Home / Romansa / Gairah Liar Presdir Posesif / 30. Berangkat ke Luar Negeri

Share

30. Berangkat ke Luar Negeri

Author: Caramelodrama
last update Last Updated: 2024-12-18 19:14:14

Ziandra terkejut mendengar kata-kata itu. "Pak Aldric, saya bukan milik siapa pun. Saya istri Mas Dion."

Aldric mendekat lebih jauh, membuat Ziandra hampir mundur jika saja dia tidak menahan dirinya. "Kamu benar. Secara hukum, kamu istri Dion. Tapi Zia… aku tahu apa yang ada di pikiranmu tadi malam." Aldric menatapnya tajam, seolah ingin menembus pertahanannya.

Ziandra tercekat. Bagaimana Aldric bisa tahu? Pria itu tahu kalau dia memikirkannya sepanjang dia melayani suaminya? Benar begitukah? Atau sang Bos hanya menebak?

"Apa maksud Anda?" tanya Ziandra lemah, suaranya nyaris tenggelam.

Aldric tertawa kecil, sebuah suara rendah yang penuh percaya diri. "Aku tidak perlu menjelaskan, kan? Kamu sudah tahu jawabannya."

"Pak Aldric," Ziandra mencoba membela diri. "Ini tidak adil. Anda tidak berhak mengontrol kehidupan pribadi saya."

Meskipun demikian, Ziandra masih ingin memiliki kendali atas dirinya sendiri.

Aldric menyentuh dagunya, membuat Ziandra terdiam. Sentuhan itu lembut, tetapi pe
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Gairah Liar Presdir Posesif   31. Disergap Bos yang Cemburu

    “Um… Pak?” Ziandra agak ragu ketika membuka pintu tersebut.Dia melongok ke dalam, tapi kenapa tidak ada siapa pun di sana? Bahkan ranjang besar yang terlihat begitu pintu dibuka pun tidak menampilkan sosok Aldric di sana.Alih-alih mengurungkan diri masuk karena si empunya tidak terlihat di kamar itu, kaki Ziandra justru melangkah masuk. Penasaran?“Pak—arghh!” Dia memekik ketika secara tiba-tiba ada tangan yang merengkuh pinggangnya dan menarik dia ke belakang.Pintu juga secara mendadak tertutup.Ketika dia menoleh, sudah ada Aldric dengan senyum seringai iblis di wajahnya.“Bagaimana yang sudah berbulan madu semalaman dengan suami tercinta, hm?” Aldric memenjarakan tubuh Ziandra dalam pelukan dua lengannya. “Pasti sangat menyenangkan, bukan?”Sindiran!Ziandra yakin bahwa sang Bos saat ini sedang menyindir dirinya. Tapi dia juga merasakan aroma satu lagi dari kalimat Aldric.Cemburu!Cemburu? Aldric? Pria mapan yang bisa memanggil wanita dengan hanya menjentikkan jari secara santa

    Last Updated : 2024-12-21
  • Gairah Liar Presdir Posesif   32. Maldavis

    Pada dua jam berikutnya, akhirnya Ziandra benar-benar terbebas dari kuasa Aldric.‘Bos sialan! Maniak! Hyper gila!’ Ziandra melepaskan umpatan kekesalan dia ke Aldric sambil dia turun dari tempat tidur.Jalannya sedikit sempoyongan akibat kegilaan Aldric hanya karena pria itu merasa cemburu terhadap suami Ziandra.Hingga akhirnya, dia bisa tentram menjalani perjalanan di udara.“Ayo, Zia.” Aldric mengulurkan tangannya ke Ziandra ketika mereka telah tiba di negara Maldavis, di kota metropolitan Mauva, dan hendak turun dari pesawat pribadi milik pria itu.Tidak memiliki pilihan lain, Ziandra menyambut tangan Aldric dan membiarkan pria itu menggenggamnya sambil mereka menuruni tangga yang disediakan pihak bandara.Mobil sudah siap menjemput dan membawa mereka ke sebuah hotel bintang lima di kota Mauva.“Nanti malam kita akan menemui calon klien.” Aldric berbicara ketika sudah berada di dalam mobil. “Karena ini masih siang, masih ada waktu untuk mencari baju buat kamu.”Ziandra melebarkan

    Last Updated : 2025-01-02
  • Gairah Liar Presdir Posesif   33. Mabuk

    “Ya, sebentar!” seru Ziandra ketika hendak membukakan pintu.Pada akhirnya dia tersadar, bahwa ini dia di hotel bintang 5, bukan di rumahnya sendiri.‘Dih! Untuk apa juga aku menyahut seperti tadi?’ sesalnya sambil membukakan pintu. ‘Rasanya aku seperti orang dusun yang gagap dengan kota saja, duh!’Namun, alangkah terkejutnya dia ketika melihat siapa yang berdiri di depan pintunya.“Pak Aldric?” Ziandra terkejut mendapati Aldric dalam kondisi mabuk, wajahnya memerah.Namun, dia lebih terkejut dengan adanya wanita yang membawa Aldric.“Anda….” Ziandra menoleh ke wanita yang memegangi Aldric yang kurang stabil berdiri.“Aku Aurelind.” Wanita itu menyebutkan namanya.Mata Ziandra segera meneliti wanita itu.Aurelind wanita yang cantik, tapi wajahnya terkesan dingin dan sepertinya kurang mudah didekati untuk dijadikan teman. Tinggi semampai dengan lekuk tubuh indah yang pasti didambakan wanita lain dan diminati lawan jenis yang normal.“Aldric bersikeras ke kamarnya, tapi rupanya ini buk

    Last Updated : 2025-01-03
  • Gairah Liar Presdir Posesif   34. Pura-Pura

    Ziandra merangkak perlahan untuk turun dari tempat tidur. Dia sambil merutuki sang Bos yang berlaku sewenang-wenang.Ketika membasuh diri di dalam kamar mandi, dia teringat kejadian yang terjadi 2 jam silam.“Pak? Bukannya Bapak mabuk—arh!” tanya Ziandra saat itu.Dia terkejut ketika melihat sikap stabil bosnya saat melucuti bajunya disertai senyum tipis. Ke mana mata mabuk dan berdiri sempoyongan yang tadi?“Pffhh! Mabuk, yah?” Aldric justru menyahut diiringi tawa kekehannya.Jangan lupakan senyum seringaiannya yang biasa diperlihatkan apabila berhasil memperdayai Ziandra.Dari sana, akhirnya Ziandra mengerti bahwa si Bos hanya berpura-pura mabuk. Tapi, untuk apa?!Dan setelah itu, dia mengalami yang biasa dia alami jika berdua saja dengan Aldric.Dia harus menerima semua hasrat Aldric yang diluapkan padanya. Lelaki itu begitu bersemangat memberikan penjajahan seksual padanya.Namun… entah kenapa, Ziandra mulai terbiasa.‘Yang lebih tololnya lagi… aku sekarang kerap mendesah atau mer

    Last Updated : 2025-01-20
  • Gairah Liar Presdir Posesif   35. Mandi Bersama?

    Ziandra membeku bingung. “Eh? Bantu mandi—““Sshhh! Cepat!” Aldric tak sabar.Mendapati tangannya ditarik dan dibawa ke kamar mandi, Ziandra hanya bisa pasrah menerima nasib yang akan didapatkan nantinya di ruangan lembab tersebut.“Gosokkan punggungku!” perintah Aldric setelah mereka berdiri bersama di bawah shower.Tak berdaya atas perintah absolut Aldric, Ziandra mengambil sabun cair tak jauh darinya dan mulai melakukan yang diperintahkan sang Bos.Sementara itu, Aldric berdiri seraya kedua tangan menopang di dinding tak jauh darinya. Lelaki itu diam dan membiarkan air mengucur di kepalanya dan kemudian turun ke tubuh.‘Ya ampun! Baru kali ini aku mandi dengan laki-laki! Bahkan Mas Dion saja belum pernah mandi bersamaku selama kehidupan rumah tangga kami.’ Ziandra membatin.Tangan lentiknya terus bergerak di tubuh atas Aldric. Dia sudah ikut basah terkena cipratan air shower.“Ini juga!” Aldric berputar menghadap ke arahnya.Mata Ziandra melirik sesuatu yang secara tak sadar mengam

    Last Updated : 2025-01-24
  • Gairah Liar Presdir Posesif   36. Kenalan Baru Bernama Kenzo

    “Maaf?” Ziandra menoleh ke samping.Lelaki yang duduk di sebelahnya memiliki wajah tampan yang dia yakini merupakan perpaduan beberapa ras.‘Wajah orang ini… kenapa mengingatkan aku akan seseorang, yah? Tapi siapa? Duh! Pokoknya dia itu mirip seseorang!’ batin Ziandra.“Kenalkan, aku Kenzo.” Lelaki itu mengulurkan tangannya. “Kamu siapa?”Ziandra tak punya pilihan lain selain menyambut tangan Kenzo. “Saya Ziandra. Apakah Anda orang Teranesia?”Ini yang sejak awal ingin ditanyakan olehnya. Itu karena dia merasa Kenzo memiliki kaitan dengan Teranesia meski fitur wajahnya terlihat sangat bule.“Hm, mungkin!” Kenzo mengangkat bahu dengan cepat sambil tersenyum singkat. “Aku berumur 22 tahun. Aku memang baru saja lulus kuliah, tapi kedua orang tuaku bermaksud ingin mengajariku cara berbisnis.”Betapa orang yang blak-blakan, pikir Ziandra.‘Oh, anak orang kaya. Enak sekali punya orang tua yang sudah siap menampungmu dalam bisnis mereka, yah!’ Ziandra membatin.Meski begitu, dia tak bisa ter

    Last Updated : 2025-01-25
  • Gairah Liar Presdir Posesif   37. Di Luar Perkiraan

    “Pa-Papa?” Ziandra menoleh dengan ekspresi kaget ke Aldric. “Mama?” Kali ini dia menoleh ke Aurelind.Sama sekali tak ada gambaran di kepalanya mengenai Kenzo yang merupakan anak dari Aldric dan wanita dingin yang mengantar Aldric ke kamarnya saat itu.‘Tunggu! Lalu… apa itu artinya mereka menikah?’ duga Ziandra di hatinya.Mendadak saja hatinya berdenyut tak nyaman ketika memikirkan itu. Saliva ditelan bagaikan dia sedang menelan pasir.‘Pak Aldric sudah menikah? Kalau benar begitu… untuk apa dia dan aku….’ Kalimatnya menggantung di benak.Dia masih belum bisa memahami alasan Aldric membuat perjanjian yang sangat keterlaluan itu. Perjanjian yang mengorbankan moralitas dan martabatnya.“Hubungan kami tidak seperti yang kamu bayangkan, Zia.” Tiba-tiba keluar pernyataan tersebut dari Aldric.Hati Ziandra melonjak terkejut.‘Pernyataan macam apa itu? Lagipula, untuk apa Pak Bos repot-repot menjelaskannya? Apakah hubungan mereka tidak baik-baik saja?’ Batinnya merutuki ucapan Aldric yang

    Last Updated : 2025-01-29
  • Gairah Liar Presdir Posesif   38. Tentang Hubungan Kita

    Ziandra merasa seperti berada di tengah badai yang tidak diprediksi. Penjelasan Kenzo tentang hubungan Aldric dan Aurelind membuat pikirannya kalut. Dia mencoba menenangkan diri, tetapi suasana di meja makan ini terlalu penuh ketegangan.“Papa selalu begitu,” Kenzo terkekeh, tetapi ada nada sarkastik dalam tawanya. “Menggunakan saham dan bisnis sebagai alat untuk mengontrol orang lain. Memangnya aku peduli dengan saham perusahaanmu, Pa?”Mata Aldric menyipit, bibirnya menipis seolah menahan diri untuk tidak beradu argumen dengan putranya sendiri.Sementara itu, Aurelind hanya menyilangkan tangan di dadanya, tampak tidak terpengaruh.Ziandra menelan ludah. Rasanya seperti duduk di antara sekelompok harimau yang siap menerkam satu sama lain.“Kalau tidak peduli, jangan datang menemuiku,” jawab Aldric dingin.“Aku tidak datang untukmu, Pa. Aku datang karena ingin bertemu Kakak Asisten Cantik.” Kenzo berbalik menatap Ziandra dengan senyum lebar yang membuatnya semakin gugup.Ziandra terse

    Last Updated : 2025-01-30

Latest chapter

  • Gairah Liar Presdir Posesif   62. Cari Perhatian?

    “Bu Aurelind masuk rumah sakit!” desah Ziandra ketika mendengar itu dari Aldric.Namun, dia tak bisa banyak bertanya detail mengenai itu karena Aldric sudah lebih dulu menarik tangannya dan pria itu bungkam dengan rahang terkatup rapat saat mengemudikan mobil ke rumah sakit.Rumah Sakit St. Mavena – Kamar VIP‘Aduh… kenapa juga aku ikut?’ batinnya. ‘Tapi aku kan yang diseret ke sini, bukan kemauanku juga.’Ziandra berdiri canggung di sudut ruangan, memperhatikan Aurelind yang terbaring di ranjang dengan wajah pucat. Aldric duduk di sisi ranjang, ekspresinya kaku dan tanpa emosi, sementara Kenzo berdiri tak jauh dari ibunya.Suasana ruangan terasa berat, diisi ketegangan yang hampir tak tertahankan.‘Lebih baik aku jaga jarak aman.’ Ziandra berusaha beringsut menyingkir lebih jauh dari mereka, meski hatinya gelisah melihat bagaimana Aldric bersikap begitu dingin.“Aku baik-baik saja,” suara Aurelind terdengar pelan tapi cukup jelas. Matanya yang sayu menatap Aldric. “Aku cuma kelelahan

  • Gairah Liar Presdir Posesif   61. Kamu Milikku, Kenapa Tidak?

    Ziandra menelan ludah. “Kenzo hanya anak muda yang… suka bercanda. Aku yakin dia tak benar-benar serius.”“Aku tahu Kenzo, Zia,” Aldric menghela napas, lalu menatapnya lekat-lekat. “Dia mungkin bercanda, tapi dia juga tahu apa yang dia inginkan. Dan aku tidak suka kalau kamu menjadi bagian dari itu.”Ziandra mendadak merasa panas di wajahnya. Aldric menarik tangannya perlahan, mengapit jari-jarinya di dalam genggamannya yang hangat dan kuat.“Aldric…” Suaranya gemetar. Dia mencoba menarik tangannya, tapi Aldric tidak melepaskannya. Sebaliknya, pria itu justru mendekat, membuat jarak di antara mereka semakin menipis.“Kenapa kamu selalu menjauh?” Aldric berbisik pelan, nadanya lembut tapi mengandung ketegasan. “Padahal aku tahu kamu juga merasakannya, Zia. Sama seperti aku.”Hati Ziandra berdentum keras. “Aku… aku tidak tahu maksud Anda…”Aldric tersenyum kecil, seakan menikmati cara Ziandra menjadi gugup. “Lihat? Kamu bahkan mulai memanggilku ‘Anda’ lagi saat kamu canggung.”Ziandra s

  • Gairah Liar Presdir Posesif   60. Ketegangan Antara Tiga Hati (2)

    Ziandra terbelalak kaget. Ketegangan yang tadi sempat reda mendadak kembali menguat dengan cepat.Aldric dan Kenzo saling berhadapan, dan meskipun ekspresi keduanya tampak tenang, ada ketegangan samar yang terasa begitu kuat di antara mereka."Pa, kenapa sih?" Kenzo menarik tangannya dengan pelan, tapi ekspresi santainya tetap terjaga. "Aku cuma ajak Kakak Cantik beli oleh-oleh. Bukan mau menculiknya, kok."Ziandra merasa panas di wajahnya mendengar sebutan itu. Dia melirik Aldric yang wajahnya langsung mengeras."Dia bukan Kakak Cantikmu," tukas Aldric cepat. Nadanya ketus, hampir seperti geraman yang tertahan.Kenzo mengangkat alis, seakan terhibur melihat reaksi ayahnya. "Lho, kenapa enggak? Dia memang cantik, kan? Dan dia baik. Aku suka sama dia."Ziandra benar-benar ingin menghilang saat ini juga. "Kenzo—""Sudah cukup!" potong Aldric tajam, membuat Kenzo terdiam. "Ziandra bersamaku. Kalau kamu ingin beli oleh-oleh, lakukan sendiri."Kenzo terkekeh pelan, tapi tatapannya tetap pe

  • Gairah Liar Presdir Posesif   59. Ketegangan Antara Tiga Hati (1)

    Ziandra menegang. Tatapan tajam Aurelind menusuknya seperti belati dingin yang menyerang tanpa peringatan.Mereka berdiri di sudut lounge hotel yang cukup sepi, tempat Aurelind tiba-tiba menghadangnya saat dia baru saja kembali dari berjalan-jalan dengan Aldric. Wajah wanita itu datar, tapi ada ketidaksenangan yang jelas tergambar di sana."Bukankah sudah aku katakan sebelumnya seperti apa Aldric itu?" Aurelind melipat tangan di depan dada. "Tapi kulihat Anda malah semakin lengket dengannya."Ziandra tetap berusaha tenang, meskipun ada rasa tidak nyaman di dalam hatinya. "Saya tidak merasa seperti itu, Anda mungkin salah paham."Aurelind menyeringai kecil, jelas tidak percaya. "Oh, ayolah. Aku melihat bagaimana dia menatapmu, bagaimana kamu membiarkan dia menyentuhmu. Jangan bilang kau benar-benar berpikir dia mencintaimu?"Ziandra menggigit bibirnya. Apakah dia berpikir seperti itu? Dia tidak tahu. Yang jelas, setiap perhatian Aldric semakin membuatnya goyah."Aldric memang selalu se

  • Gairah Liar Presdir Posesif   58. Menakutkan Sekaligus Membahagiakan

    DEG! DEG! DEG!Detak jantung Ziandra seolah berpacu lebih cepat. Ucapan Aldric menelusup ke relung hatinya yang rapuh.Perhatian pria itu selama ini, sentuhan lembut di saat-saat mereka bersama, dan kini pengakuan jujurnya—semua itu perlahan meruntuhkan benteng pertahanan Ziandra.“Pak Aldric...” Suaranya nyaris bergetar.“Sstt...” Aldric meletakkan jari telunjuk di bibir Ziandra, lalu menggenggam kedua tangan wanita itu. “Kamu boleh marah. Boleh benci aku. Tapi aku tidak bisa abai lagi. Aku ingin kamu merasa aman... di sisiku.”Ziandra menelan ludah. Kata-kata itu menghangatkan hatinya. Setelah sekian lama terjebak dalam pernikahan dingin dengan Dion, dia nyaris lupa bagaimana rasanya diperhatikan dengan tulus.“Aku... Saya takut, Pak,” ucapnya pelan. “Ini… ini salah.”Aldric mendekat, begitu dekat hingga Ziandra bisa merasakan napas hangat pria itu di wajahnya.“Kalau kamu takut, aku akan pegang tanganmu. Kita hadapi bersama,” bisiknya.Ziandra tak mampu berkata-kata. Sorot mata Ald

  • Gairah Liar Presdir Posesif   57. Aku Cemburu

    Ziandra terkejut ketika tangan Aldric menggenggam erat pergelangannya, menariknya menjauh dari Kenzo yang hanya bisa menatap dengan wajah yang susah ditebak.“Pak—” Ziandra mencoba protes, namun Aldric tak menghiraukan.Pria itu berjalan cepat, membawanya ke sebuah sudut di taman hotel yang sepi. Pepohonan rindang dan gemericik air mancur kecil menciptakan suasana tenang, namun jantung Ziandra justru berdegup kencang.“Apa-apaan ini, Pak?” bisik Ziandra, berusaha menahan ketegangan.Aldric berbalik, berdiri di hadapannya. Mata pria itu menyorot tajam.“Kamu benar-benar membuatku kesal hari ini,” kata Aldric sambil memperkecil jarak antara mereka.Mata mereka bertemu dengan intens.Hal itu membuat napas Ziandra memburu, antara takut dilihat orang dan terdominasi oleh sikap Aldric.Ziandra menarik napas dalam. “Maaf, Pak. Saya hanya—”“Kenzo.” Aldric memotong. “Selalu Kenzo. Kamu tahu, aku bukan pria yang suka berbagi.”Ziandra menunduk, merasa terjepit di antara ayah dan anak. “Kami han

  • Gairah Liar Presdir Posesif   56. Tak Akan Ada Jalan yang Mudah

    Siang itu, Kota Mauva diselimuti angin sejuk yang berembus lembut, mengurangi terik matahari yang bersinar cerah.Ziandra berjalan di samping Kenzo menuju kedai es krim yang dia ceritakan tadi. Mereka menyusuri trotoar yang bersih, dengan deretan bangunan klasik yang menambah nuansa hangat di kota itu.“Kakak suka es krim rasa apa?” Kenzo membuka percakapan dengan nada ringan.Ziandra tersenyum tipis. “Aku suka rasa stroberi.”Kenzo mengangguk-angguk. “Manis dan segar, kayak Kakak.”Ziandra menoleh sambil mengernyit, namun dia tahu ini bagian dari gaya godaan Kenzo yang sudah terbiasa dia dengar. Dia memilih untuk tidak terpancing.Setelah beberapa menit berjalan, mereka sampai di sebuah kedai es krim kecil di pojokan taman kota.Bangunannya sederhana, tapi penuh warna, dengan bangku-bangku kayu di terasnya.Aroma wafel segar menyeruak dari dalam, bercampur dengan wangi vanilla yang membuat perut Ziandra langsung terasa lapar.“Selamat datang!” sapa seorang wanita tua pemilik kedai de

  • Gairah Liar Presdir Posesif   55. Rapat Masuk Angin

    “Astaga!” Ziandra sampai tak sadar memekik tertahan ketika dia mendengar suara Kenzo yang seriang matahari.Lekas saja dia mendorong Aldric.“Omak!” Aldric sampai menjerit tertahan.Bruk!Tubuh Aldric meluncur terjengkang ke lantai, sangat tidak elegan.“Kenapa ditendang, Zia?” Aldric mengusap-usap pantatnya sambil bangkit berdiri.Ziandra tak menggubis ucapan Aldric dan memilih untuk lari ke kamar mandi. Terlebih ketika bel pintu kamar suite Aldric terus berbunyi.Klak!“Apa maumu?” tanya Aldric pada putranya setelah pintu dibuka.Sedangkan di depan pintu, Kenzo menampilkan wajah jenaka sambil mengerling nakal ke ayahnya.“Pasti ada Kakak Cantik di dalam, iya kan?” tanya Kenzo.“Apa pedulimu? Sana kembali ke mamamu!” Wajah Aldric cemberut.Ketika dia sudah nyaris mendapatkan limitnya, tiba-tiba saja gangguan datang.Tak peduli hadangan ayahnya, Kenzo tetap merangsek masuk ke dalam kamar dan melongok ke kanan serta ke kiri, seakan mencari sesuatu.“Kakak Cantik? Yuhu, Kakak? Ziandra,

  • Gairah Liar Presdir Posesif   54. Kamu Sudah Jadi Milikku

    Aldric menghela napas, mencoba menenangkan anaknya. “Kenzo, ini urusan bisnis. Ziandra adalah asisten pribadiku.”Kenzo tidak percaya. “Bisnis? Pa, aku bukan bocah 10 tahun lalu yang mudah kamu perdaya. Aku tahu ada sesuatu yang lebih dari itu.”Aldric menatap Ziandra, matanya penuh arti. “Kenzo, kita akan membicarakan ini nanti. Sekarang, fokuslah pada pekerjaanmu yang aku berikan.”Setelah menutup ponsel, Aldric menatap Ziandra dengan ekspresi yang sulit dibaca. “Kenzo mulai curiga.”Tidak perlu diragukan lagi. Bahkan Aurelind pun sudah sejak awal mencurigai hubungan aneh mereka.Apakah memang terlalu kentara?Ziandra merasa tidak nyaman. “Mungkin kita harus menjaga jarak, Aldric. Saya tidak ingin menjadi masalah antara kalian.”Dia sudah hendak melepaskan diri dari rengkuhan Aldric, tapi pria itu semakin menariknya ke dekapan tanpa dia bisa melawan.Aldric menggeleng. “Tidak, Zia. Tidak akan ada satu pun orang yang bisa mengendalikanku kecuali diriku sendiri. Akan kupastikan Kenzo

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status