"Jadi apa tadi David Guilermo menciummu di toilet, Chant?" pancing Jordan dengan ekspresi wajah datar yang tentunya palsu. Emosi kecemburuan bergejolak di bawah sana.Alis bak bulan sabit itu berkerut tak nyaman. Perempuan itu menggelengkan kepalanya dengan jantung berdetak kencang. Dia takut suaminya akan meradang karena pertemuan tak sengajanya di toilet dengan mantan pacarnya tadi."Apa kau marah padaku, Hubby? A—aku tidak tahu dia di sana dan membekap mulutku tadi agar tidak berteriak—"Jordan menggeretakkan rahangnya penuh amarah. Memang bukan Chantal yang bersalah, pria pecundang itu yang membuat suasana siang ini kacau dengan ulahnya. Sebelumnya sudah dia sindir hingga meninggalkan meja makan di samping mejanya dan Chantal. Akan tetapi, yang terjadi justru David Guilermo menyergap istri kesayangannya di toilet wanita."Lantas apa saja yang kalian berdua lakukan di dalam toilet tadi? Semoga bukan quickie express!" sindir Jordan lagi dengan nada tajam yang membuat Chantal terpera
Ponsel Chantal di nakas samping tempat tidur terus berbunyi sejak ia masuk ke kamar mandi tadi. Dia pun penasaran pesan dari siapa yang masuk ke inbox miliknya. Maka dia pun meraih ponsel itu sembari duduk di tepi ranjang berseprai putih yang sudah dirapikan cleaning service tadi."Hahh? David lagi yang mengirimiku email beruntun," ucap Chantal sembari membaca isi pesan surel dari mantan pacarnya itu. 'Chantal Dear, ikutlah denganku ke Paris atau Milan. Kau bekerja di bidang fashion, di sana pusat fashion Eropa. Aku pasti mendukung pekerjaanmu!' 'Tinggalkan saja Jordan Brengsek itu, dia tak layak untukmu!''Kita bisa berangkat kapan saja asal kau setuju. Balas pesanku, Chant!''Jangan ragu, Sayang. Aku menunggu balasan pesanmu!''Hello, Darling. Jangan abaikan aku, please!'Ada terlalu banyak email yang dikirimkan oleh David Guilermo ke alamat surel Chantal hingga perempuan itu malas membaca sisa email lainnya dari pria tersebut. Dia pun berdecak kesal, pertengkarannya dengan Jordan
Hari telah petang ketika Jordan dan Chantal terbangun dari tidur lelap mereka yang hanya sejenak. Perut Chantal berbunyi kencang hingga membuat Jordan terkekeh geli. "Darling, apa cacing di perutmu sedang berdemo? Kencang sekali suaranya!" goda Jordan."Itu tandanya aku kelaparan, Hubby. Beri istrimu ini makanan bergizi," jawab Chantal mencubit hidung mancung suaminya. Wajah Jordan sangatlah berkarakter dengan rahang yang tegas dan tatapan mata birunya yang keras seolah kehendaknya tak terbantahkan.Dulu memang Chantal sering kali ketakutan saat ditatap lurus oleh pria yang tengah memeluk erat tubuhnya. Sekarang dia tak takut lagi dan mampu melihat ada kelembutan serta kasih sayang di dalam tatapan sepasang mata biru cemerlang itu."Baiklah, tunggu sebentar. Aku akan memesan makan malam ke dapur. Chef Oliver Zhao atau Chef Arnold Suarez, Darling?" tanya Jordan sebelum bangkit dari ranjang hangat dimana istrinya sedang bergelung."Chef Oliver Zhao, aku ingin masakan oriental otentik bu
"HOOEEKK ... HOOEEEKK!" Suara mual dari arah kamar mandi di pagi-pagi buta itu membangunkan Jordan Fremantle. Dia berlari kecil menuju ke dalam kamar mandi dan segera memijit tengkuk istri kecilnya yang sedang memuntahkan cairan asam lambung ke kloset. "Are you okay, Chant?" tanya Jordan cemas bersitatap dengan wajah Chantal yang pucat pasi."Sepertinya aku ... hamil. Datang bulanku belum juga muncul, Jordan. Perutku begitu mual pagi ini!" jawab Chantal dengan suaranya yang pelan. Dia bimbang apakah ini akan jadi kabar bahagia bagi suaminya atau tidak sekalipun Jordan pernah mengatakan bahwa dia ingin anak.Senyum bahagia terkembang di wajah tegas pria itu. "Semoga benar. Pagi ini juga aku akan mengantarmu ke dokter kandungan untuk memeriksa apa benar kau sedang hamil, Chant!" ujar Jordan dengan antusias."Apa kau siap menjadi seorang ayah yang akan membuatmu terbangun di tengah malam saat ada suara tangisan bayi lapar atau mengompol, Jordan?" tanya Chantal mengulik kesiapan suaminya
"Selamat memang istri Anda sedang hamil lima minggu, Sir!" ucap Dokter Beverly Anderson, spesialis Obsgyn setelah memeriksa rahim Chantal dengan alat USG.Pasangan suami istri itu saling bertukar pandang dengan senyuman kebahagiaan. "Jaga anak kita, Chantal Darling!" pesan Jordan sebelum mengecup kening istrinya. "Akan saya resepkan suplemen asam folat dan vitamin untuk trimester pertama kehamilan Nyonya Chantal. Pemeriksaan berikutnya bisa datang kembali 2 bulan ke depan," tutur dokter wanita itu sambil menuliskan resepnya. "Baik, Dok. Kami pasti akan datang dua bulan lagi," jawab Jordan dengan antusias. Kemudian dia mengajak Chantal untuk menebus resep dokter di bagian farmasi.Usai menyelesaikan administrasi rumah sakit, Jordan mengantarkan istrinya ke tempat kerja wanita itu di Le Feminine Sorella. Dia mencereweti Chantal sepanjang perjalanan agar menjaga dirinya baik-baik selama kehamilan. Jordan mengingatkan bahwa Chantal sedang membawa calon pewaris kerajaan bisnis Fremantle
Sore itu Jordan naik lift ke lantai 5 untuk menjemput istri kesayangannya. Dalam benaknya ia telah merencanakan kencan nonton film romantis di bioskop yang ada di SEI Tower. Dengan langkah ringan ia menuju ke ruang kerja Chantal lalu mengetok pintu."Masuk!" sahut suara merdu wanita itu dari dalam ruangan.Awalnya senyum terkembang di bibir tebal Jordan saat ia membuka pintu di hadapannya. Namun, sesegera itu pula kegembiraannya menguap menjadi seraut wajah yang mendung ketika melihat karangan bunga segar yang ia yakin kiriman pria selain dirinya."Hai, Jordan. Kau menjemputku tepat waktu, aku sudah selesai dengan desain outfit pesanan klien exclusiveku. Ayo kita pulang!" ujar Chantal dengan riang seraya bangkit dari kursinya. Dia menenteng tas tangan fashionable miliknya dan akan menghampiri suaminya.Namun, pria itu menatapnya tajam dan dingin membuat Chantal terperangah menghentikan langkahnya. "Ada apa, Hubby?" tanya wanita itu kebingungan bercampur cemas. Amarah Jordan sangatlah
Bellaguise Restaurant di Fifth Avenue memang selalu menjadi pilihan kaum jetset dan selebritis di Los Angeles. Di meja-meja makan restoran itu banyak wajah aktor dan artis Holywood yang dapat Chantal kenali dengan mudah. Baru kali ini dia menginjakkan kakinya di tempat tersebut.Suaminya yang gagah sekalipun penampilannya sedikit berantakan karena keliaran yang mereka lakukan di sofa ruang kerja Chantal merangkul bahunya dengan protektif seakan ingin menunjukkan bahwa ia adalah wanitanya Jordan Fremantle."Silakan, Sir, Ma'am. Ini meja yang tersedia. Saya akan ambilkan buku menunya sebentar. Permisi!" ujar waiter cekatan yang mengantarkan mereka berdua.Suara denting peralatan makan beradu di sela-sela obrolan berdengung para tamu dan juga nyanyian biduanita yang diiringi mini orkestra di pojok ruangan restoran memberikan vibes penuh semangat malam itu. Wanita cantik bermata hijau itu mengedarkan pandangannya ke sekitar meja tempat ia duduk bersebelahan dengan suaminya."Baru sekali k
Perlahan Jordan membaringkan istri mungilnya di atas ranjang yang melesak akibat bobot tubuhnya dan Chantal. Dia memandangi sejenak wajah damai yang tertidur lelap itu. Sebenarnya Chantal melewatkan mandi sorenya tadi, tetapi aroma parfum yang ia pakai menyamarkan bau keringat wanita itu. Jordan tetap saja menyukai aroma tubuh istrinya yang manis lembut.Dia menghela napas dan mencopot sepasang stiletto putih berujung runcing yang masih berada di kaki Chantal. "Kenapa harus memakai sepatu berhak tinggi?!" gerutu Jordan, dia memikirkan kondisi kehamilan muda istrinya yang masih begitu belia.Jordan mengingatkan dirinya untuk memaksa Chantal membeli flat shoes alih-alih terus mengenakan sepatu cantik berujung tumit runcing setiap hari. Setelah itu dengan hati-hati dia melepaskan gaun selutut yang dikenakan Chantal. Namun, wanita itu tak terbangun. 'Seperti pingsan saja tidurnya,' batin Jordan.Dia menyelimuti tubuh Chantal lalu bergegas masuk ke kamar mandi. Jordan lebih suka tidur dala