Share

Kita tunggu Tuan sampai pulang.

"Gak repot kok." Sinta menjatuhkan bokongnya di kursi yang terletak di hadapan Ramel.

"Oh iya Pak, ba...."

"Mas, kamu masih kerja." Tiba-tiba terdengar suara Bella dari pintu, yang membuat Sinta berhenti bicara.

"Iya sayang," sahut Ramel yang langsung bangkit dari kursinya, melangkah menghampiri Bella.

Ia menuntun wanita hamil itu duduk ke sofa, "Sayang, tunggu di sini ya? Mas matikan laptop dulu," ucapnya.

"Tunggu Mas," panggil Bella yang membuat Ramel berhenti, "Tadi bukannya ada suara Sinta?" lanjutnya.

"I...i...iya Mbak, saya kemari untuk mengantar berkas," sahut Sinta terbata-bata sambil mengedipkan sebelah matanya kepada Ramel.

"Oh," jawab singkat Bella sambil tersenyum.

"Saya duluan ya Mbak." Sinta bangkit dari kursi, ia berusaha menyentuh punggung tangan Ramel yang terletak di atas meja, tetapi Ramel dengan sigap menariknya.

"Saya duluan Pak," lanjut Sinta yang langsung pergi.

"Kenapa sih, Bella selalu datang setiap aku berduaan dengan Ramel?" ucap dalam hati Sinta sambil menu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Nana Lie
pdhal ramel dan sinta awalnya dr sekolah yang sama dan dekat koq tiba2 jd sarah ya.. aku jd bingung
goodnovel comment avatar
Raguan Ishak
asiiik asiik asiiik... tegang ni...
goodnovel comment avatar
Isabella
gak papa belum tamat thoer tapi jangan di buat Bella menderita terus ntar endingnya bahagia langsung end kan gak seruh. walau belum tamat buat Bella bahagia karena sudah lama menderita. buat fersi lama Gpp smpai punya banyak baby
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status