Share

Bab 08

Author: kodav
last update Last Updated: 2025-04-11 13:59:51

Mayang mendekat sambil tersenyum polos, memegang baju yang baru saja diterimanya. "Om, ini kayaknya kekecilan, ya?" tanyanya, matanya menatap Valdi dengan rasa ingin tahu yang jujur.

Valdi tersenyum tipis, mencoba mengendalikan dirinya meski matanya tak bisa lepas dari sosok Mayang. "Nggak kok, memang modelnya begitu. Kamu malah jadi kelihatan makin cantik," jawabnya dengan suara yang sedikit serak, merasa ada getaran yang tak biasa dalam dadanya.

Mayang tertawa kecil, masih dengan senyum di wajahnya. "Om beneran ini bagus dipakai sama aku?" tanyanya lagi, lalu duduk di sebelah Valdi, membuat napasnya tertahan sejenak. Dada Mayang yang masih muda dan montok nyaris menyentuh tubuhnya, dan Valdi merasa detak jantungnya semakin cepat. Valdi mengangguk, berusaha menjaga ekspresinya tetap tenang meskipun hatinya berdebar.

"Bagus banget, Mayang, bagus," ucapnya dengan suara yang sedikit bergetar, berusaha menahan diri agar tidak menunjukkan betapa terpesonanya dia. Ia tidak bisa menahan diri untuk memikirkan betapa seksinya Mayang dalam pakaian itu, dan bagaimana senyumnya mampu membuat hari-harinya terasa lebih cerah.

Mayang memiringkan kepala, tersipu malu. "Ini beneran buat Mayang, Om?" tanyanya manja, mengedipkan mata dengan polos.

"Iya, buat kamu. Masa buat Om?" Valdi tertawa kecil, tetapi matanya tetap tak lepas dari tubuh Mayang. Dia merasa ada sesuatu yang semakin sulit untuk diabaikan, terutama ketika melihat bagaimana pakaian itu membentuk tubuh gadis itu dengan sempurna.

Tiba-tiba, tanpa berpikir panjang, Mayang merangkul Valdi erat. 

"Terima kasih ya, Om. Om Valdi pinter banget pilih baju ceweknya," katanya dengan nada manja, kepalanya bersandar di bahu Valdi. Dadanya yang lembut menekan tubuh pria itu, membuat Valdi tersentak sejenak.

Sentuhan itu membuat darah Valdi berdesir cepat. Dia berusaha keras untuk tetap tenang meskipun sentuhan tubuh Mayang menggugah perasaan yang tak seharusnya muncul. "Kalau Mayang suka, nanti Om cari lagi model-model kayak gini," katanya sambil menepuk punggung gadis itu, berusaha terdengar santai.

Mayang tersenyum lebih lebar, “Makasih ya, Om,” ucapnya, pipinya kembali memerah. Valdi hanya bisa mengangguk, merasa semakin terhanyut dalam situasi yang tak pernah dia duga akan terjadi.

Valdi lalu mengeluarkan paket lain dari dalam box. "Nih, masih ada lagi," katanya sambil menyerahkan sebuah paket kepada Mayang.

Dengan penuh rasa ingin tahu, Mayang membuka paket itu. Matanya langsung membulat saat melihat isinya: beberapa daster tidur satin mini berwarna lembut. 

"Wah, ini buat apa, Om?" tanyanya dengan nada malu-malu, pipinya langsung memerah.

"Ya buat tidur, Mayang… biar kamu nyaman," jawab Valdi, matanya menatap lurus ke arah mata Mayang. "Kelihatannya bakal cocok banget di kamu."

Mayang menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan senyum. 

“Hehe… iya, bagus, Om. Mayang belum pernah punya baju tidur kayak gini. Nanti Mayang pakai ya, Om,” katanya sambil meletakkan daster itu di sampingnya.

Valdi lalu menyerahkan paket lain yang lebih kecil. Mayang membukanya dengan cepat dan menemukan kostum maid seksi berwarna hitam dan putih. Dia tertawa kecil, menatap Valdi dengan pandangan bingung, “Om, ini... apa kalau kerja harus pakai ini?”

Valdi tertawa, “Nggak, Mayang. Itu buat seru-seruan aja, kok. Kalau kamu mau,” katanya dengan mata yang sedikit berkilau.

Mayang mengangguk sambil tertawa malu, "Om ini aneh-aneh aja pilihannya… tapi Mayang suka, sih," ucapnya, pipinya masih memerah.

Paket berikutnya berisi beberapa potong celana dalam model Cheeky. Mayang mengangkatnya dengan sedikit bingung, 

"Om, perasaan kemarin Mayang nggak beli celana dalam, kok malah Om yang beli?" pipinya makin merona.

Valdi tersenyum sambil menatapnya, "Iya, maaf ya kemarin Om nggak sengaja lihat di tas kamu... banyak yang sudah nggak layak, jadi Om beliin aja yang baru. Maaf ya kalau bikin kamu nggak nyaman."

Mayang menundukkan kepala, tersipu malu. "Tapi Mayang jadi malu, Om..." ucapnya pelan, matanya tidak berani menatap Valdi.

"Mayang, urusan pakaian begini jangan malu-malu sama Om ya," ujar Valdi, sambil menepuk punggung tangan Mayang dengan lembut.

Mayang mengangguk lagi, tersipu. "Hehe, iya deh, Om," jawabnya dengan suara pelan, masih merasa malu tapi juga senang dengan perhatian Valdi.

Valdi kemudian mengeluarkan paket lainnya dari dalam box dan menyerahkannya kepada Mayang. Ketika Mayang membukanya, matanya melebar ketika melihat kostum perawat seksi lengkap dengan rok pendek dan topi kecil. Dia menatap Valdi, “Om, ini... kenapa ada ini?”

Valdi tersenyum lebar, “Karena Mayang kan mau sekolah di akademi perawat, jadi Om pikir ini bisa jadi motivasi... atau buat seru-seruan aja.”

Mayang tertawa malu, wajahnya memerah hingga ke telinga. “Lucu, Om... nanti kalau Om Valdi sakit, Mayang pakai ini ya?”

"Boleh, kalau gitu nanti Om sering-sering pura-pura sakit nggak apa-apa, ya?" goda Valdi, suaranya terdengar sedikit serak, penuh dengan perasaan yang tertahan.

Mayang tertawa pelan, "Om bisa aja," ucapnya dengan nada menggoda. “Om kok beliin baju buat Mayang banyak banget?”

Valdi mendekat, meraih tangan Mayang dengan lembut dan menatapnya dengan serius. 

“Om cuma mau bikin kamu senang, Mayang. Kalau kamu senang, Om juga senang,” ucapnya dengan nada tulus, meski dalam hatinya ada keinginan yang mulai tumbuh.

Mayang menundukkan kepalanya, merasakan hangatnya tangan Valdi di tangannya. 

“Iya, Om... Mayang senang banget, terima kasih ya...” jawabnya pelan, sambil menatap Valdi dengan malu-malu.

Valdi menatap Mayang dengan tatapan yang semakin dalam, ingin menghiburnya agar tidak terlalu lama terlarut dalam kesedihan karena memikirkan ibunya yang baru saja meninggal. 

"Kalau gitu, Mayang harus janji bakal senang terus di sini. Kalau ada apa-apa, jangan sungkan bilang sama Om, ya?"

Mayang mengangguk pelan, “Iya, Om... Mayang janji.” Tapi di balik senyumannya, ada perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, perasaan yang membuat dadanya berdebar lebih cepat.

Mayang yang masih merasa gugup, mengalihkan pandangannya ke arah paket-paket lainnya yang belum dibuka di atas meja. 

“Om, kok banyak banget paketnya? Om beli apa lagi?” tanyanya sambil menggeser duduknya, berusaha menenangkan diri dengan mengalihkan perhatian.

Valdi menelan ludah, merasa sedikit canggung karena dia tahu apa yang tersembunyi di dalam beberapa paket itu. Jantungnya berdebar lebih cepat, tapi dia berusaha menjaga wajahnya tetap tenang. 

"Oh, itu... ya, beberapa barang buat keperluan lain aja, Mayang. Nggak semua buat kamu," jawabnya sambil tertawa kecil, berusaha terdengar santai meskipun kegugupan mulai merayap ke dalam suaranya.

Mayang yang polos tidak langsung menyadari kecanggungan Valdi. Dia malah semakin penasaran, tangannya dengan cepat meraih salah satu paket yang belum dibuka dan menariknya ke pangkuannya.

 "Om beli apa aja sih? Mayang jadi penasaran," ucapnya sambil tersenyum manis, lalu mulai membuka bungkus paket tersebut dengan antusias.

Valdi mencoba untuk tetap tenang, tapi kegugupannya semakin jelas terlihat. Dia tahu paket yang sedang dibuka Mayang adalah salah satu yang paling berisiko. Di dalam paket itu, tersembunyi sepasang celana dalam dengan vibrator wireless yang sangat intim dan tidak seharusnya dilihat oleh Mayang, apalagi dibuka di depan Valdi seperti ini.

“Eh, Mayang, mungkin yang itu nanti aja bukanya, ya?” Valdi mencoba menghentikan Mayang dengan suara yang sedikit serak, tapi Mayang sudah terlalu asyik untuk mendengarkan.

Sambil tersenyum, Mayang akhirnya berhasil membuka bungkus paket tersebut.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 09

    Sambil tersenyum, Mayang akhirnya berhasil membuka bungkus paket tersebut. Namun, senyum di wajahnya perlahan memudar dan berubah menjadi ekspresi bingung ketika dia melihat isinya. Dia mengangkat sepasang celana dalam dengan bentuk yang aneh dan sebuah perangkat kecil yang menyertainya.“Ini... apa, Om?” tanyanya dengan suara pelan, matanya beralih dari barang tersebut ke wajah Valdi, yang sekarang tampak lebih tegang.Valdi merasa seluruh tubuhnya membeku sejenak. Pandangannya bertemu dengan mata Mayang yang penuh rasa ingin tahu, dan dia harus berpikir cepat untuk mencari alasan yang masuk akal.“Oh, itu...” Valdi berusaha menenangkan dirinya, tetapi kata-kata terasa seperti tersangkut di tenggorokannya. Dia tidak menyangka situasinya akan menjadi seperti ini, dan kini dia haru

    Last Updated : 2025-04-12
  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 10

    Mayang tersenyum malu sambil menundukkan kepalanya, wajahnya masih memerah."Iya, Om... rasanya aneh, tapi enak," ujarnya sambil menggigit bibir bawahnya. Dia terlihat seperti seorang gadis yang baru saja menemukan sesuatu yang baru dan menarik dalam dirinya.Valdi menatapnya dengan lembut, tangannya perlahan menyentuh pipi Mayang dengan penuh kasih sayang."Memangnya Mayang belum pernah ngerasain sebelumnya?" tanyanya, suaranya lembut, hampir berbisik.Mayang menggeleng perlahan, matanya tetap menunduk."Belum, Om. Nyium cowok juga baru tadi sama Om," jawabnya dengan jujur, meski ada sedikit rasa malu yang terpancar dari wajahnya."Itu namanya orgasme, Mayang. S

    Last Updated : 2025-04-12
  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 11

    "Oke, Om... Mayang coba," ujarnya akhirnya, sambil membawa bra tersebut ke kamar untuk menggantinya.Beberapa menit kemudian, Mayang keluar dari kamar dengan langkah pelan, wajahnya masih merah padam. Bra yang baru saja dipakainya tampak pas dengan tubuhnya, memperlihatkan lekukannya dengan sempurna, namun tetap menyisakan bagian atas payudaranya yang terlihat jelas di balik daster tipis itu. Dia merasa canggung, namun juga ada perasaan aneh yang membuatnya sedikit percaya diri.Valdi menatap Mayang dengan tatapan yang dalam dan penuh kekaguman."Lihat, Om bilang juga apa. Kamu kelihatan cantik banget, Mayang," ujarnya dengan suara serak, matanya tak bisa lepas dari tubuh Mayang yang kini semakin menggoda.Mayang tersenyum malu, namun ada rasa senang yang tak bisa

    Last Updated : 2025-04-12
  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 12

    Valdi menatap Mayang dengan tatapan intens, lalu mulai menjilati bagian dalam pahanya dengan lembut, menciptakan jejak basah yang membuat gadis itu menggeliat dan tertawa kecil karena kegelian. Setiap jilatan yang diberikan Valdi semakin mendalam, menuju ke arah yang lebih sensitif, membuat napas Mayang terputus-putus."Om... geli, tapi enak, Om," desah Mayang, tangannya secara refleks menggenggam bantal sofa di sampingnya, tubuhnya bergoyang mengikuti ritme sentuhan Valdi.Valdi semakin mempercepat tempo, lidahnya bergerak dengan lihai, menciptakan sensasi yang tak pernah dirasakan Mayang sebelumnya."Jangan lawan, Mayang... nikmatin aja..." bisik Valdi, suaranya terdengar menggoda di antara erangan halus Mayang.Tangan Valdi dengan lembut menahan pangkal paha May

    Last Updated : 2025-04-13
  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 13

    Pagi itu, Valdi merasakan sesuatu yang aneh dalam tidurnya. Di tengah mimpinya, ia mulai merasakan sensasi hangat dan basah yang membangkitkan hasratnya. Tubuhnya perlahan-lahan merespons, dan kenikmatan yang merambat di sekujur tubuhnya membuatnya sadar bahwa ini bukan sekadar mimpi. Dengan mata yang masih setengah tertutup, Valdi mulai terbangun, menikmati sensasi yang semakin kuat pada batangnya.Saat matanya terbuka sepenuhnya, Valdi mendapati pemandangan yang membuatnya tersenyum lebar. Di antara seprai yang berantakan, Mayang terlihat begitu asik bermain dengan batangnya, bibirnya yang lembut menyentuh dan menjelajahi dengan penuh keingintahuan. Mulutnya bergerak dengan ritme yang pelan namun penuh gairah, seolah menikmati setiap detik yang ia lalui."Ahh... Mayang... kamu ngapain?" tanya Valdi dengan suara serak yang masih dipenuhi kantuk, tangannya refl

    Last Updated : 2025-04-13
  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 14

    Tanpa suara, Valdi mendekat, melangkah ke dalam pancuran dengan hati-hati. Tangan dan tubuhnya terasa hangat saat ia perlahan-lahan melingkarkan lengannya di sekitar pinggang Mayang, memeluknya erat dari belakang."Mas Valdiii!!!" pekik Mayang terkejut, tubuhnya menegang seketika saat merasakan pelukan yang tiba-tiba itu. Suara serak Valdi di telinganya, dan pelukan yang erat di tubuhnya, membuat Mayang hampir menangis karena kaget.Valdi segera membalikkan tubuh Mayang agar menghadapnya, tangan besarnya memeluk gadis itu erat-erat, mencoba menenangkan dari keterkejutan. Senyum lembut terlukis di wajahnya saat ia menatap mata Mayang yang basah oleh air, wajahnya terlihat cemas."Kenapa, Sayang?" tanya Valdi dengan nada lembut, sambil mengusap-usap punggung Mayang dengan perlahan.

    Last Updated : 2025-04-13
  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 01

    Di kamar yang sunyi dan remang, kehangatan malam terasa menekan, membungkus mereka dalam suasana yang berat dan penuh ketegangan. Aroma parfum lembut bercampur dengan keringat, menciptakan hawa yang hampir menyesakkan. Tirai setengah terbuka membiarkan sinar bulan samar menerobos masuk, menyoroti seprai yang kusut di atas tempat tidur, yang kini menjadi saksi pergulatan fisik dan emosional di antara mereka.Tubuh Anya bergetar halus di bawah Valdi, mengikuti irama yang telah berlangsung terlalu lama. Matanya terpejam rapat, dan air mata mulai menggenang di sudut matanya, meskipun bibirnya terkatup rapat. Setiap gerakan Valdi terasa seperti beban yang semakin berat, mendorongnya ke titik di mana ia tak sanggup lagi bertahan. Anya mulai menggelengkan kepalanya perlahan, seolah menolak kenyataan yang tak bisa ia hindari."Cukup, Valdi... cukup..." bisiknya, suaranya terdengar serak dan penuh dengan keputusasaan.Valdi yang berada di ambang puncak kenikmatan, hampir tidak mendengar bisika

    Last Updated : 2025-04-09
  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 02

    Suasana di rumah sakit terasa suram, dengan keheningan yang hanya sesekali dipecahkan oleh langkah-langkah kaki perawat. Valdi duduk di kursi ruang tunggu, menatap kosong ke depan, sementara di sebelahnya Mayang menangis tersedu-sedu, tubuhnya bergetar dalam kesedihan yang mendalam."Ibu... kenapa harus sekarang?" suara Mayang pecah, nyaris tak terdengar di antara isak tangisnya.Valdi menatapnya dengan penuh simpati, hatinya terasa berat."Mayang... om turut berduka," katanya lembut, mencoba menghibur gadis yang kini menjadi yatim piatu."Kenapa harus seperti ini, Om Valdi?" Mayang meratap, wajahnya basah oleh air mata."Kenapa Ibu harus pergi? Aku... aku sekarang sendirian..." Tangisnya semakin keras, dan Valdi merasakan dorongan kuat untuk menenangkannya."Om tahu ini berat, Mayang. Ini nggak adil, tapi kamu nggak sendirian. Ibumu... dia sudah berjuang sekuat tenaga," ujar Valdi sambil menghela napas panjang.Mayang menggeleng pelan, air mata terus mengalir di pipinya."Kenapa haru

    Last Updated : 2025-04-09

Latest chapter

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 14

    Tanpa suara, Valdi mendekat, melangkah ke dalam pancuran dengan hati-hati. Tangan dan tubuhnya terasa hangat saat ia perlahan-lahan melingkarkan lengannya di sekitar pinggang Mayang, memeluknya erat dari belakang."Mas Valdiii!!!" pekik Mayang terkejut, tubuhnya menegang seketika saat merasakan pelukan yang tiba-tiba itu. Suara serak Valdi di telinganya, dan pelukan yang erat di tubuhnya, membuat Mayang hampir menangis karena kaget.Valdi segera membalikkan tubuh Mayang agar menghadapnya, tangan besarnya memeluk gadis itu erat-erat, mencoba menenangkan dari keterkejutan. Senyum lembut terlukis di wajahnya saat ia menatap mata Mayang yang basah oleh air, wajahnya terlihat cemas."Kenapa, Sayang?" tanya Valdi dengan nada lembut, sambil mengusap-usap punggung Mayang dengan perlahan.

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 13

    Pagi itu, Valdi merasakan sesuatu yang aneh dalam tidurnya. Di tengah mimpinya, ia mulai merasakan sensasi hangat dan basah yang membangkitkan hasratnya. Tubuhnya perlahan-lahan merespons, dan kenikmatan yang merambat di sekujur tubuhnya membuatnya sadar bahwa ini bukan sekadar mimpi. Dengan mata yang masih setengah tertutup, Valdi mulai terbangun, menikmati sensasi yang semakin kuat pada batangnya.Saat matanya terbuka sepenuhnya, Valdi mendapati pemandangan yang membuatnya tersenyum lebar. Di antara seprai yang berantakan, Mayang terlihat begitu asik bermain dengan batangnya, bibirnya yang lembut menyentuh dan menjelajahi dengan penuh keingintahuan. Mulutnya bergerak dengan ritme yang pelan namun penuh gairah, seolah menikmati setiap detik yang ia lalui."Ahh... Mayang... kamu ngapain?" tanya Valdi dengan suara serak yang masih dipenuhi kantuk, tangannya refl

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 12

    Valdi menatap Mayang dengan tatapan intens, lalu mulai menjilati bagian dalam pahanya dengan lembut, menciptakan jejak basah yang membuat gadis itu menggeliat dan tertawa kecil karena kegelian. Setiap jilatan yang diberikan Valdi semakin mendalam, menuju ke arah yang lebih sensitif, membuat napas Mayang terputus-putus."Om... geli, tapi enak, Om," desah Mayang, tangannya secara refleks menggenggam bantal sofa di sampingnya, tubuhnya bergoyang mengikuti ritme sentuhan Valdi.Valdi semakin mempercepat tempo, lidahnya bergerak dengan lihai, menciptakan sensasi yang tak pernah dirasakan Mayang sebelumnya."Jangan lawan, Mayang... nikmatin aja..." bisik Valdi, suaranya terdengar menggoda di antara erangan halus Mayang.Tangan Valdi dengan lembut menahan pangkal paha May

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 11

    "Oke, Om... Mayang coba," ujarnya akhirnya, sambil membawa bra tersebut ke kamar untuk menggantinya.Beberapa menit kemudian, Mayang keluar dari kamar dengan langkah pelan, wajahnya masih merah padam. Bra yang baru saja dipakainya tampak pas dengan tubuhnya, memperlihatkan lekukannya dengan sempurna, namun tetap menyisakan bagian atas payudaranya yang terlihat jelas di balik daster tipis itu. Dia merasa canggung, namun juga ada perasaan aneh yang membuatnya sedikit percaya diri.Valdi menatap Mayang dengan tatapan yang dalam dan penuh kekaguman."Lihat, Om bilang juga apa. Kamu kelihatan cantik banget, Mayang," ujarnya dengan suara serak, matanya tak bisa lepas dari tubuh Mayang yang kini semakin menggoda.Mayang tersenyum malu, namun ada rasa senang yang tak bisa

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 10

    Mayang tersenyum malu sambil menundukkan kepalanya, wajahnya masih memerah."Iya, Om... rasanya aneh, tapi enak," ujarnya sambil menggigit bibir bawahnya. Dia terlihat seperti seorang gadis yang baru saja menemukan sesuatu yang baru dan menarik dalam dirinya.Valdi menatapnya dengan lembut, tangannya perlahan menyentuh pipi Mayang dengan penuh kasih sayang."Memangnya Mayang belum pernah ngerasain sebelumnya?" tanyanya, suaranya lembut, hampir berbisik.Mayang menggeleng perlahan, matanya tetap menunduk."Belum, Om. Nyium cowok juga baru tadi sama Om," jawabnya dengan jujur, meski ada sedikit rasa malu yang terpancar dari wajahnya."Itu namanya orgasme, Mayang. S

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 09

    Sambil tersenyum, Mayang akhirnya berhasil membuka bungkus paket tersebut. Namun, senyum di wajahnya perlahan memudar dan berubah menjadi ekspresi bingung ketika dia melihat isinya. Dia mengangkat sepasang celana dalam dengan bentuk yang aneh dan sebuah perangkat kecil yang menyertainya.“Ini... apa, Om?” tanyanya dengan suara pelan, matanya beralih dari barang tersebut ke wajah Valdi, yang sekarang tampak lebih tegang.Valdi merasa seluruh tubuhnya membeku sejenak. Pandangannya bertemu dengan mata Mayang yang penuh rasa ingin tahu, dan dia harus berpikir cepat untuk mencari alasan yang masuk akal.“Oh, itu...” Valdi berusaha menenangkan dirinya, tetapi kata-kata terasa seperti tersangkut di tenggorokannya. Dia tidak menyangka situasinya akan menjadi seperti ini, dan kini dia haru

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 08

    Mayang mendekat sambil tersenyum polos, memegang baju yang baru saja diterimanya. "Om, ini kayaknya kekecilan, ya?" tanyanya, matanya menatap Valdi dengan rasa ingin tahu yang jujur.Valdi tersenyum tipis, mencoba mengendalikan dirinya meski matanya tak bisa lepas dari sosok Mayang. "Nggak kok, memang modelnya begitu. Kamu malah jadi kelihatan makin cantik," jawabnya dengan suara yang sedikit serak, merasa ada getaran yang tak biasa dalam dadanya.Mayang tertawa kecil, masih dengan senyum di wajahnya. "Om beneran ini bagus dipakai sama aku?" tanyanya lagi, lalu duduk di sebelah Valdi, membuat napasnya tertahan sejenak. Dada Mayang yang masih muda dan montok nyaris menyentuh tubuhnya, dan Valdi merasa detak jantungnya semakin cepat. Valdi mengangguk, berusaha menjaga ekspresinya tetap tenang meskipun hatinya berdebar."Bagus banget, Mayang, bagus," ucapnya dengan suara yang sedikit bergetar, berusaha menahan diri agar tidak menunjukkan betapa terpesonanya dia. Ia tidak bisa menahan dir

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 07

    Pada suatu pagi, Mayang terbangun lebih awal dari biasanya. Saat dia menuruni tangga, dia melihat Valdi sudah sibuk menyiapkan sesuatu di ruang tamu. Sebuah kotak besar diletakkan di pojok ruangan, dan Valdi tampak memasang label di atasnya."Pagi, Mayang," sapa Valdi dengan senyum hangat. "Hari ini mungkin ada beberapa paket yang datang. Om sudah siapkan kotak ini untuk tempat penyimpanan sementara."Mayang mengangguk sambil tersenyum."Baik, Om," jawabnya lembut. Dia lalu pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan dan secangkir kopi untuk Valdi.Setelah sarapan, Mayang membawa secangkir kopi panas ke ruang kerja Valdi. Ketika dia membuka pintu, dia tertegun. Ruangan itu jauh lebih mengesankan dari yang ia bayangkan.Ruang kerja Valdi tidak terlalu luas, tapi memiliki desain interior yang futuristik. Dindingnya berwarna abu-abu metalik, dengan lampu-lampu LED yang menyoroti sudut-sudut tertentu. Di satu sisi, ada sebuah balkon kecil yang terbuka, memungkinkan udara segar masuk. Namun, y

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 06

    Mayang terkejut sebentar tapi kemudian mengangguk, merasa sulit untuk menolak permintaan Valdi.“Boleh, Om,” jawabnya.Mereka duduk di ruang keluarga yang bersebelahan dengan kamar mereka. Valdi menyalakan TV, memilih sebuah film yang sedang tayang. Mayang duduk di lantai, agak jauh dari sofa tempat Valdi duduk, merasa agak canggung untuk duduk di dekatnya.Namun, Valdi segera menarik pergelangan tangan Mayang dengan lembut, membuatnya terkejut.“Duduk di sini, Mayang. jangan di lantai,” katanya sambil menepuk sofa di sampingnya.Mayang ragu sejenak, tapi kemudian mengikuti arahannya dan duduk di sebelah Valdi. Dia mencuri-curi pandang ke arah Valdi, menyadari bahwa pria itu memang gagah dan tampan. Wajahnya tegas, rahangnya kuat, dengan sorot mata yang tajam namun lembut.Om Valdi seganteng ini kenapa diceraikan istrinya ya? pikir Mayang, sedikit penasaran. Aroma pheromone yang samar tapi kuat mulai tercium olehnya, membuat perasaannya sedikit bergetar. Ada sesuatu dalam aroma itu ya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status