"Waahh—" Desahan kagum itu spontan meluncur dari bibir Jordan ketika ia menatap bayangan di dalam cermin lebar wastafel. Istri mungilnya mengenakan gaun merah menyala off shoulder dengan kain bagian dada dan perut yang ketat membalut tubuh ramping berlekuknya. Gaun itu panjangnya hingga menyentuh lantai, sangat anggun."Apa kau suka penampilanku, Mister Jordan Fremantle?" tanya Chantal dengan lirikan melalui cermin di hadapannya.Pria gagah dengan setelan tuxedo hitam itu melangkah perlahan lalu melingkarkan tangannya ke perut Chantal lalu menanamkan kecupan lembut bibirnya di bahu terbuka istrinya. "Sangat memesona bagiku, Ma'am. Jangan berlama-lama di kamar karena aku bisa-bisa tak mampu melawan godaan untuk menerkammu dan mencabik-cabik gaun merah ini!""Ohh ... suamiku sangatlah menyeramkan seperti singa lapar!" Chantal tertawa renyah tenggelam dalam dekapan posesif pria sejuta pesona itu. Jordan membalik tubuh sexy istrinya untuk menatap wajah yang terpoles make up bold yang be
Sebuah kain berkhloroform dibekapkan ke hidung Chantal hingga ia tak lagi sanggup melawan di dalam taksi yang melaju kencang menuju ke Bandara Schipol. Perempuan itu terkulai bak rumput layu dalam dekapan David Guilermo di bangku belakang mobil.Sesampainya di Bandara Schipol, pintu mobil dibukakan oleh Sergio Portabelo untuk majikannya yang menggendong tubuh ramping Chantal. Kemudian Sergio berkata kepada sopir taksi yang mengantarkan mereka tadi, "Sir, aku tambahkan uang tutup mulut, jangan katakan ke siapa pun tentang kejadian tadi. Apa Anda paham?""Pasti, Tuan. Saya akan diam dan berpura-pura tak ada yang terjadi di dalam taksi ini. Terima kasih uangnya. Permisi!" jawab sopir taksi tersebut lalu melajukan kendaraannya meninggalkan bandara.Hari cukup larut saat mereka tiba di bandara, hanya sedikit orang yang masih menunggu pesawat di sana. Sergio menjelaskan bahwa bosnya ingin membawa istrinya yang sedang sakit keras dengan private jet untuk berobat ke Perancis. Petugas bandara
"Aakhh ... di mana aku?" ucap Chantal saat ia terbangun di atas sebuah ranjang berseprai biru tua. Perlahan ia duduk di tepian tempat tidur lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan tempat ia berada. Jendela kaca bening yang terkunci dengan tirai putih yang telah tersibak memperlihatkan langit biru cerah. Suara sayup-sayup ombak yang memecah menabrak batu karang terdengar di telinga Chantal. Dia pun menduga bahwa saat ini dia tak lagi ada di Belanda.Tepat ketika tatapan matanya jatuh ke pintu kamar, pria yang telah menculiknya membuka pintu lalu masuk ke dalam ruangan bercat tembok putih itu. "Selamat pagi, Dear Chantal!" sapa David Guilermo seraya mendekati wanita bertubuh mungil di atas ranjang.Tangan kanan David yang terangkat akan membelai kepala Chantal langsung ditepis oleh wanita itu. Dia menatap tajam ke mantan kekasihnya dan berkata, "Di mana aku sekarang? Apa yang sedang kau rencanakan, Dave? Kalau Jordan tahu kau yang membawaku kabur, dia pasti akan mengamuk da
"Don, apa Marcus sudah menemukan penggunaan terakhir kartu kredit atau debit pria sialan itu?" tanya Jordan yang berusaha melacak keberadaan istrinya yang lenyap diculik oleh David Guilermo di Gedung Stopera tadi malam.Telepon ke Los Angeles ke ahli IT Fremantle Corporation yang baru saja dilakukan oleh Donovan Bailey membuahkan hasil. Dia pun menjawab dengan binar harapan di mata birunya kepada bosnya, "Marcus mengatakan bahwa transaksi kartu American Express milik David Guilermo dilakukan di Catania, Pulau Sicilia. Dia membayar sebuah villa sewaan yang terletak dekat tebing yang berhadapan dengan Laut Ionia, Master Jordan.""Ahh ... dia tak cukup mengelabuhi kecerdikanku rupanya. Siapkan mobil untuk mendatangi Tuan Guilermo di Catania. Dimana distrik lokasi villa itu, Don? Sopir pasti butuh koordinat letak pasti alamat yang kita tuju!" tutur Jordan penuh semangat. Semalaman hingga pagi ia menguatirkan istri mungilnya yang sedang hamil itu. Dia berharap Chantal tak akan menerima ser
Di dalam air laut yang dingin itu Chantal yang nekad terjun dari tebing setinggi 100 meter itu merasa panik. Perempuan itu memang mencoba berenang sekuat tenaganya melawan arus gelombang bawah laut yang menghempasnya. Namun, napasnya mulai tak mampu dia kendalikan dalam kondisi stres takut tenggelam.'Hubby, maafkan aku karena telah memilih jalan nekad untuk melepaskan diri dari David. Sampai jumpa di kehidupan berikutnya—'Sementara itu Jordan yang menyusul terjun tak lama setelahnya segera berenang mencari Chantal hingga ke dasar lautan luas itu. Dia berusaha menahan napas sekuatnya sebelum sesekali muncul ke permukaan mengambil udara. Pria itu tak kenal menyerah mencari sosok istrinya di dalam air yang berwarna agak keruh tersebut.Dia menebak Chantal sudah tenggelam menuju ke dasar laut karena kehabisan napas. Maka dia mencoba mengambil napas panjang di permukaan laut lalu mulai menyelam ke laut yang lebih dalam. Sebuah kelebatan siluet warna putih di sisi timurnya tertangkap oleh
Setelah melihat suami sah Chantal berlari ke ujung tebing dan terjun menyusul mempelai wanita yang seharusnya dinikahi David, pria itu tercenung sejenak dalam posisi jatuh berlutut sebelum tertawa membahana setelahnya.Sergio Portabelo yang berdiri mematung di belakang bosnya di tebing yang telah memakan 2 nyawa itu hanya bisa terdiam mengamati David yang bertingkah seperti orang tak waras. Dia menghela napas panjang.David pun bangkit berdiri dari permukaan batu keras lalu membalik badannya seraya berkata, "Wanita bodoh itu lebih memilih untuk pergi ke neraka dibanding kubawa ke surga dunia! Baguslah suaminya ikut menyusulnya ke neraka jahanam. Ayo kita tinggalkan saja tempat sialan ini, Sergio!" "Tentu saja, Master David. Mari—" Asisten pribadi David itu mengikuti langkah bosnya menuju ke gazebo untuk menjelaskan kepada pendeta yang seharusnya memberkati pernikahan sakral tadi.Father Jonathan Kleypass menatap sang mempelai pria dengan wajah penuh tanda tanya, dia pun berkata, "Ada
"Don, aku sudah membuat janji dengan dokter spesialis obsgyn di Paris Saint-Joseph & Marie Lannelongue Hospitals. Kita langsun naik taxi saja ke sana!" tutur Jordan yang segera ditindak lanjuti oleh kepala pengawal pribadinya itu. "Baik, Sir akan saya sampaikan ke para pengawal lainnya. Silakan tunggu di pintu keluar lobi bandara. Segera saya carikan taxinya!" jawab Donovan lalu mengatur segala keperluan atasannya bersama anak buahnya.Tak butuh waktu lama untuk rombongan itu meninggalkan bandara menuju ke rumah sakit terbaik di Paris saat ini. Mereka menggunakan 2 buah taxi bandara. "Dimana kita akan menginap malam ini, Jordan?" tanya Chantal penasaran sekalipun ia tahu suaminya seorang penata tour yang canggih. Jordan sangat mementingkan kenyamanan selama bepergian."Di hotel bintang 5 tentunya, Darling. Apa kau sudah tak sabar untuk bergulat denganku di atas ranjang?" jawab Jordan mencandai istrinya. Dia mengecupi garis rahang Chantal dengan mesra tanpa memedulikan sopir taxi yan
David Guilermo membaringkan tubuh yang lemah tak berdaya itu ke atas ranjang hotel. Dia tak tahan lagi menyentuh wanita pujaan hatinya yang semula ia pikir telah mati tenggelam di dasar laut usai terjun dari tebing. Bibir pria itu memagut bibir ranum yang nampak pucat serta terasa dingin saat bersentuhan dengan dirinya."Chant, kenapa kau justru memilih Jordan dibanding aku? Aku sangat mampu membahagiakanmu dengan segala kekayaan serta cintaku kepadamu!" ujar David merayu Chantal yang masih terlelap dalam efek bius khloroform. Dia memandangi wajah lugu tersebut dari jarak sehasta lalu memutuskan untuk memeluk tubuh Chantal sambil berbaring miring di atas ranjang.Tak ada kekuatiran dalam diri David mengenai suami wanita yang dia culik tersebut. Di pikirannya dia merasa aman karena kota Paris sangatlah luas, Jordan tak mungkin menemukannya dengan cepat hingga beberapa hari ke depan. Maka pria itu pun tertidur dengan nyaman bersama Chantal.Sergio Portabelo beristirahat di sebelah kamar