Saat hidangan disajikan satu persatu, Mark tersenyum.Arianne agak bingung. Apakah ada yang salah dengannya hari ini? Dia tahu bahwa Mark selalu memasang wajah palsu di depan semua orang tetapi ada sesuatu yang terasa berbeda hari ini.Setelah beberapa saat mengamati, dia menyadari satu hal. Tidak peduli seberapa sering Mark tersenyum di masa lalu, matanya selalu terlihat seperti tertutup es. Karena tidak ada emosi di dalamnya. Hari ini, entah kenapa, matanya tampak bersinar...Mark tidak meminta sesuatu yang tidak masuk akal selama makan, dan itu membuat Arianne gelisah. Kontraknya pun dengan cepat ditandatangani. Prosesnya berjalan sangat mulus sehingga itu terasa seperti mimpi bagi Arianne.Saat itu waktu menunjukan sekitar pukul delapan malam ketika mereka keluar dari restoran. Angin malam di musim ini masih terasa sedikit dingin. Lily bertanya, “Arianne, apakah kau akan pulang dengan Tuan Tremont?”Sebelum Arianne sempat menjawab, Mark menjawab, “Dia adalah istriku. Tentu saja dia
Arianne langsung tersadar. “Apa maksudmu?”Untuk beberapa saat, Mark tidak tahu bagaimana menjawabnya. Setelah dia terdiam, dia mendengar Arianne berkata pelan, “Luka bekas kecelakaan itu sudah sembuh, dan operasi pasca kegugurannya pun juga sukses. Aku sudah tidak merasakan sakit lagi. Aery Kinsey sedang bersenang-senang dengan temannya di bar sekarang, dia pasti tidak terluka dalam kecelakaan itu kan?”Mark tidak mengatakan apa-apa. Tidak lama kemudian, Arianne tertidur. Mark menyelimutinya dan memejamkan matanya.Keesokan paginya, Mark bangun dan merasa seperti ada beban berat yang terasa menindihnya. Saat dia membuka matanya, dia tersadar dan terkejut ternyata itu Si Putih. Si Putih sedang berjalan-jalan di atas badannya.Mark dengan hati-hati mencoba membangunkan Arianne, agar dia bisa menyingkirkan Si Putih dari badannya. Tapi, dia tidak berhasil membangunkannya.Lalu tangannya bergerak pelan untuk menyentuh wajah Arianne, tapi saat tangannya melewati wajahnya, sebuah bend
Bagaimana mungkin Mark tidak mengerti maksud sebenarnya dari perkataan Mary? Dia mengerutkan bibirnya lalu berkata, “Aku akan keluar nanti dan akan kembali sekitar jam empat sore.”Mary buru-buru menyiapkan pakaiannya dan pergi ke halaman belakang setelahnya. “Ari, tuan akan keluar sebentar lagi dan dia akan pulang jam 4 sore. Jangan berlama-lama diluar. Ini bahkan belum genap sebulan sejak operasimu. Bagaimana jika kau sakit karena kelelahan?”Arianne menjawab dengan berbisik. “Aku akan masuk kedalam duluan. Biarkan Si Putih masuk setelah Mark pergi.”Mary mengangguk dan merasa sangat senang. Kalau bukan karena perasaan dan rasa pedulinya ada Arianne maka Mark tidak akan memberitahukan pelayan dirumah kalau dia akan keluar. Bahkan makan malam saja sering sekali mendadak. Alibinya hari ini tentu saja untuk memberikan ‘ruang’ bagi Arianne dan juga Si Putih.Saat Mark sedang bersiap-siap untuk keluar kamar, dia tiba-tiba teringat kalau Arianne sudah meminum pil tanpa sepengetahuannya
Arianne mendengus pelan. “Ini adalah kucing liar yang aku adopsi. Awalnya, Mark tidak mengizinkanku untuk merawatnya, tapi aku memaksanya. Setelah kita berdebat beberapa kali, dia akhirnya setuju tapi aku hanya boleh merawatnya di halaman belakang. Dan kadang aku diam-diam membiarkannya masuk saat Mark tidak dirumah.”Tiffany mengacungkan jempol padanya. “Kau hebat sekali! Kau dengan berani menolak perintah Mark. aku tidak menyangka kau bisa menjadi serigala berbulu domba.”Tidak ingin membicarakan Mark lagi, Arianne merubah topik pembicaraan. “Jadi, apa yang terjadi antara kau dan ibumu?”Ekspresi wajah Tiffany berubah menjadi masam dan penuh kebencian. “Aku sangat kesal sekarang. Aku merasa seperti sisa hidupku akan suram jika aku terus saja tinggal bersama ibuku. Aku lelah… aku bekerja di perusahaan Jackson sekarang dan juga bekerja paruh waktu pada malam hari. Bahkan dengan dua penghasilanku, aku masih tidak bisa membiayai ibuku. Dia tidak bisa meninggalkan obsesinya terhadap ba
Melihat ekspresi ketakutan di wajah Mark, Arianne diam-diam merasa bingung. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa. Biar bagaimanapun, dia tidak bisa meminta semua orang untuk menyukai Si Putih hanya karena dia menyukainya, dia merasa puas dengan bisa merawatnya.Arianne bahkan lebih terkejut saat mengetahui kalau Mark tidak berencana untuk keluar malam ini. Kenapa seorang pria yang jarang pulang kerumah bisa tiba-tiba tinggal dirumah setiap malam sekarang? Dengan Mark ada dirumah, Arianne merasa tidak nyaman, dan dia tidak bisa menghabiskan waktu dengan Si Putih.Saat dia akan tidur, dia tiba-tiba teringat dengan perkataan Tiffany tadi.Mark berbaring di sampingnya sambil menggunakan ponselnya dengan membelakanginya. Banyaknya pesan di layar ponsel Mark membuat kepala Arianne sakit hanya dengan melihatnya. Dia bahkan bertanya-tanya bagaimana dia bisa menatap layar ponselnya selama itu.Ponselnya tiba-tiba berdering dan mengagetkannya. Nama Aery terlihat pada layar ponsel Mark….Mark
Arianne mulai mengganti pakaiannya bahkan sebelum menutup teleponnya. “Carilah tempat dan tunggu aku, aku akan pergi sekarang!”Dia akhirnya menerima kabar baik setelah mengalami waktu yang sulit. Awalnya, dia mengira kalau kebenarannya akan memakan waktu lama untuk sampai, tapi Pak Sloane telah mengirim surat lagi dalam waktu secepat ini.Dia hanya memiliki satu hal di kepalanya dan itu adalah untuk secepatnya mencari tahu apa yang terjadi waktu itu. Selama ayahnya tidak bersalah, dia akan akhirnya bisa meninggalkan kediaman Tremont dan Mark Tremont. Dia tidak mau terus hidup menjadi orang yang lemah yang tidak berdaya untuk melakukan perlawanan bahkan saat anaknya dibunuh…Saat dia tiba di kafe, Tiffany mengambil surat dari tasnya. Arianne langsung mengambilnya dan membukanya. Namun, isi surat memberikan kekecewaan besar untuknya. Kau tidak perlu mencariku. Kau tidak akan pernah bisa menemukanku. Aku juga tidak akan bisa memberikanmu petunjuk lagi. Aku hanya bisa mengatakan kalau
Ketika Arianne tidak mendapat jawabannya darinya, dia melanjutkan, “Apa? Kau memiliki uang untuk bermain-main di luar tetapi tidak punya untuk istrimu?”“Aku punya.” Sebuah senyum samar terlihat di mata Mark.Setelah menutup panggilannya, dia segera mentransfer sejumlah uang padanya lewat telepon. Senyuman di matanya berpindah ke bibirnya.Aery merasa iri ketika dia melihat Mark sepertinya menjadi senang setelah menerima panggilan itu. "Mark sayang, siapa itu? Kau sepertinya begitu senang setelah menerima panggilan itu…"Senyuman di wajah Mark seketika berkurang dan dengan datar dia menjawab, “Bukan siapa-siapa.”Helen menyadari keadaannya dan berbisik, “Aery, tidakkah kau bicara terlalu banyak? Bahkan makanan belum cukup menutup mulutmu?”Aery menutup mulutnya kesal. Naluri seorang perempuan selalu akurat. Orang yang baru saja menelpon Mark pasti bukan orang biasa.Arianne melihat notifikasi transaksi di ponselnya dengan sedikit perasaan tak keruan di hatinya. Dia tidak pernah
Arianne bergumam kesal, “Aku tidak akan kesana. Tidak bisakah dia datang kemari jika dia mencariku? Mengapa harus aku yang datang padanya? Bukan aku yang mencarinya!”Mary terbelalak. “Ari… bukankah… masa-masa memberontak mu sedikit terlalu terlambat? Kau berumur dua puluh dua tahun ini!”Arianne terdiam sejenak. Jadi, di mata Mary, Arianne saat ini sedang melalui sebuah fase? Dalam diam dia sebenarnya menjerit, oke? Dia akhirnya tidak tahan lagi merasa tertindas selama bertahun-tahun dan ingin berhenti dari situasi itu, oke?Melihatnya tidak patuh, Mary hanya dapat melaporkan apa adanya pada Mark. Segera setelahnya, dia tergopoh-gopoh kembali ke kebun belakang lagi dan lebih mendesak Arianne dibandingkan sebelumnya. “Ari, tuan berkata bahwa jika kau tidak mendatanginya, maka dia tidak akan membiarkan mu memelihara kucing itu lagi. Dia benar-benar serius dengan ucapannya…!”Serius dengan ucapannya? Wow. Arianne merasa marah sekaligus geli. Mark selalu melebih-lebihkan hal ini dan b