Beranda / Romansa / Gairah Nakal, Sugar Baby / Jangan lakukan ini Ramel.

Share

Jangan lakukan ini Ramel.

Penulis: Tetesan air
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Maafkan aku sayang, aku khilaf dan tidak sadar waktu itu." Hanya meminta maaf yang dapat Ramel lakukan saat ini.

"Ceraikan aku dan menikahlah dengan Sarah." Setelah mengatakan itu Bella langsung bangkit dari tempatnya lalu pergi.

Sepanjang jalan menuju kediaman Wijaya, Bella tidak berhenti meneteskan air mata. Hatinya hancur tercabik-cabik, rumah tangga yang ia perjuangkan selama setahun ini dengan suka duka dan penuh derita, akhirnya berakhir dengan perpisahan.

Cintanya yang begitu besar kepada Ramel, tidak akan menjadi penghalang untuk ia berpisah. Daripada di madu dan hidup menderita! Bella lebih baik berpisah dan merelakan pria yang ia cintai itu menjadi milik wanita lain.

Setibanya di kediaman Wijaya, Bella langsung turun dari mobil. Wanita cantik itu berlari menaiki tangga menuju kamarnya sambil menagis.

Bryan yang duduk di ruang tamu, segera menaruh koran yang ada di tangannya ke atas meja lalu mengejar putrinya.

"Bella, kamu kenapa sayang?" tanya Bryan yang baru tiba di ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Tetesan air
gemes ya kk, hehehheh
goodnovel comment avatar
Tetesan air
siap kakak.
goodnovel comment avatar
Retmi Karnila
tlg dong author..kedok sarah dibuka secepatnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku ingin tidur dengan istriku.

    "Sarah hamil, aku sudah tahu," sahut Bella dengan wajah datar."Bukan itu, makanya dengar aku dulu." Rara sedikit kesel karena sahabatnya itu sok tahu."Jadi, tentang apa?" Bella pun jadi penasaran."Aneh gak sih, aku melihat Kevin ke luar dari Apartemen Sarah dua hari yang lalu. Aku sempat bertanya sama petugas kebersihan, katanya Kevin memang sering datang ke sana. Kadang datang tengah malam keluarnya besok pagi." Rara menceritakan apa yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri."Ah, masa sih?" tanya Bella yang kurang percaya."Aku gak bohong Bel, coba aku foto waktu itu! Biar ada bukti," sesal Rara yang lupa mengambil foto Kevin saat ke luar dari kamar apartemen Sarah."Oh iya, kamu kapan kembali dari Prancis?" tanya Bella."Dua hari yang lalu, aku tiba di bandara pukul 2 malam. Jadi temanku mengajakku untuk menginap di Apartemennya, nah di situlah tanpa sengaja aku melihat Kevin ke luar dari kamar Sarah." Rara menjelaskan kenapa ia bisa melihat Kevin."Jadi menurut kamu Ra?" tan

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Ow...Mas Ramel.

    Perlahan Ramel melangkah maju sehingga Bella melangkah mundur, hingga keduanya terjatuh di atas tempat tidur. Percintaan itupun berubah menjadi panas, bahkan keduanya sudah polos tanpa sehelai benang.Sentuh lembut dari Ramel membuat Bella seketika melupakan masalahnya. Wanita cantik itu tidak berhenti mendesah saat Ramel menghujaminya."Oh...ssshhh...hum..." Desahan itu semakin menggema seiring dengan gerakan pinggul Ramel. Pria tampan itu semakin mempercepat gerakan pinggulnya maju mundur, sambil meremas kedua gunung kembar istrinya."Ow...Mas Ramel..." Desahan itu terdengar jelas di telinga Sarah yang sedang melewati pintu kamar Bella menuju kamarnya. Wanita bertubuh tinggi itu menghentikan langkahnya, untuk memperjelas pendengarannya."Sial," geram Sarah.Pintu kamar Bella yang tidak tertutup rapat membuat Sarah berniat untuk melihatnya. Seketika ia mengepalkan seluruh jari tangannya menjadi satu, Sarah benar-benar marah melihat Ramel dan Bella sedang melakukan hubungan suami

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Siapa yang sakit? Mas sakit apa?

    Satu Minggu telah berlalu, hubungan Ramel dan Bella masih dingin seperti es. Pria tampan itu sudah 2 malam tidur di kamar Sarah, walupun mereka di kamar yang sama Ramel tidak sedikitpun menyentuh Sarah. Pria tampan itu memilih tidur di sofa sedangkan Sarah di atas tempat tidur.Ramel tidur di sana bukan untuk berbuat adil antara kedua istrinya, tetapi karena beberapa hari ini Sarah sering mengeluh sakit di bagian perut. Hal itu membuat Bella meminta Ramel untuk menemaninya.Bella memang sangat membenci Sarah, tetapi tidak dengan janinnya. Wanita cantik itu tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada kandungan Sarah. "Tok....tok...tok..." Terdengar suara ketukan pintu."Masuk." Suara bariton Ramel dari dalam."Permisi Pak, ada tamu yang ingin bertemu dengan Bapak," ucap sang sekretaris."Suru dia masuk," perintah Ramel yang langsung dilaksanakan oleh sekretarisnya."Selamat siang Tuan Ramel."Sapaan itu membuat Ramel memutar mata, tadinya pria tampan itu sedang fokus menatap layar lap

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Kamu kan minum vitamin sama susu.

    Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit Sarah tidak berhenti mengoceh. Ia protes karena Ramel tidak pernah menyentuhnya, padahal mereka sudah satu Minggu menikah."Kekebalan tubuh anak kita akan lemah jika kamu tidak menyentuhku," gerutu Sarah."Kamu kan minum vitamin sama susu," ucap Ramel yang fokus menyetir mobil."Itu saja tidak cukup Ramel! Apa kamu tidak tahu, wanita hamil itu memiliki nafsu lebih tinggi." Tanpa malu Sarah bicara seperti itu."Jadi maksudmu?" tanya Ramel."Ya, kamu harus menyentuhku, setidaknya 3 atau 4 kali dalam satu Minggu," jawab Sarah."Untuk saat ini aku belum bisa, aku harus menjaga perasaan Bella." Tolak Ramel."Jadi kamu tidak menjaga perasaanku? Aku juga istrimu Ramel, seharusnya kamu lebih perhatian padaku karena aku sedang mengandung anakmu." Nada Sarah sedikit meninggi karena kesal.Untuk apa dia menikah dengan Ramel jika pria tampan itu tidak menyentuhnya dan tidak menganggapnya istri. Janin yang ada di dalam kandungannya saat ini tidak lah begitu

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Selama kamu bersyukur memiliki istri sepertku.

    Tepat pukul 1 siang Bella sudah tiba di kafe begitu juga dengan Rara. Kedua sahabat itu tersenyum karena sebentar lagi rahasia Sarah akan terbongkar. Ramel akan mencampakkannya dari kediaman Wijaya."Hari ini aku akan menunjukkan kertas ini kepada Ramel," ucap Bella dengan penuh keyakinan."Jangan lupa, katakan tentang noda darah itu." Rara mengingatkan sahabatnya."Iya, aku tidak mungkin lupa," sahut Bella sambil tersenyum.Keduanya berbincang-bincang sambil menikmati cemilan dan minuman dingin."Kring....kring...kring..." Tiba-tiba terdengar suara dering ponsel.Mata Bella berputar, "Papah," ucapnya setelah melihat nama yang muncul di layar ponselnya."Iya Pah," ucap Bella setelah mengusap layar ponselnya."Bella, segeralah ke rumah sakit." Suara Bryan terdengar bergetar."Ada apa Pah? Apa yang terjadi?" Bella bertanya, tetapi sambungan teleponnya langsung terputus."Ada apa Bel? tanya Rara yang juga ikut panik."Aku tidak tahu Ra, papah hanya memintaku untuk segera ke rumah sakit,

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Mati adalah pilihan yang tepat untukku.

    Dua hari telah berlalu, saat ini Ramel sudah kembali ke kediaman Wijaya. Sebenarnya dokter belum mengizinkannya untuk pulang, tetapi Ramel memaksa dan meminta dokter untuk datang setiap hari memeriksanya.Saat ini Mansion megah itu sedang kedatangan tamu, orang tua Sarah dan klien Ramel yang lainnya datang untuk menjenguknya.Setelah beberapa menit berbincang-bincang dengan Ramel, satu persatu mulai meninggalkan kediaman Wijaya. Kini hanya tinggal Ramel dan Hendrawan di dalam kamar."Papah turut prihatin atas musibah ini." Kata-kata itu menghentikan langkah Bella untuk masuk ke dalam kamar. Wanita cantik itu berdiri di depan pintu untuk mendengar perbincangan antara suaminya dan Hendrawan."Papah benar-benar terkejut," lanjut Hendrawan."Aku masih bingung Pah, berlian tidak mungkin hangus terbakar, tetapi kenapa satupun tidak bisa ditemukan," sahut Bryan."Aku juga berpikir seperti itu, tapi kita tunggu saja informasi dari pihak kepolisian," ucap Hendrawan."Berlian terbakar?" tanya

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Lepaskan aku wanita kotor.

    Bibir pria tampan itu terasa kaku sehingga ia sulit untuk berbicara."Kenapa Kak?" desak Bella yang sudah tidak sabar lagi.Kevin menarik napas dalam-dalam, "Aku memiliki hubungan dengan Sarah, janin yang ada di dalam kandungannya adalah anakku."Bella menelan saliva dengan kasar, ia hanya bisa terdiam karena bingung harus bicara apa. Jujur saja Bella sangat kecewa kepada Kevin, ia tidak menyangka pria tampan itu tega berbuat sekeji itu. Padahal selama ini Bella sudah menganggapnya sebagai Kakak."Aku minta maaf Bella, semua itu aku lakukan hanya untuk mendapatkan cintamu. Sejak pertama kali bertemu denganmu, aku sudah jatuh hati." Kevin mengungkapkan perasaannya kepada Bella."Tapi bukan begini caranya Kak," protes Bella yang sudah berurai air mata."Iya, aku mengaku salah. Andaikan Ramel mencintaimu dengan tulus dan tidak menyiksamu! Mungkin aku tidak terpikir untuk merebut kamu darinya." Kevin memberitahu alasannya."Dia mencintaiku, dia menyayangiku. Hanya saja ada kesal paham di

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Oke, aku setuju.

    "Ramel, foto itu tidak seperti yang kamu banyaknya," ucap Bella.Ramel tersenyum sinis, ia mencengkram kedua pipi Bella, "Tidak seperti yang aku bayangkan?" ucapnya mencibir."Kamu membohongiku untuk menemui Kevin. Kamu hebat Bella, aku tidak menyangka kamu serendah itu," lanjutnya sambil melepaskan cengkeramannya dengan kasar."Aku memang menemui Kevin, tapi itu semua demi kebaikan rumah tangga kita," ucap Bella."Demi kebaikan apa? Bisakah seorang suami menerima istrinya berduaan dan berpelukan dengan pria lain?" Ramel bicara dengan nada lantang."Makanya dengarkan aku dulu," protes Bella."Cukup, jangan membuatku semakin kesal. Pergilah dengan kekasihmu itu, aku ingin memperbaiki hubunganku dengan Sarah." Setelah mengatakan itu Ramel langsung masuk ke dalam kamar.Tubuh Bella terperosok jatuh ke lantai, ia sudah berusaha payah untuk mendapat bukti, tetapi semuanya sia-sia dan tak berarti. Hanya tinggal satu langkah lagi, semua sandiwara dan kebohongan Sarah akan berakhir.Namun us

Bab terbaru

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku hanya merasa tidak asing dengan kamar ini.

    Ramel tidak membuka mulut, rasa terharu sekaligus sedih membuat bibirnya kaku."Jadi untuk sementara waktu...." Melisa belum selesai bicara, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari lantai dua. Sontak membuat keduanya refleks meninggalkan ruang tamu menuju arah datangnya suara."Tidak, tidak, tidak." Teriakan itu menyambut Ramel dan Melisa."Ibu, ibu, ada apa ibu?" Melisa merangkul ibunya, wajahnya terlihat khawatir.Begitu juga dengan Ramel, pria tampan itu menarik Bella lalu memeluknya dengan erat. Menungkupkan wajah wanita cantik itu di dada bidangnya, sambil mengecup ujung kepala Bella dengan penuh kasih sayang.Setelah Bella sedikit tenang, Ramel mengajaknya duduk di sisi ranjang. Memberinya air mineral sambil berbicara dengan lembut."Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku, aku merasakan sesuatu saat memasuki kamar ini," ucap Bella dengan wajah bingung.Ramel tersenyum tipis, "Apa kamu mengingat sesuatu?"Bella menggeleng, "Aku hanya merasa tidak asing dengan kamar ini, padahal

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Suruh mereka pergi.

    Dua hari telah berlalu, Ramel dan Tania sedang bersiap-siap untuk menemui wanita itu. Selama ini ayah satu anak itu benar-benar sibuk karena kliennya datang dari Singapura. "Kenan, kamu gak jadi ikut?" tanya Ramel saat tiba di meja makan.Dua hari yang lalu pria tampan berusia 17 tahun itu berjanji untuk ikut. Namun pagi ini ia masih terlihat mengenakan baju santai."Enggak Pah," jawab Kenan."Kenapa?" Tentu Ramel bertanya, apa alasan putranya tidak ikut!"Kenan merasa tidak enak badan Pah, kepalaku sedikit pusing.""Yasudah, kamu istirahat aja di rumah." Kali ini Tania yang membuka mulut.Ruangan itupun seketika hening, semua sibuk menikmati sarapannya masing-masing. Setelah itu Ramel dan Tania meninggalkan kediaman Wijaya bersama Lukas sopir kepercayaan keluarga Wijaya.Setelah menempuh perjalanan selama 7 jam, akhirnya mereka tiba. Tania memperhatikan rumah sederhana yang berdiri kokok di hadapannya. "Ayo Oma," ajak Ramel.Keduanya melangkah secara bersamaan, Ramel mengangkat sat

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Dia istriku Oma.

    Tepat pukul satu siang, Ramel dan teman-temannya sudah bersiap-siap untuk meninggalkan Villa dan kembali ke kota. Sebenarnya mereka masih memiliki satu tujuan lagi, tetapi Ramel tiba-tiba ada urusan mendadak. Kliennya dari Singapura besok pagi sudah tiba di Indonesia."Mel, dari tadi Melisa kok gak kelihatan ya? Apa dia gak kerja?" tanya Alex sambil membantu Ramel memasukkan barang-barang ke dalam mobil."Dia shift malam, jadi udah pulang tadi pagi," jawab Ramel dengan jujur."Oh, pantas itu anak gak kelihatan," sahut Alex, "Oh iya, kamu tahu dari mana?" lanjutnya."Tadi aku yang mengantarnya pulang." Ramel menceritakan semuanya kepada Alex, ia juga mengatakan merasakan sesuatu saat melihat ibunya Melisa berdiri di depan jendela."Kenapa kamu gak singgah dulu?" Tentu Alex bertanya!"Segan sama tetangganya, soalnya di rumah itu gak ada laki-laki," dalih Ramel."Iya juga sih, tapi Melisa dan ibunya kapan ke Jakarta? Bukannya kamu menawarinya untuk jadi asisten rumah tangga di kediaman W

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Bagaimana Om? Mau nikah dengan saya?

    "Kamu baru lulus sekolah ya?" Ramel kembali bertanya."Iya Om," sahut singkat Melisa."Kalau baru lulus sekolah jangan langsung nikah, lanjut kuliah dulu. Pernikahan itu tidak seindah yang dibayangkan." Ramel seketika menjadi seorang ayah yang sedang menasehati putrinya."Untuk apa sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya jadi tukang masak, lebih baik cari laki-laki yang mapan lalu nikah." Jawaban melihat membuat Ramel dan teman-temannya tercengang.Melisa bicara dengan wajah polos tanpa sedikitpun tersenyum. Wanita cantik berusia 18 tahun itu sungguh-sungguh ingin menikah, terlihat dari sorot matanya saat menatap Ramel.Entah apa yang membuatnya ingin segera menikah, padahal usianya masih sangat muda."Gimana Om? Mau nikah dengan saya?" lanjut Melisa sembari bertanya.Ramel tersenyum mengejek, "Anak zaman sekarang selalu bertindak tanpa berpikir dulu. Kamu pikir pernikahan itu mainan? Lagipula aku tak mungkin menikah denganmu.""Kenapa gak mungkin Om? Yang penting kan, suka sama suka," p

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku mau dong jadi istrinya.

    Tujuh belas tahun telah berlalu, selama itu juga Ramel hidup dalam kesendirian, ia membesarkan Kenan bersama Tania yang saat ini sudah menginjak usia 67 tahun. Wanita tua itu sudah sering kali meminta Ramel untuk menikah, tetapi permintaannya selalu ditolak.Tania sudah mencoba menjodohkan beberapa wanita dari golongan atas kepala Ramel, tetapi pria tampan itu sama sekali tidak tertarik. Ia masih berharap Bella hidup dan kembali ke pelukannya."Ken," panggil Ramel yang duduk di ruang tamu bersama Tania.Kenan yang melangkah menuju pintu utama, terpaksa memutar langkah menghampiri ayah dan buyutnya."Iya Pah," sahut Kenan sambil menjatuhkan bokongnya di samping Tania."Besok pagi Papah mau touring ke luar kota, tolong jaga Buyut dan jangan pulang larut malam," pesan Ramel kepada putranya."Baik Pah, Kenan gak diajak Pah?" jawab Kenan sembari balik bertanya."Fokus dengan sekolahmu." Setelah mengatakan itu, Ramel bergegas meninggalkan ruang tamu.Kenan pun berpamitan kepada buyutnya, an

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Mimpi itu benar-benar nyata.

    "Pantas saja ini tempat favorit mas Ramel, selain pemandangannya yang indah, suasananya juga terasa tenang," ucap Bella dengan nada lembut dan nyaris tak terdengar.Wanita satu anak itu memejamkan mata, menghirup udara dalam-dalam lalu mengeluarkannya dari hidung dengan lembut, sambil menikmati sejuknya hembusan angin."Bella."Bella refleks membuka mata saat mendengar seseorang memanggil namanya, ia baru saja akan memutar kepala untuk melihat orang yang memanggilnya, tetapi dua telapak tangan sudah terlebih dahulu mendorong punggungnya dari belakang."Aaaaaahh...." teriak Bella yang terguling ke jurang hingga jatuh ke aliran air terjun.Saat itu juga Ramel terbangun dari tidurnya, seluruh kening pria tampan itu terlihat mengkilat akibat tetesan keringat, sehingga membuat Tania bingung dan terkejut ketika melihatnya ke luar dari kamar."Ramel, kamu kenapa?" tanya Tania yang sedang memberikan susu formula pada Kenan."Bella di mana Oma?" Bukannya menjawab, Ramel justru balik bertanya.

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Apa Mas akan menikah lagi?

    Setelah melepas hasrat sebanyak dua kali, Ramel dan Bella meninggalkan rumah pohon dan kembali ke Villa. Setibanya di sana, Tania langsung mengajak mereka untuk makan siang bersama. Wanita tua itu sudah menyiapkan beberapa menu di atas meja bersama pelayan.Makan siang kali ini sedikit berbeda, biasanya suasana di meja makan pasti akan hening karena tak ada yang boleh berbicara. Tetapi saat ini Ramel, Bella dan Tania menikmati makan siangnya sambil berbincang-bincang."Mel, Bel, malam ini Kenan biar tidur sama Oma aja ya?" ucap Tania sambil mengunyah makanannya.Iya, Ramel dan Bella menamai putranya Kenan Alexander Wijaya."Kenan setiap malam sering minta susu, nanti Oma jadi terganggu," sahut Bella."Enggak apa-apa, Oma gak merasa terganggu kok," ucap Tania.Wanita tua itu sengaja meminta Kenan tidur di kamarnya, agar Bella dan Ramel bisa berduaan menikmati liburannya. Dari awal Tania sudah menolak untuk ikut ke Villa, tetapi Bella memaksa."Yaudah, terserah Oma aja." Kali ini Ramel

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Mas udah gak kuat lagi.

    Empat puluh hari telah berlalu, hari ini keluarga Wijaya sedang bersiap untuk liburan. Ramel akan memboyong keluarganya ke villa, seperti permintaan Bella waktu itu. Rencananya mereka akan menginap di sana selama satu Minggu."Mas," panggil Bella.Ramel yang melangk menuju pintu, menghentikan langkahnya lalu berputar menghadap Bella."Iya sayang," sahut Ramel dengan lembut."Sebabnya ada yang ingin aku bicarakan, Mas," ucap Bella dengan wajah serius.Ramel melangkah menghampiri istrinya yang duduk di sisi ranjang tepat di samping wanita cantik satu anak itu."Bicara apa sayang? Apa tentang liburan kita?" todong Ramel.Bella menggeleng, "Tidak mas, aku ingin bicara tentang pak Bara dan Mbok Inem," ucapnya.Ramel menghela napas, ia meraih tangan Bella lalu menggenggamnya dengan erat. Walupun Bella belum mengatakan apapun, Ramel sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh istrinya itu.Tentu tentang kejadian beberapa bulan yang lalu, di mana pak Bara dan Mbok Inem tiba-tiba mengkhianatinya

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Delapan, ya ampun.

    "Kenapa sayang?" tanya Ramel yang langsung memeluk Bella."Mas tega," bisik Bella."Bukan tega sayang, tapi Mas hanya mengikuti saran dari dokter," sahut Ramel yang juga berbisik.Akhirnya Bella mengikuti kemauan suaminya, ia mengijinkan dokter untuk melakukan tugasnya. Bella menggigit ujung baju Ramel untuk menahan rasa sakit yang luar biasa, bahkan lebih sakit dari melahirkan."Sudah Dok, saya gak kuat lagi," keluh Bella, akhirnya wanita cantik itu menyerah."Sebentar lagi ya Bu, tinggal satu jahitan lagi," sahut dokter. Wanita berjubah putih itu sengaja mengajak Bella bicara, untuk mengalihkan rasa sakitnya.Setelah 60 menit berlalu, Bella dipindahkan ke ruang inap begitu juga dengan bayi mungilnya. Wanita cantik itu sudah pasti menempati kamar President Suite.Ramel tak sedetikpun meninggalkan istri dan anaknya. Tatapnya tak lepas dari wajah tampan putranya, bayi mungil itu benar-benar mirip dengannya. Sungguh Ramel tak menyangka memiliki anak diusianya yang masih sangat muda, ia

DMCA.com Protection Status