Shelly tampaknya telah mencapai titik di mana dia menolak untuk melanjutkan menceritakan masa lalunya. Suaranya, menjadi serak dan raut wajahnya tampak menyedihkan.Mark mengepalkan jari-jarinya dan mengatupkan giginya. “Lanjutkan.”Shelly terdiam sesaat, membiarkan emosinya berlalu dulu, sebelum melanjutkan.Setelah persalinan selesai, dia melirik bayi laki-lakinya.Dalam sekejap, semua rasa jijik itu hilang sepenuhnya. Dia berubah pikiran dan tidak mau berpisah dengan bayinya.Tiba-tiba, dia menolak untuk membiarkan kakaknya membawa anaknya pergi.Kakak Shelly membawa bayi itu pulang keesokan harinya. Bayi itu kemudian diberi nama Mark Tremont.Shelly tidak pernah membayangkan bahwa suatu hari kakaknya akan dirasuki sepenuhnya oleh seorang pria sehingga dia melihat adik perempuannya sendiri tidak lebih dari mesin penghasil bayi. Dia melarang Shelly melihat anak itu dan bahkan memberinya sejumlah uang, dan menyebutnya sebagai kompensasi.Saat itulah benih kebencian tertanam di
Perawatan dan dedikasi suaminya selama bertahun-tahun tidak menghasilkan balasan apa pun. Hanya masalah waktu saja sebelum suaminya muak dan berubah menjadi kacau dan tidak stabil sama seperti Shelly. Suaminya mulai minum-minuman keras dan melecehkannya secara fisik ketika dalam pengaruh alkohol.Shelly berpikir bahwa menerima pelecehannya adalah satu-satunya cara untuk membalas hutang budi pada suaminya. Maka Shelly selalu memaafkannya.Saat suaminya sadar, dia akan berlinang air mata dan di hujani rasa bersalah saat melihat memar di sekujur tubuh Shelly. Maka dia akan meminta maaf. Dan juga terus bertanya mengapa Shelly menolak untuk mencintainya, dan mengapa dia menolak untuk melahirkan anak untuknya.Shelly akan selalu menjawab, “Karena kau mengingatkanku pada kakakku. Aku menjadi istrimu karena dia yang mengatur pernikahan kita dan hidupku; kau adalah sangkar yang dia siapkan untukku. Aku mau pulang — ke rumahku, tempat putraku berada! Aku benci mereka… Aku benci mereka semua.
Semua yang Shelley katakan terlalu banyak untuk dicerna oleh pikirannya.Waktu menjelang larut. Mark mengantarkan Shelly ke hotel milik Tremont Enterprise.“Di sinilah kau akan tinggal untuk hari ini. Besok, aku akan minta Brian mengantarkan barang-barangmu padamu,” katanya sebelum pergi. “Aku akan mengatur tempat tinggal untukmu dengan harapan...kau tidak akan pernah mencampuri hidupku lagi. Sebenarnya, aku tidak pernah ingin kau muncul dalam hidupku.”Shelly membuka mulutnya, tapi tak bisa berkata apa-apa. Air mata tidak berhenti mengalir di pipinya.Mark kembali ke kediaman Tremont. Namun, bukannya langsung masuk ke kamar tidurnya, dia malah ke ruang kerjanya.Rumah itu sunyi senyap. Dia tidak menyalakan lampu dan langsung duduk di kursinya dan mencoba untuk menenangkan diri.Dia terus bertanya pada dirinya sendiri apakah ada sesuatu yang membuatnya berbeda dari Ethan Connor. Setelah menghabiskan hidupnya mengerutkan kening status anak haram saudaranya sendiri, ternyata dia se
Semakin Mary bersikap seperti ini, semuanya terasa semakin aneh. Kemudian, Arianne memeriksa seluruh rumah dan menemukan bahwa semua barang milik Shelly— kopernya dan barang lainnya — hilang. Mobilnya bahkan tidak ada di garasi.Hanya ada dua kemungkinan penjelasan untuk ini. Mungkin Shelly ditemukan dan Mark mengirimnya ke tempat lain, jadi semua barangnya dipindahkan. Atau, Shelly sudah mati, dan Mark yang berduka tidak tahan melihat barang-barang yang ditinggalkannya.Arianne lebih cenderung mempercayai yang pertama daripada yang terakhir. Shelly mungkin agak gila, tapi dia tidak bodoh. Dia telah membuktikan dirinya cukup pintar dan jernih. Wanita seperti itu sepertinya bukan tipe yang sengaja bunuh diri begitu saja. Tetapi jika memang begitu, lalu mengapa Mark menyembunyikan informasi itu dari Arianne? Mengapa dia tidak mau mengatakan apapun?Arianne memutuskan untuk berpura-pura tidak tahu. Karena dia telah menjual banyak properti yang dimiliki oleh perusahaan setelah tragedi k
Robin, juga bingung. Kisah heroik Shelly tentang menyelamatkan Mark dengan mengorbankan kakinya cukup terkenal di kantor. Tapi saat ini, dia sedang menatap kaki Shelly yang jelas tidak lumpuh dan itu membuatnya merasa benar-benar bingung.Shelly langsung tersadar. “Masuklah.” katanya dengan santai.Arianne harus memuji kondo yang dibeli Mark untuk Shelly. Koridor lebar dan lapang mengarah dari pintu masuk ke ruang tamu yang dilengkapi perabot dan rancanagan mewah dengan perapian.Dapur yang berkonsep terbuka tampak terinspirasi dari Eropa. Jendela Perancis besar di ruang tamu memungkinkan seseorang untuk melihat jalan-jalan kota yang ramai di luar.Shelly menuangkan dua gelas air untuk mereka. “Aku pikir Mark akan merahasiakan semua ini darimu.”“Oh, dia sudah mencoba merahasiakannya,” jawab Arianne datar, dan mengambil cangkirnya. “Dia bahkan mulai menghindariku beberapa hari terakhir ini. Aku berhasil mengetahui tentang dia membeli unit di kondominium ini sendiri, dan aku sudah m
Arianne tersenyum manis pada Robin. “Aku percaya padamu. Kau tahu apa yang mereka katakan, 'jangan lambaikan cucian kotor mu di depan umum', jadi jangan biarkan itu terjadi, oke? Ayo. Kita harus kembali ke kantor sekarang. Kita bisa dibilang membolos dengan masih berada di sini pada jam kerja.”Mereka pun kembali ke Tremont Tower. Saat Arianne menyeberang ke workstation nya, Sylvain menghentikannya dan mengatakan. Tuan Tremont kembali beberapa waktu lalu; Dia mencarimu. Karena kau tidak ada, dia memintaku untuk memberitahumu untuk menemuinya di kantornya saat kau kembali,” katanya. “Er, ada apa? Dia terlihat agak kesal. Kalian ... tidak bertengkar lagi, kan?” Tanya Sylvain.Arianne cemberut. “Tidak, tapi hanya Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi. Ngomong-ngomong, aku akan pergi sekarang.”Bagaimana jika Mark tidak suka kalau Arianne mengunjungi Shelly? Mungkin ini akan menjadi sumbu yang memulai pertengkaran baru di antara mereka.Sebelum Arianne memasuki kantor Mark, Arianne m
Melanie menjawab. “Um, dia ada di atas. Masih dalam pemulihan, dia hanya diam dirumah saja akhir-akhir ini. Ayo, aku akan mengantarmu.”Dia membawa Arianne ke kamar Alejandro di lantai atas untuk melihatnya. Arianne langsung memasang tampang penuh rasa bersalah dan bergumam, “Hai, Alejandro. kau tidak terluka parah, kan? aku sangat, sangat, sangat menyesal atas apa yang terjadi.”“Tolong hentikan. kau membuat aku bingung. Lihatlah ekspresi dan nada bicaramu—ini seperti salah satu permohonan pengampunan orang Jepang yang serius,” jawabnya. “Lagipula, bukan kau yang menusukku, jadi jika aku mengharapkan permintaan maaf, tentu saja aku mau mendengarnya dari Mark atau bibinya yang tercinta itu. Apa hubungannya denganmu?”Arianne tertawa dengan canggung. “Seperti yang sudah kau ketahui… itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Lihat aku. Aku satu-satunya yang berakhir di sini… sendiri. Mark sangat pemalu, dia tidak tahan untuk meminta maaf meskipun dia tahu dia yang salah; kau tahu sepe
Memuji kecantikan anak seseorang adalah cara terbaik untuk menyenangkan orang tua mereka. Melanie berseri-seri dan memandang putrinya cukup lama sebelum berkata, "Millie itu memang seperti 'cinnamon roll kecil,, tapi sepertinya hanya bibirnya saja yang mirip denganku. Yang lainnya tampak seperti orang lain… aku penasaran, apakah itu mirip dengan wajah lama Alex?”Arianne mencuri pandang ke arah Alejandro. Dia sedang memberi makan Millie dengan kepala menunduk dekat dengan gadis itu, tapi dia tampak seolah sedang pura-pura tidak mendengar percakapan dua wanita itu.Melanie sadar bahwa itu adalah topik sensitif, tetapi rasa ingin tahunya tentang penampilan Alejandro di masa lalu — ketika dia menjadi Ethan mengusiknya. Lalu, dia melanjutkan pertanyaan itu. “Alex, apakah kau membawa foto-foto lamamu? Aku, um, ingin sekali melihat nya—”“Tidak,” balasnya datar.Arianne diam-diam menarik lengan baju Melanie dan meliriknya dengan penuh arti.Setelah makan malam, Arianne dan Melanie hany