“Pertama, bisakah Agrata ikut denganku pindah keluar negeri? Aku berpikir, sepertinya aku akan pindah karena harus mengurus orangtuaku dan mulai usaha di sana. Bagaimana jika Agrata ikut denganku? Setidaknya aku hanya punya dia untuk bisa bersamaku, kau masih mempunyai anak yang lain. Setidaknya kau tak terlalu kehilangan, kau juga sibuk bekerja dan tak sempat mengurus Agrata bukan?” raut wajah Andrew seketika berubah.“Apa maksud perkataanmu? Maksudmu selama ini aku mengabaikannya karena sibuk bekerja? Kalau aku tidak bekerja bagaimana bisa aku menghidupinya dan memenuhi kebutuhannya? Kau jelas tahu bagaimana biaya hidup dan sekolahnya, apakah semua itu murah? Dari mana itu semua jika aku tak bekerja? Aku juga tak mengabaikannya, aku bertanggungjawab atas hidupnya. Disaat aku punya waktu bukankah aku juga menghabiskan waktu bersama dengannya? Kau tahu apa tentang hubunganku dengan Agrata, kau bisa bertanya padanya bagaimana waktu kami. Kau tak punya hak men
“Kau benar menungguku? Biasanya kau akan kembali ke ruang kerjamu dan meninggalkanku sendirian. Apa kau mau melanjutkan yang di mobil tadi?” tanya Chacha saat masuk ke dalam kamar dan melihat Andrew seperti sedang menunggunya. Pria itu sudah mengganti bajunya dan duduk di atas ranjang mereka.“Aku memang menunggumu, kau tak percaya? Aku mau kita bicara.” Kata Amdrew.“Baiklah, kau harus menungguku lagi. Aku mau membersihkan diri,” kata Chacha sambil berjalan menuju kamar mandi. Pria itu tetap menunggu sambil memainkan I-Pad miliknya. Setelah selesai Chacha bergabung dengan Andrew duduk di samping pria itu dan bersandar di kepala ranjang.“Kau ingin membahas yang tadi?” tanya Chacha memastikan.“Ya, kenapa kau mau membantunya?” tanya Andrew langsung.“Apa aku punya alasan untuk tidak menolongnya? Apa yang salah jika aku membantunya?” tanya Chacha balik membuat Andrew terdiam sej
“Bukan seperti itu, aku ha—”“Aku akan pergi jika kau mau,” Chacha sudah hendak berjalan keluar namun Andrew segera menahan kekasihnya itu dan menutup pintu.“Aku bisa menjelaskannya padamu Baby, dia Eleanor Mommynya Adelcia. Kau belum mengenalnya, maka itu kau tak tahu.” Chacha tertawa mendengarnya membuat Andrew bingung. “Elea, perkenalkan ini Chacha wanitaku.” Kata Andrew memperkenalkan. Wanita yang nyaris telanjang bernama Eleanor itu mendekati Chacha sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya.“Senang bertemu denganmu langsung, Eleanor,” kata wanita itu memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya. Chacha sempat melihat tangan wanita itu dengan malas, namun pada akhirnya mengulurkan tangannya untuk membalas.“Kau jelas tahu siapa namaku.” kata Chacha dengan sarkas.Lalu dengan cepat menarik tangannya. Eleanor tertawa melihat sikap Chacha seperti itu, wanita itu m
“Kenapa Bibi jadi marah pada Adelicia? Dia hanya bertanya, apa kau perlu harus membentaknya seperti itu?” tanya Agrata kesal melihat Chacha marah pada Adelicia.Ini pertama kalinya bagi mereka melihat Chacha marah, selama bersama dengan wanita itu baik Agrata dan Adelicia tak pernah mendapati Chacha marah pada mereka. mendapat pertanyaan seperti itu dari Agrata akhirnya membuat Chacha sadar denga napa yang terjadi. Wanita itu sadar bahwa sikapnya kali ini sangat berlebihan.“Maaf, tak seharusnya aku bersikap seperti itu. Maaf Adelicia sudah marah padamu,” kata Chacha dengan penuh sesal.“Ada ap aini?” tanya Andrew yang baru saja datang.“Bibi Chacha marah pada Adelicia, padahal dia hanya bertanya saja. Tak biasanya Bibi bersikap seperti ini,” kata Agrata mencoba menjelaskan.“Maaf atas sikap Bibimu, dia seperti itu karena Daddy. Ini semua salah Daddy karena sudah membuat Bibimu marah sehingga Bi
“Daddy, tak biasanya kau ada di sini,” kata Adelicia pada Andrew yang membuat Chacha dan Agrata langsung saja menoleh kearah pintu di mana ada Andrew di sana.Sesuai dengan janji, Chacha menemani Adelicia dan Agrata untuk belajar. Saat ini Chacha sedang mengajari Agrata, sedangkan Adelicia mengerjakan apa yang diminta oleh Chacha. Wanita itu dengan bergantian akan menemani anak-anak Andrew itu. terutama Agrata yang sedang mengerjakan tugas sekolahnya.Chacha memang memberikan fasilitas kedua anak Andrew belajar di rumah dengan tenaga pendidik professional, hanya saja di saat malam hari Chacha ingin mempunyai waktu bersama dengan kedua anak Andrew itu agar mereka belajar bersama. Selain itu Chacha juga mendidik mereka untuk belajar di malam hari dari pada harus bermain dan menonton.Keduanya sudah mempunyai waktu khusus untuk melakukan hal itu. Chacha mendidik mereka dengan sangat baik, bahkan wanita itu membuatkan jadwal untuk kedua anak Andrew itu.
Elang sudah memberitahu nomor kamarnya tadi, maka mudah bagi Chacha untuk segera menuju kamar pria itu. Setelah menekan bel pintu terbuka dan wajah Elang langsung saja terlihat dengan senyuman lebar. Pria itu langsung saja menarik Chacha masuk ke dalamnya dan mencium bibir wanita itu.Pria itu baru saja selesai mandi, Chacha jelas terkejut namun ia membalas ciuman Elang. Perlahan tapi pasti pakaiannya dilepas satu persatu oleh Elang, belum ada kata sambutan dari keduanya. Tetapi mereka langsung saja melakukan hal yang gila, karena keduanya saling merindukan satu dengan yang lain. Elang sangat merindukan Chacha.Begitu juga dengan sebaliknya, Chacha akui bahwa ia juga merindukan permainan Elang. Terlihat bagaimana tubuhnya langsung saja bersedia dan bereaksi ketika pria itu mulai menyentuhnya. Chacha menikmati permainan yang diberikan Elang padanya, sampai akhirnya keduanya lupa waktu dan tidak tahu sudah berapa kali mereka mendapatkan kilmaksnya. Chacha benar-benar men
“Mom, tadi malam kau pulang jam berapa?” tanya Adelicia saat mereka sedang sarapan bersama.Saat Chacha sampai di rumah, kedua anak Andrew itu sudah tidur. Sehingga mereka memang tidak bertemu, Chacha tidak memberitahu Andrew jika ia sudah pulang. Tetapi Chacha tahu bahwa orang suruhan Andrew pasti akan memberitahu pria itu jika Chacha sudah pulang ke rumah.“Sepertinya jam dua belas, kenapa? Apa kau menungguku?” tanya Chacha sambil mengelus pipi Adelicia yang ada di sampingnya itu.“Iya, aku pikir kau akan pulang dengan cepat. Tetapi ternyata tidak, apa nanti malam kau akan pulang lama juga Mom?” tanya Adelicia lagi.“Sepertinya iya, jangan menungguku Baby. Sepertinya belakangan ini aku cukup sibuk, kau bisa bermain dengan Agrata bukan? Apa Agrata meninggalkanmu?” tanya Chacha sambil melihat anak sulung dari Andrew itu.“Tidak, aku tak meninggalkannya. Aku selalu bersamanya dan menemaninya,&rdq
Begitu Chacha selesai Andrew datang ke lokasi pemotretannya itu. Pemotretannya itu memang berlangsung dari sore hari sampai malam. Melihat Andrew yang datang membuat Chacha marah, namun semua kru langsung saja pergi menjauh dari sana. Bagaimanapun mereka mengenal Andrew, kekasih dari Chacha itu merupakan atasan mereka.“Kenapa kau pulang dengan cepat?” tanya Chacha dengan tertawa mengejek. Wanita itu duduk dengan melipat tangannya di depan dada, kakinya dilipat dan wajahnya terlihat angkuh.“Kau dari mana saja? Kenapa kau pergi tak memberitahu siapapun? Kenapa handphonemu mati? Kenapa kau tak pulang ke rumah? Kemana kau sebenarnya pergi? Kau benar-benar membuatku marah!” desis Andrew membuat Chacha tertawa. Wanita itu tak takut ketika Andrew marah padanya saat ini.“Apa pedulimu? Terserahku mau kemana, kau tak perlu tahu. Bukankah selama ini juga aku tak pernah mengekangmu seperti itu? Kau bebas mau kemana saja dan melakukan apapun,