Wah wah gaes.... Siapa sebenanrnya Naina ini??? Ada yang bisa tebak?
Dua jam berlalu begitu saja, dan selama satu jam itu Naina berhasil mengambil beberapa gambar foto jalanan yang mereka lewati dengan kamera super canggih miliknya, dan hasil foto tersebut langsung sampai kepada rekannya untuk melacak lokasinya secara realtime. Karena dosis obat yang di berikan Naina tidaklah banyak, maka pria yang Ia jebak saat ini tidak merasakan apapun dan hanya berpikir jika nafsu birahinya lah yang telah berpacu saat ini karena melihat tubuh seksi Naina. Dan berkat itu pula ia benar-benar bisa merayu pengawal tersebut. “Jika tuan menginginkan bantuanku, panggil saja aku.” Ujar Naina sambil menyerahkan nomor ponselnya. Setelah pakaiannya rapih dan tak ada jejak perbuatannya tadi, karena hanya ia yang tahu jika tuan mudanya itu bisa melihat. Ia segera menoleh dan mengusap lembut lengan Rafael, “Tuan muda, bangun. Kita akan segera tiba…” ucapnya pelan. Namun, di saat itu pula ia menyuntikkan penawar obat tidur di lengan Rafael. “Tuan muda…?” ia melepaskan handfr
Di kamar apartment milik Felix, terlihat seorang wanita cantik yang baru saja bangun dari tidurnya.Ya, Cecilia sudah dua hari ini tidur di apartment Felix selama ia berada di Berlin, Jerman.Wanita cantik itu tersenyum manis saat melihat wajah Felix yang masih tertidur lelap. Pria tampan itu memeluknya dengan manja dan posesif.Cecilia menaikkan tangannya dan mengusap wajah Felix, ia tidak menyangka dalam dua hari ini Felix benar-benar memegang kata-katanya jika ia tidak melakukan hal lebih dari itu.Meskipun semalam mereka hampir saja kelepasan saat Cecilia beberapa kali mendapatkan puncak orgasme ketika Felix melayaninya dengan mulut dan jari-jari pria itu.Cecilia yang telah di penuhi gairah memegang milik Felix dan bermain di milik pria itu.Namun, Felix dengan kesadaran penuh menatap wajah kekasihnya dan berkata dengan suara beratnya, “Sayang, jika kamu belum mengizinkan aku, please jangan menyentuhnya, aku tidak mau melakukannya sebelum kamu benar-benar yakin padaku.”Kata-kata
“Hem, ayo katakan pada mereka,” ucap Cecilia pelan. Deg! Felix lagi-lagi di buat terkejut dengan penurutan kekasihnya itu, ia mengurai pelukannya dan meraih wajah Cecilia, menangkupnya dan menatap manik indah wanitanya itu. “Apa aku tidak salah dengar, Cecil?” Cecilia menyunggingkan senyuman di wajah manisnya dan mengangguk pelan, “Iya, aku tidak akan menutupi hubungan kita lagi dari orang tua dan orang-orang.” Seperti ada kembang api yang baru saja meledak di dada Felix-bergemuruh, namun ia berusaha bersikap setenang mungkin dan memeluk Cecilia dengan penuh cinta. “Terima kasih sayang.” “Bagaimana kalau kita siap-siap sekarang?” usul Cecilia. Cup! Feli mengecup kening Cecilia dan turun dari tempat tidur, “Ayo sayang.” Serunya semangat dan menarik lembut tangan Cecilia, membantu Cecilia untuk bangun. Cecilia tertawa kecil dan duduk di atas kasur, memperbaiki rambutnya dan berkata, “Kamu mandi duluan Fel, biar aku buat sarapan dulu.” Tanpa aba-aba, Felix membungkuk dan meraih
Di perjalanan tadi, Felix dan Cecilia menyempatkan diri untuk sarapan di salah satu restaurant. Bukan hanya sekedar sarapan biasa, karena tenaga mereka pagi ini benar-benar terkuras.Cecilia memakan sarapan paginya sangat lahap, begitu juga dengan Felix. Hal yang membuat Felix sangat menyukai melihat Cecilia yang tidak pernah gengsi saat makan bersama dirinya.Kekasihnya itu tidak menjaga imagenya, menjadi wanita apa adanya.“Sudah kenyang sayang?” tanya Felix sembari mengecup punggung tangan Cecilia yang sedari tadi tidak ia lepaskan. Hanya menggunakan satu tangan ia mengemudikan mobil marcedes benz miliknya.Cecilia mengangguk pelan, “Sangat!” jawabnya sembari menyunggingkan senyuman manis di wajah cantiknya.Dua puluh lima menit pun berlalu, karena jarak Restaurant yang mereka singgahi tadi tidak jauh dari kediaman orang tua Cecilia, Kenan dan Siska.Pintu gerbang besar terbuka lebar secara otomatis saat mereka tiba. Salah satu security keamanan menyapa mereka dengan memberi hormat
Usai Siska berkata seperti itu terdengar suara derap langkah terburu-buru. “Papa dan mama di mana?” tanya Reynard kepada pelayan rumah yang ia lewati.“Tuan dan Nyonya ada di ruang keluarga.”“Ok!” sahut Reynard sambil menarik lembut tangan kekasihnya.“Rey, kamu yakin?” Eleanor menatap punggung Reynard.Reynard berhenti dan menunggu langkah Eleanor agar mereka sejajar. “Sangat yakin, Lea! Aku akan katakan kepada Papa dan Mama, setelah itu kita pergi ke Ayah dan Ibu kamu, hmm?”Eleanor tersenyum dan mengangguk, “Hmm, terserah kamu saja.”Reynard mengedipkan matanya dan mereka kembali jalan menuju ruang keluarga mansion bergaya Modern Klasik ini.Reynard membuka pintu, “Pa, ma.”Kenan dan Siska menoleh ke asal suara, dan betapa terkejutnya mereka saat melihat Eleanor yang tengah berpegangan tangan dengan putra mereka.“Iya Rey? Dan ada Lea? Halo sayang.” Sahut Siska dan menyapa Eleanor dengan senyuman merekah.“Pagi aunty, pagi uncle.” Eleanor menyapa Kenan dan Siska.“Pagi, Lea.” Jawa
Berbeda dengan keluarga Harold yang saat ini tengah berkumpul di ruang keluarga karena kehadiran Brice dan sang istri. Austin, Bella, Iris, Irina, Arion dan Emily yang kini menjadi anggota keluarga inti bercengkerama dengan tawa yang terus merekah di wajah mereka karena kebanyolan Iris. Karena hari ini Brice bersama sang istri harus kembali ke Amsterdam, serta ia baru saja mendapatkan kabar dari salah satu asistentnnya—Alpha mengenai organisasi yang berkaitan dengan kejadian beberapa tahun silam. “Hem, uncle ada ada sedikit pekerjaan.” Jawab Brice kepada keponakan nomor satunya itu. Beberapa menit kemudian seorang wanita berambut blonde masuk ke dalam kediaman Austin dan menyapa seluruh keluarga lalu berkata, “Tuan Brice, Nyonya, private jet sudah siap.” “Hem, ok Orlin!” sahut Brice kepada asistentnya. Brice bersama sang istri berpamitan kepada Austin, Bella dan anak-anaknya. “Jangan lupa nanti kita berangkat ke Indonesia, Nabila dan yang lainnya memanggil kita untuk liburan di
Felix dan Cecilia saling melempar pandangan dengan kehebohan yang Rose timbulkan. “Hah… jadi ini maksud ayah…” batin Felix yang akhirnya paham dengan perkataan ayahnya.“Ibu tunggu, bukan seperti itu.” Felix mencoba menengahi.Rosa mengerutkan keningnya, “Bukan seperti itu yang seperti apa? Jadi kamu tidak mau menikah dengan Cecilia?”“Eh?” Felix mati kutu, bukan itu maksudnya kepada sang ibu, dan saat ia menoleh ke arah Cecilia, ia dapat melihat gurat kecewa di wajah kekasihnya itu, “Mampus!”“Tentu saja aku menikah dengan Cecilia Ibu, tapi.”“Tapi apa?”Felix menoleh ke Finley, meminta pertolongan kepada sang ayah, namun sirna harapannya saat Finley mengangkat kedua bahunya dan memberi pose semangat kepada dirinya.“Tentu saja hal itu harus aku bicarakan dengan Cecilia, Ibu.” Jelas Felix mencoba memberi pengertian kepada Ibunya itu.Rose dengan lembut menatap Cecilia yang masih duduk di sebelahnya, “Cecilia tidak mau menikah dengan Felix?”“Ya?”“Jadi iya?”“Ah bukan itu maksud Ceci
"Sialan!!! Apa yang kau lakukan pada kekasih ku!!!" seru seorang pria yang baru saja dari kamar mandi.Fin langsung menodongkan pistol ke arah pria itu."Katakan sekarang juga atau kalian keluar hanya tinggal nama dari kamar ini !!" suara dingin dari Fin."Kami ti—tidak tahu !!" isak tangis ketakutan wanita tersebut tapi masih berusaha menutupi.DoooorrrrFin melesat peluru dengan senyap ke arah bantal."Ma—maafkan kami Tuan..!!" seru dua lelaki tersebut bersimpuh di bawa kaki Fin."Katakan sekarang juga !!" geram FIn."Mereka di kamar presidential suite nomor 3005" jawab wanita beranting dengan suara gemetar.Fin segera berlari dan meinggalkan tiga orang yang tengah ketakutan.Dengan cepat Fin menaiki tangga darurat ke lantai tiga.Tap tap tapTing tong ting tongTing ton ting tongCeklek"Si——"BrakkkkkFin langsung mendorong pintu tepat saat pintu itu terbuka."Berengsek siapa kamu !!!" maki pria yang kini hanya mengenakan celana jeansnya.Fin segera menuju kamar yang agak jauh dar
Di pagi yang cerah di taman mansion mereka, Emily berdiri mengawasi dua buah hatinya, Asher dan Aria, yang tengah berlari-lari dengan riang. Suara tawa mereka membahana di udara yang masih terasa dingin."Asher, Aria, hati-hati sayang!" seru Emily dengan nada lembut, memastikan mereka tetap aman.Di balik jendela, Arion memperhatikan pemandangan itu sambil tersenyum. Ia baru saja selesai membuat secangkir coklat hangat, tak ingin istrinya kedinginan, ia mengambil cardigan, kemudian ia berjalan menuju Emily, yang masih terpaku melihat kedua anak mereka bermain.Dengan penuh kehangatan, Arion meletakkan cardigan di pundak Emily dan memeluknya lembut dari belakang dengan satu tangannya. "Di luar masih dingin, sayang," bisiknya sambil menyodorkan segelas coklat hangat yang baru saja ia buat.Emily tersenyum manis, menerima coklat hangat itu, “Thank you, sayang.”Kehangatan tidak hanya datang dari minuman di tangannya, tetapi juga dari pelukan suaminya yang selalu penuh kasih.Arion kemudi
Bab 258Malam ini, hotel bintang lima milik Harold Grup terlihat sangat ramai. Di depan pintu masuk, mobil-mobil mewah berjejer rapi, memberikan kesan glamor dan elegan. Pengamanan tingkat tinggi juga diperlihatkan oleh kehadiran banyak pria berkemeja hitam di sekeliling hotel, memastikan semua tamu merasa aman dan nyaman. Tidak sembarang orang bisa keluar masuk hotel malam ini, karena ada sebuah acara istimewa yang diselenggarakan di salah satu ballroom mewahnya.Di ballroom yang luas dan penuh dekorasi ceria itu, tiga pasangan suami istri berkumpul untuk merayakan momen yang telah mereka nantikan. Anak-anak mereka, yang semuanya lahir di hari yang sama setahun yang lalu, akan merayakan ulang tahun pertama mereka bersama. Balon berwarna-warni dan hiasan berbentuk bintang dan bulan menghiasi setiap sudut ruangan, sementara lampu-lampu gantung kristal memberikan kesan mewah yang tak terlupakan. Di tengah hiruk-pikuk tawa dan senyum, ketiga pasangan ini, Arion dan Emily, Reynard dan Ele
Bab 257Emily tertawa mendengar cerita Eleanor dan Cecilia, ia tidak menyangka ada kejadian lucu seperti itu.Tentu saja cerita bagian ranjang baik Cecilia maupun Eleanor skip, karena mereka terlalu malu untuk cerita terang-terangan di depan suami mereka.“Lalu bagaimana denganmu, Em?”“Ah, kalau aku tahu saat Check up terakhir kali itu,” ujar Emily dengan senyum merekahnya.Eleanor dan Cecilia memeluk Emily, “Kami sangat bahagia mendengarnya, Em.”Emily dengan mata berkaca-kaca mengangguk, “Aku juga turut bahagia buat Kak Cecil dan kamu Lea.”“Ck pantas saja baumu seperti perempun, Fel!” celutuk Reynard melihat ke arah Felix.“Sial!”Suara tawa menghiasi ruangan.“Eh tapi Kak Cecil tidak masalah dengan parfum nya Rey atau Arion kan?” tanya Eleanor cepat.Cecilia mengerutkan keningnya, “Uhm sedari tadi tidak ada masalah sih, bahkan gak ada perasaan mual.”“Sa-sayang? Jangan bilang hanya aku?”Cecilia mengangguk mantap, “Sepertinya sayang…”“Mau coba bro?” ujar Arion kepada Felix.Felix
Bab 256Berbeda pula dengan cerita lucu Cecilia dan Felix, sehari sebelum keberangkatan ke Jerman, Cecilia dan Felix yang baru pulang dari kantor.Tetiba kepala Cecilia terasa pusing dan ia mual saat mencium berjalan di sisi Felix, “Sayang, kenapa bau kamu sangat aneh.”Felix mengerutkan keningnya, ia mengangkat kedua tangannya bergantian, mencium aroma tubuh di bagian lipatan lengannya, bahkan ia mencium jasnya.“My smells good, lova.” Protes Felix yang memang merasa aroma tubuhnya tidak ada yang aneh.Ia menarik lembut tangan Cecilia agar mencium aroma tubuhnya, “No, serius itu gak enak banget.” Tolak Cecilia yang menjauh dari Felix.“Oh my Cecil!” Ia segera memutar arah tujuannya.“Mau kemana sayang?” tanya Cecilia begitu melihat suaminya memutar jalur.“Kamu yang bantu pilihkan parfum, dan aku akan pakai parfum yang kamu pilih sayang,” ujar Felix mengalah, mengganti parfum kesukaannya selama dua tahun ini.Apalah parfum jika ia tak bisa memeluk istrinya bukan?Cecilia tersenyum da
Bab 255Sontak ke empatnya menoleh dan menatap Arion dan Emily, “Aku juga bakal jadi Ayah Bro!!!” seru Reynard dan Felix bersamaan.“What....???”Bukan hanya Arion dan Emily yang terkejut, bahkan Reynard dan Eleanor pun terkejut, begitu juga Felix dan Cecilia.Ketiga pasangan pengantin baru ini saling melihat satu sama lain, dan akhirnya tertawa bersama-sama, “What’s going on Bro!” seru Reynard tak percaya. Merasa takjub dengan kabar luar biasa ini.“Oh my!” Emily, Cecilia dan Eleanor saling menatap, kedua tangan mereka saling mengulur, seolah mereka saling berpegangan tangan dari jauh.Bagaimana bisa mereka bisa hamil secara bersamaan seperti ini?“Kapan kamu tahu kalau kamu mengandung, Em?” tanya Eleanor kepada sahabatnya itu.“Tiga hari lalu, kalau kamu, Lea? Kak Cecil juga kapan tahu kalau kak Cecil hamil?” Emily bertanya dengan mata berbinar-binar.“Dua hari yang lalu, Em...” jawab Eleanor yang lalu menceritakan kejadian lucu saat ia mengetahui dirinya hamil.“Kalau aku kemarin,
Bab 254Di mansion milik Arion dan Emily terlihat meja panjang yang sudah di penuhi dengan hidangan yang mengugah selera, mulai dari hidangan pembuka, hidangan utama hingga pencuci mulut.Hari ini beberapa koki terkenal Arion panggil untuk menyajikan hidangan hari ini, hal itu pun karena sang istri keras kepala ingin ikut terjun langsung ke dapur. Mau tidak mau Emily mendengar apa kata Arion, dia hanya menjadi mandor dan bertugas untuk mencicipi makanan yang akan di hidangkan.Bersyukur morning sick seperti kehamilan pertamanya tidak muncul sama sekali atau belum? Entahlah. Tapi selama beberapa hari ini, Emily tidak merasakan mual sama sekali.Tentu saja, Arion dengan keras melarang Emily untuk mengerjakan hal yang melelahkan, “Lihat sayang, semua beres ‘kan?” uajr Arion puas melihat seluruh hidangan yang tersaji.“Iyah... Terima kasih sayang.” Emily memeluk sang suami dengan perasaan bahagia. Arion sendiri mengecup puncak kepala Emily.“No problem, sayang.”Drrzzz DrzzzPonsel Emily
Tiga hari pun berlalu, saat ini Felix dan Cecilia sudah berada di private jet, tepatnya di private room, kedua pasangan suami istri ini sedang berbagi peluh di atas langit.“Oh Fel... Geli sayang...” desis Cecilia saat Felix memainkan klit nya dan meremas kedua payudaranya.Erangan Cecilia membuatnya semakin bersemangat, pria tampan itu berhenti menyesap area intim Cecilia dan kembali berlutut, menghujam liang kewanitaan Cecilia.“Ah! Fel!” Cecilia kembali menjerit dan mendesah kuat saat Felix berpacu dengan dengan cepat. Menghujam inti tubuhnya dengan dalam dan kuat. Wanita cantik melengkungkan pinggangnya.Felix kembali melepaskan penyatuan mereka, kemudian kembali menyesap inti tubuh Cecilia yang basah dengan cairan cinta mereka.“Euhm, Ngh... Fel... Sayang...” Cecilia meremas rambut lebat Felix dan menaikkan bokongnya, bukannya berhenti, felix memasukkan lidahnya jauh kedalam dan memainkan liang kewanitaan sang istri, bergerak keluar masuk, dan jarinya memainkan klit Cecilia.“Sa-s
Bab 252Malamnya di Jerman, pasangan suami istri yang tengah berbahagia itu mendatangi mansion utama keluarga Harold.“Hai sayang, kamu terlihat makin cantik,” Bella menyambut putri menantunya dengan begitu antusias.Emily tersenyum dan membalas pelukan hangat mama mertuanya yang begitu menyayanginya, “Thank you mom, mommy juga selalu cantik!”Austin pun menyambut putri menantunya itu dengan pelukan ringan, mengusap puncak kepala Emily penuh sayang.Arion memeluk sang mommy dengan wajah berbinar-binar, “Sepertinya wajahmu menyilaukan mata mommy, Yon!” goda Bella kepada sang putra.“Hmm, benar love, lihat putraku ini! Semenjak masuk dia terus tersenyum lebar!”Emily tertawa kecil dan memeluk suaminya dari samping, “Bagaimana yank?”Arion mengusap punggung sang istri lalu melihat kedua orang tuanya, “Ayo mom, dad kita ke dalam, ada sesuatu yang ingin Arion dan Emily katakan.”“Hahh... Kamu buat mommy penasaran!”“Ayo sayang,” Austin merangkul sang istri dan berjalan masuk, di susul Ario
Felix dan Cecilia membersihkan sisa percintaan mereka, dengan lembut Felix membersihkan area intim sang istri dan membantu Cecilia mengenakan pakaian, “Aku bisa sendiri sayang.”Cecilia mengecup pipi Felix penuh cinta, perasaan gundah gulana dan kesepiannya kini lenyap, ia memang masih terlalu gengsi untuk melontarkan apa yang ada di dalam hatinya, tapi melihat Felix yang seperti ini, membuat dirinya merasa bersalah.“Setelah ini kita sama-sama cari penggantimu, hmm?” ujar Felix sembari memasang kancing terakhir di kemeja Cecilia.“Iya sayang.”Sepuluh menit Cecilia merapikan kembali make up nya, ia memoles cusion dan lip cream di bibirnya yang ranum, warna glossy yang membuat efek bibir nya terlihat semakin seksi.Sedangkan Felix sendiri sudah rapi sedari tadi, ia saat ini duduk dengan santai di sofa sambil membaca kembali curiculum vitae para pelamar.Pria tampan itu tersenyum menyambut Cecilia yang datang dengan secangkir cappucinno hangat di tangannya, “”Thank you, lova.”“You’re