Share

Bab 10

Author: Wandi Wijaya
last update Last Updated: 2024-08-30 12:20:56

Sinta menggeleng melihat Fajar yang sedang melamun. Nafas halus di hembuskan perlahan. Hampir setengah jam mereka berada di cafe ini. Tapi tak ada satu topik pun yang di bicarakan. Hal itu membuat Sinta geram.

Praaak

Meja di depan di gebrak Sinta kuat

Tentu saja hal itu membuat Fajar tersentak. Lamunannya tadi seketika lenyap, matanya kini beralih pada Sinta yang tengah memandangnya dingin.

"Kamu masih memikirkan istrimu itu?" tanya Sinta ketus.

"Sayang, aku hanya...."

"Hanya apa? Ingat, Fajar! Kamu sudah menceraikan dia. Jadi, untuk apa lagi kamu memikirkan dia? Kalau kamu seperti ini terus, lebih baik kita putus!" dengus Sinta. Hatinya semakin panas dengan tingkah laku Fajar akhir-akhir ini. Sudah lima tahun mereka menjalin kasih, dan Sinta masih sanggup menunggu Fajar semata-mata hanya ingin agar melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan.

"Tidak sayang. Aku mohon, mengertilah dengan kondisiku sekarang ini. Kamu tahukan perceraian ini tidak ada satu pun yang tahu, termasuk Mama d
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Gairah Janda Perawan Sang Mafia   Bab 11

    "Saya terima nikahnya Aisyah Siti Maryam binti Aman Zainudin...." Lancar saja mulut King mengucapkan kata ijab-qabul seraya menjabat tangan penghulu.Daddy Jafar, Diko dan Diki yang menjadi saksi pernikahan mereka tersenyum senang. Sudah lama Daddy Jafar mendambakan putra satu-satunya itu menikah, baru sekarang bisa tercapai.Setelah proses ijab-qabul berlansung, mereka pun meninggalkan tempat tersebut.Tergesa-gesa Aisyah berlari mengejar King yang telah menjauh dan dengan santainya sebelah lengan King di gandengnya.Tentu saja apa yang di lakukan Aisyah itu membuat langkah King terhenti. Dungusan kasar di lepaskannya sebelum menoleh pada Aisyah yang malah menampilkan barisan gigi."Kau mau apa?" desis King seraya menoleh kiri dan kanan memastikan Daddy, Diko dan Diki tidak melihat kearahnya."Mau peluk lah, mau apa lagi? Kan Abang sudah jadi suami Aisyah sekarang," jawab Aisyah dengan riang gembira. Panggilan 'tuan' pun sudah diubahnya dengan panggilan yang lebih pantas."Haih, k

    Last Updated : 2024-08-31
  • Gairah Janda Perawan Sang Mafia   Bab 12

    Telepon pintar dibuangnya ke atas ranjang, kemudian ia merebahkan tubuh di sana.Seorang wanita paruh baya yang sedang menyisir rambut di meja rias di perhatikannya. 'Apa aku tanyakan saja sama Mama?' Sinta membatin dalam hati."Hmm...Ma," panggil Sinta. Ia merubah posisi menjadi duduk menghadap ke arah wanita paruh baya yang membelakanginya."Apa?" tanya Maya. Rambut di ikatnya dulu sebelum berbalik badan ke arah putrinya."Sinta mau nanya sesuatu. Hmm...kalau seorang laki-laki sudah menceraikan istrinya dengan talak tiga, apa boleh dia rujuk lagi seperti semula?" tanya Sinta ragu-ragu. Gadis itu tahu, ibunya lebih pakar tentang hal perceraian seperti ini. Karna wanita itu lebih dulu merasakan asinnya garam.Maya mengerutkan kening, merasa aneh dengan pertanyaan putrinya yang tiba-tiba saja bertanya tentang masalah perceraian. "Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan hal ini?" tanya Maya."Lah, memang apa salahnya? Kan tidak lama lagi Sinta akan menikah? Jadi, Sinta harus tahu juga lah te

    Last Updated : 2024-09-01
  • Gairah Janda Perawan Sang Mafia   Bab 13

    "uhuuk....uhuuk..." Terbatuk-batuk Aisyah menghirup debu yang bertebrangan di dalam ruangan yang baru di bukanya."Ini kamar atau gudang sih?" gumam Aisyah sambil matanya mengedar melihat ke sekeliling ruangan yang berdebu menandakan ruangan tersebut tidak pernah di gunakan. Tanpa ragu, Aisyah terus melangkah ke dalam ruangan itu.Bingkai foto yang tersusun dirak di pandangnya. Lalu bulu ayam yang sejak tadi dijepit di ketiak diambilnya. Kaca bingkai foto yang berdebu di sapunya menggunakan bulu ayam, hingga tampak olehnya gambar seorang wanita cina yang sedang menggendong seorang bayi."Pasti ini Mak mertuaku. Dan bayi yang di gendongnya ini pasti suami aku. Dia ini, masih bayi saja sudah ngeselin wajahnya," ucap Aisyah. Masih sempat saja ia mengejek wajah King sewaktu masih bayi.Bingkai foto itu di letakkan kembali ke rak. Kemudian Aisyah berjalan ke arah lemari baju. Kebaya merah yang tergantung di dalam lemari menjadi perhatiannya. Sebelum meraih baju itu Aisyah mengedarkan pand

    Last Updated : 2024-09-03
  • Gairah Janda Perawan Sang Mafia   Bab 14 Cemburu

    Lembar demi lembar majalah pengantin di baliknya, memperhatikan setiap design baju yang ada di setiap lembar dalam majalah itu. Sebuah gambar gaun putih yang di penuhi dengan manik-manik dan bunga mawar putih menjadi pilihannya."Gaun ini cantik kan?" tanya Sinta pada MUA. Jarinya menunjuk ke arah gambar gaun yang ada dalam majalah pada.MUA berjenis kelamin laki-laki dengan penampilan gemulai itu mengangguk."Iya. Gaun itu sangat cocok sekali untuk you. Orang cantik pakai apa pun pasti akan cantik. Apalagi kalau you yang pakai," balas MUA itu sambil menyanggul rambut Sinta mengikuti style yang sedang trend saat ini.Sekilas Sinta menoleh pada pada papanya yang sedang sibuk mengurus meja makan yang berdekatan dengan kolam renang."Papa," teriak Sinta.Ilias menoleh ke arah putrinya yang sedang di rias."Eh, you mau kemana?" Pria gemulai itu protes saat Sinta pergi begitu saja.Ilias tersenyum melihat putrinya yang tampak cantik dalam balutan gaun."Cantiknya anak Papa. Baru mau tunang

    Last Updated : 2024-09-14
  • Gairah Janda Perawan Sang Mafia   Bab 15

    "Iiih, geramnya aku!" desis Aisyah pelan. Naik turun dadanya melihat ke arah Sinta yang seperti sengaja membuatnya cemburu. Sepertinya dia sengaja mau membuat aku cemburu! King yang sedang makan di perhatikannya agak lama. Berdehem beberapa kali, lalu menggeser duduknya mendekatkan jarak pada suaminya itu. Perlahan-lahan kepala dia jatuhkan diatas bahu King, sambil dia menggerakkan kening berkali-kali ke arah Sinta yang juga tengah memperhatikannya. Tampak wajah Sinta yang tidak puas hati, membuat Aisyah tertawa senang. Rasain kau! Jelas suami aku lebih keren dari pada suami kau itu! "Hei, apa yang kau lakukan?" tanya King. Sesendok nasi goreng di suapnya kedalam mulut sebelum beralih memandang Aisyah. "Tidak tahu, tiba-tiba leher aku pegal," jawab Aisyah beralasan. "Leher kau yang pegal atau kau sedang unjuk kemesraan dengan perempuan itu?" tanya King sinis seolah tahu saja apa yang terjadi. Aisyah mencebik bibir. "Iya, tapi dia yang mencari masalah duluan. Dia seng

    Last Updated : 2025-02-10
  • Gairah Janda Perawan Sang Mafia   Bab 16

    Perlahan kelopak matanya di buka. Silau cahaya lampu di halang dengan tangan. Dia mengaduh sakit saat terasa denyutan kuat pada bagian rahang dan pipi kanannya yang bengkak. "Arghhh!" "Sakit ya, Sayang? Sudah puas kan mencari ribut dengan laki-laki itu? Apa sebenarnya yang terjadi tadi malam sampai laki-laki itu memukul kamu sampai begini? Dan siapa dia? Apa kamu kenal?" Berondong pertanyaan diajukan Sinta pada tunangannya yang baru sadarkan diri. Fajar gelagapan. Dia tidak sadar jika Sinta sudah berada di sebelahnya. Sekeliling ruangan itu di perhatikannya beberapa saat. Kemudian beralih pada Sinta yang masih menunggu jawaban darinya. "Kamu kenapa? Pagi-pagi sudah merepet?" Fajar malah balik bertanya dengan nada sinis. "Aku merepet karna mencemaskan kamu, tahu! Laki-laki tadi malam itu sudah menghajar kamu sampai Babak belur seperti ini, kamu sadar tidak? Kalau dia tidak berhenti menghajar kamu malam tadi. Aku rasa kamu sudah tidak ada lagi sekarang ini. And tell me, siapa

    Last Updated : 2025-02-11
  • Gairah Janda Perawan Sang Mafia   Bab 17

    Aisyah mencari keberadaan suaminya yang tidak kelihatan sama sekali di ruang makan. Seorang pelayan yang sedang sibuk membersihkan ruang tamu menjadi tempatnya bertanya. "Shen! Apa kamu melihat suamiku?" tanya Aisyah. Wanita cina yang sudah bertahun-tahun bekerja di rumah itu menghentikan aktifitasnya dan menoleh pada Aisyah. "Saya juga tidak melihatnya, Nyonya. Coba Nyonya lihat di atas, karna sejak tadi saya tidak melihat tuan turun. Kalau saya yang ke atas nanti saya yang di marahinya." "Oh, baiklah kalau begitu. Sekarang kamu tolong aku membawa makanan ke ruang makan ya. Aku mau melihat dia ke atas sebentar." "Baik Nyonya," sahut wanita itu. Kemudian dia pergi ke dapur mengambil makanan yang belum di hidangkan Aisyah. Apron yang melekat di badannya di buka, lalu Aisyah pergi ke lantai dua. Kamar yang berada di sebelah kanannya menjadi sasaran pencariannya. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu dia lansung memutar gagang pintu dan menolaknya ke dalam. Pandangannya menged

    Last Updated : 2025-02-11
  • Gairah Janda Perawan Sang Mafia   Bab 18

    Segelas air putih di raih Fajar, lalu di teguk perlahan-lahan. "Shit!" Fajar meringis merasakan pedih di bagian bibir yang pecah. Ting tong! Ting tong! Tiba-tiba terdengar bunyi bel , menandakan ada orang datang ke rumahnya. Kening mulai berkerut kuat. Gelas tadi di letakkan diatas meja sebelum berlari menuju pintu utama. Kain gorden di sibakkannya sedikit, takut jika yang datang adalah keluarga Aisyah. Namun, dugaannya salah setelah melihat Aisyah berdiri di luar pagar.. Tersenyum lebar Fajar melihat mantan istrinya itu. Apalagi setelah cukup lama memperhatikan mantan istrinya itu hanya datang seorang diri. Bergegas Fajar membuka pintu dan berlari menuju ke halaman rumahnya. "Aishya...." Baru saja akan menyapa wanita tak itu, kelibat King yang muncul tiba-tiba membuat langkahnya seketika melambat. Senyum yang tadinya mekar sirna sudah. Di sana King tersenyum sinis. "Apa kabar bro? Sehat? Aku tidak mengganggu kau kan. Aku harap tidak, karna aku ada perlu dengan kau sebe

    Last Updated : 2025-02-12

Latest chapter

  • Gairah Janda Perawan Sang Mafia   Bab 22

    Alamat yang tertera di sampul surat di baca, kemudian ia mempehatikan kawasan rumah mewah di depan. Ingin memastikan apakah alamat di sampul surat dengan rumah di depannya sama. Kemudian dua orang pengawal yang berdiri di depan gerbang menjadi sasarannya untuk bertanya. "Matur suhun, Mas. Benar ndak ini rumahnya, Adriano Lion King?" tanya kurir tersebut dengan logat daerah yang medok. "Iya, kenapa?" jawab pengawal tegas. "Alhamdulillah, berarti saya ndak salah rumah yo. Ini ada surat untuk nama yang saya sebutkan tadi. Boleh saya titipkan surat ini pada Mas, ndak?" tanya kurir itu lagi. "Ya, mana suratnya." Pengawal menadahkan satu tangannya pada kurir tersebut. "Alhamdulillah, kalau begitu. Jangan lupa berikan pada orangnya yo, Mas. Ingat, jangan sampai lupa, amanah ini. Kalau begitu saya undur diri dulu. Matur suhun yo, Mas." Setelah menyerahkan surat itu kepada salah seorang penjaga, kurir itu pun segera pergi dari sana. "Nyonya!" panggil penjaga tadi pada Aisyah yang sedang

  • Gairah Janda Perawan Sang Mafia   Bab 21

    Potret seorang gadis dengan hijab di tengah-tengah sawah di pandang lama. Tanpa sadar senyum lebar terukir di bibirnya. Dia merasa gambar itu juga sedang memandangnya dan juga tersenyum padanya. Puas berkhayal, potret itu di letakkan kembali ke atas meja, kemudian bola matanya bergerak menuju pisau lipat yang berada di sebelah kanannya. Perlahan dia meraih pisau lipat itu, lalu dia berdiri menuju ke arah cermin bulat yang tergantung di dinding. "Sudah berapa tahun aku menyamar demi kamu, Aisyah. Sekarang aku tidak mau bersembunyi lagi. Aku harus dapatkanmu, sebelum bajingan itu sempat menyentuh kamu, Sayang," desisnya. Senyum sinis di ukirnya melihat kulit wajah yang keriput dari pantulan cermin. Ujung pisau lipat yang tajam di tempelkan ke wajahnya, kemudian di tekan dan di tarik hingga ke dagu. Perlahan topeng yang melekat di wajahnya di buka. Wajah yang tadinya keriput dan tua, berganti dengan wajah yang lebih muda. Pisau lipat tadi di letakkan lagi diatas meja dan topeng orang

  • Gairah Janda Perawan Sang Mafia   Bab 20

    "Sudah beberapa hari ini kita pergi ke rumah Fajar, tapi kenapa dia tidak pernah ada di rumah? Saya rasa ada sesuatu yang terjadi dengan anak kita, Bang. Saya coba telepon dia pun tidak di jawab," ujar mak Gadis mengadu pada suaminya. Gelisah hatinya karna sudah beberapa hari tinggal di kota tapi belum juga bisa bertemu dengan putrinya. Ayah Man, tidak menjawab. Pria itu malah seperti melamun memandang televisi yang ada di depannya. Mak Gadis mengeluh kecil. Setiap kali dia berbicara pasti suaminya termenung. Entah apa yang suaminya itu pikirkan, dia pun tidak tahu. Bahu suaminya di colek sedikit, mematikan lamunan lelaki itu. Ayah Man menoleh pada Mak Gadis yang duduk di sebelahnya. "Abang dengar tidak apa yang saya katakan tadi?" tanya mak Gadis lagi. Ayah Man mengangguk pelan, tanda dia mendengarnya. Kemudian dia berdehem beberapa kali membenarkan pita suaranya terlebih dahulu. "Nanti aku pergi ke rumah si Fajar itu, kamu tunggu saja di sini tidak usah ikut," sahut ayah

  • Gairah Janda Perawan Sang Mafia   Bab 19

    Sebuah rantai besi di tariknya menaiki tangga, berjalan dengan langkah pelan, tidak ingin ada bunyi yang keluar. Walaupun ke adaan gelap gulita, tapi dia tahu kemana kakinya harus melangkah. Kamar yang berada di ujung kanannya menjadi tujuannya. Wajah yang di lindungi topeng wajah tersenyum sinis. Gagang pintu yang tidak terkunci perlahan di putarnya, lalu di dorongnya pelanggan. Bola matanya mengedar kesekeliling kamar, mencari kelebat seseorang. Kemana dia? Saklar lampu di dinding di hidupkan, pandangannya kini tertuju pada pintu lemari yang sedikit menganga. "Sialan! Kau mau bersembunyi dariku ternyata!" Dia berjalan ke arah lemari itu dan membukanya. Rantai besi yang di bawanya lansung di lilitkan ke leher lelaki yang bersembunyi itu sehingga dia kesusahan bernafas. Fajar mulai panik dan cemas. Tangannya menggapai-gapai mencoba melepaskan lilitan rantai itu. "Mana Aisyah?" tanyanya, mendesis di telinga Fajar. Fajar hanya mampu menggeleng sebagai jawaban. "Aku tany

  • Gairah Janda Perawan Sang Mafia   Bab 18

    Segelas air putih di raih Fajar, lalu di teguk perlahan-lahan. "Shit!" Fajar meringis merasakan pedih di bagian bibir yang pecah. Ting tong! Ting tong! Tiba-tiba terdengar bunyi bel , menandakan ada orang datang ke rumahnya. Kening mulai berkerut kuat. Gelas tadi di letakkan diatas meja sebelum berlari menuju pintu utama. Kain gorden di sibakkannya sedikit, takut jika yang datang adalah keluarga Aisyah. Namun, dugaannya salah setelah melihat Aisyah berdiri di luar pagar.. Tersenyum lebar Fajar melihat mantan istrinya itu. Apalagi setelah cukup lama memperhatikan mantan istrinya itu hanya datang seorang diri. Bergegas Fajar membuka pintu dan berlari menuju ke halaman rumahnya. "Aishya...." Baru saja akan menyapa wanita tak itu, kelibat King yang muncul tiba-tiba membuat langkahnya seketika melambat. Senyum yang tadinya mekar sirna sudah. Di sana King tersenyum sinis. "Apa kabar bro? Sehat? Aku tidak mengganggu kau kan. Aku harap tidak, karna aku ada perlu dengan kau sebe

  • Gairah Janda Perawan Sang Mafia   Bab 17

    Aisyah mencari keberadaan suaminya yang tidak kelihatan sama sekali di ruang makan. Seorang pelayan yang sedang sibuk membersihkan ruang tamu menjadi tempatnya bertanya. "Shen! Apa kamu melihat suamiku?" tanya Aisyah. Wanita cina yang sudah bertahun-tahun bekerja di rumah itu menghentikan aktifitasnya dan menoleh pada Aisyah. "Saya juga tidak melihatnya, Nyonya. Coba Nyonya lihat di atas, karna sejak tadi saya tidak melihat tuan turun. Kalau saya yang ke atas nanti saya yang di marahinya." "Oh, baiklah kalau begitu. Sekarang kamu tolong aku membawa makanan ke ruang makan ya. Aku mau melihat dia ke atas sebentar." "Baik Nyonya," sahut wanita itu. Kemudian dia pergi ke dapur mengambil makanan yang belum di hidangkan Aisyah. Apron yang melekat di badannya di buka, lalu Aisyah pergi ke lantai dua. Kamar yang berada di sebelah kanannya menjadi sasaran pencariannya. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu dia lansung memutar gagang pintu dan menolaknya ke dalam. Pandangannya menged

  • Gairah Janda Perawan Sang Mafia   Bab 16

    Perlahan kelopak matanya di buka. Silau cahaya lampu di halang dengan tangan. Dia mengaduh sakit saat terasa denyutan kuat pada bagian rahang dan pipi kanannya yang bengkak. "Arghhh!" "Sakit ya, Sayang? Sudah puas kan mencari ribut dengan laki-laki itu? Apa sebenarnya yang terjadi tadi malam sampai laki-laki itu memukul kamu sampai begini? Dan siapa dia? Apa kamu kenal?" Berondong pertanyaan diajukan Sinta pada tunangannya yang baru sadarkan diri. Fajar gelagapan. Dia tidak sadar jika Sinta sudah berada di sebelahnya. Sekeliling ruangan itu di perhatikannya beberapa saat. Kemudian beralih pada Sinta yang masih menunggu jawaban darinya. "Kamu kenapa? Pagi-pagi sudah merepet?" Fajar malah balik bertanya dengan nada sinis. "Aku merepet karna mencemaskan kamu, tahu! Laki-laki tadi malam itu sudah menghajar kamu sampai Babak belur seperti ini, kamu sadar tidak? Kalau dia tidak berhenti menghajar kamu malam tadi. Aku rasa kamu sudah tidak ada lagi sekarang ini. And tell me, siapa

  • Gairah Janda Perawan Sang Mafia   Bab 15

    "Iiih, geramnya aku!" desis Aisyah pelan. Naik turun dadanya melihat ke arah Sinta yang seperti sengaja membuatnya cemburu. Sepertinya dia sengaja mau membuat aku cemburu! King yang sedang makan di perhatikannya agak lama. Berdehem beberapa kali, lalu menggeser duduknya mendekatkan jarak pada suaminya itu. Perlahan-lahan kepala dia jatuhkan diatas bahu King, sambil dia menggerakkan kening berkali-kali ke arah Sinta yang juga tengah memperhatikannya. Tampak wajah Sinta yang tidak puas hati, membuat Aisyah tertawa senang. Rasain kau! Jelas suami aku lebih keren dari pada suami kau itu! "Hei, apa yang kau lakukan?" tanya King. Sesendok nasi goreng di suapnya kedalam mulut sebelum beralih memandang Aisyah. "Tidak tahu, tiba-tiba leher aku pegal," jawab Aisyah beralasan. "Leher kau yang pegal atau kau sedang unjuk kemesraan dengan perempuan itu?" tanya King sinis seolah tahu saja apa yang terjadi. Aisyah mencebik bibir. "Iya, tapi dia yang mencari masalah duluan. Dia seng

  • Gairah Janda Perawan Sang Mafia   Bab 14 Cemburu

    Lembar demi lembar majalah pengantin di baliknya, memperhatikan setiap design baju yang ada di setiap lembar dalam majalah itu. Sebuah gambar gaun putih yang di penuhi dengan manik-manik dan bunga mawar putih menjadi pilihannya."Gaun ini cantik kan?" tanya Sinta pada MUA. Jarinya menunjuk ke arah gambar gaun yang ada dalam majalah pada.MUA berjenis kelamin laki-laki dengan penampilan gemulai itu mengangguk."Iya. Gaun itu sangat cocok sekali untuk you. Orang cantik pakai apa pun pasti akan cantik. Apalagi kalau you yang pakai," balas MUA itu sambil menyanggul rambut Sinta mengikuti style yang sedang trend saat ini.Sekilas Sinta menoleh pada pada papanya yang sedang sibuk mengurus meja makan yang berdekatan dengan kolam renang."Papa," teriak Sinta.Ilias menoleh ke arah putrinya yang sedang di rias."Eh, you mau kemana?" Pria gemulai itu protes saat Sinta pergi begitu saja.Ilias tersenyum melihat putrinya yang tampak cantik dalam balutan gaun."Cantiknya anak Papa. Baru mau tunang

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status