Home / Romansa / Gairah Cinta Om Mafia / Bab 166 # Kematian Ayah

Share

Bab 166 # Kematian Ayah

Author: De Lilah
last update Last Updated: 2023-10-30 15:07:30
Semua terjadi begitu cepat. Tidak ada yang mengira bahwa momen berpamitan Adam Hart merupakan momen terakhir ia bertemu dengan sang putri di kehidupan ini.

"Apa?!"

"Benar, Nona. Ayah Anda tewas terpenggal, kemarin malam."

Bagai disambar petir, Arren begitu terkejut dengan kabar yang tiba-tiba datang ini.

Arren bercucuran air mata ketika mendengar kabar tentang kematian ayahnya, pagi ini. Ia benar-benar tidak menyangka, kemarin malam adalah hari terakhirnya bertemu dengan sang ayah yang telah ia maafkan sepenuhnya.

"Leon …" panggil Arren yang kini kesulitan bernapas. Ia tiba-tiba merasa pusing dan tak lama kemudian, tubuhnya mulai kehilangan keseimbangan.

"Arren!"

Leon segera menangkap tubuh sang istri yang hampir ambruk ke tanah itu, kemudian menggendongnya hingga ke sofa terdekat.

Leon pun sangat terkejut dengan berita yang baru ia dengar. Namun, Leon berusaha tetap tenang. Ia tidak ingin semakin memperkeruh suasana karena Leon sangat mengetahui bahwa istrinya lah yang lebih terlu
De Lilah

Ayo kirimkan gem untuk cerita ini.  Tinggalkan ulasan bintang 5 ya biar semangat nulisnya.  Terima kasih, telah membaca☺  

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
IRA DONAH
kok cepet banget terus updatenya laamaaaaaas endingnya gimana? apakah aren hamil?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 167 # Cinta dan Kehilangan

    Kematian sang ayah memang membuat Arren terpukul. Gadis berhati hangat itu masih belum bisa merelakan satu-satunya orang tuanya tewas dengan cara mengenaskan. Beberapa waktu ini, sebelum jasad Adam dipulangkan dari unit forensik untuk dimakamkan, Arren mengunci diri di kamar. Ia tidak tampak ingin pergi ke luar dan memilih untuk makan di berdua saja dengan Leon. Nyonya besar sangat khawatir dengan keadaannya namun Leon berhasil meredam kecemasannya. "Biarkan Arren memulihkan diri, Nyonya," ucap Leon suatu kali ketika Nyonya besar sangat ingin menemui sang cucu. Arren tak kunjung memperlihatkan diri dan hanya memandang ke luar jendela sesekali. Selebihnya, ia akan tidur seharian dan hanya bangun ketika waktu makan telah datang. Pelayan hanya akan mengantar kereta berisi makanan dan meninggalkannya di depan kamar. Leon akan mengambilnya dan menyuapi Arren supaya tetap makan, meski kehilangan seleranya. Leon tidak akan membiarkan Arren sakit hanya karena merasakan duka. Pria berpiki

    Last Updated : 2023-10-31
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 168 # Kecupan Kilat

    Sudah satu minggu ini, Adam pergi meninggalkan keluarga Rossie. Suasana berkabung yang tengah terjadi menjadi semakin berat pada hari ini. Dalam tradisi Rossie, masa berkabung selama tujuh hari adalah masa maksimal seseorang mengantar kepergian anggota keluarga. Anggota keluarga Rossie telah menjalani ritual tujuh hari penuh kesedihan, kini tiba saatnya untuk mengakhiri masa berkabung yang menyedihkan dan bersiap dengan hari baru yang akan menjelang. Pagi itu, sinar matahari seakan bersinar terik, tidak seperti biasanya. Cahayanya mampu menembus tirai hitam yang membentang di jendela-jendela Mansion sebagai penghalang cahaya yang sengaja ditutup sempurna dalam suasana duka. Matahari seakan mengetahui bahwa hari ini, suasana berkabung sudah harus diakhiri. Mau tidak mau, siap tidak siap, segala kain hitam yang telah menggelapkan seluruh Mansion harus segera disingkirkan. Keheningan yang telah menjadi teman setia keluarga Rossie kini berangsur memudar. Mereka sudah tampak beraktiv

    Last Updated : 2023-11-02
  • Gairah Cinta Om Mafia    Bab 169 # Batal Kerja

    “Belum mandi pun, kamu sudah cantik,” ucap Leon sambil mengecup lembut bibir Arren yang bersemu merah. Gadis itu tidak lagi bisa membantah atau pun mengelak. Ia menikmati setiap usapan lembut bibir sang suami dengan penuh kepuasan. “Mmh …” Mereka berdua mendesah nikmat dan ambruk ke ranjang. Leon bahkan tidak mempedulikan jasnya yang mungkin akan kusut jika bergelut di sana dengan istrinya. Leon terus melancarkan aksi penuh gairah dari bibir hingga ke leher jenjang sang istri. Ia juga bermain-main dengan kulit mulus Arren yang tersingkap ketika tangannya menggerayangi seluruh tubuh bagian atas. Gaun tidur Arren tertanggal sempurna. Ia kini tak ubahnya bayi yang terlentang tanpa busana. “Kau sangat cantik,” puji Leon sambil menikmati pemandangan indah di hadapannya. “Tidakkah kau ingin pergi?” tanya Arren sedikit menggoda. Rona wajahnya tidak mengatakan bahwa ia benar-benar akan mengusir sang suami untuk pergi begitu saja. Arren jelas menginginkan sentuhan lebih dari sang suami

    Last Updated : 2023-11-03
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 170 # Pria Tampan

    Leon membatalkan rencananya untuk pergi ke pusat kota dan mengamati kondisi riil di lapangan. Ia begitu terbius dengan pesona sang istri yang sangat menggoda. Leon tak bisa menolaknya. Keesokan harinya, rutinitas itu berulang. Pria tampan dan gagah itu telah bersiap untuk pergi bekerja namun sang istri yang baru saja terbangun, lagi-lagi, memberi godaan yang tak terelakkan. “Sayang!” Arren menjerit, tatkala Leon lagi-lagi menyergapnya secara tiba-tiba. “Kenapa kamu begitu menggemaskan, huh?” tanyanya sambil mencumbui sang istri di sekitar leher. Jejak-jejak merah segera terbit dan hal itu sungguh membuat Arren malu. Namun, Leon tak mempedulikan jeritan istrinya. Ia terus menciumi tubuh Arren yang masih alami tanpa basuhan sabun atau pun produk kimia lainnya. Menurut Leon, aroma tubuh Arren sangat khas dan hal itu menggugah hasrat yang ia pendam dalam-dalam. “Bagaimana aku bisa kerja dengan tenang, kalau kau selalu membuatku terangsang, hm?” Leon berbisik lembut di telinga Arren d

    Last Updated : 2023-11-05
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 171 # Kenalan Salah Paham

    Putri Lesel terkesiap, tatkala ada tangan kekar yang merengkuh pinggangnya dengan kokoh. Lengan yang meyentuh punggungnya begitu hangat. Tonjolan ototnya terasa kaku, memberi debaran yang fenomenal. Jantung Putri Lesel berdetak sangat kencang ketika wajah tampan itu mulai tampak. Wajah itu, garis rahang kokoh dengan jambang tipis keemasan, sangat mempesona! Wajah pria tampan itu baru saja tampak setelah terhalangi silau matahari yang menyusup lewat atap transparan hutan di dalam hotel tersebut. “Anda tidak apa-apa?” tanya sang pria yang belum diketahui namanya itu. “A–ah,” Putri Lesel belum menjawab. Ia tersipu malu. Untuk sesaat, ia bahkan tidak ingin melepaskan pelukan dari orang asing ini. Begitu mendebarkan! “Putri!” Pengawal Putri Lesel yang berada tak jauh darinya segera datang dan menyingkirkan pria tak dikenal itu. Ia bahkan hampir saja menodongkan senjata. Tapi, hal itu tidak terjadi. Segera saja, gerakan reflek itu dilarang oleh sang majikan. “Mundur!” ucap sang putr

    Last Updated : 2023-11-08
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 172 # Wanita Idaman

    Leon menyunggingkan senyum. Daftar bisnis yang dikirimkan oleh ketua dewan membuatnya optimis. "Saya akan segera kembali dengan kabar gembira."Wajah-wajah para anggota dewan berubah cerah setelah mendengar kabar dari Leon yang tampak memberi harapan tinggi. "Kami benar-benar akan menantikan kabar itu," ucap Derreck dengan mata berbinar. Pertemuan pertama berakhir dengan hasil yang melegakan. Leon segera bersiap untuk kembali ke Mansion Rossie. "Tuan, ada telepon untuk Anda," kata sang ajudan sambil menyodorkan sebuah ponsel kepada Leon. Alis Leon bertaut. Siapa yang meneleponnya jam segini, apakah Arren? Istrinya itu benar-benar tidak sabar. "Halo?""Halo, Tuan Leon. Ini saya, Lesel.""Putri?""Ya, benar. Bisakah kita bertemu malam ini? Aku ingin mengundangmu makan malam."Leon berpikir sebentar. Tidak sopan jika mengajak kenalan penting seperti ini, akan tetapi, Leon tidak ingin menimbulkan kesalahpahaman lebih jauh. "Maaf. Bisakah kita bertemu lain kali? Saya ada agenda lain."

    Last Updated : 2023-11-09
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 173 # Sang Penguasa

    Pria besar itu hampir saja menggebrak meja dan menodongkan pistol yang ada di sabuk rahasia di balik kemejanya, ketika mendengar jawaban dari sang ajudan istri yang seakan memiliki potensi berselingkuh di belakang punggungnya. Bicara soal pistol. Leon telah berhenti untuk bersikap abai dan kali ini, ia membawa senjata apinya itu kemana-mana. Mengandalkan keselamatan pada tonjolan otot dan pengawalnya saja tidak cukup. Leon telah memahami hal itu. Ia akan mulai menggunakan kembali Glocky–panggilan kesayangannya untuk pistol semi otomatis, Glock Meyer 22–yang telah menemaninya selama ini. Pada awalnya, Glocky tersimpan rapi di koper Leon. Ia tak menginginkan adanya pertumpahan darah karena Arren tidak menyukai pria bar-bar. Leon mengalah dan menyimpan Glocky dengan rapi tanpa ingin dipergunakan kembali. Sampai pada akhirnya, penyekapan Abigail pada Arren dan juga kejadian berbahaya lain yang mewajibkan Leon agar selalu waspada, mengubah niatnya tersebut. Leon akan kembali memperg

    Last Updated : 2023-11-10
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 174 # Hasil dari Bercinta

    Pekikan sang ajudan membuat Leon terkejut. Arren pingsan? “Oh, tidak!” Leon segera menyambar jasnya dan mengangguk ke arah Shane. Ia segera menuju ke mobil diiringi langkah kaki sang ajudan yang berlari di belakangnya. Shane juga tampak khawatir, namun ia tidak memiliki hak untuk ikut dalam perjalan kembali ke Mansion Rossie ketika pekerjaannya saja sudah menumpuk seperti ini. “Semoga saja, Arren baik-baik saja,” gumamnya. *** Mobil Leon baru saja tiba di Mansion Rossie. Matahari telah menyingsing ke sisi barat. Semburat jingga mulai menghiasi cakrawala. Suasana di Mansion cukup ramai, terutama di dekat kamar Arren. “Arren! Di mana istriku?” tanya Leon. Ia membelah kerumunan pelayan yang memadati pintu masuk. Seorang pelayan yang sedang berlari ke arahnya memberi tahu, "Tuan, Nyonya Arren sedang bersama dokter di dalam. Mereka sedang berusaha memahami apa yang terjadi." Leon melangkah lebih cepat, mengabaikan hiruk-pikuk di sekelilingnya. Ajudan Leon mengamati dari kejauhan,

    Last Updated : 2023-11-10

Latest chapter

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 253 # Ending

    Ujung belati itu bengkok. Tidak ada yang menyangka bahwa belati tajam bisa berubah bentuk menjadi seperti itu. “Ti–tidak!” pekik si pelayan. Ia sangat kebingungan. Bagaimana perut Arren yang seharusnya ternoda darah malah membengkokkan belati tanpa setitik pun usaha? Dalam momen yang menentukan, belati itu telah mengalami deformasi plastis, seperti tarian metal yang mengubah bentuknya tanpa bisa kembali ke keadaan semula. “A–apa yang terjadi?” Pelayan itu bertanya-tanya dengan tangan yang gemetar. Arren hanya menyunggingkan senyum penuh kemenangan. Lawannya telah kalak telak tanpa perhitungan. “Aku sudah mengantisipasi hal ini, Lesel,” ujar Arren dengan wajah jumawa. Ya. Lesel. Ternyata, dialah kaki tangan Esme yang begitu ingin menghabisi nyawanya. “Ba–bagaimana kau tahu?” Arren segera menyobek kain tule yang menutupi area perutnya. Ada sebuah aksesori mengkilat di sana. Sebuah sabuk baja. “A–apa?” Pada awalnya, suara gemuruh dan getaran memang dirasakan oleh Lesel. Ia tak

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 252 # Klimaks

    Pelayan berambut pirang mengerucutkan bibirnya, sementara si rambut hitam tetap menatap lurus ke arahnya. “Baiklah!” jawabnya agak kesal, namun memang rencana mereka tidak boleh berantakan. “Aku akan awasi sekitar. Kau harus segera bersiap-siap.” “Oke.” Dua pelayan mencurigakan itu kemudian meneruskan misi rahasia mereka. Tidak banyak yang harus mereka lakukan kecuali mencari target dan melancarkan aksi balas dendam. “Sepertinya, dia ada di balkon barat. Tunggu aba-abaku, kita akan segera melakukan serangan!” “Oke!” *** Suasana jamuan masih meriah dengan alunan musik lembut yang merdu di telinga. Beberapa tamu menikmatinya sambil bersantap, ada juga yang masih mengobrol lama. Arren dan Leon tampak berbahagia sambil menyalami tamu-tamu yang ada di sana. “Sepertinya, aku merasa sesak,” lirih Arren pada Leon. Kehamilan ini membuatnya gampang lelah dan juga merasa panas sepanjang waktu. “Kau mau pergi dari tempat ini?” tanya Leon sambil merangkulkan lengannya ke pinggang sang

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 251 # Si Pelayan

    Mata Ava berbinar bahagia. Ia mengangguk cepat dan memeluk Arren sebagai balasannya. “Terima kasih, Bibi!” Ava tidak mengira bahwa ulang tahunnya akan dapat dirayakan dengan jamuan spesial, meski jamuan itu tidak dilangsungkan secara khusus untuknya. “Sama-sama, Ava!” Arren melakukan hal yang sama. Ia bahagia dapat menyemangati kawan kecilnya yang sepertinya sedang sendu dan tidak memiliki semangat karena ketidakhadiran ayah dan ibunya. “Kami harus pergi, Ava. Ini untukmu,” ucap Leon sambil menyerahkan kotak berbungkus kado dengan pita ungu di atasnya. “A–apa ini, Pak?” tanya Ava heran sekaligus senang. Ia tidak mengira akan mendapatkan kado dari Pak Leon di hari yang bukan ulang tahunnya. “Anggap saja kado cicilan,” gurau Leon sambil tertawa kecil padanya. “Ahaha! Terima kasih banyak!” seru Ava sambil membuka bungkus kado itu. Isinya boneka beruang dengan warna bulu kecokelatan. “Lucu sekali!” pekik AVa bahagia. Arren dan Leon senang melihatnya. Tak lama kemudian, mereka bena

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 250 # Antisipasi

    Setelah beberapa waktu di rumah sakit, Arren akhirnya diperbolehkan pulang. Tidak ada tanda-tanda bahaya ataupun kontraindikasi dari pengobatan yang diterimanya. “Terima kasih, Dokter. Saya merasa lebih sehat,” ucap Arren setelah dokter mengunjunginya untuk kali terakhir. “Sama-sama, Nyonya. Saya senang Anda sudah berhasil membaik tanpa kesulitan.”Dokter Freddy dan Dokter Josh melepas Arren pergi dengan hati lega. Akhirnya, kekhawatiran mereka sirna. Arren benar-benar terbebas dari bahaya racun yang mengintai nyawanya. ***Dalam perjalanan pulang, Leon terus saja menatap Arren dengan perasaan tak menentu. Ia sungguh senang dengan kesembuhan istrinya namun ada suatu hal yang membuatnya merasa khawatir. “Kau yakin dengan rencanamu itu? Aku tidak tega padamu, Sayang!” sergah Leon yang tidak ingin mengundang bahaya lagi bagi istrinya. “Tidak ada cara lain. Kita pasti bisa, Sayang!” tegas Arren dengan tekad kuat. Leon menghela napas dalam-dalam. Ia tak bisa mencegah kekeraskepalaan s

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 249 # Melenyapkan Nyonya!

    “Tuan! Anda salah dengar!” sergah perawat yang menahan lengan Leon agar tak melayangkan tinju ke arah sang dokter. “Apa?!” Leon menoleh ke arah si perawat. Ia sangat lelah dan tidak bisa lagi menolerir kesalahan dari pihak dokter yang membuat anak-anaknya akan terlahir cacat. “Salah dengar, Tuan!”“Ya, benar!”“Anak Anda baik-baik saja, Tuan.”Suara perawat dan dokter bersahut-sahutan. Leon menurunkan tinjunya dan memandang ke arah dokter Freddy yang tampaknya sedang menghela napas lega. “Katakan, Dokter! Apa yang terjadi pada istri dan anak-anakku?!” hardik Leon masih dalam keadaan penuh amarah. Sebelum sang dokter menjawab, suara Arren samar terdengar di balik punggung perawat yang ada di sisi ranjang. “On .…” panggilnya lirih. “Le—on ….” ulangnya, kali ini dengan suara yang lebih keras. “Arren!” Leon menyibak perawat-perawat yang menutupi keberadaan sang istri. “Arren!” Leon menghampiri Arren dengan berlinang air mata. “Kau … sudah sadar?” tanyanya sambil mengecul lembut keni

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 248 # Anakku Cacat?

    Leon menggenggam tangan Arren dengan erat saat mereka bergegas menuju rumah sakit. Kecemasan dan kekhawatiran begitu dirasakannya. Entah mengapa, firasat Leon tidak enak. “Pak! Lebih cepat!” perintah Leon ketika melihat Arren semakin meringis kesakitan. Keringat dingin mulai mengucur dari dahi dan tubuhnya. Napas Arren tersengal-sengal. “Baik, Tuan!” Sopir segera mempercepat laju mobil dan sebisa mungkin menyeimbangkan kendaraan yang kian kencang. Ia benar-benar khawatir bahwa sang nona muda menderita sakit yang luar biasa. “Arren, bertahanlah,” pinta Leon sambil terus menenangkan Arren dengan pelukan dan genggaman tangannya. “Argh, Leon .…” Arren menggeram seakan menahan sakit yang teramat sangat pada dirinya. Tidak hanya di perut, tapi juga di sekujur tubuhnya. “Kita hampir sampai!” Sopir itu memberi aba-aba. Leon begitu cemas. Ia mengangguk dan bersiap untuk membawa Arren ke IGD begitu mereka sampai di rumah sakit sana. ***Akhirnya, setelah berkendara selama beberapa waktu,

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 247 # Muntah di Mobil

    Lora berhasil dievakuasi dan semua orang begitu berbahagia. Namun, ada satu kejanggalan yang nampak padanya. Arren bahkan menyadarinya. “Le–leon ….” panggilnya, ketika Lora mendekat ke arahnya. Bau asing menyeruak dari tubuh Lora. Arren bahkan sangat mual dibuatnya. “Hoek!” Arren muntah. Ia tak kuasa menahan rasa mual yang begitu membuncah. “Sayang!” pekik Leon waspada. Apa yang terjadi pada istrinya? “Le–leon … bau Lora … sangat … tidak enak,” gumamnya ketika berada di pelukan suaminya. Leon langsung menangkap Arren yang hampir terjatuh tadi. Kini, istri tersayangnya itu sudah ada dalam buaian. “Aroma apa?” Leon mencoba menajamkan indera penciuman. Benar. Ia mencium sesuatu asing yang menyengat, seperti aroma timbal. “Lora, mendekat ke arahku!” Leon mencoba menghirup aroma itu lebih dalam. Hati Lora tentu saja menjadi tak karuan. Tetapi, gadis itu sudah menautkan diri pada William. Sekarang, Tuan Leon bukanlah pria yang merajai hatinya. “Tunggu sebentar.” Leon, dengan kekh

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 246 # Pindah Ke Lain Hati

    Pekikan Larens membuat jantung Nyonya Dolores hampir copot. “Oh, Tuhan!” Wanita paruh baya itu kemudian berlari mengikuti arah kaki Laurens yang sedang bergerak menuju ke area ladang. “Leon! Kita ikuti mereka!’ Seru Arren sambil ikut jejak Nyonya Dolores ke lokasi putrinya yang konon menderita kecelakaan. Leon pun menyusul Arren setelah memastikan rumah Nyonya Dolores tertutup aman. Sesampainya di ladang, alangkah terkejutnya mereka, Lora ada di sebuah lubang yang menganga lebar. Lubang itu, dengan tanah kasar di sekelilingnya, seperti lubang bekas galian. “Aduh!” rintih Lora kesakitan. Beberapa luka tampak di area lutut dan juga lengannya. “Ibu! Tolong aku!” pekiknya sambil berderai air mata. “Ya, Tuhan! Lora! Apa yang terjadi padamu?!” teriak Nyonya Dolores gemetar. “Laurens! Lakukan sesuatu pada adikmu!” perintahnya pada sang putra yang tampaknya juga kebingungan. “Aku hanya berlari, lalu … tiba-tiba aku terperosok ke dalam sini! Huhu!” Lora terus menangis sambil merintih kesa

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 245 # Bertemu Sahabat Lama

    “Lora!” panggil Arren sambil melambaikan tangan. Lora hanya menganggukkan kepala, tidak membalas lambaian tangan sang nona muda. Laurens merasa tak enak hati. Ia menyikut rusuk Lora dengan sedikit kasar. “Sopanlah, Lora!” hardiknya kepada sang adik. Lora hanya mendengkus dan berbalik arah. Ia kemudian berlari pergi untuk pulang ke rumah, tanpa pamit, tanpa mengatakan sepatah kata. Arren, yang berada cukup jauh dari mereka, tampak bingung. Namun, ia tidak terlalu memikirkannya. Ada banyak warga desa yang sedang menanti untuk berbicara dengannya. “Jadi, bagaimana Anda akan memajukan desa kami, Nona Pemimpin?” tanya seorang pria paruh baya yang sepertinya sedang kesulitan dalam mencari pekerjaan. Arren hanya tersenyum dan menjawab singkat. Ia tidak ingin mengobral janji manis. Arren pasti akan melakukan usaha terbaiknya. “Anda harus sabar menunggu namun giat berusaha. Ketika program desa akhirnya dijalankan, saya berharap, para warga benar-benar memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

DMCA.com Protection Status