Perjalanan yang sangat melelahkan bagi Chacha karena harus berada di pesawat dalam dua puluh satu jam lebih. Begitu sampai di rumah wanita itu langsung saja masuk ke dalam kamar untuk tidur. Untung saja Andrew tidak mengganggunya. Begitu sampai rumah pria itu langsung saja masuk ke dalam ruangan kerjanya untuk langsung bekerja.
Setelah tidur beberapa jam, wanita itu terbangun saat mendengar suara Andrew yang sedang sibuk di telepon sambil mengancingkan kemejanya. Wanita itu hanya melihat saja dari belakang tanpa berniat membantu. Namun Andrew melihat Chacha sudah bangun melalui kaca yang ada di depannya. Sehingga pria itu mendekat dan duduk di tepi ranjang.
Andrew menggenggam tangan Chacha dan mencium punggung tangan wanita itu. Hal itu membuat Chacha tersenyum, wanita itu senang dengan perlakuan manis Andrew padanya. Chacha akhirnya meletakkan kepalanya di paha Andrew membuat pria itu tersenyum dan mengusap pipi Chacha dengan lembut.
“Baiklah, lakukan sem
Waktu terus saja berjalan, Chacha menikmati waktunya bersama dengan Andrew dan menjalani aktivitasnya seperti biasa. Wanita itu sudah mendapat kabar jika keadaan Bryan sudah sadar dan sudah dipindahkan ke ruangan biasa. Walaupun masih perlu perawatan lebih, tetapi Chacha lega mendengar kabar baik tersebut.Chacha sering menghubungi Bryan untuk menanyakan bagaimana keadaannya dan meminta Bryan untuk segera datang. Karena Andrew melarangnya untuk kembali lagi ke Jakarta karena ada Elang. Namun Chacha akan memikirkan cara lain untuk bisa bertemu dengan saudaranya itu. Sampai saat ini tak ada komunikasi yang mereka lakukan.Terakhir kali bertemu saat di Jakarta dan melakukan hal gila, setelah itu Elang tak ada menghubungi Chacha begitupun sebaliknya. Keduanya sibuk dengan peran mereka masing-masing. Terkadang Chacha berharap jika Elang mencoba menghubunginya, wanita itu tak tahu apa maksud dari hubungan mereka dari pembicaraan terakhir.“Kau melamun?” ta
Elang sedang bermain dengan kedua anaknya di ruangan bermain yang memang disediakan oleh Elang untuk anak-anaknya. Pria itu memang menyiapkan banyak hal jika itu sudah mengenai anak-anaknya. Elang memberikan yang terbaik untuk kedua anaknya. Sama seperti yang dilakukan oleh Papanya dulu untuknya.Jadwal pria itu memang sedang tidak padat, maka itu Elang bisa pulang dengan cepat dan bermain dengan kedua anaknya. Elang tak pernah mau anak-anaknya kehilangan sosok Ayah. Maka itu sesibuk apapun, Elang berusaha mempunyai waktu untuk anak-anaknya.“Mas!” panggil Indira pelan saat masuk ke dalam ruangan bermain anak-anaknya. Elang langsung saja menoleh kearah pintu dan melihat Indira memanggilnya.“Kenapa?” tanya Elang.“Sini bentar deh ikut aku.” ajak Indira. Elang langsung saja bangkit berdiri dan mencium puncak kepala anak-anaknya sebelum akhirnya keluar.“Kamu mau bawa aku ke mana?” tanya Elang bingung s
Jalanan yang lancar kini menjadi objek penglihatan Chacha. Wanita itu sedang berada di dalam mobil bersama Andrew. Keduanya baru saja selesai makan malam dengan rekan kerja Andrew. Sejak bersama dengan Andrew, wanita itu memang sering di ajak untuk makan malam dengan rekan kerja pria itu.Kini semua orang tahu jika Chacha menjalin hubungan dengan Andrew. Sehingga banyak yang tak berani mendekati Chacha lagi seperti dulu. Karena semua orang tahu siapa Andrew dan tak berani mengganggu pria itu. Maka kini tak ada lagi yang bisa menggoda bahkan melecehkan Chacha seperti dulu.Andrew mengelus paha Chacha saat wanita itu sibuk dengan pikirannya. Wanita itu menoleh dan menatap Andrew yang sedang sibuk menerima telepon itu. Sudah lebih sepuluh menit pria itu menerima telepon dan mengabaikannya. Maka itu Chacha memilih melamun sambil melihat kearah luar jendela.“Kenapa?” tanya Chacha pelan.“Kau melamun?” tanya Andrew berbisik nyaris tanpa suara.“Kau terlalu sibuk,” protes Chacha. Namun Andr
“Pertama, bisakah Agrata ikut denganku pindah keluar negeri? Aku berpikir, sepertinya aku akan pindah karena harus mengurus orangtuaku dan mulai usaha di sana. Bagaimana jika Agrata ikut denganku? Setidaknya aku hanya punya dia untuk bisa bersamaku, kau masih mempunyai anak yang lain. Setidaknya kau tak terlalu kehilangan, kau juga sibuk bekerja dan tak sempat mengurus Agrata bukan?” raut wajah Andrew seketika berubah.“Apa maksud perkataanmu? Maksudmu selama ini aku mengabaikannya karena sibuk bekerja? Kalau aku tidak bekerja bagaimana bisa aku menghidupinya dan memenuhi kebutuhannya? Kau jelas tahu bagaimana biaya hidup dan sekolahnya, apakah semua itu murah? Dari mana itu semua jika aku tak bekerja? Aku juga tak mengabaikannya, aku bertanggungjawab atas hidupnya. Disaat aku punya waktu bukankah aku juga menghabiskan waktu bersama dengannya? Kau tahu apa tentang hubunganku dengan Agrata, kau bisa bertanya padanya bagaimana waktu kami. Kau tak punya hak men
“Kau benar menungguku? Biasanya kau akan kembali ke ruang kerjamu dan meninggalkanku sendirian. Apa kau mau melanjutkan yang di mobil tadi?” tanya Chacha saat masuk ke dalam kamar dan melihat Andrew seperti sedang menunggunya. Pria itu sudah mengganti bajunya dan duduk di atas ranjang mereka.“Aku memang menunggumu, kau tak percaya? Aku mau kita bicara.” Kata Amdrew.“Baiklah, kau harus menungguku lagi. Aku mau membersihkan diri,” kata Chacha sambil berjalan menuju kamar mandi. Pria itu tetap menunggu sambil memainkan I-Pad miliknya. Setelah selesai Chacha bergabung dengan Andrew duduk di samping pria itu dan bersandar di kepala ranjang.“Kau ingin membahas yang tadi?” tanya Chacha memastikan.“Ya, kenapa kau mau membantunya?” tanya Andrew langsung.“Apa aku punya alasan untuk tidak menolongnya? Apa yang salah jika aku membantunya?” tanya Chacha balik membuat Andrew terdiam sej
“Bukan seperti itu, aku ha—”“Aku akan pergi jika kau mau,” Chacha sudah hendak berjalan keluar namun Andrew segera menahan kekasihnya itu dan menutup pintu.“Aku bisa menjelaskannya padamu Baby, dia Eleanor Mommynya Adelcia. Kau belum mengenalnya, maka itu kau tak tahu.” Chacha tertawa mendengarnya membuat Andrew bingung. “Elea, perkenalkan ini Chacha wanitaku.” Kata Andrew memperkenalkan. Wanita yang nyaris telanjang bernama Eleanor itu mendekati Chacha sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya.“Senang bertemu denganmu langsung, Eleanor,” kata wanita itu memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya. Chacha sempat melihat tangan wanita itu dengan malas, namun pada akhirnya mengulurkan tangannya untuk membalas.“Kau jelas tahu siapa namaku.” kata Chacha dengan sarkas.Lalu dengan cepat menarik tangannya. Eleanor tertawa melihat sikap Chacha seperti itu, wanita itu m
“Kenapa Bibi jadi marah pada Adelicia? Dia hanya bertanya, apa kau perlu harus membentaknya seperti itu?” tanya Agrata kesal melihat Chacha marah pada Adelicia.Ini pertama kalinya bagi mereka melihat Chacha marah, selama bersama dengan wanita itu baik Agrata dan Adelicia tak pernah mendapati Chacha marah pada mereka. mendapat pertanyaan seperti itu dari Agrata akhirnya membuat Chacha sadar denga napa yang terjadi. Wanita itu sadar bahwa sikapnya kali ini sangat berlebihan.“Maaf, tak seharusnya aku bersikap seperti itu. Maaf Adelicia sudah marah padamu,” kata Chacha dengan penuh sesal.“Ada ap aini?” tanya Andrew yang baru saja datang.“Bibi Chacha marah pada Adelicia, padahal dia hanya bertanya saja. Tak biasanya Bibi bersikap seperti ini,” kata Agrata mencoba menjelaskan.“Maaf atas sikap Bibimu, dia seperti itu karena Daddy. Ini semua salah Daddy karena sudah membuat Bibimu marah sehingga Bi
“Daddy, tak biasanya kau ada di sini,” kata Adelicia pada Andrew yang membuat Chacha dan Agrata langsung saja menoleh kearah pintu di mana ada Andrew di sana.Sesuai dengan janji, Chacha menemani Adelicia dan Agrata untuk belajar. Saat ini Chacha sedang mengajari Agrata, sedangkan Adelicia mengerjakan apa yang diminta oleh Chacha. Wanita itu dengan bergantian akan menemani anak-anak Andrew itu. terutama Agrata yang sedang mengerjakan tugas sekolahnya.Chacha memang memberikan fasilitas kedua anak Andrew belajar di rumah dengan tenaga pendidik professional, hanya saja di saat malam hari Chacha ingin mempunyai waktu bersama dengan kedua anak Andrew itu agar mereka belajar bersama. Selain itu Chacha juga mendidik mereka untuk belajar di malam hari dari pada harus bermain dan menonton.Keduanya sudah mempunyai waktu khusus untuk melakukan hal itu. Chacha mendidik mereka dengan sangat baik, bahkan wanita itu membuatkan jadwal untuk kedua anak Andrew itu.