Felix yang saat ini berada di dalam mobil bersama Cecilia tengah bercumbu, dengan kaca mobil yang gelap, sangat memumpuni apa yang saat ini tengah di lakukan oleh sepasang kekasih ini.Baru beberapa hari mereka tidak bertemu, Felix tak henti-hentinya memuji kekasihnya itu, “I miss you, sayang. Kamu begitu wangi…”“Euhm… Fel… Ah!” serak suara Cecilia menahan tubuhnya dengan berpegangan tangan di kedua pundak Felix.Felix memangku kekasihnya itu di kursi penumpang belakang agar mereka bisa leluasa bergerak, cumbuannya semakin turun di tengkuk leher Cecilia, membuat wanita cantik itu mengeluh dengan suara seksinya.“Sayang, aku mau…”“Hmm…” gumam Cecilia memberikan jawaban. Entah kenapa ia tidak dapat mencegat keinginan pria muda yang seusia adiknya ini.Felix menaikkan pakaian atas milik Cecilia, dan Cecilia membantunya dengan menaikkan kedua tangannya, namun baru Felix mau melepaskannya. Notifikasi di ponselnya berdering dan bergetar di saku celana berkali-kali—membuat perhatiannya mau
Dan di sinilah sekarang Emily bersama Eleanor, balkon yang berada di lantai dua, dengan pemandangan taman bunga membentang luas—cahaya lampu taman menghiasi dengan cahaya temaramnya, begitu indah. “Hah, dia benar-benar sampai kirim ke grup meminta bantuan kalian!” celutuk Lea sambil menggelengkan kepalanya, tidak menduga jika Reynard dengan konyolnya melakukan hal itu. Emily tertawa sambil menatap sahabatnya itu dengan pandangan menggoda, “Itu karena dia sudah gak sabar mau berdua’an dengan kamu…” Blush “Kamu sekarang sudah jahil ya, Em!” “Hahhahha,” Emily tertawa melihat wajah kemerahan Eleanor. “Jadi bagaimana? Aku dengar dari Arion kalau uncle Max dan Uncle Kenan belum menyetujui hubungan kalian?” tanya Emily. Eleanor menarik nafas dan menghembuskannya lagi, membuang risau di hatinya, “Hem, aku paham kalau Ayah seperti itu, karena kamu tahu sendiri bagaimana Reynard yang sangat menyukaimu sejak dulu, dan sekarang? Dia bilang dia mencintaiku?” jelas Eleanor sambil tersenyum ti
“Kamu masih marah?” tanya Reynard khawatir. Menatap wajah cantik kekasihnya—Eleanor. Wanita cantik berdarah campuran asia dan eropa. Rambut hitam pekat terurai begitu indah dan mengkilap.Eleanor tersenyum, “Bukan itu, bagaimana kalau Ayah dan Uncle Kenan naik ke atas, Rey ? Lalu bagaimana kalau ada pelayan yang lewat?”“Ayah kamu dan Papa tidak mungkin berpindah dari tempatnya jika ada Uncle Austin, dan seperti yang tadi kamu dengar,Arion sudah menghimbau kepada semua pelayan untuk tidak naik ke atas sini, jadi….” Reynard menarik Eleanor sehingga posisi Eleanor kini berada di atas pangkuan Reynard dengan duduk menyamping.Reynard memeluk posesif pinggang Eleanor dan mengecup bahu kekasihnya itu, “Cium aku, sayang.” Ucapnya dengan nada suara yang berat.Eleanor menoleh dan memegang wajah Reynard yang ditumbuhi rambut halus, mendekatkan wajahnya dan memberikan kecupan lembut.Yang tentu saja tidak di sia-siakan oleh Reynard, pria tampan itu segera menaikkan tangan kanannya dan menekan
“Ssst…” Reynard menaikkan tubuh Eleanor tanpa melepaskan penyatuan mereka. “Jangan ribut sayang,” bisiknya parau.Eleanor mengangguk pelan.Ceklek ceklek ceklek!Suara gerendel pintu berusaha di buka dari luar, “Kenapa sudah terkunci ta?” suara pria terdengar.Reynard menggeram saat merasakan milik Eleanor semakin meremasnya di bawah sana, “Damn! Ini semakin sempit… Jangan bilang kalau ia semakin teransang dengan kondisi ini?”Pria tengil itu tidak bisa menahan gejolak nafsu yang sudah di ujung kepalanya, ia perlahan bergerak, “Euh…” desahan tipis Eleanor saat mesakan milik mereka saling bergesekan dengan nikmat.“Ada orang sayang…” lirih pelan Eleanor menatap sayu wajah kekasihnya.“Cium aku sayang…” Reynard merengkuh kepala belakang Eleanor dan melumat bibir kekasihnya itu. Dan tubuh bagian bawahnya mulai bergerak perlahan.Tangan kiri Eleanor memapah tubuhnya di tembok, sedangkan tangan kanannya memegang erat lengan kuat Reynard.Ia berusaha keras agar tidak menimbulkan suara beris
Beberapa menit sebelumnya, Cecilia yang tengah menunggu Felix di dalam mobil, membuka-buka artikel tentang cara menjalin hubungan semakin intin dan mencari beberapa tips untuk membahagiakan pasangan. Dan soalnya semua website yang ia buka memberikan ide tentang hal nakal yang di sukai oleh pria, “Oh my? Apa aku harus juga memberikan kejutan kecil seperti ini untuk Felix? Tapi aku benar-benar malu!” “Tapi dari kemarin aku sudah mnejahilinya dan membuatnya khawatir, huft… Aku hanya ingin membuatnya senang dengan tindakan kecilku.” Gumamnya sambil menggigit bibir bawahnya. Bip bip bip Cecilia melihat ponselnya dan tersenyum membaca pesan dari Felix, ‘Sayang, aku mungkin sedikit terlambat, please jangan marah dan tunggu aku.’ Wanita cantik itu memilih tidak membalas pesan yang dikirimkan oleh Felix dan melanjutkan apa yang tadi hendak ia ingin lakukan. “Ok Cecil! Sekarang atau tidak sama sekali!” gumamnya meneguhkan hatinya. Tapi sebelum itu ia memastikan semua pintu mobil sudah ter
Suara desahan tertahan Cecilia terus saja lolos dari bibir tipisnya, tubuhnya terus menggeliat merasakan sensasi liar yang pertama kali ia rasakan. “Fel… Ra-rasanya aneh… Ah!” Felix menyapu lidahnya di inti tubuh Cecilia, daging kecil yang berwarna pink terus menggodanya untuk ia isap tiada henti, di gelitiknya membuat Cecilia semakin menggelinjang. “Kenapa tubuhnya sangat sensitive seperti ini? Dan ini benar-benar menggairahkan!” batinnya yang tidak mengehtnikan aktifitasnya. Ia menaikkan pinggul Cecilia, membuat tubuh bagian atas Cecilia jauh lebih tinggi, alhasil membuat lidah Felix bisa bergerak semakin bebas masuk ke dalam liangnya. "Oh my! Felix! Ah!” Cecilia menjerit, kedua tangannya memegang kulit jok mewah marcedes benz tersebut untuk menahan gelanyar aneh di sekujur tubuhnya. “Ini sangat wangi dan manis, Cecil! Milikmu sudah sangat basah!” “Fel… akuh… merasa aneh di bawah sana! Ah!” Cecilia mengangkat tinggi pinggulnya, ia merasa desakan aneh di inti tubuhnya, semakin
Dua hari berlalu, semua persiapan untuk proses transpalasi Rafael telah selesai di siapkan oleh Profesor Graaf di laboratorium pribadinya. Saat ini Rafael tengah bersiap bersama Naina yang akan mendampinginya selama beberapa hari di laboratorium sebelum Rafael menjalani operasi. “Apa Martin yang akan mengantar kami ke laboratorium Profesor Graaf, pa?” tanya Rafael kepada Fabio. “Orang dari Profesor Graaf yang akan menjemput kalian, karena operasi kamu nantinya bukan di laboratorium yang pernah kamu datangi.” Jawab Fabio. “Baik Pa.” jawab Rafael. “Naina, apa semua barang-barang Rafael sudah kamu siapkan?” tanya Fabio beralih ke Naina yang berdiri di belakang Rafael, mengenakan baju perawat yang press body membuat lekukan tubuh Naina terbentuk dengan jelas. Naina tersenyum, “Sudah Tuan besar.” “Hmm, baiklah. Perhatikan semua keperluan Rafael di sana. Dan jika Profesor memintamu untuk kembali, hubungi Martin untuk menjemputmu.” “Baik Tuan besar.” Tidak lama kemudian, mini van ber
Dua jam berlalu begitu saja, dan selama satu jam itu Naina berhasil mengambil beberapa gambar foto jalanan yang mereka lewati dengan kamera super canggih miliknya, dan hasil foto tersebut langsung sampai kepada rekannya untuk melacak lokasinya secara realtime. Karena dosis obat yang di berikan Naina tidaklah banyak, maka pria yang Ia jebak saat ini tidak merasakan apapun dan hanya berpikir jika nafsu birahinya lah yang telah berpacu saat ini karena melihat tubuh seksi Naina. Dan berkat itu pula ia benar-benar bisa merayu pengawal tersebut. “Jika tuan menginginkan bantuanku, panggil saja aku.” Ujar Naina sambil menyerahkan nomor ponselnya. Setelah pakaiannya rapih dan tak ada jejak perbuatannya tadi, karena hanya ia yang tahu jika tuan mudanya itu bisa melihat. Ia segera menoleh dan mengusap lembut lengan Rafael, “Tuan muda, bangun. Kita akan segera tiba…” ucapnya pelan. Namun, di saat itu pula ia menyuntikkan penawar obat tidur di lengan Rafael. “Tuan muda…?” ia melepaskan handfr