“Bukan seperti itu, aku ha—”
“Aku akan pergi jika kau mau,” Chacha sudah hendak berjalan keluar namun Andrew segera menahan kekasihnya itu dan menutup pintu.
“Aku bisa menjelaskannya padamu Baby, dia Eleanor Mommynya Adelcia. Kau belum mengenalnya, maka itu kau tak tahu.” Chacha tertawa mendengarnya membuat Andrew bingung. “Elea, perkenalkan ini Chacha wanitaku.” Kata Andrew memperkenalkan. Wanita yang nyaris telanjang bernama Eleanor itu mendekati Chacha sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya.
“Senang bertemu denganmu langsung, Eleanor,” kata wanita itu memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya. Chacha sempat melihat tangan wanita itu dengan malas, namun pada akhirnya mengulurkan tangannya untuk membalas.
“Kau jelas tahu siapa namaku.” kata Chacha dengan sarkas.
Lalu dengan cepat menarik tangannya. Eleanor tertawa melihat sikap Chacha seperti itu, wanita itu m
“Kenapa Bibi jadi marah pada Adelicia? Dia hanya bertanya, apa kau perlu harus membentaknya seperti itu?” tanya Agrata kesal melihat Chacha marah pada Adelicia.Ini pertama kalinya bagi mereka melihat Chacha marah, selama bersama dengan wanita itu baik Agrata dan Adelicia tak pernah mendapati Chacha marah pada mereka. mendapat pertanyaan seperti itu dari Agrata akhirnya membuat Chacha sadar denga napa yang terjadi. Wanita itu sadar bahwa sikapnya kali ini sangat berlebihan.“Maaf, tak seharusnya aku bersikap seperti itu. Maaf Adelicia sudah marah padamu,” kata Chacha dengan penuh sesal.“Ada ap aini?” tanya Andrew yang baru saja datang.“Bibi Chacha marah pada Adelicia, padahal dia hanya bertanya saja. Tak biasanya Bibi bersikap seperti ini,” kata Agrata mencoba menjelaskan.“Maaf atas sikap Bibimu, dia seperti itu karena Daddy. Ini semua salah Daddy karena sudah membuat Bibimu marah sehingga Bi
“Daddy, tak biasanya kau ada di sini,” kata Adelicia pada Andrew yang membuat Chacha dan Agrata langsung saja menoleh kearah pintu di mana ada Andrew di sana.Sesuai dengan janji, Chacha menemani Adelicia dan Agrata untuk belajar. Saat ini Chacha sedang mengajari Agrata, sedangkan Adelicia mengerjakan apa yang diminta oleh Chacha. Wanita itu dengan bergantian akan menemani anak-anak Andrew itu. terutama Agrata yang sedang mengerjakan tugas sekolahnya.Chacha memang memberikan fasilitas kedua anak Andrew belajar di rumah dengan tenaga pendidik professional, hanya saja di saat malam hari Chacha ingin mempunyai waktu bersama dengan kedua anak Andrew itu agar mereka belajar bersama. Selain itu Chacha juga mendidik mereka untuk belajar di malam hari dari pada harus bermain dan menonton.Keduanya sudah mempunyai waktu khusus untuk melakukan hal itu. Chacha mendidik mereka dengan sangat baik, bahkan wanita itu membuatkan jadwal untuk kedua anak Andrew itu.
Elang sudah memberitahu nomor kamarnya tadi, maka mudah bagi Chacha untuk segera menuju kamar pria itu. Setelah menekan bel pintu terbuka dan wajah Elang langsung saja terlihat dengan senyuman lebar. Pria itu langsung saja menarik Chacha masuk ke dalamnya dan mencium bibir wanita itu.Pria itu baru saja selesai mandi, Chacha jelas terkejut namun ia membalas ciuman Elang. Perlahan tapi pasti pakaiannya dilepas satu persatu oleh Elang, belum ada kata sambutan dari keduanya. Tetapi mereka langsung saja melakukan hal yang gila, karena keduanya saling merindukan satu dengan yang lain. Elang sangat merindukan Chacha.Begitu juga dengan sebaliknya, Chacha akui bahwa ia juga merindukan permainan Elang. Terlihat bagaimana tubuhnya langsung saja bersedia dan bereaksi ketika pria itu mulai menyentuhnya. Chacha menikmati permainan yang diberikan Elang padanya, sampai akhirnya keduanya lupa waktu dan tidak tahu sudah berapa kali mereka mendapatkan kilmaksnya. Chacha benar-benar men
“Mom, tadi malam kau pulang jam berapa?” tanya Adelicia saat mereka sedang sarapan bersama.Saat Chacha sampai di rumah, kedua anak Andrew itu sudah tidur. Sehingga mereka memang tidak bertemu, Chacha tidak memberitahu Andrew jika ia sudah pulang. Tetapi Chacha tahu bahwa orang suruhan Andrew pasti akan memberitahu pria itu jika Chacha sudah pulang ke rumah.“Sepertinya jam dua belas, kenapa? Apa kau menungguku?” tanya Chacha sambil mengelus pipi Adelicia yang ada di sampingnya itu.“Iya, aku pikir kau akan pulang dengan cepat. Tetapi ternyata tidak, apa nanti malam kau akan pulang lama juga Mom?” tanya Adelicia lagi.“Sepertinya iya, jangan menungguku Baby. Sepertinya belakangan ini aku cukup sibuk, kau bisa bermain dengan Agrata bukan? Apa Agrata meninggalkanmu?” tanya Chacha sambil melihat anak sulung dari Andrew itu.“Tidak, aku tak meninggalkannya. Aku selalu bersamanya dan menemaninya,&rdq
Begitu Chacha selesai Andrew datang ke lokasi pemotretannya itu. Pemotretannya itu memang berlangsung dari sore hari sampai malam. Melihat Andrew yang datang membuat Chacha marah, namun semua kru langsung saja pergi menjauh dari sana. Bagaimanapun mereka mengenal Andrew, kekasih dari Chacha itu merupakan atasan mereka.“Kenapa kau pulang dengan cepat?” tanya Chacha dengan tertawa mengejek. Wanita itu duduk dengan melipat tangannya di depan dada, kakinya dilipat dan wajahnya terlihat angkuh.“Kau dari mana saja? Kenapa kau pergi tak memberitahu siapapun? Kenapa handphonemu mati? Kenapa kau tak pulang ke rumah? Kemana kau sebenarnya pergi? Kau benar-benar membuatku marah!” desis Andrew membuat Chacha tertawa. Wanita itu tak takut ketika Andrew marah padanya saat ini.“Apa pedulimu? Terserahku mau kemana, kau tak perlu tahu. Bukankah selama ini juga aku tak pernah mengekangmu seperti itu? Kau bebas mau kemana saja dan melakukan apapun,
“Maksudnya bagaimana?” tanya Chacha bingung.“Awalnya hubunganku dengan Andrew baik-baik saja, sampai akhirnya Elea datang. Dulu Elea sekretaris Andrew yang baru, sekretaris Andrew yang lama berhenti karena dia menikah. Lalu Elea datang dan merusak semuanya. Elea menggoda Andrew, awalnya Andrew biasa saja. Tapi bagaimanapun Andrew pria normal dan mempunyai gairah, jika digoda setiap hari akhirnya Andrew tergoda. Awalnya Andrew hanya bermain saja dengannya, Andrew tidak serius. Tapi semakin lama Andrew semakin bergantung pada Elea, dia tahu apa yang Andrew butuhkan. Dia bisa mengimbangi Andrew, saat itu aku tak bisa melakukan hal lebih lagi dengan Andrew karena aku sedang hamil anaknya Andrew. Sampai akhirnya Agrata lahir, aku tahu hubungan mereka. Andrew memilih meninggalkanku untuk bisa bersama dengan Elea, Andrew berjanji akan memberikanku uang untuk merawat anak kita. Mereka menjalin hubungan cukup lama, Andrew banyak berubah sebelum mengakhiri hubunganny
Sesampainya di rumah Chacha melihat Andrew seperti sedang menunggunya sambil menonton televisi. Hal yang tak pernah pria itu lakukan sebelumnya, saat ada waktu Andrew biasanya akan menghabiskan waktunya di ruangan kerjanya berkutat dengan pekerjaannya.Bukan menunggunya seperti ini sambil menonton televisi. Terlihat sekali jika Andrew memang sedang menunggu Chacha, karena baru saja wanita itu masuk Andrew langsung dengan sigap bangkit berdiri dan mendekati Chacha dengan senyuman yang begitu girang.“Akhirnya kau pulang juga! Aku takut kau tak pulang malam ini Baby,” kata Andrew dengan sendu. Chacha menghela napasnya panjang lalu menatap Andrew dengan dalam.“Aku sangat lelah, aku tak ingin bertengkar. Aku ingin beristirahat, jadi jangan ganggu aku Andrew,” pinta Chacha dengan pelan.“Baiklah, aku tak akan menganggumu Baby. Kau bisa beristirahat, maaf untuk hari ini,” mohon Andrew. Namun Chacha hanya diam dan berjalan me
“Aku tidak terima Andrew, selama ini aku yang mengandung dan berjuang melahirkannya. Bagaimana bisa dia tidak mau mengakui kalau aku Mommynya?” tanya Eleanor tidak terima.“Mom, kau Mommyku bukan? Aku tahu hanya kau saja Mommyku, aku tidak mau yang lain!” teriak Adelicia akhirnya sambil menangis.“Sssst hey jangan menangis, aku Mommymu Sweetheart,” bujuk Chacha.“Jangan memaksanya kalau dia tidak mau, kau tak benar-benar ada untuknya! Chacha yang ada untuknya bukan kau!” bela Andrew membuat Chacha dan Agrata tersenyum.“Agrata, boleh bawa adikmu ke kamar? Bantu aku menenangkannya,” pinta Chacha pada anak sulung Andrew itu.“Ya Mom!” kata Agrata dengan tegas sambil mengedipkan matanya pada Chacha.Agrata sengaja mengatakan itu supaya semakin membuat Eleanor semakin marah, Chacha yang paham ikut senang mendengarnya. Chacha tidak tahu bahwa ternyata Agrata bisa segila itu,