“Jadi … Richie adalah putramu, Rain?” Tanya Christian sambil menatap dengan tatapan penuh selidik kepada Rain yang hanya terdiam mematung di tempatnya berdiri sambil menggendong Richie. “RAINATA!! CEPAT JAWAB PERTANYAANKU!!” Bentaknya. Seluruh tubuh Rain gemetaran dan ia terlihat sangat ketakutan sampai kakinya sampai tidak bisa digerakkan padahal saat ini ia ingin berlari sekencang-kencangnya untuk menjauhi Christian. Rain memeluk erat putranya sambil menatap mata Christian yang memancarkan kemarahan karena tak kunjung mendapatkan jawaban darinya, dan yang bisa ia lakukan hanyalah mengandalkan sang bodyguard untuk melindunginya dari Christian. "RAIN!! CEPAT JAWAB!! APAKAH RICHIE PUTRAMU, PUTRA KITA?!" “Chen,” lirih Rain dengan suara bergetar. Chen berdiri di depan Rain kemudian menolehkan kepalanya ke samping. “Pergi, larilah sekencang-kencangnya.” Kaki Rain perlahan mundur ke belakang lalu ia mulai berlari menuju pintu keluar sambil menggendong Richie. “FUCK!! RAIN!!” Christian
“Tuan Christian, tuan Jim sejak tadi berusaha menghubungi nomor anda untuk menanyakan kelanjutan pembelian saham Seaworld tapi anda tidak kunjung menjawabnya,” ujar Erick begitu memasuki ruang kerja Christian.Christian menghela napas panjang sembari menatap nanar hamparan langit biru dari jendela kaca, ia duduk bersandar di kursi singgasananya sambil melamunkan bocah lucu yang selalu memenuhi pikirannya. “Apa kau sudah mendapatkan informasi keberadaan Rain dan Richie?”“Masih belum, Tuan. Kami masih belum bisa melacak posisi Rain saat ini dan dia juga tidak kembali ke rumah dokter Adrian,” jawab Erick.Christian menoleh dan menatap wajah Erick. “Aku ingin Rain dan Richie secepatnya,” ucapnya.“Ya,” jawab Erick.Christian bangkit dari tempatnya duduk kemudian berjalan pergi meninggalkan ruang kerjanya dan kembali ke kamarnya, kedua tangan kekarnya melepaskan kaos serta celana hingga tubuhnya telanjang saat berjalan menuju ke kamar mandi. Tetesan air dari kran shower mulai membasahi tu
“Kau mau bawa Richie kemana, Christian?” Rain memekik kencang ketika ia terbangun dan melihat Christian tengah menggendong putranya yang sedang tertidur.“Aku akan membawa putraku pulang ke rumah,” tegas Christian.Rain melompat dari ranjang lalu berlari mendekati Christian untuk merebut kembali Richie dari dekapan sang billionaire. “Apa kau sudah gila!! Richie adalah anakku dan Adrian, kau bukan siapa-siapa bagi Richie karena ayah Richie adalah Adrian, bukan kau!!Perdebatan dimulai dan Erick memasuki kamar Rain setelah mendengar keributan antara Christian dan Rain.“Erick, bawa Richie ke dalam mobil dan tunggu aku di sana,” titah Christian sembari menyerahkan sang bocah di gendongan sang tangan kanan.“TIDAK!! KEMBALIKAN RICHIE!! KALIAN TIDAK MEMPUNYAI HAK UNTUK MENGAMBILNYA DARIKU!!” Rain berteriak kencang dan hendak menghentikan Erick yang sedang berjalan keluar dari kamar akan tetapi lengannya dengan cepat dicengkeram oleh Christian.“Kita harus bicara,” ujar Christian.“Kembali
“RICHIIEE!! JANGAN!!”Christian dan Erick berlari kencang menuju balkon untuk menghentikan Richie yang tengah memanjat pagar pembatas teralis. Tangan kekar sang billionaire menjulur dan dengan cepat meraih tubuh mungil Richie yang hampir jatuh dari ketinggian yang mencapai hampir 10 meter, Christian memeluk erat sang bocah yang sedang menangis kencang karena kaget.“Mommyyy,” tangis Richie.“Astaga, hampir saja.” Christian dan Erick menghela napas lega secara bersamaan.Christian membawa Richie masuk kembali ke dalam kamar diikuti oleh Erick yang tak lupa mengunci pintu kaca rapat-rapat agar kejadian barusan tidak terulang kembali.“Tuan Christian, sepertinya kita harus memasang teralis pengaman agar Richie tidak bisa memanjat pembatas balkon lagi seperti barusan,” usul Erick.Christian hanya mengangguk sembari memeluk erat tubuh sang bocah yang masih gemetaran dan ia berusaha menenangkan tangisan Richie yang terus memanggil ibunya. “Ya, lakukan saja. Aku juga ingin kau menutup semua
“Aku akan menukar hasil lab tes DNA yang dilakukan Christian, aku tidak akan membiarkan Richie jatuh ke tangan Christian. Aku akan melakukan segala cara untuk bisa membawa Richie pulang ke rumah,” ujar Adrian .Rain hanya menghela napas panjang lalu turun dari ranjang dan tak mau merespon ucapan Adrian, ia memasukkan tas pinggang kesayangan Richie bergambar emoticon smile ke dalam tas jinjingnya kemudian berjalan menuju ke pintu.“Rain, kau mau pergi kemana? Kenapa kau memasukkan tas pinggang Richie ke dalam tasmu, apakah kau akan pergi ke kediaman Abraham? Tapi kita belum selesai berbicara,” tanya Adrian sembari menatap Rain dengan tatapan kesal.“Aku mau keluar mencari udara segar,” jawab Rain lalu pergi begitu saja meninggalkan Adrian.Rain berjalan masuk ke dalam mobil Ferrari miliknya lalu pergi ke tempat sunyi dimana ia bisa menenangkan pikirannya yang sedang kacau, ia menepikan mobilnya di pinggir ladang yang terdapar hamparan bunga matahari lalu ia mulai menangis untuk mengelu
“Aku ingin kau secepatnya mengurus gugatan hak asuk Richie ke pengadilan agar Rain semakin tersudut hingga akhirnya dia meninggalkan Adrian,” titah Christian kepada Erick. Erick sontak mendongakkan kepalanya dan menatap mata sang billionaire yang memancarkan sorot penuh hasrat saat menatap Rain, ia tidak bisa menghentikan keinginan Christian untuk bisa kembali merebut Rain dan Richie dari tangan Adrian. “Tuan Christian, apakah tidak ada cara selain merebut hak asuh Richie dari Rain? Merebut anak dari seorang ibu dan memisahkan anak sekecil itu dari ibunya bukankah itu tindakan yang sangat kejam?” Erick mencoba bernegosiasi kepada Christian agar mau mengurungkan niatnya untuk mengajukan gugatan hak asuh Richie. “Tidak!! Aku ingin Richie dan Rain kembali kepadaku secepatnya dan hanya dengan cara inilah aku bisa merebut mereka dari Adrian,” tolak Christian dengan sangat tegas. Erick menatap Rain yang sedang menggendong Richie dengan tatapan sedih, hatinya terasa sakit karena tak tega
“Apa kau ingin aku puaskan dengan alat-alat ini? Katakan saja kepadaku maka aku akan dengan hati menelanjangimu, Rain.”Christian mendorong kasar tubuh Rain hingga terjatuh di atas ranjang dan tanpa menunggu lama ia bergerak menaiki tubuh langsing kemudian menindih tubuh sang wanita dengan tubuh kekarnya. Sang billionaire kejam mengikat kedua tangan Rain di kedua sisi ranjang yang berbeda agar ia bergerak leluasa menjalankan aksinya tanpa terganggu dengan berontakan atau pukulan sang wanita.“Christian!! Apa yang sedang kau lakukan, Christian!!!”Dengan ekspresi wajah penuh kemarahan bercampur gairah yang membara, Christian mencium paksa bibir Rain sembari membuka kancing baju lalu merobek kemeja yang dipakai oleh sang wanita karena ia sudah tidak sabar ingin menuntaskan hasrat yang sudah lama ia pendam. Sembulan payudara indah yang masih tertutupi bra merah muda kini menjadi santapan empuk sang billionaire, tangan kekarnya meremas payudara saat ia kembali menciumi leher serta dada Ra
"Nyalimu besar sekali dokter Adrian, kau terus saja datang ke rumahku dan mengganggu ketentraman keluarga kecilku. Apakah rumah sakit milikmu sedang sepi makanya kau tidak memiliki pekerjaan lalu kau datang menggangguku?" Ujar Christian.Christian menatap Adrian dengan penuh kesombongan serta keangkuhan karena ia telah berhasil mendapatkan kembali wanita dan putranya dari tangan sang dokter tampan, kekuatannya bertambah semakin besar setelah ia mendapatkan bukti hasil test DNA Richie yang menyatakan bahwa anak yang sedang ia gendong adalah putra kandungnya."Keluarga? Keluarga mana yang kau maksud, Christian? Rain dan Richie, mereka calon istri dan juga putraku. Kau tidak memiliki hak apapun atas mereka," sengit Adrian."Richie, putramu? Kau hanya membantu Rain merawat Richie tapi kau sudah lancang dan berani memberikan namamu di belakang nama anakku, apa kau pikir aku bodoh? Aku adalah ayah kandung Richie dan kau ... bukan siapa-siapa," tegas Christian sembari mengeratkan rangkulan t