Home / Romansa / Gairah Terlarang Sang CEO / Dalam Sangkar Emas

Share

Dalam Sangkar Emas

last update Last Updated: 2023-04-01 10:38:51

"Hey, bisakah kau pelankan langkahmu, Jordan!" seru Chantal yang terseok-seok mengikuti Jordan Fremantle yang mencengkeram pergelangan tangannya melintasi lobi sebuah apartment mewah di tengah kota Los Angeles.

Kepala berambut cokelat tua mahoni itu menoleh ke belakang. "Dasar wanita manja! Lain kali jangan pakai sepatu berhak tinggi, itu rawan membuat kakimu terkilir," cerca Jordan dengan tatapan sinis yang membuat Chantal yang biasanya riang menjadi bermuka masam.

"Tolong kau ingat baik-baik, aku tidak ingin ikut denganmu ke mari. Lepaskan saja aku dan pasti kau tidak perlu repot dengan langkah kakiku yang lambat di atas high heel cantik, Tuan Fremantle!" sembur Chantal sembari mencoba melepaskan tangannya dari tangan sekuat borgol yang memeganginya agar tidak kabur.

Lift yang ditunggu oleh Jordan akhirnya sampai di lantai lobi, dia pemilik dari properti mewah pencakar langit berlantai 80 ini. Bangunan futuristik yang memiliki banyak fungsi selain sekadar hunian. Sky Eternity Intercontinental atau SEI terkenal di tengah salah satu kota metropolitan berpenduduk padat itu. Pusat kerajaan bisnis Fremantle Group. Dan Jordan, sang CEO tinggal di lantai 80 yang berupa penthouse tunggal di situ.

"Ayo masuk ke lift, jangan buat aku meradang dengan melawanku!" desak Jordan menyeret tangan Chantal dengan kasar. 

Dua orang pengawal berjaga di kanan kiri pintu lift di depan Jordan dan Chantal. Mereka seolah menulikan diri atas apa pun yang dibicarakan oleh bos mereka dengan gadis tawanannya.

Pergelangan tangan Chantal memerah dan sakit, tapi dia menahan air matanya karena tak ingin terlihat lemah di hadapan pria menyebalkan di sampingnya. "Lepaskan tanganku, aku tak bisa kabur kemana pun di dalam lift yang sedang berjalan naik, bukan?" ucap Chantal dingin tanpa menatap lawan bicaranya. 

"Ohh—baiklah!" Jordan melepaskan cengkeraman tangannya dan mengangkat kedua tangannya acuh tak acuh. Namun, ketika melihat bagian nadi Chantal yang membiru seperti pecah karena terlalu keras dia genggam tadi, Jordan panik. 

Dia menarik lengan Chantal tanpa menyentuh pergelangan tangan wanita itu yang nampak hematoma. "Hmm ... sepertinya aku menggenggam tanganmu terlalu keras tadi. Akan kupanggilkan dokter untuk mengobati ini!" ujar Jordan melunak, tak lagi bersikap kasar.

(Hematoma adalah penumpukan darah abnormal di luar pembuluh darah. Kondisi ini terjadi akibat rusaknya pembuluh darah yang menyebabkan darah bocor ke jaringan tubuh lainnya.)

"Bersikaplah sedikit beradab, Tuan Fremantle!" tukas Chantal yang masih kesal. Tangan kanannya sakit saat digerakkan dan agak kebas seolah mati rasa bagian telapak tangannya.

"TING." Lift itu pun sampai di lantai 80 dan terbuka pintunya. Kedua pengawal Jordan keluar terlebih dahulu lalu menunggu pasangan itu berjalan menuju ke pintu masuk penthouse pribadi milik Jordan.

Pintu canggih itu hanya dapat dibuka dengan sensor retina Jordan saja. Tak ada orang lain yang bisa masuk ke penthouse tanpa seizin pria itu. Setelah memindai retina matanya, Jordan memersilakan Chantal masuk.

Wanita muda itu mengedarkan pandangannya memindai seisi penthouse luas dengan sisi dinding barat dan utara dikelilingi kaca film yang bisa melihat keluar ruangan, tapi tidak dapat dilihat dari arah sebaliknya. Interior penthouse nampak berkelas dan elegan, tidak banyak barang yang tidak perlu di dalam ruangan bercat dinding merah magenta itu. Selera Jordan tidak biasa, ruangan bercat dinding terang atau putih pada umumnya.

"Mulai sekarang kau tinggal di rumahku. Biasakan dirimu, Chantal Sayang. Jangan kuatir, aku pasti mengurusmu 'dengan–sangat–baik'. Hanya satu syaratnya ... kau harus menuruti perintahku, semuanya!" Jordan bersedekap di hadapan Chantal yang memandangnya dengan tatapan bermusuhan.

Ucapan wanita itu pun meluncur dari bibir merah jambunya dengan telunjuk kirinya dia menusuk-nusuk dada bidang Jordan, "Kau tidak memikirkan dari sisiku. Aku punya pekerjaan yang harus kuurus juga. Hey, dengar baik-baik! Aku bukan pengangguran kurang kerjaan, bisnisku sangat sibuk dan membutuhkan curahan perhatian setiap harinya!"

Jordan merengkuh tubuh ramping Chantal hingga tenggelam dalam dekapannya. "Sepertinya kau suka memprovokasi. Aku bisa membeli bisnismu asalkan papamu mengembalikan uang modalku yang dia bawa kabur! 50 juta dolar. AARRGGHH!" Teriakan emosional Jordan menggema di penthouse miliknya. Dia menyentakkan tubuh ramping Chantal hingga terjatuh di lantai berlapis karpet Turki.

Rasanya Chantal ingin mengamuk diperlakukan semena-mena seperti itu. "Dasar lelaki brengsek! Itu bukan urusanku, kau menculikku. Lepaskan aku dari sini!" tuntutnya seraya mencoba berdiri dari permukaan lantai.

"Tak sesederhana itu, Chantal. Aku akan memikirkan cara terbaik untuk memancing papamu keluar dari tempat persembunyiannya. Hmm ... aku butuh dokter yang bisa merawat luka hematoma di tanganmu itu. Jangan rewel!" Jordan berbicara dengan nada yang tak ingin dibantah lalu menghampiri pesawat telepon di meja kerjanya di dekat sisi dinding kaca sebelah barat.

Seusai berbicara dengan dokter pribadinya di telepon agar datang ke penthouse, Jordan menghampiri Chantal yang duduk di sofa ruang tengah. "Apa kau lapar, Chantal?" tanya pria itu ringan.

"Ya, tentunya karena aku hanya sarapan French toast pagi tadi, melewatkan makan siangku, dan belum makan malam hingga saat ini, Tuan Fremantle!" jawab Chantal dengan sarkastis.

"Tunggu sebentar, itu hal yang mudah diatasi. Katakan apa makanan kesukaanmu? Chef restoran di gedung ini bisa memasak apa pun yang kuminta," balas Jordan tak memedulikan nada pedas wanita itu.

Maka Chantal memilih masakan yang dia sukai seperti saran pria yang memiliki segalanya itu, "Mungkin masakan Italia bisa menaikkan moodku yang hancur karena harus terkurung di sangkar emas."

"Hmm ... baiklah!" jawab Jordan lalu dia berjalan lagi ke pesawat telepon di atas meja kerjanya.

Kandung kemih Chantal terasa penuh dan mendesak untuk dikosongkan maka gadis itu mengedarkan pandangannya mencari kamar mandi yang pastinya tersedia di penthouse super mewah milik Jordan. Dia bergegas menuju ke sebuah pintu yang terbuka dan memang benar itu adalah kamar mandi.

Usai buang air kecil dan mencuci tangannya, Chantal membuka pintu kamar mandi. Wanita itu sontak memekik tertahan karena menubruk sosok besar yang menunggunya di depan pintu kamar mandi.

"Aaaarrgghh!" 

"Seharusnya kau tidak menghilang tiba-tiba dan membuatku panik mencarimu, Chantal!" Jordan meraup tubuh ramping itu hingga kakinya terangkat dari lantai dan memanggulnya ke arah tempat tidur.

"Turunkan aku, Brengsek!" Kepalan tangan wanita itu memukuli punggung Jordan yang bidang.

Hal itu mengesalkan Jordan hingga ia menepuk keras bokong Chantal beberapa kali dan berkata, "Dasar bandel! Kau wanita yang keras kepala seperti keledai!" Dia membanting tubuh Chantal ke atas ranjang hingga melesak lalu menindihnya dengan tubuhnya yang seperti beruang Grizzly.

"Minggir—kau bisa membunuhku dengan bobot tubuhmu, Jordan!" protes Chantal bernada galak. Dia meronta-ronta di bawah kungkungan pria yang tengah menatapnya dengan geli.

"Stop it! Chant, kau senang sekali membuatku berkeringat melayani temperamenmu yang meledak-ledak ini. Mungkin ada baiknya kita berolah raga di atas ranjang saja untuk menghindari cedera, bagaimana menurutmu?" Pria tampan bermata biru itu menaikkan alis kanannya tak melepaskan pandangannya di wajah rupawan di hadapannya.

Comments (6)
goodnovel comment avatar
Nanda Yusra
mantap sekali cerita ya
goodnovel comment avatar
Buberamkwe Simbiga Marik
lumayan seru juga jordan.
goodnovel comment avatar
Mahda Lifah
Lumayann seruu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gairah Terlarang Sang CEO   Manis Tapi Berbisa

    "TING TONG." Bel pintu penthouse milik Jordan Fremantle berbunyi. Pria yang sedang memerangkap tubuh Chantal Brickman pun terpaksa membatalkan niatnya untuk menggoda gadis itu dengan sedikit agresif. Jordan bangkit dari kasurnya lalu berjalan membukakan pintu untuk tamunya.Pintu itu pun mengayun terbuka dan sosok berseragam putih khas dokter tersenyum memamerkan sederet gigi putihnya yang tersusun rapi. "Selamat petang, Mister Fremantle. Siap melayani Anda, Sir!" ucapnya."Selamat petang, Dokter Damian Brinkeley. Silakan masuk," sambut Jordan dengan sopan seraya menggeser tubuhnya agar tamunya dapat masuk ke penthousenya."Jadi, dimana pasien saya, Mister Fremantle?" tanya Dokter Damian seraya mengedarkan pandangannya di ruangan luas berinterior mewah itu mencari-cari manusia selain mereka berdua.Jordan pun berjalan mendahului dokter pribadinya menuju ke tempat tidurnya. "Kucing kecil yang terluka itu ada di atas ranjangku, Dok. Hati-hati karena dia sedikit bengal!" Tawa Jordan ter

    Last Updated : 2023-04-25
  • Gairah Terlarang Sang CEO   Kau Melihat Segalanya Tanpa Sensor?

    "Aku tak mau menikah denganmu! Singkirkan tangan kotormu itu dariku, Mister Fremantle!" sembur Chantal dengan galak usai kesadaran kembali menguasai dirinya pasca syok mendengar ucapan Jordan.Pria itu menggelengkan kepalanya dan mengetatkan dekapan kedua lengannya di sekeliling tubuh ramping Chantal. Bulatan kembar di dada wanita itu terdesak hingga menyembul di hadapan Jordan. "Sangat menggairahkan bukan?" desis pria itu menatap terang-terangan aset berharga milik Chantal.Rasanya Chantal ingin menampar-nampar wajah pria mesum yang tengah memeluknya dengan tidak senonoh. "Dasar pria keparat! Menjijikkan. Rendahan!" Amarahnya memuncak seiring berlalunya waktu yang harus dijalaninya bersama Jordan. Jelas sekali mereka bagaikan kucing dan tikus yang saling membenci.Tawa Jordan membahana di penthouse mewah miliknya. Kemarahan Chantal justru menggemaskan baginya dan memberikan hiburan tersendiri baginya. Dengan girang dia mendaratkan ciuman-ciuman iseng di wajah wanita yang meronta-ront

    Last Updated : 2023-04-27
  • Gairah Terlarang Sang CEO   Dia Bukan Pacarmu Lagi!

    "Ayo kita berangkat sekarang, Chant!" Suara maskulin dari belakang punggung sofa itu membuat Chantal menolehkan kepalanya.Tatapan mata wanita itu terjatuh dari ujung sepatu fantofel hitam di atas lantai kayu mengkilap itu hingga naik ke wajah berkarakter yang tak dapat dipungkiri memang istimewa. 'He's charming actually!' batin Chantal tanpa ingin mengungkapkan isi kepalanya."Tentu saja, mari kita pergi berpesta, Jordan!" sahut Chantal seraya melemparkan senyumnya kepada lelaki gagah berparas tampan di hadapannya.Jordan tidak mencukur bulu-bulu gelap kecoklatan di wajahnya yang membuat penampilannya macho dan nampak jantan sekalipun setelan tuxedo warna khaki yang dikenakannya sangatlah rapi. Tak ada kesan nerdy atau culun sama sekali dalam pancaran aura kuatnya.Langkah kaki Chantal anggun mendekati Jordan lalu meletakkan tangannya di lengan pria yang tengah menawannya itu. "Welcome to Holywood life, Chantal. Kamu akan bertemu banyak selebritis dan kaum jetset di pesta nanti," uj

    Last Updated : 2023-04-28
  • Gairah Terlarang Sang CEO   Terjepit Di Antara Ego Dua Pria

    "Chant, ingat bahwa kau harus tetap bersamaku!" desak Jordan menatap wanita di tengah dirinya dan David Guilermo itu dengan serius.Chantal menoleh ke arah Jordan. Namun, David meraih tangan kirinya untuk ditarik menjauh dari Jordan. "Jauhi pria bodoh dan sinting itu, Sayang!" ujar David seraya menarik pacarnya melangkah cepat di atas high heels hingga terhuyung-huyung bertabrakan dengan pengunjung pesta lainnya.Tentu saja Jordan tak terima begitu saja tawanannya dibawa kabur pria yang tak dikenalnya dan mengaku-ngaku sebagai pacar Chantal. Dia mengerang lalu mengejar pasangan muda mudi tersebut seraya berseru, "Stop! Jangan kabur dariku!"Kepala Chantal menoleh ke belakang dengan wajah kebingungan dengan situasi yang serba salah itu. Dia masih terus diseret oleh David menuju ke arah lift.Langkah lebar kaki jenjang Jordan memangkas jarak di antara mereka hingga dia dapat menangkap pinggang ramping Chantal dan menghentikan langkah wanita itu. Pegangan tangan David pada kekasihnya son

    Last Updated : 2023-04-28
  • Gairah Terlarang Sang CEO   Perawan yang Membangkitkan Gairah Terlarang

    "Jordan, jangan seret aku seperti ini!" teriak Chantal bernada kesal karena tangan kirinya lagi-lagi ditarik dan dia dipaksa mengikuti langkah cepat pria setinggi nyaris 2 meter itu.Sekalipun Jordan hanya berjalan biasa, tetapi jangkauan langkahnya sangat lebar dan termasuk cepat bagi Chantal yang tubuhnya lebih mungil. Pria itu mendadak berhenti melangkah hingga Chantal menubruk tubuh bagaikan Tembok Raksasa China yang kokoh itu.Sebelum wanita cerewet itu benjol mencium lantai Jordan pun segera menangkap tubuh berlekuk sexy itu ke dalam pelukannya. "Hey, kau aman. Bukalah matamu, Chant!" ujar Jordan terkekeh menatap wajah Chantal yang sedang memejamkan matanya rapat-rapat karena mengira dia akan jatuh ke lantai.Sepasang mata hijau bak Zamrud Colombia itu pun terbuka menatap lurus ke mata biru Jordan. Dia merasa limbung dan tak tahu harus berkata apa terhanyut dalam tatapan mata sebiru langit cerah di hadapannya."Mungkin kau lelah, mari kugendong saja kembali ke penthouseku di lan

    Last Updated : 2023-04-30
  • Gairah Terlarang Sang CEO   Menawan Hatimu, Nona!

    Bunyi anak kunci diputar dari dalam kamar mandi membuat Jordan menyeringai lebar. Ancamannya berhasil dengan efektif. Seraut wajah pucat pasi menatap dirinya dengan memelas hingga dia pun tak tega melakukan ancamannya."Kucing kecilku rupanya menyembunyikan ekornya, hmm?" sindir Jordan menaikkan sebelah alisnya membalas tatapan Chantal.Wanita itu mengatupkan kedua telapak tangannya di depan dadanya. "Kumohon jangan sakiti aku—" "Aku ingin membawamu ke surga dunia bukannya mau melukaimu, apa salahku?" Jordan bersedekap seraya tertawa mengejek."Sudah kukatakan tadi, aku tak mau!" tolak Chantal bersikukuh."Kenapa?" tanya Jordan datar sekalipun dirinya penasaran. Toh dirinya diinginkan oleh banyak wanita selama ini tanpa harus mengejar-ngejar salah satu dari mereka hingga ke kamar mandi seperti saat ini. Chantal adalah satu-satunya yang berbeda. "Kau sangat kekanak-kanakan, Chant!" tukas Jordan seraya menyandarkan kedua tangannya di bingkai pintu kamar mandi di mana Chantal berdiri b

    Last Updated : 2023-05-01
  • Gairah Terlarang Sang CEO   Ulah Hacker Pacar Chantal

    Saat Jordan sedang mandi di bawah shower tiba-tiba lampu kamar mandi padam, lampu dari daya cadangan yang masih menyala redup di sudut langit-langit ruangan penthouse. "Damn, apa-apaan ini?! Kenapa bisa terjadi mati listrik sepagi ini?" rutuk pria itu segera menyelesaikan mandinya lalu mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Dengan pinggul berlilitkan handuk setengah basah, Jordan keluar dari kamar mandi dan menghampiri tempat tidurnya. "Kuharap kau tidak takut dengan gelap, Chant. Apa kau baik-baik saja?" tanya Jordan dengan sebersit nada kekuatiran."Aku baik-baik saja. Apa ada pemadaman listrik dari pusat?" balas Chantal karena jarang sekali mati listrik kecuali ada badai besar melanda kota.Jordan mengendikkan bahunya seraya menjawab, "Entahlah, mungkin saja begitu. Aneh sekali karena ini masih pagi. Aku akan menanyakan ke pengelola gedung. Tunggu di sini saja, jangan kemana-mana!" Pria itu pun melangkah cepat menuju ke walk in closet miliknya untuk memilih pakaian kerjanya dengan p

    Last Updated : 2023-05-01
  • Gairah Terlarang Sang CEO   Diintai Dari Dua Sudut

    Lawrence Brickman telah kembali dari Kepulauan Karibia. Dia memperpendek waktu liburannya setelah mengetahui bahwa Chantal kesayangannya ditawan oleh Jordan Fremantle. Sungguh sebuah gangguan yang tak terduga dan kini dia bertekad untuk membebaskan puteri tunggalnya itu dari cengkeraman pengusaha tiran yang sempat ditipunya.Pria tua itu menyamar dengan penampilan yang sama sekali berbeda. Dia mengenakan kaca mata minus berbingkai kotak lebar dan mengecat rambutnya yang kelabu beruban menjadi warna cokelat tua segar yang membuat dirinya nampak jauh lebih muda. Namun, guratan di kulit wajahnya tak mampu menyembunyikan usia yang sebenarnya.Dia menerima pesan melalui surelnya dari Jordan bahwa pria muda kurang ajar itu akan menikahi Chantal siang nanti di balai kota Los Angeles. Lawrence sangat kesal karena setahunya Chantal menjalin hubungan kekasih dengan David Guilermo sejak 2 tahun lalu. Pemuda genius itu sangat sopan dan memuja puteri kecil kesayangannya. Lawrence pun merestui hubu

    Last Updated : 2023-05-01

Latest chapter

  • Gairah Terlarang Sang CEO   Love is Blind (THE END)

    "Hello, Gorgeous!" Perempuan itu tersenyum miring di ambang pintu penthouse Calvin Fremantle yang berada di Queens, New York.Calvin mendengkus geli sembari bersedekap menghadapi Jessica Carrera. Dia sudah sebulan ini menghindari wanita muda yang merengek meminta alamat tempat tinggalnya sekarang."Bagaimana bisa kau mendapatkan alamat tempat tinggalku, Jess?" tanya Calvin menghela napas dalam-dalam lalu mempersilakan wanita yang jauh-jauh terbang dari Los Angeles ke tempatnya itu masuk.Ketika Calvin menutup pintu penthousenya, Jessica segera memeluknya erat dari belakang punggungnya. "Aku mendesak Jordan agar memberi tahukan alamatmu. Kau tega meninggalkanku, Honey!" rajuknya."Hmm ... memang hanya Jordan yang mengetahui tempat tinggalku dan beberapa kolega dekatku yang pastinya tak kau kenal," jawab Calvin dengan perasaan bercampur aduk. Dia lalu bertanya, "Jess, untuk apa kau mencariku? Bukankah banyak pemuda yang berlutut di bawah kakimu untuk mendapatkan perhatian darimu?"Jessi

  • Gairah Terlarang Sang CEO   Akhir Kemelut Dari Pembalasan Dendam David Guilermo

    "Welcome home, Jordan, Chantal!" sambut Calvin di ruangan CEO Sky Eternity Intercontinental Tower. Dia memeluk hangat putera dan menantu kesayangannya bergantian. Kemudian dia menggendong cucu pertamanya sembari menyapa Raphael juga yang menjawab dengan bahasa bayi."Papa, maaf telah merepotkanmu begitu lama!" ujar Jordan sambil terkekeh mengamati kakek dan cucunya yang cepat sekali akrab itu."Hey, it's okay. Duduk dulu di sofa dan mengobrol," ajak Calvin berjalan menuju ke sofa vinyl hitam.Setelah duduk Jordan bertanya, "Apa Papa tertarik untuk menetap di LA? Aku akan suruh bawahanku menyiapkan unit mewah yang kosong di SEI Tower."Penthouse Jordan hanya memiliki sebuah ranjang dan dia telah kembali meninggalinya tak lama lagi. Calvin pun mengerti itu tanpa harus dikatakan secara lugas oleh puteranya. Maka dia pun menjawab, "Lebih baik sore nanti Papa kembali ke Queens, tak perlu repot-repot menyiapkannya, Jordan!""Aku ikut apa yang baik menurut Papa saja. Di SEI Tower banyak unit

  • Gairah Terlarang Sang CEO   Ulang Tahun Pertama Raphael

    Pemberhentian kapal Fortune Marine selanjutnya adalah Norwegia. Negara yang tenang dan sedikit penduduknya itu alamnya masih banyak yang tak tersentuh karena terdiri dari fyord, pegunungan tinggi yang tertutup salju, dan lembah bertebing curam. Julukannya adalah The Land of Midnight Sun karena pada puncak musim panas bulan Mei dan Juni, matahari masih tampak bersinar pada malam hari. Namun, saat itu bulan Oktober.Kapal Jordan mengarungi perairan Laut Norwegia menuju ke Kepulauan Lofoten di malam hari dengan kecepatan yang diperlambat oleh Kapten Andres Fuller. Malam itu Jordan sengaja mengajak Chantal naik ke dek kapal untuk melihat langit menakjubkan yang bertabur bintang dan dapat melihat perubahan cahaya warna-warni di kejauhan di atas daratan."Indah bukan?" tanya Jordan memegangi gelas berisi port wine dengan seringai lebar di wajahnya sembari menemani Chantal yang sedang mengamati langit dengan teleskop tersangga sebuah tripod.Donovan dan John sekali lagi beralih profesi menja

  • Gairah Terlarang Sang CEO   Melintasi Samudera Atlantik Hingga Tiba Di Portugal

    Tiga minggu lamanya Jordan dan Chantal berada di Afrika Selatan. Mereka berpidah-pindah kota dari Johannesburg ke ibu kota Pretoria yang jalanannya dinaungi pohon Jacaranda di tepian kanan kiri hingga nampak rindang. Pada musim semi bunganya yang berwarna ungu penuh mengiasi setiap rantingnya yang subur.Kemudian juga mereka mengunjungi Pantai Nahoon di East London yang berombak dan cocok untuk berselancar. Jordan menyukai surfing, dia menyewa papan selancar di tempat persewaan bersama Donovan serta beberapa rekan pengawalnya yang memang bisa berselancar. Sedangkan, Chantal duduk bersantai di tepi pantai bersama Raphael menikmati sinar hangat matahari sambil minum air kelapa muda asli yang banyak dijual di sana.Setelah itu mereka juga mengunjungi Knysna, sebuah kota di sebelah laguna yang dihiasi hutan-hutan kuno indah dan pegunungan yang mengelilinginya. Di sana mereka berkunjung ke Taman Nasional Tsitsikamma.Upington yang berada di tepi Sungai Orange tak ketinggalan didatangi juga

  • Gairah Terlarang Sang CEO   Welcome to Africa

    Mendekati perairan Afrika Selatan gelombang lautan semakin tenang, cuaca cerah dan mataharu bersinar terik di siang hari. Jordan dan seisi kapal Fortune Marine sudah tidak memerlukan pakaian rangkap lagi seperti ketika mereka melintasi perairan Antartika."Sebetulnya apa yang membuatmu ingin mengunjungi Afrika, Jordan?" tanya Chantal yang berdiri bersama suaminya di dek kapal. "Afrika Selatan negara yang unik, percayalah ... perjalanan berat kita akan terbayar saat kau melihat-lihat seperti apa Negeri Pelangi itu. Hanya Afrika Selatan yang memiliki 3 ibu kota di seluruh dunia, Pretoria, Cape Town, dan Bloemfonstein. Namun, kota terbesarnya adalah Johannesburg yang menjadi penghasil emas, berlian, nikel, dan logam lainnya. Selain itu hanya di negara ini kita bisa menemukan satwa the big five yang liar paling sulit diburu; macan tutul, badak, kerbau Cape, gajah Afrika, dan singa. Aku akan mengajakmu ke Kruger National Park, itu salah satu game reserve terbesar di dunia. Kita akan kelil

  • Gairah Terlarang Sang CEO   Ingin Bercinta Dari Pagi Hingga Pagi Berikutnya

    Kapten Andres Fuller ternyata tidak menemukan kerusakan pada bodi maupun mesin kapal Fortune Marine. Maka Jordan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka dengan bertolak dari dermaga di siang hari usai makan siang di salah satu restoran yang ada di pelabuhan. "Aku senang kita bisa berlayar lagi. Suhu udara yang membekukan hingga ke tulang nampaknya tak cocok denganku, Jordan!" ujar Chantal saat kapal sudah mulai melaju dalam kecepatan stabil 21 knots.Gelombang laut Samudera Selatan masih tenang dan Kapten Andres memanfaatkan waktu di mana matahari masih bersinar sekalipun tidak secerah di daerah tropis. "Nampaknya kita akan menghabiskan waktu agak lama di lautan, semoga bahan bakarnya cukup," jawab Jordan yang tidak terlalu optimis dengan perjalanan mereka. "Mungkin akan membosankan, Jordan. Aku rindu menetap di daratan," ujar Chantal dengan nada lesu. Tidur di atas kapal yang terombang-ambing di tengah lautan terkadang membuatnya cemas.Kapal itu melaju setiap hari di saat

  • Gairah Terlarang Sang CEO   Diterjang Badai Di Perairan Antartika

    "AAARRGHH!" pekik Chantal mencari keseimbangan pada dinding kabin ketika kapal yacht itu terombang-ambing parah karena gelombang lautan yang ganas disertai angin badai. Dia baru saja buang air kecil di kamar mandi karena suhu udara dingin membuatnya sering berkemih."Baby Girl, apa kau baik-baik saja?!" seru Jordan menghampiri Chantal di tengah kabin sambil mendekap erat puteranya yang tumben agak rewel. Chantal pun menjawab, "Aku baik-baik saja, Jordan. Bagaimana dengan Raphael? Dia masih menangis terus!""Coba kau susui dia, Chant. Dia pasti tidak tenang karena goyangan kapal yang terlalu heboh ini," usul Jordan sembari membantu istrinya kembali ke ranjang. Maka Chantal menuruti ide Jordan yang dia pikir tepat. "Aku akan naik ke kokpit sebentar untuk memeriksa keadaan. Pelayaran ini sedikit membuatku kuatir," pamit Jordan sebelum mengenakan jaket anti air di luar sweaternya. Udara di dalam kabin berpenghangat itu saja terasa dingin, apa lagi di luar ruangan.Jordan mengetok pintu

  • Gairah Terlarang Sang CEO   Terlarut Dalam Hasrat Si Daun Muda

    Tangannya berkelana mulai membuka kancing kemeja putih tuxedo Calvin dan juga sabuk celana pria itu. Akhirnya, Calvin membiarkan Jessica mengambil alih kendali atas tubuhnya yang juga mendambakan petualangan seks kilat dan meledak-ledak dengan daun muda yang molek itu.Ketika kain-kain penghalang di tubuh Calvin terlepas, Jessica membenamkan wajahnya di antara pangkal paha pria itu. Batang berurat Calvin memang masih berfungsi normal terasa sangat keras di dalam mulutnya yang sibuk menjilati dan mengurutnya ketat."Ohh ... luar biasa. Kau membuatku merasa muda kembali, Jess!" desis Calvin menahan sensasi kuat yang membuat dirinya ingin tumpah di bawah sana."Artinya kau setuju dengan permintaanku tadi. Jadi jangan protes lagi!" putus Jessica lalu menarik melepas pantiesnya dari balik gaun merahnya yang berbahan ringan longgar. Dia menduduki paha Calvin untuk menyatukan pusat gairah mereka berdua yang saling menginginkan satu sama lain.Jessica menghentakkan bokongnya dengan lincah nai

  • Gairah Terlarang Sang CEO   Hanya Sekadar Teman Kencan

    "Hai, Calvin. Terima kasih sudah bersedia menghadiri pesta ulang tahunku. Apa Jordan masih belum kembali ke LA?" sambut Fernando Alex Guilermo memeluk hangat Calvin Fremantle usai mendapat ucapan selamat.Pria yang nampak lebih muda dibanding usianya yang sebenarnya itu tersenyum lebar sambil menjawab, "Ini hari istimewamu, Nando. Masa aku tak datang ikut merayakannya? Jordan akan lama keliling dunia, mungkin dia sedang berada di Antartika bermain dengan pinguin. HA-HA-HA!"Jawaban Calvin membuat Fernando menggeleng-gelengkan kepalanya dengan emosi bercampur aduk, antara bingung dan juga kesal. Mungkin ada baiknya dia melupakan dendam mendiang puteranya sepenuhnya, pikir Fernando Guilermo diam-diam."Oke, nikmati pestanya, Calvin. Banyak wanita muda yang menarik bila kau butuh teman!" ujar Fernando Guilermo mendorong punggung kawannya ke lautan manusia yang memadati lantai ballroom salah satu hotel bintang 5 di Los Angeles.Di antara kerumunan tamu undangan yang hadir, sosok cantik it

DMCA.com Protection Status