Perlahan Jordan membaringkan istri mungilnya di atas ranjang yang melesak akibat bobot tubuhnya dan Chantal. Dia memandangi sejenak wajah damai yang tertidur lelap itu. Sebenarnya Chantal melewatkan mandi sorenya tadi, tetapi aroma parfum yang ia pakai menyamarkan bau keringat wanita itu. Jordan tetap saja menyukai aroma tubuh istrinya yang manis lembut.Dia menghela napas dan mencopot sepasang stiletto putih berujung runcing yang masih berada di kaki Chantal. "Kenapa harus memakai sepatu berhak tinggi?!" gerutu Jordan, dia memikirkan kondisi kehamilan muda istrinya yang masih begitu belia.Jordan mengingatkan dirinya untuk memaksa Chantal membeli flat shoes alih-alih terus mengenakan sepatu cantik berujung tumit runcing setiap hari. Setelah itu dengan hati-hati dia melepaskan gaun selutut yang dikenakan Chantal. Namun, wanita itu tak terbangun. 'Seperti pingsan saja tidurnya,' batin Jordan.Dia menyelimuti tubuh Chantal lalu bergegas masuk ke kamar mandi. Jordan lebih suka tidur dala
"Kalian letakkan saja sepatu-sepatu baru istriku di depan pintu penthouse. Tak ada yang akan berani mengambil barang di lantai 80!" titah Jordan kepada para pengawalnya yang menenteng tas belanjaan nyonya bos mereka.Tiga orang pengawal naik lift umum sambil membawa banyak tas belanjaan di kedua tangan mereka. Sedangkan, sebagian pengawal lainnya termasuk Donovan mengikuti Jordan dan Chantal menuju ke depan pintu keluar SEI Tower. Sudah saatnya mengantar Chantal ke Le Feminine Sorella.Para pengawal Jordan di mobil lain yang mengikuti limousine bos mereka membicarakan kebucinan Jordan yang sangat memanjakan istri barunya itu. Selama mereka bekerja kepada pria killer itu tak pernah satu wanita pun yang berani merepotkan Jordan apalagi merepotkannya di pagi hari. Sejak dahulu Jordan selalu workaholic yang fokus dengan pekerjaannya."Apa kau tidak mengalami morning sick lagi, Chant?" tanya Jordan dalam mobil yang melaju. Chantal yang duduk bersebelahan dengan Jordan menggelengkan kepala
"Kenapa tidak, Chant? Bukankah kalian berdua pernah saling kenal sebelumnya?" tanya Madame Zivanya penasaran dengan penolakan desainernya."Hmm ... tolong katakan ke Audrey untuk membantuku ke mari saja kalau begitu, Madame Ziva!" jawab Chantal agar tidak ada perdebatan lebih panjang di antara mereka berdua.Wanita itu pun mengangguk lalu meninggalkan Chantal bersama klien barunya di ruangan tersebut hanya berdua saja.Selepas kepergian Madame Zivanya, mantan pacar Chantal pun berjalan mendekati wanita pujaan hatinya itu dengan tatapan yang tak teralihkan. "Apa kau tidak suka bertemu lagi denganku, Chant? Padahal aku memikirkan tentangmu siang dan malam," rayu David yang membuat Chantal justru bergidik seram.'Ohh God, semoga Audrey segera tiba ke sini!' cicit Chantal panik dalam hatinya sembari membalas tatapan David yang menurutnya berbeda dengan dulu saat mereka masih berpacaran. Ada kilatan dingin dalam mata beriris turquoise itu.Teringat sesuatu, David membalik badannya dan mela
Sesuai janji Chantal kepada Audrey Barnes, dia menyerahkan desain outfit pria untuk David Guilermo sore itu sebelum jam kerjanya berakhir. Di ruang pengerjaan kain busana, rekan Chantal itu mencandainya."Hey, kau nampaknya bermain api ya, Chant? Pria pemilik SEI Tower itu bukankah suamimu? Siapa pula David Guilermo ini?" ujar Audrey sembari mengamati kertas desain karya Chantal di tangannya dengan detail.Chantal mengendikkan bahunya acuh duduk di seberang meja Audrey. Dia enggan menanggapi pertanyaan penasaran dari rekan kerjanya. Itu sama sekali bukan urusan Audrey. "No comment, okay? Bagaimana desain karyaku itu? Apa butuh perubahan atau sudah cukup fashionable untuk klien exclusive?" ujar Chantal mengalihkan pembicaraan mereka."Sangat menarik kurasa, Chant. Taste of elegance yang kau miliki memang sangat menonjol dalam tiap karya desainmu!" puji Audrey dengan jujur. Dia sangat obyektif dalam menilai hasil karya para desainer di bawah naungan rumah mode tempatnya bekerja."Terim
"Wow, apa kau serius, Jordan? Kita hanya berdua saja menonton di studio ini!" tanya Chantal seakan tak percaya. Siapa pula suaminya itu bisa membooking 1 studio hanya untuk menonton bioskop bersamanya?Jordan mengendikkan bahunya santai, dia menarik pinggang Chantal hingga terjatuh ke sofa studio bersamanya. Itu adalah jenis studio exclusive yang kursinya berupa sofa lebar nan nyaman untuk masing-masing penonton dengan meja di sisi sofa, tempat menaruh camilan atau hidangan pesanan penonton studio tersebut. Namun, mereka sudah kenyang makan malam jadi tidak memesan apa pun selain minuman soda dingin."Apa kau tahu kalau pemilik bioskop ini juga aku sendiri, Chant?" balas Jordan dengan nada ringan lalu mengecupi rahang dan leher istrinya yang beraroma wangi lembut."Kuharap kau akan membiarkanku menonton film yang akan diputar dengan tenang, Hubby!" ujar Chantal membiarkan keusilan tingkah suaminya sembari menonton iklan-iklan film coming soon di layar lebar di studio yang digelapkan p
"Hubby ... arrhh ... kuat sekali!" erang Chantal saat dirinya dimasuki dan digesek berulang kali dari balik punggungnya oleh suaminya. Gaya bercinta spooning di mana pasangan berbaring miring dan sang wanita memunggungi prianya disarankan untuk kondisi hamil menurut artikel yang semalam Jordan baca di internet. Dia mengajak Chantal untuk mempraktikkannya saat mereka bangun tidur pagi ini.Bibir Jordan menyusuri garis leher hingga bahu telanjang istrinya dan meninggalkan kiss mark yang menyebar di sana, merah-merah sexy menurutnya. Belakangan ini ide agar Chantal mengenakan busana yang tidak terlalu terbuka membuat Jordan rajin meninggalkan jejak kepemilikannya ke kulit putih istrinya."Oughh Baby Girl, milikmu ketat sekali mencengkeram jagoanku di bawah sana. Hmmph!" geram Jordan sembari menggerakkan pinggulnya ritmis dengan dorongan kuat melesak ke arah depan. Lengan kekar berbulunya mendekap tubuh berlekuk istrinya dengan jemari tangannya yang memelintir puncak cokelat kemerahan g
Pesawat jet pribadi milik perusahaan yang telah diakuisisi oleh Guilermo Enterprise mengudara di atas Samudera Atlantik yang nampak membiru luas dari angkasa. David ingin memastikan bahwa wanita pujaan hatinya mengerti kesungguhan hatinya untuk merebutnya kembali dari Jordan Fremantle.Sergio Portabelo yang duduk di sebelah bosnya berkata, "Master David, kita tidak tahu di mana Miss Chantal dan suaminya berada ketika di Amsterdam. Kota itu sangatlah luas, akan sulit bila kita mencarinya berdua.""Nanti kita bisa melacaknya sesampainya di Bandara Schipol. Tenanglah aku dulu berprofesi sebagai hacker yang sangat jagoan. Meretas GPS ponsel Chantal adalah hal yang sangat mudah bagiku!" jawab David Guilermo mengerlingkan matanya kepada asisten pribadi andalannya. Dia tidak bisa melakukan pencarian dengan laptopnya karena risiko mengacaukan sinyal pesawat, sementara pesawat jet pribadi tersebut sedang melintasi lautan yang tak berujung penampakannya saat ini. David memilih untuk tidur dan
"WHAT THE HELL?! Aku membayar 850 USD hanya untuk kamar yang fasilitasnya rusak, apa hotel ini siap untuk aku rating bintang 1, Miss?" maki Jordan Fremantle karena lampu, TV, dan AC kamar yang dia tempati mati daya untuk kesekian kalinya hingga jelang waktu makan siang.Petugas resepsionis yang berjaga di front desk hotel bintang 5 di pusat kota Amsterdam itu gemetaran mendengar ancaman Jordan. Pria itu tokoh bisnis yang terkenal di Los Angeles, Amerika Serikat. Ulasannya yang buruk bisa menyebabkan badai tornado dahsyat bagi hotel tempat wanita itu bekerja."Please, Sir. Kami akan memindahkan kamar Anda ke kamar pengganti lainnya. Sejujurnya hal ini baru pertama kalinya terjadi selama saya bekerja 4 tahun terakhir ini. Mohon tunggu sebentar, kami akan segera mengurus segalanya!" tutur Belvania Crown, manager hotel yang menemani petugas resepsionis di front desk."Carla, segera bukakan kamar lain dengan tipe Suite Deluxe seperti yang telah dipesan Mister Jordan Fremantle sebelumnya. A