---Beberapa jam kemudian, mereka berada di sebuah kaf

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Gairah yang Terlarang   Gairah di Tengah Badai

    Malam itu terasa lebih sunyi setelah hiruk-pikuk di gudang. Sienna duduk di tepi tempat tidur Adrian, mencoba memproses segala hal yang baru saja terjadi. Bahaya yang mereka hadapi nyata, dan semakin mendekat. Namun, di tengah kekacauan itu, ada perasaan yang terus tumbuh di dalam dirinya, sesuatu yang tidak bisa dia abaikan.Adrian masuk ke kamar, matanya memancarkan kelelahan namun tetap penuh dengan tekad. Dia berjalan mendekat, duduk di samping Sienna, dan menggenggam tangannya dengan erat. "Anda baik-baik saja?" tanyanya lembut.Sienna mengangguk perlahan. "Saya baik. Tapi Adrian, semua ini... begitu banyak yang harus saya cerna."Adrian menghela napas panjang. "Saya tahu. Saya tidak pernah bermaksud melibatkan Anda sejauh ini. Tapi sekarang, saya tidak bisa membayangkan menjalani semua ini tanpa Anda di sisi saya."Mereka duduk dalam keheningan, masing-masing tenggelam dalam pikirannya. Sienna merasa ada sesuatu yang menghangat di dalam hatinya. Meskipun dia takut, ada bagian da

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Gairah yang Terlarang   Di Bawah Bayang-Bayang

    Hari itu terasa seperti berjalan di atas tali tipis. Sienna dan Adrian melanjutkan langkah mereka dengan hati-hati, berusaha tetap berada selangkah di depan Marcus dan rencana jahatnya. Di balik dinding kaca gedung pencakar langit tempat mereka bekerja, dunia seakan berputar lebih cepat, dengan ancaman yang terus membayangi.Sienna duduk di ruang kantornya, mempelajari dokumen-dokumen penting yang diberikan Adrian pagi itu. Ada bukti kuat yang menghubungkan Marcus dengan sejumlah kegiatan ilegal yang berpotensi menghancurkan reputasi dan imperium bisnisnya. Tapi membuktikan itu di pengadilan adalah cerita lain.Pintu kantor terbuka, dan Adrian masuk, wajahnya tegang. "Kita perlu bicara," katanya tanpa banyak basa-basi. "Marcus telah bergerak lebih cepat dari yang kita perkirakan."Sienna mengangkat alis, menaruh dokumen di mejanya. "Apa yang dia lakukan?""Dia telah menyuap salah satu hakim yang terlibat dalam kasus ini. Jika kita tidak bertindak cepat, semua bukti yang kita miliki bi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07

Bab terbaru

  • Gairah yang Terlarang   Penthouse Marcus Devereaux

    Di sudut lain kota, Marcus Devereaux duduk di ruangan VIP klub malam yang mewah. Musik yang berdentum keras dan lampu neon yang berkedip tidak mengalihkan perhatiannya dari minuman di tangannya. Di sekelilingnya, wanita-wanita berpakaian glamor bersandar, tertawa, dan berusaha menarik perhatiannya. Tapi pikiran Marcus sedang melayang jauh dari kegemerlapan malam itu. Marcus adalah pria yang berbahaya dan ambisius. Di balik senyumannya yang menawan dan pesonanya yang memikat, ia adalah seorang yang tak kenal ampun dalam dunia bisnis dan kehidupan pribadi. Dibesarkan dalam lingkungan di mana hanya yang kuat yang bertahan, Marcus belajar sejak dini bahwa kekuasaan adalah segalanya. Dan dalam mengejar kekuasaan itu, dia tidak ragu untuk menggunakan segala cara yang diperlukan. Dia menikmati dunia malam – klub-klub eksklusif, pesta-pesta mewah, dan wanita-wanita cantik. Baginya, ini adalah pelarian dari kenyataan, tempat di mana dia bisa mengesampingkan sejenak pertempuran yang sedang d

  • Gairah yang Terlarang   Pria tidak dikenal

    Keesokan paginya, Sienna terbangun lebih awal dari biasanya. Pikirannya dipenuhi berbagai skenario tentang bagaimana Marcus mungkin mencoba menyerang mereka. Dia memutuskan untuk melakukan pemeriksaan tambahan di kantor sebelum hari kerja dimulai. Dia ingin memastikan bahwa semua dokumen dan bukti yang mereka miliki terkait kasus Adrian aman.Setibanya di kantor, Sienna langsung menuju ruang arsip tempat semua dokumen penting disimpan. Dia memeriksa kembali setiap folder, memastikan tidak ada yang hilang atau rusak. Rasa lega menyelimutinya saat semua tampak baik-baik saja.Namun, saat dia hendak keluar dari ruangan itu, dia mendengar suara langkah kaki di lorong. Langkah itu berhenti tepat di depan pintu ruang arsip. Sienna menahan napas, mendengarkan dengan saksama. Siapa pun itu, dia tidak ingin ketahuan di sini sendirian.Pintu terbuka perlahan, dan seorang pria yang tidak dikenalnya masuk. Dia mengenakan setelan hitam dan tampak seperti seseorang yang bukan pegawai kantor. Sienna

  • Gairah yang Terlarang   Detektif Morris

    Sienna memejamkan mata sejenak, merasakan angin malam yang sejuk menyapu wajahnya. Dia tahu bahwa perjalanan mereka belum berakhir. Meski sidang hari ini berjalan sesuai rencana, Marcus bukan tipe orang yang menyerah begitu saja. Ada kemungkinan besar dia akan melakukan sesuatu yang lebih berbahaya untuk melindungi dirinya sendiri."Adrian," suara Sienna lembut namun serius. "Aku tidak bisa berhenti berpikir bahwa Marcus mungkin mencoba sesuatu yang ekstrem. Dia tahu dia hampir kalah."Adrian menarik napas dalam-dalam, tatapannya mengeras. "Aku juga memikirkan hal yang sama. Marcus bukan orang yang mudah menyerah. Dia punya banyak koneksi di dunia bawah, dan kita harus waspada.""Kita harus memperketat keamanan," Sienna menyarankan, memikirkan langkah-langkah pencegahan yang bisa mereka ambil. "Aku bisa menghubungi beberapa kontakku di kepolisian, meminta perlindungan tambahan."Adrian mengangguk setuju. "Itu ide yang bagus. Aku juga akan berbicara dengan tim keamananku. Kita tidak bo

  • Gairah yang Terlarang   Konfrontasi yant tak terhindarkan

    Pagi menjelang dengan langit yang cerah, namun suasana di sekitar Sienna dan Adrian terasa berat. Hari ini adalah hari yang mereka tunggu—hari di mana mereka akan menghadapi Marcus di pengadilan. Sienna mengenakan setelan formalnya dengan sempurna, rambutnya disanggul rapi, memberikan kesan profesional yang tegas. Adrian, dengan setelan hitamnya yang elegan, terlihat tenang namun penuh dengan determinasi.Di perjalanan menuju pengadilan, Sienna mempersiapkan dirinya dengan mempelajari kembali poin-poin penting dari kasus mereka. Dia tahu bahwa setiap kata yang akan diucapkannya di ruang sidang harus tepat dan meyakinkan. Adrian duduk di sebelahnya, memberikan dukungan moral yang diam-diam tapi kuat.Saat mereka tiba di pengadilan, suasana tegang sudah terasa. Wartawan dan media berkumpul di luar, mencoba mendapatkan berita terbaru tentang kasus ini. Sienna dan Adrian melangkah masuk dengan kepala tegak, tidak tergoyahkan oleh sorotan kamera.Di dalam ruang sidang, suasana menjadi sema

  • Gairah yang Terlarang   Bukti untuk menjatuhkan Marcus

    Sienna memejamkan mata, meresapi momen langka ini, di mana dunia seolah berhenti berputar. Hembusan angin malam yang lembut membawa kehangatan yang tak biasa, menciptakan perasaan aman yang melingkupi mereka berdua.Adrian, masih menggenggam tangan Sienna, berbicara dengan suara pelan, hampir seperti bisikan. "Aku tahu segalanya sulit sekarang, tapi aku melihat masa depan yang lebih cerah bersama. Aku ingin kau menjadi bagian dari hidupku, lebih dari sekadar pengacara."Sienna membuka matanya perlahan, menatap Adrian dengan campuran emosi yang mendalam. "Adrian, aku juga merasakan hal yang sama. Tapi aku takut... dengan semua yang sedang terjadi, apakah kita bisa benar-benar memiliki masa depan itu?"Adrian menatap Sienna dengan penuh keyakinan. "Kita bisa, Sienna. Aku percaya pada kita. Tidak peduli seberapa berat jalannya, aku tahu kita bisa melalui ini bersama."Kata-katanya menggema dalam hati Sienna, memberikan kekuatan yang ia butuhkan. Dia mengangguk pelan, membiarkan kepercaya

  • Gairah yang Terlarang   Kedamaian Sebelum Badai

    Malam itu, setelah mereka selesai meneliti dokumen, Sienna duduk di balkon apartemen Adrian, menikmati angin malam yang sejuk. Dia merasa lebih lega, tetapi juga sadar bahwa perjuangan mereka belum selesai. Adrian menyusulnya dengan dua cangkir teh di tangan.“Ini untukmu,” katanya sambil menyerahkan cangkir itu kepada Sienna.“Terima kasih,” jawab Sienna, tersenyum lemah. “Hari ini benar-benar melelahkan.”Adrian duduk di sampingnya, menatap pemandangan kota yang berkilauan. “Aku tahu. Tapi kita sudah membuat kemajuan besar. Dengan bukti ini, kita bisa memojokkan Karpov.”Sienna menyesap tehnya, menikmati kehangatan yang mengalir di tubuhnya. “Ya, tapi aku tidak bisa berhenti berpikir tentang apa yang akan Karpov lakukan selanjutnya. Dia pasti akan mencoba sesuatu yang lebih berbahaya.”Adrian menatap Sienna, ekspresi serius di wajahnya. “Itulah yang membuatku khawatir. Karpov tidak akan tinggal diam. Dia akan melawan, mungkin dengan cara yang tidak kita duga.”Sienna mengangguk, mer

  • Gairah yang Terlarang   Transaksi Mencurigakan Perusahaan Karpov

    Malam semakin larut, tetapi pikiran Sienna dan Adrian terus bekerja. Mereka duduk bersebelahan di balkon, berbagi momen tenang sebelum badai yang mereka tahu akan datang. Kota di bawah mereka terus berdengung dengan kehidupan, tetapi di dunia mereka, keheningan malam adalah satu-satunya pelarian.Sienna merasakan kegelisahan merayap di benaknya. Meskipun mereka telah membuat kemajuan signifikan dengan mengamankan dukungan dari jaksa penuntut, ada ketidakpastian yang menggantung di udara. "Adrian, menurutmu apa yang akan dilakukan Karpov setelah dia tahu kita membawa kasus ini ke pengadilan?"Adrian menghela napas panjang, menatap jauh ke dalam malam. "Karpov tidak akan diam. Dia tahu cara bermain kotor. Kita harus siap untuk segala hal—serangan pribadi, ancaman, bahkan mungkin mencoba memanipulasi bukti."Sienna menggigit bibir bawahnya, memikirkan kemungkinan-kemungkinan itu. "Kita harus berhati-hati, Adrian. Kita tidak bisa membiarkan dia menjatuhkan kita."Adrian meraih tangan Sien

  • Gairah yang Terlarang   Pertemuan dengan Jaksa Penuntut Hukum

    Malam semakin larut, tetapi Sienna dan Adrian masih terjaga. Mereka duduk di ruang tamu, dikelilingi oleh dokumen-dokumen yang mereka bawa dari penggeledahan gudang Karpov. Pikiran mereka berputar-putar, memikirkan langkah selanjutnya."Kita harus menyusun strategi untuk menyampaikan ini ke pengadilan," kata Sienna sambil membaca salah satu dokumen. "Bukannya aku tidak percaya pada sistem hukum, tapi kita tahu Karpov punya cara untuk mempengaruhi keputusan."Adrian mengangguk. "Aku setuju. Kita harus memastikan bahwa bukti ini cukup kuat dan tidak bisa dibantah. Dan yang lebih penting, kita harus menjaga keamanan kita sendiri. Karpov pasti akan melakukan apa saja untuk menghentikan kita."Sienna menarik napas dalam-dalam. "Aku akan menyusun laporan lengkap dan menghubungi jaksa penuntut. Kita perlu memastikan bahwa mereka memahami betapa pentingnya kasus ini dan seberapa besar ancaman yang ditimbulkan oleh Karpov."Adrian menatap Sienna dengan kekaguman. "Kau benar-benar luar biasa, S

  • Gairah yang Terlarang   Surat Penggeledahan Gudang Milik Karpov

    Di tengah kesibukan mereka, Sienna tidak bisa mengabaikan perasaan bahwa mereka diawasi. Setiap suara kecil di apartemen Adrian membuatnya merasa waspada. Dia berusaha keras untuk tetap fokus, tetapi pikiran tentang ancaman Karpov yang terus menghantui mereka tidak pernah benar-benar meninggalkannya."Apa kau merasa seperti ada yang mengawasi kita?" tanya Sienna akhirnya, memecah keheningan.Adrian menatapnya dengan serius. "Aku merasakan hal yang sama. Itu sebabnya aku memasang beberapa alat pemantau di sekitar apartemen. Tapi sejauh ini, tidak ada yang mencurigakan."Meski jawaban Adrian menenangkan, Sienna tetap merasa gelisah. Dia tahu bahwa Karpov bukan tipe orang yang akan membiarkan mereka bergerak tanpa perlawanan. Karpov pasti akan menggunakan semua kekuatannya untuk memastikan bahwa mereka tidak bisa menjatuhkannya."Aku rasa kita perlu lebih waspada," lanjut Sienna. "Bukan hanya di sini, tapi juga di luar. Kita harus memperhatikan setiap langkah kita."Adrian mengangguk set

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status