“Mom, tadi malam kau pulang jam berapa?” tanya Adelicia saat mereka sedang sarapan bersama.
Saat Chacha sampai di rumah, kedua anak Andrew itu sudah tidur. Sehingga mereka memang tidak bertemu, Chacha tidak memberitahu Andrew jika ia sudah pulang. Tetapi Chacha tahu bahwa orang suruhan Andrew pasti akan memberitahu pria itu jika Chacha sudah pulang ke rumah.
“Sepertinya jam dua belas, kenapa? Apa kau menungguku?” tanya Chacha sambil mengelus pipi Adelicia yang ada di sampingnya itu.
“Iya, aku pikir kau akan pulang dengan cepat. Tetapi ternyata tidak, apa nanti malam kau akan pulang lama juga Mom?” tanya Adelicia lagi.
“Sepertinya iya, jangan menungguku Baby. Sepertinya belakangan ini aku cukup sibuk, kau bisa bermain dengan Agrata bukan? Apa Agrata meninggalkanmu?” tanya Chacha sambil melihat anak sulung dari Andrew itu.
“Tidak, aku tak meninggalkannya. Aku selalu bersamanya dan menemaninya,&rdq
Begitu Chacha selesai Andrew datang ke lokasi pemotretannya itu. Pemotretannya itu memang berlangsung dari sore hari sampai malam. Melihat Andrew yang datang membuat Chacha marah, namun semua kru langsung saja pergi menjauh dari sana. Bagaimanapun mereka mengenal Andrew, kekasih dari Chacha itu merupakan atasan mereka.“Kenapa kau pulang dengan cepat?” tanya Chacha dengan tertawa mengejek. Wanita itu duduk dengan melipat tangannya di depan dada, kakinya dilipat dan wajahnya terlihat angkuh.“Kau dari mana saja? Kenapa kau pergi tak memberitahu siapapun? Kenapa handphonemu mati? Kenapa kau tak pulang ke rumah? Kemana kau sebenarnya pergi? Kau benar-benar membuatku marah!” desis Andrew membuat Chacha tertawa. Wanita itu tak takut ketika Andrew marah padanya saat ini.“Apa pedulimu? Terserahku mau kemana, kau tak perlu tahu. Bukankah selama ini juga aku tak pernah mengekangmu seperti itu? Kau bebas mau kemana saja dan melakukan apapun,
“Maksudnya bagaimana?” tanya Chacha bingung.“Awalnya hubunganku dengan Andrew baik-baik saja, sampai akhirnya Elea datang. Dulu Elea sekretaris Andrew yang baru, sekretaris Andrew yang lama berhenti karena dia menikah. Lalu Elea datang dan merusak semuanya. Elea menggoda Andrew, awalnya Andrew biasa saja. Tapi bagaimanapun Andrew pria normal dan mempunyai gairah, jika digoda setiap hari akhirnya Andrew tergoda. Awalnya Andrew hanya bermain saja dengannya, Andrew tidak serius. Tapi semakin lama Andrew semakin bergantung pada Elea, dia tahu apa yang Andrew butuhkan. Dia bisa mengimbangi Andrew, saat itu aku tak bisa melakukan hal lebih lagi dengan Andrew karena aku sedang hamil anaknya Andrew. Sampai akhirnya Agrata lahir, aku tahu hubungan mereka. Andrew memilih meninggalkanku untuk bisa bersama dengan Elea, Andrew berjanji akan memberikanku uang untuk merawat anak kita. Mereka menjalin hubungan cukup lama, Andrew banyak berubah sebelum mengakhiri hubunganny
Sesampainya di rumah Chacha melihat Andrew seperti sedang menunggunya sambil menonton televisi. Hal yang tak pernah pria itu lakukan sebelumnya, saat ada waktu Andrew biasanya akan menghabiskan waktunya di ruangan kerjanya berkutat dengan pekerjaannya.Bukan menunggunya seperti ini sambil menonton televisi. Terlihat sekali jika Andrew memang sedang menunggu Chacha, karena baru saja wanita itu masuk Andrew langsung dengan sigap bangkit berdiri dan mendekati Chacha dengan senyuman yang begitu girang.“Akhirnya kau pulang juga! Aku takut kau tak pulang malam ini Baby,” kata Andrew dengan sendu. Chacha menghela napasnya panjang lalu menatap Andrew dengan dalam.“Aku sangat lelah, aku tak ingin bertengkar. Aku ingin beristirahat, jadi jangan ganggu aku Andrew,” pinta Chacha dengan pelan.“Baiklah, aku tak akan menganggumu Baby. Kau bisa beristirahat, maaf untuk hari ini,” mohon Andrew. Namun Chacha hanya diam dan berjalan me
“Aku tidak terima Andrew, selama ini aku yang mengandung dan berjuang melahirkannya. Bagaimana bisa dia tidak mau mengakui kalau aku Mommynya?” tanya Eleanor tidak terima.“Mom, kau Mommyku bukan? Aku tahu hanya kau saja Mommyku, aku tidak mau yang lain!” teriak Adelicia akhirnya sambil menangis.“Sssst hey jangan menangis, aku Mommymu Sweetheart,” bujuk Chacha.“Jangan memaksanya kalau dia tidak mau, kau tak benar-benar ada untuknya! Chacha yang ada untuknya bukan kau!” bela Andrew membuat Chacha dan Agrata tersenyum.“Agrata, boleh bawa adikmu ke kamar? Bantu aku menenangkannya,” pinta Chacha pada anak sulung Andrew itu.“Ya Mom!” kata Agrata dengan tegas sambil mengedipkan matanya pada Chacha.Agrata sengaja mengatakan itu supaya semakin membuat Eleanor semakin marah, Chacha yang paham ikut senang mendengarnya. Chacha tidak tahu bahwa ternyata Agrata bisa segila itu,
Peluh keringat membasahi tubuh keduanya saat ini. Chacha yang ada di bawah dan Elang yang berada di atas sedang memimpin permainan mereka saat ini. Entah sudah berapa lama dan sudah berapa kali keduanya melakukannya. Mereka seolah tidak pernah kehabisan tenaga dan tak pernah puas. Bahu Elang sudah menjadi sasaran cengkraman kuku Chacha.Permainan Elang yang kasar dan gila membuat Chacha tak bisa menahan dirinya. Namun Chacha sangat menikmati permainan kasar yang mereka sedang lakukan itu. Handphone Chacha berdering, dengan perlahan wanita itu mengambil handphonenya yang di atas nakas dengan tangannya sambil Elang yang sedang menyerangnya.Pria itu menghujamnya dengan sangat keras dan menyentuh titik sensitifnya, Chacha takut kalau Andrew menghubunginya. Namun saat melihat nomor yang tak dikenal menghubunginya membuat Chacha bertanya. Namun wanita itu tetap mengangkatnya dengan Elang yang masih menghujam di atasnya.“Hallo,” sapa Chacha.&ldquo
“Aku semakin merasa bersalah padanya. Indira wanita yang baik, bagaimana bisa kita menyakitinya seperti ini?” tanya Chacha membuat Elang menghela napasnya panjang.“Kita sudah membahas ini sebelumnya. Sudahlah jangan dibahas lagi, jangan pedulikan apapun. Seharusnya kita menikmati waktu berdua saja, saat ini perasaan kita jauh lebih penting dari apapun. Sebentar lagi aku akan pulang dan aku tak bisa seperti ini lagi denganmu. Andai saja aku bisa menetap di sini bersamamu, aku pasti akan melakukannya. Aku mencintaimu sayang,” ucap Elang mesra dan mencoba mencium telinga Chacha kembali.“Kamu buat Indira khawatir dan curiga, kenapa kamu nggak coba kasih kabar pada Indira?” tanya Chacha.“Aku lupa memberitahu mereka jika sudah bersama denganmu. Aku sangat menikmati kebersamaan kita, maka itu aku lupa. Saat ini aku ingin fokus saja denganmu disaat kita bisa bersama. Ini hal yang jarang terjadi, maka itu aku tak mau memikirka
Chacha meminum wine miliknya dan secara sengaja menumpahkan dibajunya sehingga membuat bajunya basah. Andrew berdecak kesal karena hal itu membuat bagian dada Chacha terlihat karena wanita itu memakai baju berwarna putih. Andrew melepaskan jas miliknya dan memakaikannya pada Chacha.“Kau sengaja melakukannya?” bisik Andrew membuat Chacha tertawa.“Sepertinya aku harus membeli baju, apa kau mau menemaniku?” tanya Chacha dengan lembut membuat Eleanor semakin kesal.“Baiklah, aku akan menemanimu,” kata Andrew sambil bangkit berdiri. “Kalian lanjutkan saja makannya, kami hanya sebentar,” kata Andrew lagi.Pria itu menggenggam tangan Chacha dan membawa kekasihnya itu pergi dari sana. Eleanor melipat tangannya di depan dada dan bersikap acuh dengan kedua anak Andrew itu. Sedangkan Andrew membawa Chacha ke salah satu butik yang cukup mahal dan memilihkan beberapa gaun untuk dicoba. Tak sabar menunggu Chacha, Andrew
Saat bangun Chacha sudah tak menemukan ada Andrew di sebelahnya. Chacha melihat jam dan sudah pukul sebelas siang, ia bangun sangat lama. Wajar jika Andrew sudah tidak ada karena harus berangkat bekerja. Chacha mengambil handphonenya dan menghidupkannya. Begitu banyak notifikasi yang masuk begitu dihidupkan. Salah satunya dari Andrew dan ada Elang.Chacha membuka pesan dari Andrew yang mengatakan sudah berangkat kerja dan mengucapkan terima kasih atas permainan yang menggilakan itu. Hal itu membuat Chacha mengingat permainan mereka dan tersenyum senang saat mengingat bagaimana Andrew begitu memujanya dan melakukannya dengan sensual dan manis.Lalu Chacha membaca pesan Elang yang begitu banyak. Pria itu menanyakan keberadaannya dan mengatakan merindukannya. Chacha menghela napasnya panjang ketika membaca pesan tersebut. Saat hendak membalas, panggilan video dari Andrew menundanya membalas pesan dari Elang sehingga Chacha mengangkat panggilan video tersebut.&ldqu