Beranda / Romansa / Gairah Nakal, Sugar Baby / Aku juga siap untuk melayani Bapak.

Share

Aku juga siap untuk melayani Bapak.

Penulis: Tetesan air
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Iya Pak, Nyonya Bella saat ini tidak bisa melihat." Dokter mengulang ucapannya.

"Lakukan apapun yang membuat istriku bisa melihat kembali," perintah Ramel.

"Untuk saat ini kita tidak bisa melakukan apapun Pak, karena Nyonya Bella sedang hamil. Kita harus menunggu sampai Nyonya melahirkan," ucap Dokter.

"Menunggu sampai melahirkan?" tanya Ramel dengan nada kesal, "Usia kandungan istriku baru 7 bulan, jadi harus menunggu 2 bulan lagi! Oh tidak, itu terlalu lama."

"Iya Pak, kita harus menunggu 2 bulan lagi," sahut dokter dengan lembut.

"Aku tidak bisa, hari ini juga aku akan membawa Bella ke luar negeri." Ramel bangkit dari kursi.

"Tunggu dulu Pak," panggil Dokter.

Ramel menghentikan langkahnya lalu memutar tubuh menghadap Dokter.

"Sebenarnya kita bisa melakukan operasi hari ini juga, tapi aku ragu Pak," lanjut Dokter.

"Ragu apa?" desak Ramel.

"Aku ragu, apa yang terjadi kepada Nyonya adalah bawaan hamil. Itu sebabnya kita harus menunggu sampai Nyonya melahirkan, jika memang karena baw
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Suria
di mana Oma.. oma pasti tau klu sinta itu jahat
goodnovel comment avatar
Netty Tya
PenderitaanNya Bella tidak ada abisan Thor
goodnovel comment avatar
Ditje Mahiborang
pura2 buta biar ketahuan belangnya sinta
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Kita tunggu Tuan sampai pulang.

    "Gak repot kok." Sinta menjatuhkan bokongnya di kursi yang terletak di hadapan Ramel."Oh iya Pak, ba....""Mas, kamu masih kerja." Tiba-tiba terdengar suara Bella dari pintu, yang membuat Sinta berhenti bicara."Iya sayang," sahut Ramel yang langsung bangkit dari kursinya, melangkah menghampiri Bella.Ia menuntun wanita hamil itu duduk ke sofa, "Sayang, tunggu di sini ya? Mas matikan laptop dulu," ucapnya."Tunggu Mas," panggil Bella yang membuat Ramel berhenti, "Tadi bukannya ada suara Sinta?" lanjutnya."I...i...iya Mbak, saya kemari untuk mengantar berkas," sahut Sinta terbata-bata sambil mengedipkan sebelah matanya kepada Ramel."Oh," jawab singkat Bella sambil tersenyum."Saya duluan ya Mbak." Sinta bangkit dari kursi, ia berusaha menyentuh punggung tangan Ramel yang terletak di atas meja, tetapi Ramel dengan sigap menariknya."Saya duluan Pak," lanjut Sinta yang langsung pergi."Kenapa sih, Bella selalu datang setiap aku berduaan dengan Ramel?" ucap dalam hati Sinta sambil menu

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Perang yang sesungguhnya sudah dimulai.

    Tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul 5 sore. Bella sudah menunggu suaminya di teras bersama Mbok Inem, keduanya refleks menoleh ke arah gerbang. Di sana terlihat sebuah mobil hitam memasuki gerbang istana Wijaya, mobil siapa lagi kalau bukan mobil Ramel."Nyonya, yang turun Sinta," ucap Mbok Inem dengan lembut, yang hanya bisa didengar olehnya dan Bella.Memang benar, yang turun dari mobil hanyalah Sinta. Sedangkan Ramel tidak terlihat sama sekali, entah ke mana pria tampan itu?"Hay Mbak Bella," sapa Sinta sambil menjatuhkan bokongnya di kursi kosong, di samping Bella."Kamu udah pulang Sin?" tanya Bella berpura-pura, "Oh iya, Mas Ramel di mana?" lanjutnya bertanya."Oh, Pak Ramel masih ada pertemuan dengan klien Mbak. Mungkin sebentar lagi pulang," jawab Sinta.Memang benar, Ramel kedatangan tamu dari luar kota. Pria tampan itu sejak pukul 4 sore sudah meninggalkan kantor, dan menemui kliennya ke sebuah tempat.Sinta baru saja selesai berbicara, ponsel Bella tiba-tiba berderin

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Staminanya dari Mas aja ya?

    "Mas, hari ini kita jadikan belanja perlengkapan bayi?" tanya Bella setelah selesai sarapan."Jadi sayang, tapi Mas ke kantor dulu ya? Ada klien yang ingin bertemu, sebentar kok," sahut Ramel dengan nada membujuk."Ok Mas, tapi jangan lama ya," ucap Bella."Iya sayang." Ramel sambil bangkit dari kursinya.Bella mengantar suaminya ke teras, memberangkatkan pria tampan itu ke kantor. "Tunggu Pak." Terdengar suara Sinta dari pintu utama.Wanita bertubuh mungil itu menghampiri Ramel yang berdiri di depan pintu mobil."Aku ikut sama Bapak ya?" ucap Sinta yang langsung masuk ke dalam mobil tanpa menunggu jawaban dari Ramel.Keduanya pun meninggalkan kediaman Wijaya dengan menaiki mobil yang sama. Sepanjang perjalanan menuju kantor Pratama Grup, Sinta tidak berhenti bicara. Wanita licik itu menghasut Ramel untuk membawa Bella operasi."Tapi Dokter melarangnya Sin," ucap Ramel."Terserah Bapak saja, aku hanya kasihan melihat Mbak Bella. Apalagi kondisinya saat ini sedang hamil, tentu Mbak Be

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku cemburu Mas.

    "Sayang, sayang, bangun dong. Jangan buat Mas khawatir." Ramel mengusap telapak tangan Bella, untuk memberi kehangatan."Mbak Bella, Mbak." Kali ini Sinta yang membuka mulut."Sin, tolong minta Pak Bara untuk menyiapkan mobil," pinta Ramel yang sudah tidak sabar menunggu kedatangan dokter keluarga Wijaya.Sinta bergegas menuju pintu untuk mencari keberadaan Bara. Saat itu juga Bella tiba-tiba membuka mulut, wanita cantik itu memanggil-manggil suaminya."Mas, Mas, Mas," panggil Bella.Dengan sigap Ramel menjawab, "Iya sayang, ini aku."Ramel menggenggam telapak tangan Bella dengan erat, menempelkan bibirnya di kening wanita cantik itu.Perlahan Bella membuka mata dengan lembut, lalu kembali menutupnya, "Mas, aku gak bisa buka mata," ucapnya."Kenapa sayang? Kita ke rumah sakit ya?" bujuk Ramel dengan nada khawatir."Mas," panggil Bella sambil berusaha membuka matanya, "Kenapa aku merasa silau ya?" lanjutnya.Ramel tersenyum mendengar ucapan Bella, bulu kuduknya seketika berdiri. Jika B

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Mas takut kamu salah paham.

    "Aku sangat percaya padamu Mas, itu sebabnya aku memintamu untuk mengeluarkan Sinta dari rumah ini," sahut Bella yang juga menatap kedua manik mata Ramel.Pria tampan itu menarik napas lalu membuangnya perlahan, "Baiklah sayang, beri aku waktu untuk memikirkan bagiamana caranya meminta Sinta meninggalkan rumah tanpa merasa tersinggung."Ramel sebenarnya tidak tega untuk meminta Sinta ke luar dari kediaman Wijaya. Ia merasa tak enak, karena Sinta teman dekatnya waktu sekolah dasar. Apalagi Sinta tinggal di rumah itu atas permintaannya dan Bella. Tetapi demi kenyamanan istrinya! Ramel pasti memalukan apapun. Satu malam Ramel tidak bisa tidur, tubuhnya berbaring di samping Bella tetapi otaknya berpikir ke mana-mana. Ia bangkit dari ranjang, menurunkan kedua kaki dengan lembut lalu bergegas ke luar. Kaki jenjangnya melangkah menuruni anak tangga menuju dapur. Otaknya yang berpikir sejak tadi membuat perutnya terasa lapar."Sinta," ucapnya dalam hati saat melihat wanita licik itu ke lu

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Kebohongan kalian akan menghancurkan rumah tanggaku.

    "Aku tidak apa-apa," sahut Sinta."Baguslah," timpal Bella dengan singkat, lalu mengajak Ramel kembali ke kamar.Sebelum pergi, matanya berputar melihat dua mangkuk yang terletak di atas meja. Tanpa bertanya, Bella sudah tahu kalau Sinta pasti sengaja membuatkan mie instan untuk Ramel."Sayang, kamu gak cemburu kan?" tanya Ramel setelah tiba di kamar.Pria tampan itu merasa tak enak hati, ia takut Bella cemburu dan salah paham. Apalagi Bella sudah memintanya untuk mengeluarkan Sinta dari rumah itu.Bella tidak langsung menjawab, ia melangkah menuju tempat tidur lalu mendaratkan bokongnya di sisi ranjang. Begitu juga dengan Ramel, ia mengikuti istrinya lalu duduk tepat di sampingnya."Mas, tidak ada seorang istri yang tak cemburu melihat suaminya berpelukan dengan wanita lain. Aku tidak marah, hanya karena tidak ingin berdebat di depan Sinta," ucap Bella sambil menatap suaminya dalam-dalam."Ma...maaf sayang, tadi Sinta....""Aku tidak mau mendengar tentang Sinta, aku hanya meminta Mas

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Nyonya sudah pergi.

    Tentu Ramel dibuat bingung! Bella menegaskan bahwa Bara dan Mbok Inem tahu semuanya. Sedangkan sopir dan pelayan itu membantah mengetahui tentang Sinta."Kami benar-benar tidak tahu Tuan." Hanya kata-kata itu yang selalu ke luar dari mulut keduanya.Bella yang kesal, segera meraih pas bunga yang terletak di atas meja lalu melemparkannya ke lantai. Orang yang dipercayainya selama ini telah berkhianat, padahal ia sudah menganggap Mbok Inem dan Bara seperti keluarga.Tubuh keduanya seketika gemetar melihat Bella mengamuk, wanita yang tengah mengandung delapan bulan itu tidak hanya menghancurkan pas bunga saja, ia juga menyasar semua benda yang ada di atas meja rias.Amarah Bella yang tak bisa dikontrol membuat Ramel meminta Bara dan Mbok Inem segera pergi dari sana. Setelah itu ia berusaha menenangkan Bella."Sayang, kamu tenang ya," ucap Ramel dengan lembut.Bella memutar kepala, ditatapnya pria tampan itu dengan tatapan tajam. Ia yakin, Ramel tidak akan percaya dengan apa yang ia kata

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Tolong bantu aku.

    Ramel dan yang lainnya sibuk mencari Bella ke setiap sudut kota, sedangkan orang yang mereka cari saat ini sedang duduk sambil menagis di dalam pesawat. Wanita yang tengah mengandung 8 bulan itu memutuskan untuk terbang ke Singapura. Bella ingin menenangkan diri di sana sampai ia melahirkan nanti. Ia takut Sinta mencelakai kandungannya, jadi lebih baik menghindar sebelum terlambat.Setibanya di Singapura, Bryan dan Tania sudah menunggu di bandara. Keduanya memeluk Bella untuk melepaskan rindu yang sudah beberapa bulan ini tidak bertemu."Papah," panggil Bella yang langsung memeluk Bryan."Sayang, Papah sangat merindukanmu," balas Bryan dengan memeluk putrinya erat."Bella juga sangat rindu Papah." Bella melepaskan pelukannya, lalu berpaling memeluk Tania.Entah mengapa saat memeluk Tania air matanya seketika bercucuran."Jangan menagis sayang," ucap Tania.Bella mengusap air mata dari kedua pipinya sebelum melepaskan pelukannya."Bel, Ramel di mana?" tanya Bryan sambil mencari kebera

Bab terbaru

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku hanya merasa tidak asing dengan kamar ini.

    Ramel tidak membuka mulut, rasa terharu sekaligus sedih membuat bibirnya kaku."Jadi untuk sementara waktu...." Melisa belum selesai bicara, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari lantai dua. Sontak membuat keduanya refleks meninggalkan ruang tamu menuju arah datangnya suara."Tidak, tidak, tidak." Teriakan itu menyambut Ramel dan Melisa."Ibu, ibu, ada apa ibu?" Melisa merangkul ibunya, wajahnya terlihat khawatir.Begitu juga dengan Ramel, pria tampan itu menarik Bella lalu memeluknya dengan erat. Menungkupkan wajah wanita cantik itu di dada bidangnya, sambil mengecup ujung kepala Bella dengan penuh kasih sayang.Setelah Bella sedikit tenang, Ramel mengajaknya duduk di sisi ranjang. Memberinya air mineral sambil berbicara dengan lembut."Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku, aku merasakan sesuatu saat memasuki kamar ini," ucap Bella dengan wajah bingung.Ramel tersenyum tipis, "Apa kamu mengingat sesuatu?"Bella menggeleng, "Aku hanya merasa tidak asing dengan kamar ini, padahal

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Suruh mereka pergi.

    Dua hari telah berlalu, Ramel dan Tania sedang bersiap-siap untuk menemui wanita itu. Selama ini ayah satu anak itu benar-benar sibuk karena kliennya datang dari Singapura. "Kenan, kamu gak jadi ikut?" tanya Ramel saat tiba di meja makan.Dua hari yang lalu pria tampan berusia 17 tahun itu berjanji untuk ikut. Namun pagi ini ia masih terlihat mengenakan baju santai."Enggak Pah," jawab Kenan."Kenapa?" Tentu Ramel bertanya, apa alasan putranya tidak ikut!"Kenan merasa tidak enak badan Pah, kepalaku sedikit pusing.""Yasudah, kamu istirahat aja di rumah." Kali ini Tania yang membuka mulut.Ruangan itupun seketika hening, semua sibuk menikmati sarapannya masing-masing. Setelah itu Ramel dan Tania meninggalkan kediaman Wijaya bersama Lukas sopir kepercayaan keluarga Wijaya.Setelah menempuh perjalanan selama 7 jam, akhirnya mereka tiba. Tania memperhatikan rumah sederhana yang berdiri kokok di hadapannya. "Ayo Oma," ajak Ramel.Keduanya melangkah secara bersamaan, Ramel mengangkat sat

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Dia istriku Oma.

    Tepat pukul satu siang, Ramel dan teman-temannya sudah bersiap-siap untuk meninggalkan Villa dan kembali ke kota. Sebenarnya mereka masih memiliki satu tujuan lagi, tetapi Ramel tiba-tiba ada urusan mendadak. Kliennya dari Singapura besok pagi sudah tiba di Indonesia."Mel, dari tadi Melisa kok gak kelihatan ya? Apa dia gak kerja?" tanya Alex sambil membantu Ramel memasukkan barang-barang ke dalam mobil."Dia shift malam, jadi udah pulang tadi pagi," jawab Ramel dengan jujur."Oh, pantas itu anak gak kelihatan," sahut Alex, "Oh iya, kamu tahu dari mana?" lanjutnya."Tadi aku yang mengantarnya pulang." Ramel menceritakan semuanya kepada Alex, ia juga mengatakan merasakan sesuatu saat melihat ibunya Melisa berdiri di depan jendela."Kenapa kamu gak singgah dulu?" Tentu Alex bertanya!"Segan sama tetangganya, soalnya di rumah itu gak ada laki-laki," dalih Ramel."Iya juga sih, tapi Melisa dan ibunya kapan ke Jakarta? Bukannya kamu menawarinya untuk jadi asisten rumah tangga di kediaman W

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Bagaimana Om? Mau nikah dengan saya?

    "Kamu baru lulus sekolah ya?" Ramel kembali bertanya."Iya Om," sahut singkat Melisa."Kalau baru lulus sekolah jangan langsung nikah, lanjut kuliah dulu. Pernikahan itu tidak seindah yang dibayangkan." Ramel seketika menjadi seorang ayah yang sedang menasehati putrinya."Untuk apa sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya jadi tukang masak, lebih baik cari laki-laki yang mapan lalu nikah." Jawaban melihat membuat Ramel dan teman-temannya tercengang.Melisa bicara dengan wajah polos tanpa sedikitpun tersenyum. Wanita cantik berusia 18 tahun itu sungguh-sungguh ingin menikah, terlihat dari sorot matanya saat menatap Ramel.Entah apa yang membuatnya ingin segera menikah, padahal usianya masih sangat muda."Gimana Om? Mau nikah dengan saya?" lanjut Melisa sembari bertanya.Ramel tersenyum mengejek, "Anak zaman sekarang selalu bertindak tanpa berpikir dulu. Kamu pikir pernikahan itu mainan? Lagipula aku tak mungkin menikah denganmu.""Kenapa gak mungkin Om? Yang penting kan, suka sama suka," p

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku mau dong jadi istrinya.

    Tujuh belas tahun telah berlalu, selama itu juga Ramel hidup dalam kesendirian, ia membesarkan Kenan bersama Tania yang saat ini sudah menginjak usia 67 tahun. Wanita tua itu sudah sering kali meminta Ramel untuk menikah, tetapi permintaannya selalu ditolak.Tania sudah mencoba menjodohkan beberapa wanita dari golongan atas kepala Ramel, tetapi pria tampan itu sama sekali tidak tertarik. Ia masih berharap Bella hidup dan kembali ke pelukannya."Ken," panggil Ramel yang duduk di ruang tamu bersama Tania.Kenan yang melangkah menuju pintu utama, terpaksa memutar langkah menghampiri ayah dan buyutnya."Iya Pah," sahut Kenan sambil menjatuhkan bokongnya di samping Tania."Besok pagi Papah mau touring ke luar kota, tolong jaga Buyut dan jangan pulang larut malam," pesan Ramel kepada putranya."Baik Pah, Kenan gak diajak Pah?" jawab Kenan sembari balik bertanya."Fokus dengan sekolahmu." Setelah mengatakan itu, Ramel bergegas meninggalkan ruang tamu.Kenan pun berpamitan kepada buyutnya, an

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Mimpi itu benar-benar nyata.

    "Pantas saja ini tempat favorit mas Ramel, selain pemandangannya yang indah, suasananya juga terasa tenang," ucap Bella dengan nada lembut dan nyaris tak terdengar.Wanita satu anak itu memejamkan mata, menghirup udara dalam-dalam lalu mengeluarkannya dari hidung dengan lembut, sambil menikmati sejuknya hembusan angin."Bella."Bella refleks membuka mata saat mendengar seseorang memanggil namanya, ia baru saja akan memutar kepala untuk melihat orang yang memanggilnya, tetapi dua telapak tangan sudah terlebih dahulu mendorong punggungnya dari belakang."Aaaaaahh...." teriak Bella yang terguling ke jurang hingga jatuh ke aliran air terjun.Saat itu juga Ramel terbangun dari tidurnya, seluruh kening pria tampan itu terlihat mengkilat akibat tetesan keringat, sehingga membuat Tania bingung dan terkejut ketika melihatnya ke luar dari kamar."Ramel, kamu kenapa?" tanya Tania yang sedang memberikan susu formula pada Kenan."Bella di mana Oma?" Bukannya menjawab, Ramel justru balik bertanya.

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Apa Mas akan menikah lagi?

    Setelah melepas hasrat sebanyak dua kali, Ramel dan Bella meninggalkan rumah pohon dan kembali ke Villa. Setibanya di sana, Tania langsung mengajak mereka untuk makan siang bersama. Wanita tua itu sudah menyiapkan beberapa menu di atas meja bersama pelayan.Makan siang kali ini sedikit berbeda, biasanya suasana di meja makan pasti akan hening karena tak ada yang boleh berbicara. Tetapi saat ini Ramel, Bella dan Tania menikmati makan siangnya sambil berbincang-bincang."Mel, Bel, malam ini Kenan biar tidur sama Oma aja ya?" ucap Tania sambil mengunyah makanannya.Iya, Ramel dan Bella menamai putranya Kenan Alexander Wijaya."Kenan setiap malam sering minta susu, nanti Oma jadi terganggu," sahut Bella."Enggak apa-apa, Oma gak merasa terganggu kok," ucap Tania.Wanita tua itu sengaja meminta Kenan tidur di kamarnya, agar Bella dan Ramel bisa berduaan menikmati liburannya. Dari awal Tania sudah menolak untuk ikut ke Villa, tetapi Bella memaksa."Yaudah, terserah Oma aja." Kali ini Ramel

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Mas udah gak kuat lagi.

    Empat puluh hari telah berlalu, hari ini keluarga Wijaya sedang bersiap untuk liburan. Ramel akan memboyong keluarganya ke villa, seperti permintaan Bella waktu itu. Rencananya mereka akan menginap di sana selama satu Minggu."Mas," panggil Bella.Ramel yang melangk menuju pintu, menghentikan langkahnya lalu berputar menghadap Bella."Iya sayang," sahut Ramel dengan lembut."Sebabnya ada yang ingin aku bicarakan, Mas," ucap Bella dengan wajah serius.Ramel melangkah menghampiri istrinya yang duduk di sisi ranjang tepat di samping wanita cantik satu anak itu."Bicara apa sayang? Apa tentang liburan kita?" todong Ramel.Bella menggeleng, "Tidak mas, aku ingin bicara tentang pak Bara dan Mbok Inem," ucapnya.Ramel menghela napas, ia meraih tangan Bella lalu menggenggamnya dengan erat. Walupun Bella belum mengatakan apapun, Ramel sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh istrinya itu.Tentu tentang kejadian beberapa bulan yang lalu, di mana pak Bara dan Mbok Inem tiba-tiba mengkhianatinya

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Delapan, ya ampun.

    "Kenapa sayang?" tanya Ramel yang langsung memeluk Bella."Mas tega," bisik Bella."Bukan tega sayang, tapi Mas hanya mengikuti saran dari dokter," sahut Ramel yang juga berbisik.Akhirnya Bella mengikuti kemauan suaminya, ia mengijinkan dokter untuk melakukan tugasnya. Bella menggigit ujung baju Ramel untuk menahan rasa sakit yang luar biasa, bahkan lebih sakit dari melahirkan."Sudah Dok, saya gak kuat lagi," keluh Bella, akhirnya wanita cantik itu menyerah."Sebentar lagi ya Bu, tinggal satu jahitan lagi," sahut dokter. Wanita berjubah putih itu sengaja mengajak Bella bicara, untuk mengalihkan rasa sakitnya.Setelah 60 menit berlalu, Bella dipindahkan ke ruang inap begitu juga dengan bayi mungilnya. Wanita cantik itu sudah pasti menempati kamar President Suite.Ramel tak sedetikpun meninggalkan istri dan anaknya. Tatapnya tak lepas dari wajah tampan putranya, bayi mungil itu benar-benar mirip dengannya. Sungguh Ramel tak menyangka memiliki anak diusianya yang masih sangat muda, ia

DMCA.com Protection Status