Beranda / Rumah Tangga / Gairah di Balik Tirai Kehidupan / Bab 108: Pilihan di Bawah Tekanan

Share

Bab 108: Pilihan di Bawah Tekanan

Penulis: perdy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-02 23:51:18

Alena membuka matanya dengan tersentak. Jam digital di samping tempat tidurnya menunjukkan pukul 03:42 pagi. Ini adalah kelima kalinya ia terbangun malam itu. Setiap kali kelopak matanya terasa berat dan pikirannya mulai hanyut ke alam mimpi, bayangan yang sama kembali menghantui—wajah-wajah rekan kerjanya yang berbisik dan memandangnya dengan penuh penilaian saat ia melewati koridor kantor.

Ponselnya berkedip di kegelapan. Notifikasi email yang belum dibaca dari Vanessa, rekan kerja sekaligus teman dekatnya di departemen pemasaran, masih terpampang di layar. Alena telah membaca email itu berkali-kali sejak diterimanya kemarin sore, tetapi setiap kata masih terasa menusuk seperti saat pertama ia membacanya.

Alena, maaf harus memberitahumu seperti ini, tapi sebagai teman yang peduli, kurasa kau perlu tahu. Orang-orang mulai membicarakanmu dan Adrian. Kemarin aku tak sengaja mendengar pembicaraan di pantry antara tim keuangan. Mereka mempertanyakan profesionalitasmu karena terlalu 'terl
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 109

    Saat hari kerja berakhir, Alena segera berkemas untuk pulang. Biasanya ia akan tinggal lebih lama, menyelesaikan beberapa pekerjaan tambahan atau bahkan bertemu Adrian untuk membahas strategi bisnis keluarganya. Tetapi hari ini, ia ingin segera meninggalkan gedung kantor yang terasa mencekik.Di lobi, ia melihat Adrian sedang berbicara dengan beberapa eksekutif senior. Alena berpura-pura sibuk dengan ponselnya dan bergegas menuju pintu keluar. Namun, tepat sebelum ia mencapai pintu, ia mendengar suara Adrian memanggilnya."Alena! Tunggu sebentar."Alena menghentikan langkahnya dan berbalik perlahan. Adrian berjalan menghampirinya, meninggalkan rekan-rekannya di belakang."Hei, kau baik-baik saja?" tanya Adrian dengan suara rendah ketika mereka berhadapan. "Kau terlihat... berbeda hari ini."Alena menelan ludah. "Aku baik-baik saja. Hanya sedikit lelah."Adrian menatapnya dengan seksama, jelas tidak mempercayai jawaban singkat itu. "Apa ada s

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-03
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 110: Kebenaran yang Tersirat

    Langit Jakarta masih kelabu ketika Adrian melangkah masuk ke gedung kantor PT Mentari Global. Wajahnya tampak kusut meski kemeja putihnya rapi tersetrika. Sudah dua hari ia tidak mendapat cukup tidur—proposal untuk Bank Nusantara masih perlu disempurnakan, dan belum lagi tekanan dari pihak manufaktur furnitur keluarganya yang kini berada di ambang kebangkrutan.Begitu sampai di mejanya, Adrian segera membuka email dan menemukan balasan dari Alena. Ia mengirimkan proposal yang telah direvisi lengkap dengan catatan-catatan perbaikan yang mendetail dan beberapa saran untuk memperkuat argumen di bagian proyeksi finansial. Adrian merasakan sebersit kelegaan. Meski singkat, komentar Alena menunjukkan bahwa ia masih mau membantu, meskipun seharian kemarin jelas sekali Alena menghindarinya.Adrian menyadari ada yang tidak beres sejak Alena mulai menghindari kontak mata dengannya di rapat departemen. Ia awalnya berpikir mungkin Alena hanya lelah atau sedang memiliki masal

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-03
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 111

    Adrian menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Itu absurd.""Begitulah gosip kantor," Alena tersenyum kecut. "Tidak perlu fakta untuk berkembang."Adrian terdiam sejenak, memikirkan situasi yang mereka hadapi. Ia merasa bersalah. Sangat bersalah. Selama ini ia hanya fokus pada masalahnya sendiri, tanpa benar-benar mempertimbangkan dampak keterlibatan Alena bagi wanita itu."Aku tidak ingin kau terjebak dalam semua ini, Alena," kata Adrian akhirnya, meski ia sendiri menyadari betapa lemahnya kalimat itu terdengar.Alena menatapnya lama, seolah mencari sesuatu di wajahnya. "Tapi kenyataannya, aku sudah terjebak, bukan?""Mungkin sebaiknya kita... mengurangi interaksi kita untuk sementara waktu?" Adrian menyarankan, meskipun ia tidak yakin dengan solusi ini. "Sampai rumor ini mereda.""Apa itu akan membantu?" tanya Alena. "Atau justru akan semakin menguatkan dugaan orang-orang bahwa memang ada sesuatu yang kita sembunyikan?"Adrian tidak

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-03
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 112: Ketika Gosip Menjadi Racun

    Pagi itu, Alena merasakan tatapan yang berbeda saat melangkah memasuki kantor. Bukan tatapan kagum atau sekadar sapaan biasa, melainkan tatapan penuh spekulasi yang membuat tengkuknya meremang. Sudah hampir dua minggu sejak pertemuan terakhirnya dengan Adrian di kafe dekat kantor, dan entah bagaimana, gosip tentang kedekatan mereka telah bermetamorfosa menjadi sesuatu yang jauh lebih gelap."Pagi, Alena," sapa Nina, rekan satu timnya, dengan nada yang terdengar biasa namun matanya menyiratkan keingintahuan yang tidak biasa. "Presentasimu minggu lalu benar-benar mengesankan. Adrian terlihat sangat puas."Alena tersenyum tipis. "Terima kasih. Tim kita bekerja keras untuk itu.""Ya, tim," balas Nina singkat sambil berlalu, meninggalkan Alena dengan perasaan tidak nyaman.Menghela napas, Alena meletakkan tasnya dan menyalakan komputer. Notifikasi email berdenting, dan sebagian besar adalah ucapan selamat atas proyek besar yang baru saja dimenangkan oleh tim mereka. Seharusnya ini adalah m

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-04
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 113

    Malam itu, di apartemennya yang sunyi, Alena menatap kosong ke langit-langit. Ponselnya berdering menampilkan nama Adrian. Setelah keraguan singkat, ia mengangkatnya."Alena, tentang presentasi besok," suara Adrian terdengar profesional seperti biasa. "Aku ingin kau mengambil alih bagian proyeksi finansial."Alena merasakan jantungnya berdegup kencang. Proyeksi finansial adalah bagian paling krusial dalam presentasi untuk klien potensial terbesar mereka tahun ini. Sebuah kepercayaan besar yang di masa lalu akan ia sambut dengan antusias."Adrian, aku... aku tidak yakin itu ide yang baik."Keheningan singkat. "Mengapa? Kau yang paling memahami angka-angka itu.""Kau tahu mengapa," Alena menarik napas dalam. "Orang-orang... mereka mulai bicara. Tentang kita. Tentang alasan di balik promosiku."Kali ini keheningan lebih panjang. "Dan kau membiarkan gosip itu memengaruhi keputusan profesionalmu?"Pertanyaan itu menghantam Alena dengan keras. Benarkah ia membiarkan dirinya didikte oleh spe

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-04
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 114

    Menghadiri pesta kantor terasa seperti berjalan ke medan perang bagi Alena. Namun dengan dorongan dari Diana, ia memutuskan untuk hadir dengan kepala tegak. Mengenakan gaun hitam sederhana namun elegan, ia melangkah masuk ke ruangan dengan kepercayaan diri yang telah ia perjuangkan kembali.Beberapa mata langsung tertuju padanya, diikuti dengan bisikan-bisikan yang tidak berusaha disembunyikan. Tapi Alena memilih untuk mengabaikannya dan berjalan menuju meja minuman."Alena," suara Claudia terdengar di belakangnya, penuh dengan kegembiaraan palsu. "Aku tidak menyangka kau akan datang malam ini."Alena berbalik, menatap langsung ke mata wanita yang telah menyebarkan racun tentangnya. "Mengapa tidak? Ini adalah pesta untuk tim, dan aku adalah bagian dari tim."Claudia tersenyum tipis. "Tentu saja. Dan Adrian? Apakah dia juga akan datang?"Pertanyaan itu jelas dimaksudkan untuk memancing reaksi, untuk membuat Alena terlihat defensif atau gugup. Namun alih-alih terpancing, Alena memilih u

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-04
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 115: Ketika Kepercayaan Mulai Retak

    Alena baru saja melangkah memasuki apartemen ketika dilihatnya sosok Reno duduk di sofa ruang tamu. Lampu redup menimbulkan bayangan pada wajahnya, memberikan kesan yang lebih dalam pada kegelisahan yang terpancar dari matanya. Tidak seperti biasanya, tidak ada pelukan hangat yang menyambutnya, tidak ada kecupan ringan di pipi, tidak ada pertanyaan tentang bagaimana harinya berlalu. Hanya keheningan yang menggantung berat di udara."Kau sudah pulang," kata Alena, berusaha terdengar seperti biasa sambil melepaskan sepatu dan meletakkan tasnya. "Aku tidak menyangka kau sudah di rumah."Reno tidak langsung menjawab. Tangannya menggenggam sesuatu yang membuat jantung Alena berdegup lebih kencang—ponsel miliknya. Alena ingat bahwa tadi pagi ia meninggalkan ponselnya di meja dapur saat terburu-buru berangkat kerja."Kau lupa mengunci ponselmu," ujar Reno akhirnya, suaranya datar namun mengandung getar yang sulit disembunyikan. "Dan ada notifikasi. Dari Adrian."

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-05
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 116: Ketika Kepercayaan Mulai Retak

    "Kau yakin itu hanya satu arah?" tanya Reno, suaranya sedikit melembut. "Kau yakin Adrian tidak... merasakan sesuatu yang lebih?"Pertanyaan itu membuat Alena berhenti sejenak. Ia memang pernah bertanya-tanya tentang perasaan Adrian, tentang tatapan yang terkadang bertahan terlalu lama, tentang sentuhan ringan di bahu yang terasa sedikit berbeda. Tapi ia selalu memilih untuk tidak menganalisisnya terlalu dalam, fokus pada aspek profesional hubungan mereka."Aku tidak bisa berbicara untuk Adrian," jawab Alena jujur. "Tapi apa pun yang mungkin ia rasakan, aku telah menetapkan batasan yang jelas. Dan aku yakin ia menghormati itu."Reno menghela napas panjang, menarik tangannya perlahan. "Kau tahu apa yang membuatku takut, Alena? Bukan fakta bahwa kau bekerja dekat dengan pria lain. Bukan pesan-pesan itu sendiri. Tapi perubahan dalam dirimu.""Perubahan apa?" tanya Alena, mengerutkan kening."Kau berbeda sejak proyek Eastwood dimulai. Kau lebih... hidu

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-05

Bab terbaru

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 199

    Alena mengikuti Adrian dan Reno keluar gedung, menuju restoran yang dimaksud. Sepanjang jalan, pikirannya dipenuhi ribuan pertanyaan. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Adrian membawa Reno? Apa yang ingin mereka bicarakan dengannya?Setibanya di restoran, mereka diarahkan ke ruang privat yang telah dipesan Adrian. Setelah pelayan pergi, keheningan canggung menyelimuti mereka bertiga."Jadi," Alena akhirnya berkata, "apa yang ingin kalian bicarakan denganku?"Adrian dan Reno saling pandang, seolah memberi isyarat siapa yang harus mulai bicara."Alena," Adrian akhirnya angkat bicara. "Aku bertemu Reno semalam karena dia menghubungiku. Dia bilang ada hal penting tentangmu yang perlu kuketahui.""Tentangku?" Alena merasa jantungnya berdebar kencang.Adrian mengangguk. "Tapi apa yang ia katakan padaku sangat mengejutkan. Ini tentang Sophia."Nama itu membuat Alena tersentak. "Sophia? Apa hubungannya dengan Reno?""Aku yang akan me

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 198

    Adrian menatap pesan itu dengan dahi berkerut. Reno, mantan tunangan Alena, pria yang telah meninggalkan luka di hati wanita yang kini ia cintai, tiba-tiba ingin berbicara dengannya? Tentang apa?Dengan penuh keraguan, Adrian membalas pesan itu."Baiklah. Katakan kapan dan di mana."Malam semakin larut, dan di berbagai sudut kota, tiga hati yang terikat dalam kisah cinta yang rumit ini bergulat dengan pikiran dan perasaan masing-masing. Alena yang mulai diselimuti keraguan, Adrian yang berusaha tetap tegar menghadapi tekanan keluarga, dan Reno yang entah apa motifnya kembali muncul dalam kehidupan mereka.Dan di suatu tempat di kota yang sama, Sophia tersenyum puas melihat rencana yang ia susun mulai berjalan sesuai keinginannya. Baginya, ini bukan hanya tentang mendapatkan Adrian kembali, tapi juga tentang membuktikan bahwa dalam dunia mereka, status dan kekuasaan adalah segalanya, dan cinta hanyalah sebuah ilusi yang akan hancur di bawah tekanan realita

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   197

    "Apa yang ibumu katakan?" tanya Alena, takut mendengar jawabannya.Adrian terdiam sejenak, seolah memilih kata-katanya dengan hati-hati. "Dia... terkejut, tentu saja. Tapi dia ingin bertemu denganmu sebelum membuat penilaian.""Bertemu denganku? Kapan?""Akhir pekan ini. Dia akan datang ke Jakarta khusus untuk ini." Adrian menggenggam tangan Alena. "Tidak apa-apa jika kau belum siap. Aku bisa menjelaskan pada ibu—""Tidak," potong Alena. "Aku akan bertemu dengannya. Aku ingin dia tahu bahwa aku serius denganmu, Adrian."Adrian tersenyum, kelegaan terpancar dari wajahnya. "Terima kasih, Alena. Ini berarti banyak untukku."Alena mengangguk, meski di dalam hatinya, ketakutan mulai merayap. Bertemu dengan ibu Adrian, Nyonya Wijaya yang terkenal karena ketegasannya, bukanlah hal yang mudah. Terlebih dalam situasi seperti ini, di mana banyak yang meragukan keseriusan hubungan mereka."Oh, satu hal lagi," Adrian terlihat ragu sejenak. "Aku mendapat kabar bahwa Reno kembali ke Jakarta."Nama

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 196

    "Tunggu aku di sana. Lima menit lagi aku sampai," Adrian berkata tegas. "Kita akan hadapi ini bersama, oke?"Alena mengangguk meski tahu Adrian tidak bisa melihatnya. "Oke," jawabnya lirih.Sambungan terputus, dan Alena kembali sendirian dengan pikirannya. Ia menatap foto di layar komputernya—foto dirinya dan Adrian yang diambil secara sembunyi-sembunyi. Mereka memang berusaha merahasiakan hubungan mereka, bukan karena malu, tapi karena ingin menghindari gosip seperti ini. Namun kini, rahasia itu telah terbongkar dengan cara yang paling buruk.Alena memikirkan perjalanan hidupnya sampai ke titik ini. Dua tahun lalu, ia berada di titik terendah hidupnya ketika Reno, pria yang ia cintai dan telah bertunangan dengannya, memutuskan untuk meninggalkannya demi wanita lain yang lebih kaya dan berpengaruh. Saat itu, Alena merasa dunianya hancur. Tapi kemudian ia bangkit, fokus pada karirnya, dan takdir membawanya bekerja di perusahaan Adrian.Pertemuan pertama mereka tidak istimewa. Adrian ad

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 195

    Adrian menggenggam ponselnya dengan tangan gemetar. Pikirannnya berpacu mencari tahu siapa yang tega melakukan hal ini. Ia baru saja akan menghubungi Alena ketika sosok yang tidak asing muncul dari balik pilar marmer besar di lobby."Selamat sore, Adrian sayang. Sudah melihat berita terbaru?" Suara lembut namun menusuk itu terdengar dari belakangnya.Adrian menoleh dan mendapati Sophia berdiri dengan anggun dalam balutan dress merah maroon yang membalut sempurna tubuh moleknya. Rambut hitam panjangnya tersisir rapi, dan bibirnya yang semerah delima tersenyum penuh arti."Sophia," Adrian mendesis, berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang meski darahnya serasa mendidih. "Apa yang kau lakukan di sini?"Sophia melangkah mendekat, aroma parfum mahalnya tercium kuat. "Hanya ingin melihat bagaimana ekspresimu saat dunia mulai mengetahui rahasia kecilmu," jawabnya santai, seolah mereka sedang membicarakan cuaca.Adrian menatap tajam mata Sophia. Mereka pernah dekat dulu, sangat dekat bahka

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 194

    Adrian mengangguk perlahan, memutuskan untuk langsung ke pokok permasalahan. "Alena, aku menyadari ada sesuatu yang terjadi di kantor. Tatapan, bisikan, perubahan sikap beberapa karyawan terhadapmu. Aku ingin kau tahu bahwa apa pun itu, kau bisa berbicara denganku."Alena terdiam sejenak, menatap kopinya. Ketika ia mengangkat wajahnya, Adrian melihat campuran kelelahan dan penerimaan di matanya."Aku sudah terbiasa dinilai seperti ini," ujarnya dengan senyum pahit. "Sebagai perempuan dalam industri yang didominasi pria, dengan latar belakang yang tidak se-elite kebanyakan eksekutif, ini bukan pertama kalinya aku menghadapi prasangka dan rumor.""Apa tepatnya yang kau dengar?" tanya Adrian, meskipun ia sudah bisa menebak."Oh, yang biasa," Alena mengangkat bahu, berusaha terlihat tidak terpengaruh meskipun Adrian bisa melihat ketegangan di bahunya. "Bahwa aku mendapatkan proyek ini karena 'kedekatan spesial' denganmu. Bahwa aku hanya memanfaatkan posisimu untuk keuntungan pribadi. Bebe

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 193

    Adrian Ramadhani mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja kerjanya yang terbuat dari kayu jati. Di hadapannya terbentang kota Jakarta yang berkilauan di bawah cahaya matahari senja, namun pemandangan yang biasanya membuatnya kagum itu kini tak mampu mengalihkan kegelisahannya. Sebagai CEO Adrian Corp, ia terbiasa menghadapi tantangan bisnis dan tekanan pasar. Namun situasi yang berkembang di kantornya belakangan ini terasa... berbeda. Lebih personal. Lebih mengganggu.Selama seminggu terakhir, ia merasakan perubahan atmosfer yang subtil namun nyata di perusahaannya. Pandangan-pandangan aneh. Bisikan-bisikan yang terhenti ketika ia mendekat. Dan yang paling mengganggu, perlakuan yang diterima oleh Alena Wijaya—konsultan berbakat yang dipercayanya untuk memimpin proyek revitalisasi teknologi perusahaan.Adrian pertama kali menyadari ada yang tidak beres saat rapat departemen kemarin. Ketika Alena berbicara, beberapa eksekutif senior yang biasanya antusias dengan idenya kini terlihat ragu

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 192: Permainan Berbahaya

    Sophia Santiago memutar-mutar pena mahalnya dengan jari-jari lentik berhiaskan cat kuku merah menyala. Ia duduk di ruang kerjanya yang elegan di lantai 40 gedung Adrian Corp, dengan pemandangan kota metropolitan yang terbentang luas di balik jendela kaca besar. Namun perhatiannya tidak tertuju pada pemandangan megah itu. Mata tajamnya terfokus pada layar komputer yang menampilkan foto Alena Wijaya—wanita yang belakangan ini terlalu sering mendapatkan perhatian Adrian Ramadhani, CEO perusahaan tempat ia bekerja dan pria yang sejak lama diincarnya."Dia tidak lebih dari seorang oportunis," gumam Sophia pada dirinya sendiri, sembari menyesap kopi hitam dari cangkir porselen mahal. "Adrian terlalu baik untuk melihat motif aslinya."Sophia telah bekerja selama tujuh tahun sebagai Direktur Pemasaran di Adrian Corp. Selama itu pula, ia telah dengan sabar membangun citranya sebagai perempuan cerdas, ambisius, dan tentu saja—calon pendamping sempurna bagi Adrian Ramadhani. Namun kedatangan Ale

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 191

    Dengan cepat, ia mengetik pesan untuk Alena: "Aku dengar kau tidak masuk hari ini. Ada apa? Kau baik-baik saja?"Pesan itu terkirim, tapi tidak ada tanda dibaca. Adrian menghela napas panjang, pikirannya berkecamuk. Ia tahu hubungannya dengan Alena mulai menjadi bahan pembicaraan di kantor. Meski selama ini mereka berusaha profesional dan menjaga jarak selama jam kerja, namun mata tajam Sophia dan beberapa karyawan lain tampaknya mulai menyadari perubahan dalam interaksi mereka.Yang lebih mengkhawatirkan adalah kabar tentang Reno. Adrian tahu Alena masih dalam proses mengakhiri hubungannya dengan pria itu, sesuatu yang tidak mudah setelah bersama selama sembilan tahun. Adrian selalu berusaha mengerti dan memberikan Alena ruang untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, meski kadang ia tidak bisa menahan rasa cemburu membayangkan Alena masih terikat dengan pria lain.Suara ketukan di pintu membuyarkan lamunan Adrian. Ia berdeham untuk menjernihkan pikirannya. "Masuk," ucapnya.Pintu terb

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status