Di rumah Gwen…..
Gadis itu menatap ponselnya yang menampilkan chat dari Jessie. Salam perpisahan terakhir sebelum gadis bawel itu kembali ke Amerika.“Thank you karena lo dan Jill udah bersedia jadi teman gue selama disini. Sorry kalau selama ini gue sering bersikap menyebalkan atau sok akrab, tapi jujur gue merasa happy dengan kehadiran kalian. Semoga gue bisa kembali liburan ke Jakarta dan bertemu dengan kalian lagi. Jangan pernah ganti nomor biar gue bisa tetep kepoin lo dan Jill!” beber Jessie dalam chatnya.Gwen hanya membalas seadanya.“Siap, Bawel! Gue juga seneng punya temen baru meski bawel dan terkadang nyebelin kayak lo. Btw safe flight ya!”Gwen baru saja hendak meletakkan ponselnya saat benda itu kembali berdenting. Gwen pikir itu adalah balasan dari Jessie namun ternyata bukan. Ternyata dari Revel.“Gue baru ketemu sama Jill dan rasanya ada yang lagi dia sembunyiin tentang Alvaro. Gue mau minta tolong lo buat cari tau, siapa tau dia mau jujur saBeberapa jam kemudian…Gwen menggaruk kepalanya yang tidak gatal, pusing dengan segala macam pekerjaan yang menumpuk di mejanya. Dirinya memang kuliah dengan mengambil jurusan psikologi, tapi karena tidak mungkin langsung buka praktek sebagai konselor yang minimal harus berpendidikan sampai S2, jadi sekarang Gwen harus bersyukur dengan pekerjaannya sebagai staff HRD.“Pantes cari kerja susah, ternyata yang kirim CV banyak banget! Bagus gue udah dapet kerjaan sekarang!” gumam Gwen saat melihat begitu banyak kandidat yang harus diseleksinya dengan teliti. Tidak heran, dengan perusahaan sebesar ini wajar kalau banyak orang yang mau melamar kerja disini. Terlebih lagi perusahaan ini bisa dibilang cukup bergengsi. Gwen bersyukur bisa menjadi salah satu karyawan disini meski baru berstatus sebagai karyawan kontrak! Semoga saja nanti status kontraknya bisa berubah menjadi karyawan tetap! Beginilah nasib mahasiswa yang baru saja lulus, harus berjuang untuk ke jenjang
Matthew memandang sendu pada ponselnya, sudah dua kali mengirim pesan pada Gwen tapi sama sekali tidak ada yang dibalas! Apa Gwen masih marah padanya? Sebegitu besarnya kah kebencian Gwen padanya hanya karena dirinya bersikap tidak tegas?Selama beberapa bulan tinggal di Amerika, Matthew sama sekali tidak bisa melupakan Gwen, bayangan gadis itu malah tampak semakin jelas di matanya. Maka dari itu tadi pagi Matthew memberanikan diri untuk mengirim pesan pada Gwen, tapi malah tidak berbalas! Menyedihkan sekali nasibnya diabaikan seperti ini!‘Gue harus gimana supaya Gwen nggak marah lagi sama gue ya? Nunggu sampe balik ke Jakarta masih lama banget. Minta tolong Revel? Dia juga lagi kuliah di Melbourne!’ batin Matthew jadi frustasi sendiri.“Sabar, Matthew. Nanti juga akan indah pada waktunya,” gumam Matthew menyemangati dirinya sendiri. Sedih bukan? Tapi kalau bukan dirinya sendiri, mau siapa lagi yang memberi semangat? Semua orang sudah begitu sibuk dengan urusannya masin
Di dalam kamar…“Jadi apa yang mengganggu pikiran kamu?”“Bagaimana dengan Jill?” Claire balik bertanya.“Sejauh ini tidak ada masalah. Aku sudah mulai bisa menebak apa yang sedang direncanakan oleh Yosua terhadap perusahaan Edbert.”“Pasti Yosua hendak mengambil alih perusahaan Edbert tanpa sang empunya perusahaan menyadari rencana liciknya kan?”“Bagaimana kamu tau?” tanya Levin heran.“Mudah menebak hal seperti itu, Levin. Terlebih dari dulu aku sudah tau kalau Yosua memang pengusaha yang licik. Tapi kenapa Edbert tidak sadar kalau dirinya sedang dibodohi oleh besannya sendiri?” tanya Claire sambil menggeleng pelan.“Karena Edbert hanya berpikir mengenai suntikan dana yang akan dirinya terima. Sudah hampir dua tahun terakhir ini perusahaan Edbert berada dalam kesulitan, jadi mungkin hal itulah yang membuat Edbert tidak bisa berpikir jernih dan pada saat Yosua menawarkan kerjasama, bahkan suntikan dana yang tidak sedikit jumlahnya membuat Edbert nekat m
Sanggahan Jill membuat Gwen mengangguk, menyetujui. Memang, dipikirkan dari segi manapun, Revel adalah pengecualian! Jujur saja, awalnya Gwen tidak setuju jika Jill tetap berhubungan dengan Revel setelah menikah dengan Alvaro, karena tidak bisa dipungkiri itu disebut perselingkuhan kan? Tapi Gwen juga sadar kalau Jill hanya terpaksa menikah, jadi Gwen menutup mata dengan perselingkuhan yang terjadi secara terang-terangan di depan matanya! Bahkan bisa dibilang terkadang Gwen menjadi penghubung atau informan antara Revel dengan Jill! Anggap saja Gwen mendukung perselingkuhan Jill! “Iya emang, tadi kan gue juga bilangnya sebagian besar cowok, bukan semua cowok lho. Dan Revel itu hanya sedikit dari sekian banyak cowok yang bisa dipercaya. Kenapa? Karena dia udah bucin akut sama lo dari bocah!” beber Gwen yang terpaksa harus dibenarkan oleh Jill.“Jadi setelah tau itu Matthew, lo nggak mau respon sama sekali?”“Buat apa gue respon?”“Lo nggak usah bohong deh. G
Claire memberengut kesal. Hari ini Revel kembali dari Melbourne, tapi baru juga tiba di rumah beberapa menit, putra sulungnya itu sudah pergi lagi, hendak menemui Jill! Menyebalkan! Claire benar-benar dilupakan semenjak ada Jill! Padahal Claire yang mengeluarkan Revel dengan susah payah dari dalam perutnya. Dan Claire juga yang membesarkan Revel sampai putranya sebesar ini, tapi tetap saja Jill yang diutamakan! Dijadikan prioritas! Benar-benar menyebalkan! Persis seperti Levin yang sering membuat Claire kesal! Tidak heran saat Levin pulang kerja Claire langsung menyambutnya dengan cemberut. “Kenapa kamu cemberut seperti itu, Claire?” “Anak kamu nyebelin!” sembur Claire. Levin mendesah. Anak yang mana lagi? Kenapa kalau bagian yang menyebalkan selalu Levin yang kena? Memang apalagi yang diperbuat oleh anaknya? Dan bukankah anak Levin adalah anak Claire juga? Sejak dulu Levin hanya menabur benihnya di dalam rahim Claire seorang, tidak
Alvaro mengepalkan tangannya dengan erat, geram saat melihat apa yang tampak di depan matanya. Foto antara Jill dengan Revel. Tampak begitu dekat dan mesra! Sialan! Jadi selama ini Jill dan Revel masih berhubungan? Sudah berapa lama? Apakah sejak dulu mereka memang tidak pernah putus meski Jill sudah resmi menikah dengannya? Damn!Pantas saja Jill tidak ingin disentuh sama sekali olehnya! Ternyata karena wanita itu masih mencintai Revel! Brengsek! Tidak bisa dibiarkan. Jari Alvaro bergerak menggeser foto selanjutnya dan darahnya semakin terasa mendidih saat melihat Jill masuk ke dalam salah satu villa pribadi milik Revel, setelah mereka selesai makan malam di salah satu restoran yang berada di hotel ternama. ‘Apa yang mereka lakukan berdua di villa itu? Pertanyaan bodoh! Apa lagi kalau bukan bercinta, Alvaro!’ batin Alvaro menjawab pertanyaannya sendiri.Ya, dirinya adalah pria dewasa yang sudah pasti tau apa yang akan dilakukan oleh pria dan wanita jika hanya bera
Revel masih bergelung malas di atas ranjang dengan tubuh polos Jill yang berada di dalam pelukannya. Tidak peduli meski matahari sudah muncul sejak tadi. Tubuhnya masih terasa begitu lelah setelah bekerja keras semalam suntuk. Bekerja keras mengeksplor tubuh molek Jill yang benar-benar membuat Revel tidak bisa berhenti layaknya seorang maniak se-ks! Gila memang, tapi itulah kenyataannya. Semalam Revel terus menggoda wanitanya meski tau kalau Jill masih lelah dan untungnya Jill tidak menolaknya hingga mereka bisa melakukan hubungan itu berulang kali, lagi dan lagi sampai puas! Revel bagaikan pengembara yang akhirnya menemukan oase di padang gurun! Tidak heran karena itulah ia ingin terus mereguk rasa nikmatnya!Jill merenggangkan tubuhnya dengan malas. Tubuhnya terasa remuk karena dieksplor terus menerus oleh pria yang berbaring di sampingnya. Pria yang seolah tidak mengenal kata lelah, karena sejak pertama kali mereka bercinta, Revel tampak selalu begitu tangguh d
Mereka berdua masih tampak frustasi saat ponsel Revel kembali berdering. Kali ini dari mamanya. Revel mendesah, rasa frustasinya semakin menjadi-jadi.Mamanya pasti sangat amat marah setelah mengetahui berita ini! Revel merasa bersalah dan menyesal karena telah mengecewakan kepercayaan yang diberikan oleh orangtuanya hingga dirinya menyebabkan skandal seperti ini!“Halo, Ma?”“Pulang ke rumah sekarang juga. Ada yang ingin Mama bicarakan. Ajak Jill!”Klik! Telepon terputus begitu saja saat mamanya sudah selesai menyampaikan maksudnya. Gawat. Biasanya sang mama begitu cerewet, tapi kali ini hanya bicara seperlunya, itu berarti pertanda buruk! Mamanya pasti sangat gusar hingga tidak mampu lagi berkata-kata seperti biasa!Revel menatap Jill yang masih menatapnya dengan bingung.“Mama kamu bilang apa?”“Mama ingin bicara dengan kita, jadi lebih baik sekarang kita membersihkan diri dan segera ke rumahku,” gumam Revel.Jill hanya bisa mengangguk lesu ba