Mark tidak memperhatikan apa yang dikatakan Arianne. Dia melihat ke telinganya dan berkata, “Kenapa kau tidak memakai anting-anting itu?”Anting? Arianne tampak bingung. “Anting apa?”“Anting-anting yang kuberikan padamu sebelum aku pergi.” jawabnya dengan cemberut.Arianne semakin bingung. Dia menarik keluar kalung itu dari bawah kerahnya. “Kau memberikan kalung ini.”Mark kaget. “Apakah… kau yakin?”Arianne mengangguk. “Iya. Hadiah darimu adalah kalung, bukan anting.” Arianne ingin tahu ke mana perginya anting-anting itu. Pada siapa dia memberikan anting-anting itu?Mark tidak membalasnya. Dia dengan hati-hati memeriksa setiap detail perjalanan bisnisnya selama beberapa hari terakhir. Kalung itu ditujukan untuk klien. Kliennya adalah seorang wanita, wanita Singapura. Dan anting-anting itu sebenarnya untuk Arianne. Mark sebenarnya telah melakukan kesalahan. Terlepas dari perbedaan arti yang sangat besar di balik kedua hadiah itu, dia telah membuat kesalahan karena kotak-kotak it
Keesokan harinya, Arianne pergi ke kantor seperti biasa. Mark masih mengalami jet lag dari perjalanan bisnisnya jadi dia masih tertidur ketika Arianne pergi.Robin menariknya ke samping ketika Arianne tiba di kantor. “Seorang klien bernama Jessica secara khusus memintamu menjadi desainer pribadinya. Dia mengatakan bahwa dia menginginkan gaun. Dia tiba tadi pagi. Pak Yaleman bersamanya sekarang. Dia terlihat seperti orang penting. Aku belum pernah melihat Pak Yaleman berhati-hati dengan klien sebelumnya.”Arianne mendengus dan baru saja akan pergi ke ruang tunggu ketika Robin menariknya lagi. “Arianne, lebih baik kau berhati-hati. Jessica itu tidak tampak seperti orang yang mudah untuk dihadapi.”Arianne tersenyum. “Jangan khawatir. Tidak seperti aku belum pernah berurusan dengan orang-orang seperti ini sebelumnya. Dia selalu bisa meminta orang lain jika itu tidak berhasil.”Di ruang tunggu, pak Yaleman dengan cepat menyeret Arianne dengan ekspresi penuh sanjungan. “Jessica, ini per
Jessica tidak menjaga ucapannya dan bicara blak-blakan, dia seolah-olah mengatakan bahwa Arianne tidak memiliki kelebihan selain dari penampilannya yang cantik. Arianne membencinya tetapi masih tetap tersenyum saat dia berkata, “Terserah kita apakah kita merasa cocok dengan satu sama lain atau tidak. Ini tidak semudah menilai berdasarkan penampilan, melainkan, apakah kedua belah pihak menyukai satu sama lain, bukankah begitu? Jadi Jessica, kapan kita akan membicarakan gaun itu?”Jessica menatapnya diam sebelum menjawab, “Nyonya Tremont, aku akui bahwa desain milikmu telah berhasil dipublikasikan di majalah mode dan kau cukup berpengalaman di bidangnya. Namun, itu tidak sesuai dengan standarku. Setiap desainer pribadiku bahkan lebih terkenal daripada kau. Kita akan mengakhiri diskusi ini hari ini. Sampai jumpa di lain waktu.”Arianne ingin sekali mengutuk wanita itu, tapi dia menahan diri saat memikirkan omelan pak Yaleman. Dia takut dia akan merusak bisnis Mark karena Jessica adalah
Mark menjawab dengan jujur. “Betul sekali. Justru karena itulah aku meminta untuk bertemu denganmu malam ini. Aku ingin mengucapkan permintaan maafku secara pribadi. Aku minta maaf atas kesalahpahaman ini.”Kehidupan cinta Jessica selalu dipenuhi dengan kebahagiaan dan hal indah, jadi saat dia dihadapkan dengan penghinaan ini, dia tidak bisa menahan amarahnya dan wajahnya berubah. “Apakah ini sesuatu yang bisa diselesaikan hanya dengan permintaan maaf? Dan kau menyadari kesalahanmu dari awal, tapi kau menunggu sampai begitu lama untuk memberitahuku bahwa itu semua adalah kesalahpahaman. Jadi, selama ini aku salah mengartikan maksudmu? Aku sengaja merubah jadwalku jauh-jauh hari untuk tiba di ibu kota setengah bulan lebih awal karena sudah tidak sabar untuk bertemu denganmu. Tapi sekarang, aku merasa seperti orang bodoh!”Kesabaran Mark perlahan berkurang ketika situasinya menjadi tidak terkendali. Mark sudah meminta maaf dengan tulus padanya, namun reaksinya terhadap permintaan maafn
Mark menganggapnya lucu saat dia melihat Arianne cemberut dengan marah. “Kau terlihat sangat manis saat sedang marah.”Arianne memelototinya. “Kau pikir aku lucu saat marah? Baiklah, teruslah membuatku marah selama itu membuatmu senang! Biar bagaimanapun, itu adalah kesalahanmu karena memberinya hadiah yang salah dan membuatnya salah paham denganmu! Tentu saja, dia akan memiliki keberanian untuk menantangku ketika dia berpikir kau lebih memilih dia daripada aku!”Mengejutkannya, Mark menerima omelannya dengan tenang. “Kau benar, ini salahku dan aku sudah menyelesaikannya. Aku akan memberi kompensasi untuk hadiah itu nanti.”Arianne mendengus. “Tidak! aku tidak mau hadiah darimu. Aku tidak mau dicemooh oleh orang asing itu lagi. Aku tidak bisa menangani provokasi semacam itu! Aku pikir kau pasti rugi cukup banyak sekarang karena kau telah mengakhiri kemitraan itu?”Mark mengangguk. “Kau benar, ini sangat merugikan. Namun, itu tidak seberapa dibandingkan dengan penghinaan yang harus
Arianne terkejut beberapa saat. Mark telah melarangnya memanggilnya dengan sebutan kakak sejak lama. Kegilaan macam apa yang dia mainkan? Arianne terlalu lelah untuk memikirkannya, jadi yang dia inginkan hanyalah agar Mark berhenti menyentuhnya. “Kakak.”Mark tiba-tiba memeluknya lebih erat, membuat Arianne sedikit tercekik. “Apa yang salah denganmu? Bisakah kau sedikit lebih lembut? Kau memelukku terlalu erat.”Mark tidak menjawabnya, Arianne tidak tahu apa yang ada di pikirannya. Namun, Arianne tidur lebih nyenyak malam itu, Mungkin karena kelelahan. Keesokan paginya, saat Arianne sedang membasuh wajahnya, Mark berjalan ke sampingnya dan menggosok gigi. Sifat iseng dalam diri Arianne muncul ketika dia mengingat bagaimana Mark memintanya untuk memanggilnya “kakak” tadi malam. Arianne lalu memercikkan air ke tubuhnya dan berkata, “Selamat pagi, kakak.”Mark tersedak pasta gigi dan batuk beberapa saat. Ekspresinya berubah. “K-kau…! Diam!”Arianne tidak bisa berhenti tertawa. “Apak
Mark sepertinya sedang dalam mood yang bagus hari itu. Davy juga menyadarinya begitu Mark tiba di kantor.Tentu saja, Davy tidak bisa memahami mengapa Mark tampak dalam mood yang bagus dan bukannya kesal karena kehilangan kemitraan dengan Jessica, yang pastinya menimbulkan kerugian yang cukup besar.Davy tidak berani merasa tenang dulu, karena semua tampak terlalu baik tapi juga aneh pada saat yang sama. Davy lalu melangkah hati-hati dari biasanya dan berkata, “Tuan Tremont, apakah kau ingin kopi atau teh? Atau apa kau mau yang lain?”Mark berjalan ke mejanya dan duduk. Dia mengangkat matanya untuk melihat Davy dan tersenyum padanya. “Aku akan membiarkanmu memilihkannya untukku.”Davy menelan ludah, wajahnya menegang saat dia berkata, “Kalau begitu...bagaimana dengan teh?”Dari sepengetahuannya, Mark lebih suka teh; dia harus yakin dengan pilihan ini.Mark hanya mengangguk sebagai tanda setuju. Wajahnya sama sekali tidak terlihat dingin saat dia menjawab. Dan, dia bahkan tampak sa
Wajah Jessica memerah karena malu. “Mark Tremont! Kau orang pertama yang meremehkan aku seperti ini! Bukankah kau yang salah? Aku sudah menerima permintaan maafmu. Kemitraan kita masih bisa dilanjutkan. Apakah kau akan membuangnya begitu saja, hanya karena aku telah menemui istrimu?”Mark menarik napas dalam-dalam dan berkata, “Benar. Istriku adalah batasnya. Tidak ada yang boleh menyentuhnya. Aku salah, dan aku minta maaf. Ini sudah selesai sekarang, oke? Meskipun aku memiliki pengalaman yang sangat baik dengan kemitraan kita, Tremont Enterprises bisa melakukannya tanpa bermitra denganmu. Tidak ada gunanya jika kau terus melanjutkan perdebatan ini.”Jessica tertawa meskipun dia sedang marah. “Kau adalah pria tersulit yang pernah aku temui. Aku pergi menemui istrimu karena aku sudah salah paham dan mengira kau memiliki perasaan terhadapku. Aku tidak akan pergi menemuinya kalau aku tahu bahwa ini adalah kesalahpahaman saja. Secara logika, itu masih kesalahanmu, jadi kau tidak bisa men