PILIHAN TERLUKA ATAU KEHILANGAN?
"Coba sekarang Abah akan tanya padamu. Diantara kita ini hidup dalam pilihan, kalau disuruh memilih maka mana yang akan kau pilih, terluka atau memilih kehilangan?" tanya Abah Furqon."Aku memilih terluka, Bah," jawab Sifa."Jika kau memilih terluka, maka Abah akan memilih kehilangan," sahut Abah Furqon."Mengapa Abah memilih demikian?" tanya Sifa heran.Sungguh dia tak mengira jika Abah nya akan memilih kehilangan. Dia pikir Abah nya juga akan sama memilih untuk terluka dari paa kehilangan. Mengingat selama ini watak Abah nya sangat lembut."Pikirkan lagi dengan logika, Nduk. Untuk apa hidup jika untuk terluka?" tanya Abah Furqon."Catat kalimat ini di resapi. sejahiliyahnya orang jahiliyah, paham kan? Abah akan ulang ya. Sejahiliyah nya jahiliyahnya orang jahiliyah dengan dua huruf dari Alquran saja mereka bisa tobat. Artinya kalau ada orang sekarang yang mengklaim tidak seperti jahiliyah namun di dengarkan huruf-hurufCT SCAN? "Assalamualaikum!" teriak Mulki berusaha kuat berdiri. "Wa'aalaikumsalam," jawab mereka semua. "Le, kau kenapa?" tanya Umi Laila mendekat. Belum sempat Mulki menjawabnya tetapi dia sudah ambruk 'Bruk' "Astaghfirullahaladzim!" pekik umi Laila dan Abah Furqon bersamaan. "Mulki!" teriak Sifa. Mereka pun langsung menghampiri Mulki yang terjatuh di pelataran rumahnya sendiri. Umi Laila langsung duduk berjongkok di hadapan putra nya dia menepuk pipi Mulki perlahan. Namun, Mulki tak bergeming. Tetap saja diam tanpa peduli dengannya. "Astaghfirullahaladzim, ada apa ini! Mulki, Le! Bangun Le," perintah Abah Furqon. "Bah! Ayo kita angkat ke dalam, kasihan jangan di sini," ajak Umi Laila yang di balas anggukan oleh Abah Furqon. "Sifa tolong panggilkan beberapa santri di depan. Abah tidak kuat jika menggotongnya sendiri," perintah Abah Furqon. Sifa yang memang baru melakukan operasi tak bisa berlari, karena takut jahitannya ambrol. Tanpa membuang waktu dan banyak bicara Umi La
MENINGITIS? "Jika memang ada penggumpalan darah sejak dini bisa tahu. Semua kan 'NJAGANI' karena ditakutkan kita tidak tahu betapa kerasnya benturan itu dan seberapa cideranya parah atau tidak. Jadi menurut saya untuk lebih amannya kita melakukan CT scan saja. Apakah keluarga bersedia?" tanya dokter itu. Abah Furqon dan Umi Laila menganggukkan kepalanya. Pemeriksaan Computerized Tomography Scan atau CT Scan adalah suatu cara untuk melihat bagian dalam tubuh manusia secara detail dengan alat khusus. Prosedur CT Scan menggunakan teknologi sinar-X dan komputer untuk menghasilkan sejumlah gambar irisan dari organ dalam tubuh. Dengan menyajikan banyak irisan, hasil CT Scan dapat memberikan informasi lebih jelas kepada dokter mengenai kondisi tubuh pasien guna membantu menegakkan diagnosis. CT Scan tergolong pemeriksaan yang sederhana dan tanpa alat-alat bedah. Pasien cukup berbaring di meja periksa yang kemudian masuk ke alat pemindai yang bentuknya seperti terowongan. CT Scan yang aka
RENCANA HIDUP GENDHIS! Gendis masih berduka setelah kepergian Kai. Dia lebih banyak mengurung diri di kamar, bahkan dua hari dia memang sengaja tak melihat HP nya. Wanita itu pun juga baru sempat membuka HPnya setelah acara Kai. Terlihat panggilan tak terjawab banyak dari Pohan, dia menanyakan keberadaannya Gendis, dia menghela nafas panjang. Rasanya dia sudah lelah dengan semua ini, dengan hubungannya tak pernah mendapatkan kepastian dari Pohan. Apalagi kehilangan anaknya ini membuatnya tersadar bahwa yang diucapkan Mulki adalah kebenaran. Apalagi yang dia cari dalam hidup, rasanya benar-benar kosong dan hampa. Dia seperti tak menemukan tujuan yang ia cari selama ini, hanya ada rasa hampa, bingung, kosong. Dia menghela napas panjang dan menelepon Pohan. "Halo..." "Kau dari mana saja kau, Gendhis. Aku sejak semalam khawatir kepadamu! Aku menelepon mu berkali-kali tapi kau tak angkat juga. Kau sedang di mana sekarang? Mengapa GPS mu tidak bisa dilacak dan kau terlihat di rumah saki
LAMPU HIJAU? "Gendis, apakah Mulki sehat?" tanya Ririn, mama Gendhis. "Kenapa tiba-tiba Mama bertanya seperti itu? Tumben Maa tertarik dengan teman lelaki Gendhis?" tanya Gendis heran. Jujur saja bahkan dia tak terpikirkan Mulki. Tapi entah mengapa sang Ibu tiba-tiba bisa terpikirkan keadaan Mulki. Dia baru sadar bahwa Mulki belum menghubunginya sama sekali, terbesit dalam benaknya mengapa Mulki menghilang namun dia tersenyum kecut tak mau berharap. "Ya tidak apa-apa sih. Cuma kemarin Mama terkesan saja dengan sikapnya. Apakah kau tahu dan masih ingat kan dia adalah orang yang paling sibuk dan paling lelah menjaga mu dan Kai. Jadi Mama cukup khawatir dengan kondisinya, apakah dia sakit, apakah dia lelah. Kau tidak lupa mengajaknya makan kan?" tanya Ririn. "Tidak kok, Mah. Malah seingat Gendis dia makan dengan baik, dia yang membelikannya, dia juga orang yang menurut Gendhis sangat sadar kesehatan. Bahkan nasi goreng ku saja dia yang
KEDATANGAN DAN KEPERGIAN! "Ya barangkali kau mau membuka hatimu, Gendis. Lihat saja ada lelaki waras yang mau mendekatimu, terkadang kau itu harus banyak berkenalan dengan lelaki semacam itu. Ubahlah standarmu tentang lelaki, karena selama ini Mama kira standarmu tentang lelaki itu salah. Kau selalu menyukai tipikal lelaki yang seperti Pohan atau Samuel yang jelas-jelas kau tak bisa bersama tetapi masih saja memiliki kriteria seperti itu," keluh Ririn. "Sadarlah, Gendhis! Ubahlah kriteriamu," perintah Mama Gendis. Gendhis hanya bisa menghela nafas panjang. "Sudah lah Ma, tak usah membahas masalah ini lagi. Mama tahu sendiri kan aku baru saja kehilangan Kai, anakku. Jadi aku harap mama tak membahas masalah ini lagi," pinta Gendhis. "Baiklah kalau begitu, lalu rencanamu kau mau tetap di Surabaya? Pulanglah saja Gendis. Apa yang kau cari sampai di Surabaya? Sebenarnya Mama juga khawatir kadang kepadamu jika kau kenapa-kenapa dan ada jauh dari p
SIAPA YANG KAU CINTAI, LE?"Assalamualaikum," kata seorang dari luar."Waalaikumsalam masuk-masuk! Monggo," perintah Umi Laila.Tampak seorang gadis cantik masuk ke dalam ruangan rumah sakit. Abah Furqon mengernyitkan keningnya heran dia tak bertemu dengan gadis itu, dalam hatinya membatin apakah dia gadis yang di cintai Mulki? Jika memang iya, bagaimana mungkin dia tahu Mulki di rawat di rumah sakit sedangkan Mulki tak bisa bangun dari tidurnya. Matanya terpejam rapat, karena sangat sensitif dengan cahaya."Masya Allah tabarakallah! Ifah masuk-masuk, Mbak," perintah Umi Laila. Abah Furqon mengernyitkan keningnya dengan heran, dia tak tahu tamu siapa yang datang namun sang istri sangat ramah."Siapa gadis itu, Mi?" tanya Abah Furqon setengah berbisik."Oh iya, kenalkan ini adalah Ifah, Bah. Dia ini anak kajian Umi di Madiun, dia adalah wanita yang sangat pandai mengaji qiro'. Ibarat kata mah dia adalah seorang khalifah masa kini. Khalifah masa kini," ucap Umi Laila.Sekarang Abah Furq
SYARAT WANITA YANG INGIN DI NIKAHI! "Halah kau itu sama saja. Kalau tak dengan Ifah lalu kau mau menikah dengan siapa?" cerca Umi Laila. "Eh anu, emmm..." "Siapa wanita yang kau cintai, Le?" tanya Abah Furqon. "Bukan masalah wanita yang Mulki cintai, Mi, Bah. Tapi Mulki tidak mau menikah dulu untuk jangka waktu dalam dekat ini. Mulki masih memiliki rencana lain," jawab Mulki. "Kau memiliki rencana lain atau memiliki wanita lain, Le?" tanya Umi Laila. Mulki sebenarnya dia pun juga sudah menyadari bahwa Mulki sepertinya memang memiliki seorang kekasih hati. Entah wanita itu juga sudah tahu tentang perasaan anaknya atau belum tetapi Uminya sebagai seorang wanita yang melahirkan Mulki tentulah memiliki perasaan dan insting tentang hal itu. Dia juga sangat penasaran siapakah wanita itu meski Mulki belum mengakuinya sampai sekarang. "Siapa wanita itu?" desak Umi Laila. Dia sangat hapal watak sang anak, ketika Mulki diam maka kemungkinan besar apa yang dia katakan dan tuduhkan adalah
PERINGATAN TEGAS "Bagaimana Le? Apa yang sakit dan apa yang kau rasa tak nyaman?" tanya Sifa. "Kau kembali lagi dengan Mas Rio lah yang paling membuatku sakit dan tak nyaman, Mbak," sahut Mulki dengan Jujur. "Sttt! Mulki," tegur Umi Laila. Rio nampak salah tingkah saat adik iparnya itu jelas-jelas langsung menyindirnya. Ya dia tak bisa marah karena apa yang diucapkan oleh Mulki memang benar, dia pun juga merasa bukan hanya Mulki yang tak nyaman. Tetapi kedua mertuanya juga nampak risih. Tapi mau bagaimana lagi dia juga tak bisa mundur sekarang, karena menyadari bahwa giliran dia memperjuangkan rumah tangga ini. Meskipun tak mencintai sang istri, dia harus memikirkan almarhum Ibunya dan nasib anak perempuannya, dia tak boleh egois. Apalagi selama Sifa masih berada di pihaknya, rasanya tak ada yang perlu ditakutkan, karena yang menjalani rumah tangga ini adalah dia dan Sifa bukan Mulki maupun Abah dan Uminya. Ini yang membuat Rio sedikit tenang. "Dek, maafkan ya jika memang Mas R