Yang tanyain kisah Austin dan Bella bisa langsung ke IG author ya, @ma2.zan
Di sebuah pulau terpencil tanpa penduduk, cahaya bulan menembus kain jendela yang tipis. Emily merasa badannya begitu hancur dan remuk. Sekujur tubuhnya merasakan perih teramat sangat, bahkan untuk membuka matanya ia harus berusaha dengan kuat, “Kenapa dengan badanku?” lirihnya, sekuat tenaga menyadarkan dirinya sendiri. Emily perlahan membuka matanya, langit-langit ruangan berwarna putih dan terasa asing membuat dirinya kebingungan, Emily berusaha untuk duduk dan, “Aooohhh….” Emily memekik kesakitan, merasakan perih luar biasa di area kewanitaannya, bukan hanya itu, bagian area belakangnya juga terawsa amat perih. “Apa yang terjadi?” Ia menunduk ke bawah dan melihat dirinya sudah berganti pakaian, membuat saat itu juga kesadarannya kembali dalam keadaan penuh, “A… apa yang terjadi…” lirih Emily dengan mata -berkaca-kaca. Ia melihat dirinya mengenak gaun tidur yang begitu tipis. Ia melihat ke kiri dan kanan ruangan. Ruangan yang asing, ia tidak pernah berada di sini sebelumnya, “A
Raul menatap nyalang kepada pria yang sudah menampar Emily, Bugh! Rau memukul dengan keras wajah pria itu, lalu menoleh ke arah Emily, ia memegang kedua lengan Emily dan menatap lembut wajah Emily, “Kamu baik-baik saja sayang?” Emily membelalakkan matanya, “Lepaskan aku, Raul.” Namun Raul malah menaikkan tangannya dan memegang pipi Emily yang memar karna pukulan dari pengawalnya sendiri. “Berengsek, berani-beraninya dia menyentuhmu seperti ini!” geram Raul kemudian melihat ke arah pengawallnya yang saat ini sedang berlutut. “Tu…tuan… Maafkan saya…” pengawal itu tidak tahu akan seperti ini. Ia pikir jika Emily seperti wanita-wanita yang biasa bosnya itu tiduri. Raul menoleh dan langsung memberi kode kepada asistentnya, “Potong tangan yang dia gunakan memukul wajah wanitaku!” titah Raul dengan suara dinginnya. “Baik Tuan.” Sedangkan pengawal tersebut sudah berteriak meminta pengampunan, Raul tidak peduli dan kembali fokus kepada Emily. Beberapa menit sebelumnya, saat Raul menghub
“Nikmati sayang, aku jauh lebih baik dari pria manapun!” gumam Raul yang langsung menenggelamkan wajahnya di liyang kewanitaan Emily. “Akhhh!” Emily menahan suara pekikannya saat Raul mulai menjamah inti tubuh nya dengan liar dan kasar. Emily dapat merasakan jari dan lidah Raul mengeksplore dirinya di bawah sana. Ia menutup mulutnya sekuat tenaga untuk tidak mendesah dan mengeluarkan suara menjijikkan seolah menikmati permainan pria berengsek ini. “Tidak… Aku tidak akan memperlihatkannya kepada pria ini!” tekad Emily dalam hati. Raul mengaduk inti tubuh Emily dengan lidahnya sedangkan tangannya memilin pucuk dan payudara Emily dengan kuat. Ia lakukan dengan begitu intens. Tubuh Emily bergetar menahan diri. Entah sampai kapan ia bertahan. “Berhenti! Stop!” lirihnya. Raul tersenyum smirk, “Jangan menahannya sayang. Aku tidak akan berhenti malam ini. Aku akan membuatmu mengingat malam ini sepanjang hidupmu!” seru Raul lalu menyedot kuat dan memasukkan tiga jarinya ke inti tubuh Emi
Arion baru saja tiba di mansion milik pribadinya, bersama kedua sahabatnya Felix dan Reynard. Bahkan Reynard dan Felix terperangah melihat mansion pribadi milik Arion. Ini adalah pertama kali mereka mengunjungi tempat ini.Mereka turun dari mobil begitu tiba di depan pintu utama, “Silahkan Tuan Muda,” Erik berdiri di depan pintu menunggu Arion, ia membungkuk, menyapa Arion dan tak lupa menyapa Reynard dan Felix. Kemudian ia membuka pintu untuk Arion, Reynard dan Felix.Arion bersama kedua sahabatnya berjalan masuk ke dalam ruangan, di ikuti Erik berjalan di belakang mereka.Ruangan itu tampak mewah dan elegan dengan tema modern minimalis. Dindingnya berwarna putih bersih dengan hiasan lukisan abstrak. Lantainya berkarpet merah muda dengan motif bunga. Di tengah ruangan, ada sebuah sofa besar berwarna hitam dengan bantal-bantal berwarna merah. Di depan sofa, ada sebuah meja kaca dengan vas bunga dan beberapa majalah. Di samping sofa, ada sebuah lemari besar berwarna coklat dengan pintu
Finley dan Kenan kembali fokus, dan beberapa menit kemudian terdengar suara keras dari ketukan Finley ke keyboard. “Aku mendapatkan lokasinya!”Austin, Max dan Ethan segera menghampiri Finley dan Kenan.“Ambil ini, Ken!” seru Finley lalu mengirimkan hasil tangkapan gambar dari CCTV. Kenan menyeringai saat memperbesar foto tersebut, di mana menampilkan sosok Raul dan sedang mengangkat seorang wanita, sudah jelas jika yang ada di dalam gendongan Raul adalah Emily.“Lihat ini! Ini saat mereka baru keluar dari bandara, dan sepertinya Emily dalam keadaan tidak sadarkan diri.” Jelas Kenan.“Fuck! Aku akan membunuhnya!” geram Ethan melihat wajah putrinya yang tidak berdaya seperti itu.Max memegang pundak Ethan, “Aku akan membuatnya kematian adalah jalan terbaik untuk mengakhiri sisa hidupnya!” gumam Max yang membuat siapa saja yang mendengarnya bergidik ngeriKenan membuka foto lainnya yang dikirimkan oleh Finley, “Mereka menaiki helicopter!”“Cek kemana tujuan helicopter ini, Fin!” titah A
Helikopter itu terus melaju di udara, menuju pulau terpencil yang menjadi tujuan Arion. Hingga setelah lebih 10 menit akhirnya mereka tiba di sebuah pulau terpencil, mereka melihat satu-satunya rumah besar di pulau tersebut. Helikopter mulai mendarat perlahan, namun belum helikopter mendarat dengan benar, tiba-tiba terdengar suara tembakan dari bawah sana. Para pengawal Raul yang berjaga sudah melakukan genjatan senjata.Dor! Dor! Ting! Ting!Suara tembakan terus terdengar, “Arion! Hati-hati!” seru Reynard yang berada di sisi samping Arion.Begitu pun Felix yang langsung mengeluarkan senjatanya. Diikuti oleh Reynard, mereka melakukans erangan balasan.Arion pun tidak berdiam diri, ia mengeluarkan senapan yang di berikan oleh Pak Norris. Sedangkan Pak Norris dan para bawahannya pun terlihat sudah melakukan serangan balasan dengan senjata laras panjang mereka.Dalam hitungan menit, Pak Norris dan para bawahannya yang terlatih berhasil menghabiskan seluruh pengawal yang berjaga di bawah
“Emily… Emily sudah mati. Aku sudah membunuhnya!”Deg!Arion merasa dunianya baru saja runtuh mendengar apa yang dikatakan oleh Raul, “Tidak mungkin!” teriaknya dengan mengarahkan pistol kepada Raul.“Berengsek! Kamu ! Kamu gila! Jangan main-main denganku Raul!” geram Arion dengan mata merah yang memanas.“Aku tidak tahan melihat dia bersamamu. Aku cemburu. Aku mencintai dia lebih dari kamu, Arion!” kata Raul dengan suara terengah-engah.“Fuck! Kamu… kamu gila! Kamu pembunuh! Kamu tidak pantas hidup!” Arion menghajar Raul dengan tinjunya.Ia tidak peduli wajah Raul yang sudah dilumuri darah, ia terus memukul wajah Raul membabi buta, “Sialan! Berengsek kau!”“Tuan muda.” Pak Norris memegang bahu Arion, karena saat ini Arion sudah melukai tangannya sendiri.Arion menggelengkan kepalanya, “Tidak! Aku tidak akan berhenti! Dia telah membunuh Emily! Dia telah… Arghhh!!” Ia berteriak frustasi.Raul tertawa lemah. Dia melihat Arion dengan tatapan penuh kebencian. “Meskipun aku mati saat ini,
Beberapa jam sebelumnya, setelah Raul berhasil mempengaruhi Emily, ia memberikan sebuah kertas kepada wanita cantik itu. Ia dengan sengaja menggunakan kertas karena tidak ingin meninggalkan jejak apapun. “Pakai waktumu untuk tulis surat kepada kedua orang tuamu sayang, dan jangan lupa untuk meminta restu merek.” Ucap Raul tak tahu malu sambil berlalu keluar kamar sambil memakai handuk kimononya.Emily hanya diam, tak memberikan sahutan apapun. Tenaganya sudah terkuras habis oleh perbuatan biadap yang di lakukan oleh Raul.Dengan sisa tenaganya, ia menulis beberapa kata di secarik kertas itu, air matanya yang berusaha ia tahan, tak dapat ia bendung, “Apa ini terakhir kali aku menyapa Papa dan Mama? Yon, maafkan aku…” lirih dalam hati dengan air mata yang membasahi pipinya.Begitu Raul berada di ruang tamu, ia memerintahkan semua bawahannya untuk menghapus jejak mereka.“Tuan… tuan…” tangan kanan Raul masuk dengan terburu-buru.Raul mengernyitkan keningnya, seharusnya tangan kanannya
Di pagi yang cerah di taman mansion mereka, Emily berdiri mengawasi dua buah hatinya, Asher dan Aria, yang tengah berlari-lari dengan riang. Suara tawa mereka membahana di udara yang masih terasa dingin."Asher, Aria, hati-hati sayang!" seru Emily dengan nada lembut, memastikan mereka tetap aman.Di balik jendela, Arion memperhatikan pemandangan itu sambil tersenyum. Ia baru saja selesai membuat secangkir coklat hangat, tak ingin istrinya kedinginan, ia mengambil cardigan, kemudian ia berjalan menuju Emily, yang masih terpaku melihat kedua anak mereka bermain.Dengan penuh kehangatan, Arion meletakkan cardigan di pundak Emily dan memeluknya lembut dari belakang dengan satu tangannya. "Di luar masih dingin, sayang," bisiknya sambil menyodorkan segelas coklat hangat yang baru saja ia buat.Emily tersenyum manis, menerima coklat hangat itu, “Thank you, sayang.”Kehangatan tidak hanya datang dari minuman di tangannya, tetapi juga dari pelukan suaminya yang selalu penuh kasih.Arion kemudi
Bab 258Malam ini, hotel bintang lima milik Harold Grup terlihat sangat ramai. Di depan pintu masuk, mobil-mobil mewah berjejer rapi, memberikan kesan glamor dan elegan. Pengamanan tingkat tinggi juga diperlihatkan oleh kehadiran banyak pria berkemeja hitam di sekeliling hotel, memastikan semua tamu merasa aman dan nyaman. Tidak sembarang orang bisa keluar masuk hotel malam ini, karena ada sebuah acara istimewa yang diselenggarakan di salah satu ballroom mewahnya.Di ballroom yang luas dan penuh dekorasi ceria itu, tiga pasangan suami istri berkumpul untuk merayakan momen yang telah mereka nantikan. Anak-anak mereka, yang semuanya lahir di hari yang sama setahun yang lalu, akan merayakan ulang tahun pertama mereka bersama. Balon berwarna-warni dan hiasan berbentuk bintang dan bulan menghiasi setiap sudut ruangan, sementara lampu-lampu gantung kristal memberikan kesan mewah yang tak terlupakan. Di tengah hiruk-pikuk tawa dan senyum, ketiga pasangan ini, Arion dan Emily, Reynard dan Ele
Bab 257Emily tertawa mendengar cerita Eleanor dan Cecilia, ia tidak menyangka ada kejadian lucu seperti itu.Tentu saja cerita bagian ranjang baik Cecilia maupun Eleanor skip, karena mereka terlalu malu untuk cerita terang-terangan di depan suami mereka.“Lalu bagaimana denganmu, Em?”“Ah, kalau aku tahu saat Check up terakhir kali itu,” ujar Emily dengan senyum merekahnya.Eleanor dan Cecilia memeluk Emily, “Kami sangat bahagia mendengarnya, Em.”Emily dengan mata berkaca-kaca mengangguk, “Aku juga turut bahagia buat Kak Cecil dan kamu Lea.”“Ck pantas saja baumu seperti perempun, Fel!” celutuk Reynard melihat ke arah Felix.“Sial!”Suara tawa menghiasi ruangan.“Eh tapi Kak Cecil tidak masalah dengan parfum nya Rey atau Arion kan?” tanya Eleanor cepat.Cecilia mengerutkan keningnya, “Uhm sedari tadi tidak ada masalah sih, bahkan gak ada perasaan mual.”“Sa-sayang? Jangan bilang hanya aku?”Cecilia mengangguk mantap, “Sepertinya sayang…”“Mau coba bro?” ujar Arion kepada Felix.Felix
Bab 256Berbeda pula dengan cerita lucu Cecilia dan Felix, sehari sebelum keberangkatan ke Jerman, Cecilia dan Felix yang baru pulang dari kantor.Tetiba kepala Cecilia terasa pusing dan ia mual saat mencium berjalan di sisi Felix, “Sayang, kenapa bau kamu sangat aneh.”Felix mengerutkan keningnya, ia mengangkat kedua tangannya bergantian, mencium aroma tubuh di bagian lipatan lengannya, bahkan ia mencium jasnya.“My smells good, lova.” Protes Felix yang memang merasa aroma tubuhnya tidak ada yang aneh.Ia menarik lembut tangan Cecilia agar mencium aroma tubuhnya, “No, serius itu gak enak banget.” Tolak Cecilia yang menjauh dari Felix.“Oh my Cecil!” Ia segera memutar arah tujuannya.“Mau kemana sayang?” tanya Cecilia begitu melihat suaminya memutar jalur.“Kamu yang bantu pilihkan parfum, dan aku akan pakai parfum yang kamu pilih sayang,” ujar Felix mengalah, mengganti parfum kesukaannya selama dua tahun ini.Apalah parfum jika ia tak bisa memeluk istrinya bukan?Cecilia tersenyum da
Bab 255Sontak ke empatnya menoleh dan menatap Arion dan Emily, “Aku juga bakal jadi Ayah Bro!!!” seru Reynard dan Felix bersamaan.“What....???”Bukan hanya Arion dan Emily yang terkejut, bahkan Reynard dan Eleanor pun terkejut, begitu juga Felix dan Cecilia.Ketiga pasangan pengantin baru ini saling melihat satu sama lain, dan akhirnya tertawa bersama-sama, “What’s going on Bro!” seru Reynard tak percaya. Merasa takjub dengan kabar luar biasa ini.“Oh my!” Emily, Cecilia dan Eleanor saling menatap, kedua tangan mereka saling mengulur, seolah mereka saling berpegangan tangan dari jauh.Bagaimana bisa mereka bisa hamil secara bersamaan seperti ini?“Kapan kamu tahu kalau kamu mengandung, Em?” tanya Eleanor kepada sahabatnya itu.“Tiga hari lalu, kalau kamu, Lea? Kak Cecil juga kapan tahu kalau kak Cecil hamil?” Emily bertanya dengan mata berbinar-binar.“Dua hari yang lalu, Em...” jawab Eleanor yang lalu menceritakan kejadian lucu saat ia mengetahui dirinya hamil.“Kalau aku kemarin,
Bab 254Di mansion milik Arion dan Emily terlihat meja panjang yang sudah di penuhi dengan hidangan yang mengugah selera, mulai dari hidangan pembuka, hidangan utama hingga pencuci mulut.Hari ini beberapa koki terkenal Arion panggil untuk menyajikan hidangan hari ini, hal itu pun karena sang istri keras kepala ingin ikut terjun langsung ke dapur. Mau tidak mau Emily mendengar apa kata Arion, dia hanya menjadi mandor dan bertugas untuk mencicipi makanan yang akan di hidangkan.Bersyukur morning sick seperti kehamilan pertamanya tidak muncul sama sekali atau belum? Entahlah. Tapi selama beberapa hari ini, Emily tidak merasakan mual sama sekali.Tentu saja, Arion dengan keras melarang Emily untuk mengerjakan hal yang melelahkan, “Lihat sayang, semua beres ‘kan?” uajr Arion puas melihat seluruh hidangan yang tersaji.“Iyah... Terima kasih sayang.” Emily memeluk sang suami dengan perasaan bahagia. Arion sendiri mengecup puncak kepala Emily.“No problem, sayang.”Drrzzz DrzzzPonsel Emily
Tiga hari pun berlalu, saat ini Felix dan Cecilia sudah berada di private jet, tepatnya di private room, kedua pasangan suami istri ini sedang berbagi peluh di atas langit.“Oh Fel... Geli sayang...” desis Cecilia saat Felix memainkan klit nya dan meremas kedua payudaranya.Erangan Cecilia membuatnya semakin bersemangat, pria tampan itu berhenti menyesap area intim Cecilia dan kembali berlutut, menghujam liang kewanitaan Cecilia.“Ah! Fel!” Cecilia kembali menjerit dan mendesah kuat saat Felix berpacu dengan dengan cepat. Menghujam inti tubuhnya dengan dalam dan kuat. Wanita cantik melengkungkan pinggangnya.Felix kembali melepaskan penyatuan mereka, kemudian kembali menyesap inti tubuh Cecilia yang basah dengan cairan cinta mereka.“Euhm, Ngh... Fel... Sayang...” Cecilia meremas rambut lebat Felix dan menaikkan bokongnya, bukannya berhenti, felix memasukkan lidahnya jauh kedalam dan memainkan liang kewanitaan sang istri, bergerak keluar masuk, dan jarinya memainkan klit Cecilia.“Sa-s
Bab 252Malamnya di Jerman, pasangan suami istri yang tengah berbahagia itu mendatangi mansion utama keluarga Harold.“Hai sayang, kamu terlihat makin cantik,” Bella menyambut putri menantunya dengan begitu antusias.Emily tersenyum dan membalas pelukan hangat mama mertuanya yang begitu menyayanginya, “Thank you mom, mommy juga selalu cantik!”Austin pun menyambut putri menantunya itu dengan pelukan ringan, mengusap puncak kepala Emily penuh sayang.Arion memeluk sang mommy dengan wajah berbinar-binar, “Sepertinya wajahmu menyilaukan mata mommy, Yon!” goda Bella kepada sang putra.“Hmm, benar love, lihat putraku ini! Semenjak masuk dia terus tersenyum lebar!”Emily tertawa kecil dan memeluk suaminya dari samping, “Bagaimana yank?”Arion mengusap punggung sang istri lalu melihat kedua orang tuanya, “Ayo mom, dad kita ke dalam, ada sesuatu yang ingin Arion dan Emily katakan.”“Hahh... Kamu buat mommy penasaran!”“Ayo sayang,” Austin merangkul sang istri dan berjalan masuk, di susul Ario
Felix dan Cecilia membersihkan sisa percintaan mereka, dengan lembut Felix membersihkan area intim sang istri dan membantu Cecilia mengenakan pakaian, “Aku bisa sendiri sayang.”Cecilia mengecup pipi Felix penuh cinta, perasaan gundah gulana dan kesepiannya kini lenyap, ia memang masih terlalu gengsi untuk melontarkan apa yang ada di dalam hatinya, tapi melihat Felix yang seperti ini, membuat dirinya merasa bersalah.“Setelah ini kita sama-sama cari penggantimu, hmm?” ujar Felix sembari memasang kancing terakhir di kemeja Cecilia.“Iya sayang.”Sepuluh menit Cecilia merapikan kembali make up nya, ia memoles cusion dan lip cream di bibirnya yang ranum, warna glossy yang membuat efek bibir nya terlihat semakin seksi.Sedangkan Felix sendiri sudah rapi sedari tadi, ia saat ini duduk dengan santai di sofa sambil membaca kembali curiculum vitae para pelamar.Pria tampan itu tersenyum menyambut Cecilia yang datang dengan secangkir cappucinno hangat di tangannya, “”Thank you, lova.”“You’re