Share

Suatu Luka Kehilangan

Author: Baby Yangfa
last update Huling Na-update: 2024-01-22 23:57:09

"Terimakasih kamu sudah datang Alden, Mama tidak tahu lagi apa yang harus Mama lakukan. Sejak kemarin Keina sama sekali menolak makan kembali. Apa terjadi sesuatu dengan kalian tempo hari?"

Alden menghela nafasnya panjang saat mendengar penuturan Tiana di hadapannya saat ini. Tiana yang kemarin terlihat sangat dingin, kini menunjukkan sikap yang lebih ramah terhadap Alden. Sepertinya karena keadaan Keina, Tiana menekan egonya sendiri.

Alden menatap kamar Keina yang masih tertutup lalu mendesah dengan berat. Apa Keina masih menginginkan perceraian mereka hingga bersikap merajuk seperti ini?

"Kamu bisa membujuk Keina, bukan? Mama sangat cemas, dia bahkan tidak mau keluar dari kamarnya kecuali untuk buang air."

"Mama bisa mengambil sedikit nasi untuk Alden bawa? Alden tidak bisa berjanji, tapi Alden akan berusaha."

Tiana segera mengangguk lalu beranjak meninggalkan Alden. Beberapa menit kemudian Tiana kembali ke arahnya lalu memberikan piring yang ia bawa.

Awalnya ia pikir ia akan menghi
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Kesepakatan Menyakitkan

    "Kalian akan bercerai? Lagi? Jangan gegabah Alden!"Alden menghela nafasnya panjang mendengar ucapan Tiana, "Keina sudah tidak mau melihatku, apa lagi yang bisa aku harapkan? Setiap kali melihatku, dia selalu menangis. Mungkin lebih baik kita bercerai.""Tapi Alden–""Ini keputusan kami, Ma. Aku harap Mama bisa menghargai semuanya dan tidak lagi mengungkit ini. Mungkin sedari awal pernikahan ini sudah seharusnya berakhir agar Keina tidak menderita seperti ini."Meski Alden berkata seperti itu, Audrey sangat tahu bahwa perasaan Alden sama sekali tidak baik. Langkahnya yang gontai yang berjalan ke arah kamar membuat Audrey yakin bahwa Alden sama sekali tidak menginginkan perceraian. Tidak seperti itu, Alden terlihat sangat frustasi menghadapi keinginan bercerai Keina kali ini. Alden sudah sangat mencintai Keina.Tidak, tidak bisa. Ia harus melakukan sesuatu, ia tidak bisa diam saja melihat mereka kembali bercerai. Tapi, bagaimana caranya agar mereka bisa berbaikan kembali dan mengurung

    Huling Na-update : 2024-01-23
  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Tangis di Pemakaman

    Keina menelungkupkan wajahnya di atas lutut saat menyadari bahwa hari sudah menjelang siang. Meski masih ada kesedihan yang menggantung di wajahnya, Keina mencoba bangkit di sela-sela kerapuhannya. Sedikit demi sedikit Keina mulai menyuapkan makanan yang diberikan oleh ibunya saat ini. Ia tidak mau ibunya kembali memanggil Alden dan membuat perasaannya menjadi semakin rumit.Sudah dua hari ini Alden tidak datang. Entah karena perkataan Keina tempo lalu atau karena ia sendiri sudah bosan membujuk Keina. Keina tidak tahu dan Keina tidak ingin mencari tahu.Sudahlah, lagipula mereka akan bercerai. Itu sudah merupakan keputusan terakhirnya. Meski nanti ia akan merindukan sosok Alden di kehidupannya, tapi Keina tidak akan menyesal. Ia sudah melakukan hal yang tepat dengan melepaskan Alden. Mereka hanya akan saling melukai jika masih terus bersama.Namun, saat Alden bahkan tidak datang hari ini, bagian di dalam sudut hatinya merasakan kehampaan. Padahal baru dua hari ini Alden tidak datang,

    Huling Na-update : 2024-01-23
  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Dialog Ibu Mertua

    Alden harus merelakannya. Meski dia sudah memberikan izin kepada Adrian untuk mendekati Keina, namun hatinya tetap tidak bisa berbohong.Melihat Keina yang menangis di pelukan Adrian saat ini membuat Alden merasa sesak di dalam dadanya semakin meningkat. Awalnya Alden hanya ingin melihat keadaan Keina ketika sudah dua hari lepas mereka tidak bertemu, namun bayangan Keina yang memasuki mobil Adrian tepat sebelum ia masuk membuat Alden mengurungkan niat. Seharusnya Alden tidak mengikuti mereka hingga harus berakhir disini menelan pahit perasaannya sendiri.Alden menghela nafasnya berat lalu menyalakan mesin mobilnya. Keina sudah memiliki pelindungnya sendiri, untuk apa ia cemas? Adrian adalah pria yang tepat untuk berada di samping Keina. Meski hatinya teramat kacau, Alden menginjak pedal gas lalu mobilnya beranjak dari sana.Bukankah titik tertinggi dalam mencintai itu adalah merelakan seseorang yang kita cintai bersama dengan orang lain?****Audrey mengetuk pintu rumah Keina di hadapa

    Huling Na-update : 2024-01-24
  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Mabuk Berat

    Alden tidak dapat mengendalikan pikirannya. Perasannya begitu kacau dengan seluruh rencana perceraian yang Keina inginkan. Ada yang menghantam sudut hatinya saat teringat bayangan Adrian dan juga Keina di pemakaman tadi. Ia merasa tidak senang dengan pemandangan itu, tapi apa yang bisa ia lakukan? Ia tidak berdaya dengan seluruh keadaan ini.Maka dari itu, alih-alih kembali menjalankan mobilnya ke arah rumah utama Keluarga Syarakar, Alden malah membelokkan kendaraan itu ke arah suatu bar.Alden segera duduk di sana, ia menghela nafasnya dengan berat lalu duduk disana. Alden segera mengangkat tangan, meminta salah satu penjaja minuman disana menghampirinya."Ada yang bisa saya bantu, Pak?""Berikan minuman dengan kadar alkohol paling tinggi?""Anda yakin, Pak?" Tanya pramusaji itu dengan ragu."Berikan saja, aku butuh sesuatu yang bisa membuat pikiranku beku."Pramusaji itu mengangguk lalu kembali membawakan pesanan yang Alden inginkan. Dengan cepat, Alden menuang minuman itu ke dalam

    Huling Na-update : 2024-01-24
  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Kau Sudah Dibuang Keina

    Apa yang sudah ia dengarkan barusanTangan Keina gemetar setelah mematikan panggilannya kepada Alden saat ini. Apa itu... Apa itu suara Shiren? Apa Alden dan Shiren sedang bercinta?Padahal tadinya Keina ingin bertemu dengan Alden dan membicarakan tentang rencana perceraian mereka. Ia mencoba memikirkan kembali dan merubah pikirannya, namun apa yang ia dengarkan ini membuat nafasnya kembali terasa sesak? Alden malah menemui Shiren Athalia di saat pernikahan mereka berada di ujung tanduk."Hah... Hah..."Keina mencoba menarik nafas, mencari oksigen yang terasa sangat menipis. Ada apa dengannya? Kenapa dadanya terasa sangat sesak?Langkah Keina terhuyung, merasakan kepalanya yang terasa berputar-putar, nafasnya terasa sangat sesak mengingat suara-suara menjijikkan itu. Dua kali, dua kali Alden Syarakar melukainya sedalam ini. Mendengar bahwa Shiren dan Alden sedang bercinta sekarang membuat Keina kehilangan caranya bernafas.Praang!Langkah Keina yang terhuyung membuat pot bunga yang be

    Huling Na-update : 2024-01-25
  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Jarak Membentang

    Alden terhenyak mendengar ucapan Tiana di hadapannya."Keina sedang mengurus perceraian kami?""Ya, jadi sekarang pergilah."Tubuh Alden seketika melemas, ia telah terlambat. Alden segera menggeleng kuat, tidak mungkin masih ada waktu. Mungkin saja proses pengurusan perceraian itu masih bisa ditunda.Alden segera bergegas masuk ke dalam mobilnya, ia menginjak pedal gas lalu menjalankan mobilnya dengan cepat ke arah pengadilan negeri.Saat melihat sosok Keina yang tengah berjalan di area luar pengadilan, Alden segera berlari ke arahnya lalu menarik tangannya."Alden?" ucap Keina dengan nada terkejut. Tidak menyangka jika Alden bisa ada di sini.Handika yang berada di samping Keina segera mendorong tubuh Alden, "Menjauh dari Keina,"Handika segera memegang bahu Keina, memberikan sikap protektif padanya, "Untuk apa kamu menemui Keina lagi?""Biarkan Alden bicara dengan Keina, Pa,""Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi.""Tolong Pa, hanya sebentar."Melihat Alden yang bersikeras, Keina

    Huling Na-update : 2024-01-25
  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Jangan Pergi

    "Alden..." Lirih Keina, mulai merasa tidak nyaman dengan pelukan mendadak yang Alden lancarkan. Sebenarnya bukan karena ia merasa keberatan dengan pelukan ini, namun perasaannya akan kembali bimbang jika mendapat sentuhan seperti ini dari Alden."Hanya sebentar saja... Aku mohon Keina,"Keina akhirnya menyerah, genggaman tangannya yang menahan tangan Alden seketika melonggar. Ia terdiam membiarkan pelukan Alden di sekitar tubuhnya.Alden memejamkan matanya sejenak, mencoba merasai aroma Keina yang akan selalu ia rindukan. Air matanya seketika menetes saat menyadari bahwa ia tidak bisa merasakan pelukan hangat ini kembali. Sesak yang Alden rasakan seketika kembali. Kenapa? Kenapa disaat ia begitu mencintai Keina, disaat itu pula ia harus rela melepaskannya?"Apa kau tidak bisa memikirkan keputusanmu sekali lagi?"Tidak ada jawaban. Keina hanya terdiam membisu dalam diamnya. Alden menarik nafasnya lalu menghembuskannya dengan kasar, "Jangan pergi, Keina. Tolong jangan pergi dari sisiku

    Huling Na-update : 2024-01-25
  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Semoga Kau Bahagia

    "Lepaskan aku, Alden!" Keina mencoba berontak, namun bukannya mendengar perkataannya, Alden malah semakin mengetatkan pelukannya."Saya akan sangat merindukan aroma kamu, Keina. Semoga kamu bahagia,"Mendengar ucapan Alden yang begitu tulus, Keina akhirnya menyerah. Seluruh pertahanan yang ia bangun demi terlihat tegar di mata Alden runtuh seketika. Air mata Keina mulai menetes melalui pipinya. Siapa yang menyangka takdir mereka akan berakhir menjadi seperti ini?"Semoga kau juga bahagia," ujar Keina dengan tulus.Meski pernikahan mereka berakhir dengan tidak baik, Keina masih mengharapkan hal yang baik datang kepada Alden. Tidak ada dendam yang ia rasakan. Hanya perih yang ia rasakan karena harus menerima perpisahan ini. Perpisahan yang harus ia lakukan demi kesehatan batinnya sendiri.Keina mulai merasa kehilangan saat Alden mengurai pelukan mereka. Alden mengulas senyumnya dengan getir. Tidak lama kemudian, Adrian terlihat hendak menghampiri mereka berdua dengan wajah panik.Alden

    Huling Na-update : 2024-01-25

Pinakabagong kabanata

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Hari Pernikahan Kedua

    "Kau benar-benar akan pergi sekarang? Tanpa melihat pernikahanku terlebih dulu?" rengek Keina kepada Adrian. Hari ini adalah hari dimana Adrian memutuskan untuk melanjutkan perjalanan seperti yang ia sudah ia rencanakan sedari awal. Karena keadaan Alden sudah stabil, ia merasa cukup tenang meninggalkan Keina sendirian sekarang."Bukankah sudah ku bilang, aku tidak akan mau menanggung resiko menangis di hari itu."Keina membrenggutkan wajahnya, ia segera merentangkan tangannya di depan Adrian, "Kalau begitu aku akan memelukmu saja."Adrian tersenyum kecil mendengar ucapan itu, ia segera memeluk Keina dengan erat."Apa aku patung di sini?" timpal Alden yang sedari tadi hanya mengawasi tingkah Adrian dan juga Keina. Matanya menatap tajam ke arah mereka yang malah asyik berpelukan. Sebal melihatnya, Alden segera menarik tubuh mungil Keina untuk menjauh dari jangkauan Adrian, "Sudah hentikan, jika kau terus memeluknya seperti itu, ia akan mengurungkan niatnya kembali untuk pergi.""Astaga

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Kau Harus Melihat Pernikahan Kami

    Saat mengetahui bahwa Alden yang datang menjenguk dirinya hari ini, raut wajah Clara seketika berubah cerah, ia segera merangsek maju dengan antusias saat sampai di ruang tunggu para tamu."Alden, akhirnya kau menemuiku, bagaimana keadaanmu? Aku sungguh minta maaf karena membuat dirimu celaka tempo hari. Itu karena Keina–""Kau sedang membicarakan aku, Clara?"Kata-kata Clara seketika tergantung begitu saja saat melihat Keina yang ternyata mengikuti langkah Alden dari belakang."Kenapa diam? Lanjutkan saja perkataanmu." ujar Keina dengan tatapan tajam."Dia yang sudah membuat kita seperti ini, Alden. Kau harus mengeluarkan aku dari sini, aku sama sekali tidak bersalah, dia mencoba memisahkan kita.""Astaga wanita ini benar-benar gila." dengus Keina tidak percaya. Setelah semua yang ia lakukan, Clara sama sekali tidak merasa bersalah."Alden katakan sesuatu!" Jerit Clara dengan kesal karena melihat Alden yang hanya terdiam."Kau ingin aku mengatakan sesuatu?"Clara mengangguk kecil, "K

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Diam atau Aku Akan Menciummu Lagi dan Lagi

    "Tentu saja bodoh! Aku mengingat semuanya, semuanya termasuk rencana pernikahan kita sebelumnya."Keina membekap mulutnya, merasa sangat terharu dengan seluruh keajaiban ini, ia sungguh tidak menyangka akhirnya hari ini datang juga, hari dimana Alden akan kembali mengingat cinta mereka, "Astaga!""Tadi kau bilang apa? Kau mau menjauh dariku setelah ini? Dua kali aku hampir mati untukmu, tapi kau malah mau meninggalkan aku. Kau pikir siapa–"Alden tersentak saat tiba-tiba merasakan bibir Keina yang mengecupnya. Matanya mengerjap sempurna, merasa tidak percaya jika Keina akan melakukan ini.Setelah mengecup bibir Alden selama beberapa menit, Keina menjauhkan dirinya, "Aku senang kau selamat, aku senang kau mengingatku lagi, Alden." ujar Keina dengan berurai air mata. Penantiannya kali ini ternyata mendapat sambutan hangat, Alden akhirnya dapat mengingat dirinya.Alden tersenyum mendengar ucapan Keina, ia mengusap air mata Keina yang masih mengalir, "Aku minta maaf karena membuatmu kesuli

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Kau Mengingat Semuanya?

    Puas menumpahkan semuanya di dalam bilik toilet, Keina segera bangkit. Perlahan Keina kembali ke ruangan Alden. Keina tersentak saat melihat Audrey dan juga Handika sudah ada di sana, raut wajah bersalah kembali memenuhi hatinya. Keina segera berlari ke arah Audrey hendak menjatuhkan diri untuk berlutut di hadapan kedua figur yang sudah ia anggap sebagai orang tuanya sendiri."Maafkan Keina Ma, sungguh maafkan Keina.""Bangun Keina, apa yang kamu lakukan?"Keina hanya bisa tergugu, ia bangkit dengan air mata yang masih mengalir tiada henti."Keina selalu membuat Alden seperti ini, maafkan Keina.""Sudahlah Sayang, Dokter sudah menangani Alden, kita berdoa saja yang terbaik untuknya. Kamu juga terluka saat ini."Keina mengangkat wajahnya merasa tidak percaya jika Audrey tidak menyalahkan dirinya, Audrey bahkan terlihat lebih tegar dibandingkan dengan saat Alden mengalami kecelakaan saat itu."Mama tidak marah padaku?""Untuk Mama marah? Mama marah pun tidak akan membuat Alden sembuh le

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Insiden Berdarah Lagi

    "Hentikan!!"Keina yang hampir frustasi dengan keadaannya segera mengangkat wajah saat mendengar teriakan itu. Harapan segera terlihat di sudut matanya, akhirnya Tuhan menjawab do'anya, Alden ada di sana mendobrak pintu gudang dengan tatapan nyalang yang ia berikan.Clara terlihat terkejut, ia tidak menduga akan kehadiran Alden yang berada di sini. Padahal ia sudah melakukan rencana serapi mungkin, tapi kenapa Alden ada di sini?Alden terhenyak melihat keadaan Keina, amarahnya segera naik ke ubun-ubun melihat beberapa pria tengah melecehkan Keina di sana. Baju Keina terlihat sudah compang-camping, dengan amarah yang teramat besar Alden segera menerjang maju ke arah mereka. Pukulan demi pukulan Alden layangkan, merasa tidak terima melihat orang lain menyentuh Keina sesuka hati. Mendengar tangisan Keina yang begitu menyayat membuat bara api di dalam hatinya semakin menyala-nyala. Berani sekali! Berani sekali mereka menyentuh Keina!"Kurang ajar kalian! Kurang ajar! Berani sekali kalian m

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Tiduri Dia Sampai Kalian Puas!

    Tepat saat Alden merasa sangat frustasi dengan keadaan yang menimpa Keina, ponselnya berdering dengan nyaring. Alden segera mengangkat panggilan itu ternyata itu dari Erik."Bagaimana Erik? Kau menemukan jejak Keina di lokasi terakhir yang aku kirimkan?""Ya Pak, saya juga menemukan mobil yang membawa Nona Keina. Saya akan segera mengirim lokasi terakhir mobil itu ditemukan dengan bantuan orang-orang profesional kita."Mendengar hal itu Alden kembali memantapkan pemikirannya, Alden segera menyalakan mesin mobilnya lalu melihat ke arah pesan Erik. Keningnya berkerut dalam melihat lokasi pesan itu, lokasinya mengarah kepada tempat dimana pabrik makanan yang sudah terbengkalai. Pasti Keina ada di sana. Mata Alden segera berubah dengan yakin, ia harus bisa menemukan Keina secepatnya.****Keina mengerjapkan matanya saat kesadarannya mulai kembali. Ia terhenyak saat matanya menangkap pemandangan di hadapannya. Ruangan tempat ia berada sepertinya merupakan bangunan tua. Rasa pengap dan deb

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Keina Bahaya!

    Keina mengulas senyumnya dengan lebar saat mendapati telepon dari Alden. Ia segera mengangkat panggilan itu lalu menempelkan ponselnya ke arah telinga.Keina berdeham sejenak, mencoba mengendalikan dirinya agar tidak terlalu terlihat antusias."Ya Alden?" Tanyanya dengan nada setenang mungkin."Kau ada di mana?""Aku ada di rumah, kenapa?" jawab Keina enteng."Mau bertemu?"Senyuman lebar kembali terukir di wajahnya saat mendengar pertanyaan yang diberikan oleh Alden, "Ya, boleh. Kapan?""Sekarang. Bisa?"Keina menundukkan wajahnya lalu melirik ke arah tubuhnya yang masih berantakan, "Ah bisa. Tapi, bisa kau beri aku waktu untuk bersiap dulu, tiga puluh menit?""Baiklah, tiga puluh menit, kita bertemu di rumah.""Rumah maksudmu–?""Rumah kita, Keina Nayara. Kita bertemu di sana. Aku rasa di sana tempat paling aman untuk kita bertemu.""Ah, baik."Setelah berkata seperti itu panggilan mereka seketika berhenti. Keina mengulas senyuman kembali lalu melesat ke arah kamar mandi, karena Ald

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Selamat Tinggal Clara

    Meski merasa bingung dengan tindakan Alden, Keina hanya bisa membalas pelukan pria itu. Ia mengusap punggung Alden dengan perlahan, rasanya sudah lama sekali mereka tidak berpelukan seperti ini.Saat Alden melepaskan pelukan mereka, Keina segera bertanya, "Jadi, apa maksudnya?""Sebenarnya aku mengingatmu."Raut wajah Keina seketika berubah cerah mendengar ucapan Alden, ia mencondongkan tubuhnya ke arah pria itu, "Kau mengingatku? Jadi apa yang kau ingat?""Aku ingat dirimu dari masakan yang kau buat. Ku kira itu Clara yang membuatnya.""Astaga, jadi selama ini kau salah paham?""Begitulah,"Keina menggelengkan kepalanya tidak habis pikir, ternyata ia terlalu menganggap remeh Clara Benedict. Bisa-bisanya Clara berbohong pada mereka selama ini."Bahkan dia menyombongkan diri padaku bahwa dia bisa mengambil hatimu, ternyata firasatku benar, dia menipumu." gumam Keina sambil memijat kepalanya.Alden yang mendengar hal itu segera mengambil tangan Keina, merasa sangat bersalah karena ia te

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Rupanya Kau Wanita Itu

    Tepat sebelum Keina membuka mulutnya, ponsel Alden berbunyi dengan nyaring. Keina segera menggeser tubuh pria itu lalu berkata, "Ponselmu, ponselmu berbunyi!" ujarnya dengan gugup.Alden segera mundur, ia mengambil ponsel yang berada di saku jasnya. Sejenak Alden terlihat termenung melihat siapa yang memanggilnya saat ini. Clara."Kau tidak mengangkatnya?" tanya Keina yang melihat Alden hanya terdiam dengan ponsel di tangan.Alden mengangkat wajah lalu mematikan ponselnya dengan cepat, "Sudahlah, tidak penting."Keina yang melihat hal itu mengerutkan dahinya, bukankah itu adalah telepon dari Clara? Kenapa Alden tidak mau mengangkatnya?"Kita lanjutkan saja perjalanan kita, bagaimana kalau kita ke rumah itu?""Maksudmu rumah kita terdahulu?""Ya, mungkin kau benar akan ada sesuatu yang tertinggal di sana. Mungkin aku harus berada di sana sedikit lebih lama."Meski merasa aneh dengan tingkah Alden, Keina mengangguk kecil. Saat ini adalah waktu bersama Alden, ia harus bisa memanfaatkan w

DMCA.com Protection Status