Beranda / Romansa / Gairah Nakal, Sugar Baby / Apa kamu pikir bisa lolos dariku?

Share

Apa kamu pikir bisa lolos dariku?

Penulis: Tetesan air
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Bagus, itu yang aku harapkan," timpal Ramel sambil tersenyum tipis.

"Tapi..." Bella menghentikan ucapnya karena terdengar suara ketukan pintu.

"Masuk," sahut Ramel.

Bella refleks memutar kepala, ditatapnya Ramel dengan tatapan bingung, "Kenapa kamu menyuruhnya masuk? Bagiamana denganku?" protes Bella.

Ramel menarik selimut lalu menutup tubuhnya dan Bella, "Kamu tidak perlu takut, kita bukan pasangan selingkuh," ucapnya.

"Permisi Tua..." Mbok Inem berhenti bicara saat melihat keduanya di atas tempat tidur.

Bella terlihat menutup seluruh tubuhnya hingga ke leher, sedangkan Ramel hanya menutup tubuhnya hingga pinggang, dengan posisi duduk sambil menyandarkan punggungnya di sandaran tempat tidur. Sedangkan di lantai berceceran pakai keduanya, bahkan bra milik Bella tergantung di sandaran sofa.

"Tuan, Nyonya, makan malam sudah siap," lanjut Mbok Inem sambil menjatuhkan pandangannya.

"Antar saja ke kamar," perintah Ramel.

"Baik Tuan." Mbok Inem buru-buru memutar tubuhnya, lalu menutup p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Apa terjadi sesuatu?

    Ramel melepaskan cengkeramannya dengan kasar."Aku tidak menipumu, tapi kamulah yang terlalu bodoh," sahut James.Ramel memutar mata, ditatapnya James dengan tatapan tajam. Ia tidak menyangka pria pria tua itu akan membuka mulut, ternyata James benar-benar bermental baja."Apa aku pernah menipumu?" James kembali membuka mulut.Ramel yang tersulut emosi, refleks mengepalkan seluruh jari tangannya lalu melayangkan satu pukulan di wajah James, yang membuat sudut bibir pria tua itu mengeluarkan cairan kental berwarna merah."Jangan membuatku semakin kesal," ucap Ramel dengan tegas.James bukannya takut, ia justru tersenyum sinis sambil menatap Ramel dengan tatapan mencibir. Entah apa yang ada di dalam pikiran pria tua itu, sehingga ia tidak memiliki rasa takut sedikitpun. Padahal di sana ada 5 pengawal Ramel yang siap untuk menghajarnya."Aku tidak takut, jika kamu ingin membunuhku! Silahkan," ucap James dengan santai, "Tapi ingat, sebentar lagi Bella akan mengetahui yang sebenarnya. Bers

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Apa kamu tidak memikirkan masa depanku?

    Hanya berselang 20 menit, Dokter sudah tiba di kediaman Wijaya. Pria berjubah putih itu mulai memeriksa Bella dengan alat kedokteran."Bagaimana? Apa yang terjadi? Apa ada hal yang serius?" tanya Ramel yang sudah tidak sabar."Tidak Tuan, Nyonya mungkin terlalu lelah dan banyak berpikir," jawab Dokter sambil melepaskan stetoskop dari kedua telinganya.Perasaan Ramel sedikit lega mendengar ucapan Dokter. Ia segera meminta Mbok Inem untuk menebus obat ke apotik. Sedangkan Ramel duduk di sisi ranjang, ia mengelus ujung kepala Bella dengan lembut. Berharap istrinya itu segera sadar dan membuka mata."Permisi Tuan," ucap Bibi Mina yang baru muncul di bibir pintu.Wanita paruh baya itu masuk ke dalam kamar sambil membawa makan malam untuk Ramel di atas nampan. Sebab Tuannya itu belum makan malam, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 9 lewat 10 menit."Tuan makan dulu," ucap Bi Mina sambil menaruh nampan di atas meja kecil yang terletak di samping tempat tidur."Iya, nanti aku makan," jawab

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku mau sisa kamu.

    "Bukan begitu Sarah, tapi semua itu terjadi di luar kesadaranku," ucap Ramel dengan tegas, "Seharusnya kamu menolak sata itu," lanjutnya."Bagaimana aku menolak Ramel! Kamu memaksaku, kamu melepaskan pakaianku dengan paksa," protes Sarah.Ramel mengacak rambutnya dengan kasar, "Ok, beri aku waktu untuk memikirkannya."Setelah mengatakan itu Ramel bangkit dari kursi, tanpa pamit ia langsung meninggalkan kafe dan kembali ke kediaman Wijaya.Sepanjang perjalanan, Ramel berusaha mengigat kejadian itu tapi ia sama sekali tidak mengingat apa-apa. Yang terbayang di matanya, bercak darah yang ada di atas seprei."Aahhh...." Geram Ramel sambil memukul stir mobilnya dengan kasar.Sementara di tempat lain, dua orang sedang tersenyum puas. Siapa lagi kalau bukan Sarah dan Kevin! Setelah Ramel pergi, Kevin langsung menghampiri Sarah."Aku sudah melakukan tugasku, sekarang lakukan tugasmu," ucap Sarah kepada Kevin."Beres, jangan terburu-buru," sahut Kevin."Aku sudah menghubungi Bella, tapi dia sa

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Kebenaran apa yang kamu sembunyikan, Ramel?

    "Aku memang bodoh, kak Kevin kan rekan bisnis Ramel! Tentu dia di sini untuk membicarakan bisnis." Bella kembali berbicara sendiri.Ia kembali melanjutkan langkahnya menuju pintu utama. Di luar sudah terlihat taksi yang ia pesan dari ponselnya."Kediaman Wijaya ya, Pak," ucap Bella setelah masuk ke dalam taksi."Baik Nona," sahut sopir taksi dari bangku pengemudi.Mobil warna hitam itupun meninggalkan lobi perusahaan Pratama Grup, tetapi baru saja ke luar dari gerbang! Tiba-tiba Bella meminta berhenti."Tolong berhenti Pak," ucap Bella.Ia meraih satu lembar uang dari dalam tas, lalu memberinya ke sopir taksi, "Terima kasih ya Pak," ucapnya yang langsung turun dari mobil."Uangnya Nona, ini terlalu banyak." Sopir taksi memanggil Bella, namun wanita cantik itu tidak menjawab sama sekali. Ia berlari ringan dan kembali masuk ke dalam bangunan tinggi itu.Otaknya berpikir positif tentang kedatangan Kevin ke sana, tetapi hatinya berkata lain. Hal itu yang membuat Bella kembali ke lantai e

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Gak repot kok.

    "Bukan begitu Sarah, tapi semua itu terjadi di luar kesadaranku," ucap Ramel dengan tegas, "Seharusnya kamu menolak saat itu," lanjutnya."Bagaimana aku menolak Ramel! Kamu memaksaku, kamu melepaskan pakaianku dengan paksa," protes Sarah.Ramel mengacak rambutnya dengan kasar, "Ok, beri aku waktu untuk memikirkannya."Setelah mengatakan itu Ramel bangkit dari kursi, tanpa pamit ia langsung meninggalkan kafe dan kembali ke kediaman Wijaya.Sepanjang perjalanan, Ramel berusaha mengigat kejadian itu tapi ia sama sekali tidak mengingat apa-apa. Yang terbayang di matanya, bercak darah yang ada di atas seprei."Aahhh...." Geram Ramel sambil memukul stir mobilnya dengan kasar.Sementara di tempat lain, dua orang sedang tersenyum puas. Siapa lagi kalau bukan Sarah dan Kevin! Setelah Ramel pergi, Kevin langsung menghampiri Sarah."Aku sudah melakukan tugasku, sekarang lakukan tugasmu," ucap Sarah kepada Kevin."Beres, jangan terburu-buru," sahut Kevin."Aku sudah menghubungi Bella, tapi dia sa

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Oma, apa ini?

    Tiga hari telah berlalu, kondisi kediaman Wijaya semakin kacau. Bella tidak berhenti bertanya kepada Ramel tentang ucapan Kevin waktu itu, tetapi Ramel selalu berkilah bahkan membentak Bella agar istrinya itu berhenti menanyakannya.Ramel benar-benar pusing dan stres, hidupnya seperti terancam. Ingin rasanya berkata jujur, tetapi ia takut kehilangan Bella."Kamu tidak usah menungguku, malam ini aku tidak akan pulang," ucap Ramel setelah menghabiskan sarapannya."Apa kamu ingin menginap dengan Sarah?" tanya Bella tiba-tiba.Ramel memutar mata ke arah Bella, ditatapnya wanita cantik itu dengan tatapan bingung. Entah kenapa istrinya itu tiba-tiba menyebut nama Sarah."Aku tidak mengerti maksudmu," sahut Ramel yang langsung bangkit dari kursi."Bukankah dalam waktu dekat ini kamu dan Sarah akan melangsungkan pernikahan?" ucap Bella sambil tersenyum sinis, "Aku tidak melarang kamu menikah dengannya, tapi ceraikan dulu aku," lanjutnya."Kita tidak akan pernah bercerita, camkan itu," tegas R

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Bagaimana keadaan istriku, Dokter?

    "Apa yang harus aku katakan?" sahut Tania.Wanita tua itu masih berusaha untuk mengelak, walupun ia tahu usahanya itu akan sia-sia karena Bella sudah melihat buktinya."Tentang yang sebenarnya," jawab Kevin."Aku mohon Oma." Kali ini Bella yang membuka mulut.Ia menatap Tania dengan sendu, wajahnya terlihat sedih dan memohon. Hal itu membuat Tania menarik napas dalam-dalam sambil memejamkan mata lalu membuka mulut."Iya," ucap Tania masih dengan mata terpejam, "Pelakunya adalah Kakekmu sendiri, bukan Bryan," lanjutnya.Seketika butiran bening bercucuran dari kedua mata indah Bella, ia menutup mulut dengan telapak tangannya. Sungguh kenyataan ini sulit untuk dipercayai, Bella benar-benar tidak menyangka kakeknya begitu tega memfitnah ayahnya."Ke..ke... kenapa Oma menutupinya diriku?" tanya Bella disela-sela tangisan, bahkan ia tidak bisa bicara dengan jelas.Tania mengusap air matanya sendiri, "Oma tidak bermaksud menutupinya darimu sayang," ucapnya."Terus," desak Bella dengan rasa

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Jika tidak ada rasa cinta!

    "Nona Bella pendarahan," jawab Dokter."Maksudnya?" tanya Ramel untuk memperjelas."Nona Bella keguguran." Dokter meralat ucapannya.Ramel tercengang, ia tidak menyangka kalau Bella selama ini sedang mengandung anaknya. Rasa bersalah dan penyesalan semakin menyelimuti hati dan perasaan Ramel. Ia merasa telah membunuh anaknya sendiri."Terus, bagaimana keadaan Bella saat ini?" ucap Ramel sembari bertanya."Nona Bella sedang kritis dan belum sadarkan diri, Pak," jawab jujur Dokter."Selamatkan istriku," perintah Ramel dengan nada lembut namun penuh penekanan."Kami pasti berusaha semaksimal mungkin Pak, berdoalah agar Nona Bella segera sadar," ucap Dokter.Tentu Dokter tidak berani menjamin keselamatan Bella, karena kondisi wanita cantik itu saat ini sedang kritis. Sedangkan Dokter hanyalah seorang tenaga medis, sedangkan pemilik napas adalah Tuhan. Sebesar apapun usah manusia! Jika Tuhan berkehendak lain, semuanya tidak akan terjadi.....................Tiga hari telah berlalu, Bella

Bab terbaru

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku hanya merasa tidak asing dengan kamar ini.

    Ramel tidak membuka mulut, rasa terharu sekaligus sedih membuat bibirnya kaku."Jadi untuk sementara waktu...." Melisa belum selesai bicara, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari lantai dua. Sontak membuat keduanya refleks meninggalkan ruang tamu menuju arah datangnya suara."Tidak, tidak, tidak." Teriakan itu menyambut Ramel dan Melisa."Ibu, ibu, ada apa ibu?" Melisa merangkul ibunya, wajahnya terlihat khawatir.Begitu juga dengan Ramel, pria tampan itu menarik Bella lalu memeluknya dengan erat. Menungkupkan wajah wanita cantik itu di dada bidangnya, sambil mengecup ujung kepala Bella dengan penuh kasih sayang.Setelah Bella sedikit tenang, Ramel mengajaknya duduk di sisi ranjang. Memberinya air mineral sambil berbicara dengan lembut."Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku, aku merasakan sesuatu saat memasuki kamar ini," ucap Bella dengan wajah bingung.Ramel tersenyum tipis, "Apa kamu mengingat sesuatu?"Bella menggeleng, "Aku hanya merasa tidak asing dengan kamar ini, padahal

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Suruh mereka pergi.

    Dua hari telah berlalu, Ramel dan Tania sedang bersiap-siap untuk menemui wanita itu. Selama ini ayah satu anak itu benar-benar sibuk karena kliennya datang dari Singapura. "Kenan, kamu gak jadi ikut?" tanya Ramel saat tiba di meja makan.Dua hari yang lalu pria tampan berusia 17 tahun itu berjanji untuk ikut. Namun pagi ini ia masih terlihat mengenakan baju santai."Enggak Pah," jawab Kenan."Kenapa?" Tentu Ramel bertanya, apa alasan putranya tidak ikut!"Kenan merasa tidak enak badan Pah, kepalaku sedikit pusing.""Yasudah, kamu istirahat aja di rumah." Kali ini Tania yang membuka mulut.Ruangan itupun seketika hening, semua sibuk menikmati sarapannya masing-masing. Setelah itu Ramel dan Tania meninggalkan kediaman Wijaya bersama Lukas sopir kepercayaan keluarga Wijaya.Setelah menempuh perjalanan selama 7 jam, akhirnya mereka tiba. Tania memperhatikan rumah sederhana yang berdiri kokok di hadapannya. "Ayo Oma," ajak Ramel.Keduanya melangkah secara bersamaan, Ramel mengangkat sat

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Dia istriku Oma.

    Tepat pukul satu siang, Ramel dan teman-temannya sudah bersiap-siap untuk meninggalkan Villa dan kembali ke kota. Sebenarnya mereka masih memiliki satu tujuan lagi, tetapi Ramel tiba-tiba ada urusan mendadak. Kliennya dari Singapura besok pagi sudah tiba di Indonesia."Mel, dari tadi Melisa kok gak kelihatan ya? Apa dia gak kerja?" tanya Alex sambil membantu Ramel memasukkan barang-barang ke dalam mobil."Dia shift malam, jadi udah pulang tadi pagi," jawab Ramel dengan jujur."Oh, pantas itu anak gak kelihatan," sahut Alex, "Oh iya, kamu tahu dari mana?" lanjutnya."Tadi aku yang mengantarnya pulang." Ramel menceritakan semuanya kepada Alex, ia juga mengatakan merasakan sesuatu saat melihat ibunya Melisa berdiri di depan jendela."Kenapa kamu gak singgah dulu?" Tentu Alex bertanya!"Segan sama tetangganya, soalnya di rumah itu gak ada laki-laki," dalih Ramel."Iya juga sih, tapi Melisa dan ibunya kapan ke Jakarta? Bukannya kamu menawarinya untuk jadi asisten rumah tangga di kediaman W

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Bagaimana Om? Mau nikah dengan saya?

    "Kamu baru lulus sekolah ya?" Ramel kembali bertanya."Iya Om," sahut singkat Melisa."Kalau baru lulus sekolah jangan langsung nikah, lanjut kuliah dulu. Pernikahan itu tidak seindah yang dibayangkan." Ramel seketika menjadi seorang ayah yang sedang menasehati putrinya."Untuk apa sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya jadi tukang masak, lebih baik cari laki-laki yang mapan lalu nikah." Jawaban melihat membuat Ramel dan teman-temannya tercengang.Melisa bicara dengan wajah polos tanpa sedikitpun tersenyum. Wanita cantik berusia 18 tahun itu sungguh-sungguh ingin menikah, terlihat dari sorot matanya saat menatap Ramel.Entah apa yang membuatnya ingin segera menikah, padahal usianya masih sangat muda."Gimana Om? Mau nikah dengan saya?" lanjut Melisa sembari bertanya.Ramel tersenyum mengejek, "Anak zaman sekarang selalu bertindak tanpa berpikir dulu. Kamu pikir pernikahan itu mainan? Lagipula aku tak mungkin menikah denganmu.""Kenapa gak mungkin Om? Yang penting kan, suka sama suka," p

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku mau dong jadi istrinya.

    Tujuh belas tahun telah berlalu, selama itu juga Ramel hidup dalam kesendirian, ia membesarkan Kenan bersama Tania yang saat ini sudah menginjak usia 67 tahun. Wanita tua itu sudah sering kali meminta Ramel untuk menikah, tetapi permintaannya selalu ditolak.Tania sudah mencoba menjodohkan beberapa wanita dari golongan atas kepala Ramel, tetapi pria tampan itu sama sekali tidak tertarik. Ia masih berharap Bella hidup dan kembali ke pelukannya."Ken," panggil Ramel yang duduk di ruang tamu bersama Tania.Kenan yang melangkah menuju pintu utama, terpaksa memutar langkah menghampiri ayah dan buyutnya."Iya Pah," sahut Kenan sambil menjatuhkan bokongnya di samping Tania."Besok pagi Papah mau touring ke luar kota, tolong jaga Buyut dan jangan pulang larut malam," pesan Ramel kepada putranya."Baik Pah, Kenan gak diajak Pah?" jawab Kenan sembari balik bertanya."Fokus dengan sekolahmu." Setelah mengatakan itu, Ramel bergegas meninggalkan ruang tamu.Kenan pun berpamitan kepada buyutnya, an

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Mimpi itu benar-benar nyata.

    "Pantas saja ini tempat favorit mas Ramel, selain pemandangannya yang indah, suasananya juga terasa tenang," ucap Bella dengan nada lembut dan nyaris tak terdengar.Wanita satu anak itu memejamkan mata, menghirup udara dalam-dalam lalu mengeluarkannya dari hidung dengan lembut, sambil menikmati sejuknya hembusan angin."Bella."Bella refleks membuka mata saat mendengar seseorang memanggil namanya, ia baru saja akan memutar kepala untuk melihat orang yang memanggilnya, tetapi dua telapak tangan sudah terlebih dahulu mendorong punggungnya dari belakang."Aaaaaahh...." teriak Bella yang terguling ke jurang hingga jatuh ke aliran air terjun.Saat itu juga Ramel terbangun dari tidurnya, seluruh kening pria tampan itu terlihat mengkilat akibat tetesan keringat, sehingga membuat Tania bingung dan terkejut ketika melihatnya ke luar dari kamar."Ramel, kamu kenapa?" tanya Tania yang sedang memberikan susu formula pada Kenan."Bella di mana Oma?" Bukannya menjawab, Ramel justru balik bertanya.

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Apa Mas akan menikah lagi?

    Setelah melepas hasrat sebanyak dua kali, Ramel dan Bella meninggalkan rumah pohon dan kembali ke Villa. Setibanya di sana, Tania langsung mengajak mereka untuk makan siang bersama. Wanita tua itu sudah menyiapkan beberapa menu di atas meja bersama pelayan.Makan siang kali ini sedikit berbeda, biasanya suasana di meja makan pasti akan hening karena tak ada yang boleh berbicara. Tetapi saat ini Ramel, Bella dan Tania menikmati makan siangnya sambil berbincang-bincang."Mel, Bel, malam ini Kenan biar tidur sama Oma aja ya?" ucap Tania sambil mengunyah makanannya.Iya, Ramel dan Bella menamai putranya Kenan Alexander Wijaya."Kenan setiap malam sering minta susu, nanti Oma jadi terganggu," sahut Bella."Enggak apa-apa, Oma gak merasa terganggu kok," ucap Tania.Wanita tua itu sengaja meminta Kenan tidur di kamarnya, agar Bella dan Ramel bisa berduaan menikmati liburannya. Dari awal Tania sudah menolak untuk ikut ke Villa, tetapi Bella memaksa."Yaudah, terserah Oma aja." Kali ini Ramel

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Mas udah gak kuat lagi.

    Empat puluh hari telah berlalu, hari ini keluarga Wijaya sedang bersiap untuk liburan. Ramel akan memboyong keluarganya ke villa, seperti permintaan Bella waktu itu. Rencananya mereka akan menginap di sana selama satu Minggu."Mas," panggil Bella.Ramel yang melangk menuju pintu, menghentikan langkahnya lalu berputar menghadap Bella."Iya sayang," sahut Ramel dengan lembut."Sebabnya ada yang ingin aku bicarakan, Mas," ucap Bella dengan wajah serius.Ramel melangkah menghampiri istrinya yang duduk di sisi ranjang tepat di samping wanita cantik satu anak itu."Bicara apa sayang? Apa tentang liburan kita?" todong Ramel.Bella menggeleng, "Tidak mas, aku ingin bicara tentang pak Bara dan Mbok Inem," ucapnya.Ramel menghela napas, ia meraih tangan Bella lalu menggenggamnya dengan erat. Walupun Bella belum mengatakan apapun, Ramel sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh istrinya itu.Tentu tentang kejadian beberapa bulan yang lalu, di mana pak Bara dan Mbok Inem tiba-tiba mengkhianatinya

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Delapan, ya ampun.

    "Kenapa sayang?" tanya Ramel yang langsung memeluk Bella."Mas tega," bisik Bella."Bukan tega sayang, tapi Mas hanya mengikuti saran dari dokter," sahut Ramel yang juga berbisik.Akhirnya Bella mengikuti kemauan suaminya, ia mengijinkan dokter untuk melakukan tugasnya. Bella menggigit ujung baju Ramel untuk menahan rasa sakit yang luar biasa, bahkan lebih sakit dari melahirkan."Sudah Dok, saya gak kuat lagi," keluh Bella, akhirnya wanita cantik itu menyerah."Sebentar lagi ya Bu, tinggal satu jahitan lagi," sahut dokter. Wanita berjubah putih itu sengaja mengajak Bella bicara, untuk mengalihkan rasa sakitnya.Setelah 60 menit berlalu, Bella dipindahkan ke ruang inap begitu juga dengan bayi mungilnya. Wanita cantik itu sudah pasti menempati kamar President Suite.Ramel tak sedetikpun meninggalkan istri dan anaknya. Tatapnya tak lepas dari wajah tampan putranya, bayi mungil itu benar-benar mirip dengannya. Sungguh Ramel tak menyangka memiliki anak diusianya yang masih sangat muda, ia

DMCA.com Protection Status