"Istriku," bisik pria itu dengan suara lembut, tapi sama sekali tidak hangat.
"Jangan coba-coba mempermainkan aku."Setelah mengatakan hal itu, dengan kejamnya pria asing itu menjatuhkan Melissa dari gendongannya. Melisa menjerit pelan saat pantatnya menabrak lantai yang keras.Pria asing tersebut meraih handuk tak jauh darinya lalu melemparkan benda itu pada tubuh Melissa yang tak terbalut sehelai benang pun."Cukup main-mainnya, Alice. Jangan bersikap mendadak seperti orang amnesia untuk lepas dari tanggung jawabmu sebagai istriku. Kau harus ingat, bahwa uang yang kau minta itu sudah ku-transfer ke rekening ibumu."Suara pria yang kini duduk berjongkok di depan Melissa, terdengar tajam dan penuh ancaman."Uang ... uang apa?" cicit gadis itu dengan wajah pucat dan memeluk handuk yang kini melilit tubuhnya.Pria itu tidak segera menjawab, malah menyugar rambutnya ke belakang dengan tatapan jijik."Sudahlah. Aku lelah, cepat berdiri dan layani aku!""Tolong jelaskan situasi ini kepada saya? Kenapa saya meminta uang kepada Anda?"Melissa benar-benar kebingungan saat ini.Pertama, bagaimana mungkin dia tiba-tiba terbangun di tubuh wanita lain bersama pria asing yang mengaku suaminya?Gadis itu mencoba mengingat-ingat kembali apa yang terjadi sebelum situasi aneh ini terjadi.Dia masih ingat betul bahwa tadi sepulang bekerja, gadis itu naik ke kereta bawah tanah menuju tempat tinggalnya seperti biasa.Lalu karena kelelahan, dia tertidur di kursi kereta tersebut, dan sekarang, tahu-tahu terbangun di tubuh gadis cantik ini.Apakah yang menimpa dirinya ini seperti dalam novel-novel yang dia baca bahwa gadis itu saat ini sedang masuk ke dimensi lain?"Alice."Pria itu memandang Melissa dengan tatapan tajam, membuat gadis itu mengkerut ketakutan. Kenapa dia terus mengancam dan marah-marah? Inikah sikap seorang suami?"Baiklah, aku akan mengikuti permainanmu ini. Kau bertanya kenapa semua ini bisa terjadi? Jawabannya adalah, karena kita berdua saat ini terikat kontrak. Sekarang, kau sudah ingat, bukan, kontrak apa yang sudah kau tanda tangani sebelum menikah?"Saat pria itu menyebut kata 'kontrak', kepala Melissa mendadak pening luar biasa sampai gadis itu harus memegangi kepalanya dan memejamkan mata untuk menahan rasa sakit luar biasa yang muncul tiba-tiba.Sebuah kilasan kejadian berkelebat di kepalanya, sepertinya semua itu adalah ingatan gadis bernama Alice ini yang masuk ke dalam otak Melissa.Pria di depannya bernama Darren, seorang presiden direktur sebuah perusahaan game yang kaya raya, sedang tubuh yang dihuni Melissa ini adalah Alice, gadis yang mengikat perjanjian kontrak dengan Raven karena membutuhkan uang untuk pengobatan ibunya.Melissa langsung membuka mulut lebar-lebar membentuk huruf 'O' saat mulai mendapatkan ingatan Alice tersebut.Dia ... dia kini tahu sedang berada di mana!Ini adalah dunia dalam novel!Novel online yang dibacanya beberapa waktu ini, isi novel tersebut sangat klise, yaitu seorang gadis yang putus asa, memilih untuk melakukan pernikahan kontrak dengan pria kaya demi uang untuk pengobatan ibunya yang sakit!Dalam novel tersebut diceritakan bahwa hidup Alice benar-benar seperti di neraka semenjak menikah dengan Darren.Mereka menikah tanpa ada cinta satu sama lain, Darren yang membutuhkan Alice untuk mendapatkan warisan dari keluarga pria tersebut dengan memenuhi syarat yang diajukan kakeknya yaitu menikah dan memiliki anak.Begitu Alice melahirkan anak untuk Darren, pria itu langsung menendang Alice jauh-jauh dari kehidupannya.Novel itu benar-benar kejam saat menggambarkan nasib Alice yang terus menderita sepanjang jalan cerita dalam novel.Darren akhirnya menikah dengan gadis lain yang dicintainya setelah membuang Alice ke jalanan begitu kontrak mereka selesai.Melissa menjerit dalam hati, kenapa dia harus masuk ke dalam dunia novel seperti ini? Kenapa tidak menjadi tokoh wanita kesayangan CEO seperti novel lain yang dia baca???"Pernikahan ini ... hanyalah sebuah pernikahan sandiwara agar Anda mendapatkan warisan dari keluarga Anda karena harus menikah lebih dulu untuk meng-klaim warisan tersebut. Saya ... saya benar, 'kan?"Darren, pria yang berjongkok di depan Melissa tersebut mengeluarkan smirk sinis."Akhirnya paham situasi juga. Sekarang katakan, kamu mau melayani aku di sini, atau di atas ranjang yang empuk di luar sana?"Mendengar pertanyaan itu, Melissa seketika bangkit dan berjalan menjauhi Darren sambil memegang erat handuk yang melilit tubuhnya."T-tunggu! Bukankah ini hanya pernikahan kontrak?! Kenapa saya harus melayani Anda! Selain itu, ada yang perlu diluruskan di sini, saya bukan Alice, saya ...."Bibir Melisa tak mampu meneruskan ucapan karena dikunci oleh lumatan yang ganas dan kasar dari bibir Darren, yang kini memojokkan Melisa sampai punggung gadis itu menabrak dinding kamar mandi.Kedua lengan Darren yang besar dan kokoh, mengurung gadis tersebut di sana."Berhenti terus bicara dan protes. Kamu ingin menghancurkan malam pertama kita, hah?"Pria yang mengurung Melissa dalam penjara lengannya tersebut kini memegang dagu gadis itu dan mulai kembali menyarangkan ciuman panas di bibirnya.Melissa memukul-mukul punggung Darren agar bisa melepaskan diri dari situasi tersebut, tapi pria itu malah semakin beringas, dia mengangkat dagu Melissa dengan satu tangan dan membuka mulutku sebelum melesakkan lidahnya yang panas ke dalam sana."Tolong hentikan, biarkan saya bicara lebih dulu!"Melisa berteriak saat jeda ciuman mereka, mencoba mendorong Darren menjauh agar bisa melarikan diri dari pria tersebut.Meski sekarang dia adalah istrinya, tapi tetap saja yang ada di tubuh gadis ini adalah Melissa, bukan Alice!Melissa menginjak kaki pria tersebut dan melarikan diri keluar dari kamar mandi saat Darren kesakitan akibat injakan kakinya tersebut.Sementara itu, begitu di luar kamar mandi, Melissa dibuat terbengong-bengong karena melihat kamar yang begitu besar dan mewah, yang baru ditemui gadis itu sepanjang hidupnya."Kamu mau ke mana? Tepati janjimu untuk menghasilkan anak bagiku, Gadis Bodoh!" bisik Darren dengan kejam di samping telinga Melissa.Pria itu sudah menangkap Melissa dari belakang dan mengurung tubuhnya dalam pelukan.Tangannya yang besar tersebut, membelai pipi Melissa dengan seringai kejam."Layani aku, atau kukirim dirimu ke penjara atas tuduhan penipuan."Ucapan kejam dari pria tampan tersebut, membuat Melissa merinding di sekujur tubuh.Dikirim ke penjara sama dengan mati. Dia tak mau mati sia-sia saat sedang masuk ke dalam dunia novel seperti ini.Melissa harus mencari cara agar bisa kembali ke dunia asalnya sebelum semakin tersiksa oleh pria bernama Darren, di dunia novel ini.Darren dengan leluasa mengangkat tubuh Melissa dan membawanya ke atas tempat tidur lalu melemparkan tubuh gadis itu ke sana.Pria besar itu mulai merangkak naik ke atas tubuh Melissa hingga kini wajah mereka berdekatan satu sama lain.Darren tertawa puas melihat ketakutan di wajah gadis tersebut lalu menundukkan wajahnya untuk mencium bibir merah muda Melissa.Kini bukan hanya lumatan ganas yang membuat gadis itu megap-megap, pria arogan tersebut mulai menghisap dan menggigit bibir bawah Melissa tanpa ampun.***Next."Kau tahu tidak, Istriku Tersayang? Kalau ada mitos bahwa malam pertama itu harus melakukan hubungan badan dengan istrinya, karena kalau tidak, nanti si istri akan menjadi istri yang tidak baik," bisik Darren saat dia melucuti handuk dari tubuh Melissa, menampakkan keindahan tubuh gadis cantik tersebut."Aku menikah tidak untuk mencari masalah, jadi aku akan mendisiplinkan dirimu dari awal."Setelah mengatakan hal itu, Darren mulai menyerang tubuh Melissa, gerakannya kasar dan tanpa kasih sayang, membuat gadis tersebut hanya bisa mengerang pelan saat gigi pria itu menancap di salah satu puncak buah dadanya.Setelah beberapa foreplay singkat, pria itu mulai memasukkan barang miliknya yang besar tersebut ke dalam tubuh Melissa."Kumohon hentikan. Rasanya sakiiiit ...!"Melissa berteriak saat merasakan benda besar itu seperti membelah tubuhnya, dia sampai mencakar punggung pria yang kini menjadi suaminya dalam semalam tersebut."Jeritan yang menyenangkan, Alice."Dia mengabaikan semua pe
Saat terbangun setelah pingsan tadi malam, mata Melissa menyipit karena silau, dia mengerjap berkali-kali untuk menyesuaikan diri dengan cahaya terang yang menyerbu saat hendak membuka mata.Kening gadis itu berkerut ketika menatap suasana asing di sekitar, kamar mewah, dengan ranjang besar yang empuk berwarna abu-abu ini, jelas bukan kamar miliknya.Dia hendak bangkit dari tempat tidur tetapi rasa sakit yang teramat sangat di bagian bawah tubuh, membuat badan spontan mengejang sehingga bibir pun meringis pelan."Awwww."Mendesah, Melissa akhirnya hanya bisa membaringkan tubuh kembali karena tak tahan dengan nyeri yang masih berdenyut-denyut di anggota tubuh antara dua pahanya tersebut.Melihat badannya yang kini hanya terbalut kamisol tipis, membuat mulut Melissa seketika mengeluarkan erangan pelan.Kejadian semalam, ternyata bukanlah mimpi.Ternyata dia benar-benar jatuh ke dalam dunia novel berjudul 'Istri Tak Diangggap' yang pernah dia baca beberapa saat lalu di sela-sela pekerjaa
Pria ini benar-benar aneh, batin Melissa saat duduk di atas pahanya sedangkan suaminya tersebut memotong steak untuknya."Apakah dudukmu terasa nyaman, Istriku?"Darren bertanya dengan santai, Melissa mengangguk seperti robot karena tak ingin harus berakhir dengan makan di lantai seperti anjing.Sebenarnya ini posisi yang sangat tidak nyaman untuk makan, punggungnya bertatapan langsung dengan dada Darren yang kokoh, membuat jantung gadis itu berdebar kencang dengan pipi memerah mengingat malam panas mereka sebelumnya.Meskipun pernikahan ini tanpa cinta, dan yang berada dalam tubuh Alice bukanlah Alice yang asli, tapi bagaimana pun juga, ini pertama kalinya Melissa kenal dengan pria dan melakukan hubungan badan dengannya.Tenggorokan Melissa terasa tercekat saat wajah Darren begitu dekat dengannya, pria yang menjadi suaminya di dunia novel ini benar-benar tampan.Sungguh berbeda jauh dengan nasibnya ketika berada di dunia nyata.Melissa hanyalah seorang gadis biasa yang bekerja menjad
"Mau lagi?"Darren bertanya, mengawasi reaksi Melissa untuk melihat apakah istrinya tersebut masih berpura-pura atau tidak.Melissa yang sebenarnya masih ingin menghabiskan semua hidangan di meja, menggeleng untuk menjaga image Alice.Sebanyak ingatan yang dia punya tentang Alice—gadis itu terlalu banyak membaca novel online, jadi kadang karakter yang satu tertukar dengan lainnya karena banyaknya tema yang mirip—seingat Melissa, Alice adalah gadis yang sangat menjaga bentuk tubuhnya.Dan memang, hal itu bisa dilihat langsung dari bentuk tubuh Melissa saat ini, pinggang yang ramping dengan pinggul padat yang menggoda dan buah dada yang menyembul indah.Benar-benar sosok yang sempurna.Darren tampak sedikit kecewa karena Melissa menolak untuk disuapi olehnya, tapi pria itu tentu saja tak menunjukkan kekecewaan.Rasa kecewa menandakan bahwa dia mulai terikat dengan perempuan itu, dan Darren benar-benar tak ingin Melissa tahu bagaimana isi hatinya.Namun, Darren tak kehilangan akal, dia m
Gurat di wajahnya berubah tegang ketika mendengar entah kabar apa yang diucapkan oleh ibunya di telepon."Baik, Mom. Aku akan segera ke sana sekarang juga untuk melihat keadaan kakek."Setelah mengatakan hal itu, Darren menutup telepon, menyugar rambut cokelatnya ke belakang dengan gelisah.Malam ini, untuk pertama kali semenjak pernikahan mereka, Darren mengajak Melissa keluar dari rumah besar yang dia tinggali selama hampir seminggu ini.Sebenarnya ini bukanlah inisiatif dari Darren pribadi, kabarnya makan malam ini diadakan oleh orang tua Darren yang konglomerat tersebut, sebagai perayaan pernikahan putra tertua mereka, Darren.Melisa sudah didandani dengan sangat cantik oleh seorang stylish yang dipanggil Darren ke rumah, Melissa sendiri sampai pangling melihat penampilan barunya di kaca.Menggunakan gaun malam berwarna merah muda, dia kelihatan Fresh dan segar, rambut cokelatnya di sanggul ke atas sehingga menunjukkan leher putihnya yang jenjang.Darren tampak acuh tak acuh melih
Melissa memang mengatakan tidak masalah untuk pulang sendiri, meski tak tahu di mana alamat rumah Darren berada, tapi dengan black card yang diberikan padanya, itu tidak menjadi masalah besar karena Melissa bisa dengan mudah menginap di hotel bintang lima di kota ini.Masalah kenapa tentang dia tidak pulang ke rumah setelah diturunkan Darren di pinggir jalan, dia akan menjelaskan dengan tenang dan mengatakan bahwa Melissa tidak hapal alamat rumah mereka.Melissa mulai bersiap, sementara mobil Darren sudah berhenti di pinggir jalan, pikirannya sibuk mengingat-ingat nama hotel yang ada di novel ini agar bisa dia gunakan untuk bermalam.Dia sampai lupa tidak menanyakan keadaan Rania."Kamu sungguh tidak apa-apa?"Darren, anehnya bertanya sekali lagi.Melissa menatap pria itu dengan bingung, dia yang berinisiatif menurunkan di pinggir jalan dan dia yang ragu sendiri? Benar-benar pria aneh!"No problem."Melissa menjawab sambil mengulas senyum terbaiknya.Dia benar-benar tak masalah, justr
"I-itu, aku tidak hafal alamat rumahmu, jadi berencana menginap di hotel di dekat sini," jawabnya.Namun, tatapan Darren malah berubah tajam, seakan menyiratkan bahwa dia sama sekali tak percaya ucapan Melissa tersebut."Lihat saja ponselku kalau tidak percaya, kau bisa mengeceknya bahwa saat itu aku sedang mencari hotel dekat sini," lanjut Melissa, pasrah.Tanpa berkata apa pun, Darren mengambil ponsel Melissa yang disita olehnya tanpa sebab dan mengetuk layarnya dua kali untuk mengecek apakah ucapan istrinya itu benar.Pandangannya berubah lega saat melihat isi ponsel yang menampilkan sebuah informasi tentang hotel yang hendak dituju oleh Alice alias Melissa."Kau benar-benar sedang mencari hotel," ucapnya."Aku tidak berbohong, bukan?"Melissa membalas dan menerima ponsel yang diulurkan oleh Darren."Jadi, kau tidak sedang marah karena kutinggalkan di pinggir jalan lalu berencana membalas dendam?"Melissa tertawa keras mendengar pertanyaan dari Darren yang menurutnya konyol tersebut
Namun, kali ini Darren bukannya luluh, justru menatap Rania dengan kening berkerut."Aku tidak marah padamu, tapi aku lelah dengan kecerobohan yang kau lakukan," dengus pria tersebut.Ucapannya itu seketika membuat Rania pucat, berpikir bahwa keputusannya membiarkan Darren menikah dengan orang lain adalah hal keliru.Sebelum menikahi Alice, Darren lebih dulu menawarkan pernikahan kepada Rania dan meminta dirinya mengandung buah hati mereka agar Darren bisa meng-klaim warisan keluarga besar Darren.Namun, Rania yang takut tubuhnya akan berubah jelek setelah melahirkan, menolak hal tersebut sehingga terjadilah pernikahan kontrak antara Darren dan Alice."Sayang, tolong jangan pergi, jangan tinggalkan aku," rengek Rania, memegang tangan Darren dengan tatapan memohon.Dia benar-benar merasakan perubahan Darren, pria itu bukan hanya membiarkan dirinya berada di ruangan umum tanpa memindahkan dirinya ke ruang VIP, tapi juga tampak tak peduli dengan sakit yang diderita Rania.Darren malah ber
Dia bahkan berjanji akan melakukan yang terbaik untuk membuat Damian nyaman dengan dirinya."Sudah terlalu banyak rasa sakit, aku ingin melupakan semuanya dan bahagia hidup sendiri-sendiri," tutup Melissa.Dia benar-benar ingin melupakan segala hal tentang ibunya."Jadi? Kau pilih mana?""Tentu saja aku akan di sini, bersamamu. Bahkan jika tidak menjadi istrimu di masa depan, aku tetap akan memilih tinggal di sini."Melissa menjawab tanpa ragu, dalam hati, dia sudah mendedikasikan diri sebagai pembantu Damian yang paling setia, untuk membalas kebaikannya ini.Damian langsung memeluk dan mencium Melissa saat mendengar jawaban gadis tersebut."Terima kasih, aku benar-benar mengharapkan jawaban ini darimu, Melly."Kata-katanya terdengar begitu tulus. Damian lega karena Melissa lebih memilih berada di sisinya daripada pergi ke ibunya yang kini menjadi istri orang kaya setelah menjadi pelakor."Aku justru senang bisa mendapat tempat tinggal gratis, jangan khawatir, aku tidak akan merepotka
"T-tolong maafkan aku."Melissa segera menjatuhkan tubuhnya dan duduk bersimpuh di hadapan Damian, dia menunduk dalam menunjukkan bahwa sedang sangat menyesal atas nama ibunya.Namun, reaksi Damian di luar dugaan Melissa, dia yang tadi marah kini malah tertawa terbahak-bahak."Astaga, ekspresimu lucu sekali, Melly!" serunya dengan tatapan geli, membuat Melissa segera mendongak dengan pandangan bertanya.Tentu saja dia semakin kebingungan. Padahal beberapa detik lalu Damian terlihat marah, kenapa sekarang dia malah tertawa terbahak-bahak?"A-apa maksudmu? Kau sedang menculik dan menyekapku karena kesalahan yang dilakukan ibu, 'kan? Jadi, kumohon, beri aku keringanan atas hukuman ini," ucap Melissa dengan ekspresi memohon.Damian mengulurkan tangannya, meminta Melissa menyambut uluran tangan tersebut dan membuat Melissa bangkit dari duduknya di lantai.Kini Damian duduk dan Melissa berdiri, mereka saling berpegangan tangan."Hmmm, bagaimana, ya? Kalau aku tidak mau, kau akan melakukan a
Melissa menutup wajah Damian yang begitu tampan memesona dengan kedua tangan, agar dia tak semakin tenggelam dalam jerat ketampanan majikannya tersebut."Sudahlah. Jangan lanjutkan lagi omong kosong ini, ayo kita tidur," ucap Melissa mengalihkan pembicaraan.Damian tertawa dengan suara rendah, meraih tangan Melissa di mukanya dan menaruh tangan gadis itu di pinggang Damian."Baiklah ayo kita tidur, calon istriku."Kini gantian Melissa yang tertawa mendengar ucapan Damian, lalu mengikuti pria itu untuk memejamkan mata.Setelah badai yang terjadi tadi malam, ini adalah saat terbaik semasa hidupnya.Berpelukan dengan Damian adalah hal yang membuat dirinya tenang sehingga bisa tidur dengan nyenyak tanpa teringat lagi ketakutan akan peristiwa beberapa jam lalu.Hari ini ditutup dengan sebuah kebahagiaan. Melissa merasa seperti ada beban besar yang terangkat dari tubuhnya.Dia bukan bayang-bayang Bu Yuna. Di mata Damian, dia adalah Melissa, seseorang yang begitu istimewa.'Kalau ini mimpi,
"Damian, apa yang kau lakukan?"Melissa bertanya dengan tenggorokan tercekat saat Damian membelai lembut bagian sensitifnya tersebut.Meskipun rasanya sedikit nyaman saat telapak tangan yang besar itu membelai bulu-bulu halus di vagina Melissa, karena baru saja dicukur, bulu-bulu yang baru tumbuh itu rasanya gatal bukan main sehingga kadang-kadang Melissa diam-diam menggaruknya."Omong-omong ... gatal tidak rasanya?"Pertanyaan Damian, yang menggesek jari-jarinya di sana, membuat Melissa seketika kena mental."A-apanya?"Melissa masih tak mau mengakui bahwa rasanya nyaman sekali saat Damian menggaruk tempat yang ditumbuhi bulu-bulu halus tersebut.Damian menepuk bagian sensitif Melissa tersebut sebagai isyarat."Ini, kau baru mencukurnya beberapa hari lalu, 'kan? Biasanya selesai dicukur akan sangat gatal saat sedang tumbuh seperti ini. Bukankah begitu?"Melissa memejamkan mata, menyembunyikan debar yang menggila saat Damian dengan lembut menggaruk bagian tubuhnya yang memang terasa s
Damian melakukan sesuatu yang tak terduga di tengah situasi menegangkan tersebut.Dia tiba-tiba menyingkir dari atas tubuh Melissa dan mengulurkan tangan untuk membantu gadis itu berdiri."Aku sudah cukup puas dengan caramu berterima kasih, sekarang, ayo kita beristirahat."Damian mengatakan itu sambil berjalan menuju ranjangnya dan membaringkan tubuh di sana, meninggalkan Melissa yang terbengong-bengong dengan sikap Damian yang berubah-ubah dalam sekejap tersebut.Baru saja, baru beberapa menit, Melissa melihat dengan jelas hasrat yang begitu membara dari mata Damian saat tengah menatap dirinya.Remaja lelaki itu seakan bersiap untuk melahap tubuh Melissa sampai habis.Melissa begitu berdebar melihat tatapan penuh nafsu dari remaja tampan tersebut, entah kenapa ada sebuah kebanggaan saat tatapan tajamnya hanya tertuju pada Melissa.Namun, Melissa merasa seketika linglung saat menghadapi sikap Damian ini, dia tiba-tiba kembali dingin dan menjauh dari Melissa.Setelah terbengong-bengon
"Aku langsung datang mencarimu karena melihat postingan itu, tapi kau waktu itu sudah tak ada sehingga aku melakukan berbagai cara untuk menemukanmu. Kalau kau mau berpikir dengan kepala dingin, bukankah kemarahanku ini wajar?"Melissa mendongak dari layar ponsel, menatap Damian yang masih tanpa ekspresi dengan tatapan penuh permintaan maaf.Jika saja sebelum Damian menghukumnya tadi malam dia sudah menjelaskan apa saja yang sebenarnya terjadi, Melissa tak akan semarah tadi.Namun, nasi sudah menjadi bubur.Dia terlanjur memarahi seseorang yang telah menolong hidupnya.Melissa tak tahu bagaimana hancurnya dia seandainya tadi malam dia benar-benar diperkosa tiga pria itu.Dan dia juga tidak tahu apakah itu akan menjadi pengalaman pertama dan terakhirnya jika sana Damian tidak datang menolong, karena Melissa mungkin akan terus dijual oleh Julia."Siapa yang akan rela seseorang yang dekat dengannya disentuh pria lain?"Pertanyaan Damian seperti palu besar yang memukul kepala Melissa, gad
Melissa nekat meraih pergelangan tangan remaja tampan dengan rambut warna caramell yang mirip cokelat madu tersebut dengan jemari gemetar.Dia adalah gadis yang begitu takut ditinggalkan seseorang, sejak kecil, ibunya terus mengatakan bahwa ayahnya pergi karena Melissa yang nakal dan tak menjadi anak yang penurut.Itulah kenapa selama ini, meski sering dimarahi atau dipukuli, Melissa lebih memilih menjadi anak yang penurut agar sang ibu tak meninggalkan dirinya.Dan saat ini, perasaan itu muncul lagi, perasaan ketakutan karena ditinggalkan oleh seseorang yang begitu istimewa di hatinya.Ini pertama kali Melissa mengalami hal seperti ini selain kepada ayah dan ibunya.Dia tak menyangka bahwa akan begitu ketakutan saat Damian mengatakan bahwa dia boleh pergi dari kamar Damian.Melissa takut Damian membuangnya."Maafkan aku, jangan-jangan menyuruh aku pergi, Tuan Muda," ucapnya dengan nekat, berusaha menahan Damian agar tak pergi dan tak menyuruh dia keluar dari kamar ini."Kenapa memang
Melissa menampik obat penurun panas yang diberikan Damian padanya dengan kening berkerut tak suka."Lalu bagaimana setelah aku meminum obat ini? Apakah setelah aku sembuh kau akan tetap menyiksa aku lagi? Kau tahu? Kemarahanmu tadi malam itu sangat tidak wajar."Melissa kembali mengungkit tentang kejadian tadi malam."Bagiku wajar, minum obatnya."Damian menggeleng tak peduli, dia kembali mengulurkan obat ke arah Melissa."Tidak mau. Lebih baik aku demam dan sakit daripada mematuhimu," tolak Melissa sambil membuang obat yang diberikan Damian padanya.Damian menatap butiran pil yang berceceran di lantai karena sikap Melissa tersebut, menghela napas panjang dan menatap Melissa dengan mata menyipit."Kenapa kau berubah keras kepala sekarang? Aku tak suka kau yang begini, Mel," ucap Damian dengan suara dingin.Melissa membalas tatapan tajam Damian dengan kening berkerut tak suka."Kenapa? Kau tanya kenapa, Tuan Muda? Itu karena aku lelah dengan sikapmu. Kau bilang datang ke kamar itu tida
"T-Tuan Muda, bolehkah aku keluar dari bak mandi sekarang?"Melissa yang bibirnya sudah sedikit membiru dan telapak tangan keriput karena ber jam-jam disuruh Damian berendam dalam bak mandi setelah kepulangan mereka dari motel itu, bertanya dengan badan gemetar menahan dingin.Damian yang duduk di luar kamar mandi, hanya mengangkat dagunya tanpa menjawab."Kumohon, izinkan aku keluar, aku sangat kedinginan."Melissa memeluk tubuhnya sendiri sambil menahan dingin, tatapan begitu memelas untuk menarik simpati Damian.Damian memandang gadis yang sedang berendam di bathtub kamar mandi berisi air dingin atas perintahnya, dengan ekspresi yang sama sekali tak berubah.Dingin dan menakutkan.Dia merasa belum puas menghukum Melissa dengan berendam di bak mandi penuh air dingin tanpa sehelai benang pun, untuk menyingkirkan sentuhan para berengsek itu dari tubuhnya.Namun, melihat wajahnya yang pucat dengan bibir sedikit membiru membuat Damian lama-lama kasihan juga.Merendamnya di bak mandi sel