Share

Realita Pahit

Author: Baby Yangfa
last update Last Updated: 2024-01-18 08:53:06

Laden segera maju mendengar teriakan murka Handika, meski ayah mertuanya terlihat sangat marah, ia harus bisa menghadapinya.

"Aku suaminya Pa, aku harus berada di sini."

"Kami juga harus berada di sini." timpal Reymand.

"Suami? Suami macam apa yang membuat istrinya terluka seperti ini?" sinis Tiana. Tidak ada lagi keramahtamahan di matanya yang selalu bersinar cerah. Tiana yang selalu bersikap lembut pada Audrey dan juga Reymand sekarang terlihat keras dan tidak tersentuh.

"Satu-satunya penyesalanku di dunia ini adalah menjodohkan Alden dan juga Keina." Lirih Handika.

Alden terlihat sangat terkejut, bahkan Handika merasa menyesal menjadikan dirinya menantu mereka. Kekecewaan sangat besar hingga tidak bisa menerima Alden kembali.

"Aku tidak ingin bertengkar dengan kalian, jadi sebaiknya kalian bawa Alden menjauh dari Keina."

"Aku mohon Handika, tolong." Lirih ayahnya lemah.

Bruugh...

Seluruh orang di sana terlihat terkejut saat Audrey menjatuhkan dirinya di hadapan Tiana dan juga Handi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Lepaskan Aku

    Selama beberapa jam Alden sama sekali tidak dapat berhenti gelisah. Ia terus menunggui proses pembiusan Keina yang masih berlangsung selama beberapa jam. Tidak ada satupun dari anggota keluarga yang ada di sana mengangkat wajahnya. Semuanya tertunduk lesu menunggu hingga Adrian mempersilahkan mereka untuk melihat kondisi Keina.Alden memutar tangannya dengan gusar. Sebenarnya ia menginginkan Keina untuk segera sadar, tapi ia tidak siap dengan respon Keina jika mengetahui bayi mereka sudah tiada."Keina sudah sadar. Silahkan jika ada yang ingin melihat keadaannya, tapi tidak bisa bersamaan. Hanya beberapa orang saja yang boleh masuk," ucap Adrian setelah keluar dari ruangan Keina.Tiana dan Handika maju secara bersamaan. Sebelum benar-benar masuk ke dalam ruang rawat Keina, Handika terlihat membalikkan tubuhnya lalu menepuk pundak Alden."Kamu boleh masuk, Alden."Secercah angin segar seolah menerpa wajah Alden saat mendengar ucapan Handika. Sementara Tiana memilih membuang wajah, terl

    Last Updated : 2024-01-18
  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Tidak Dibutuhkan

    "Apa maksud kamu Keina?" Alden menggelengkan kepalanya beberapa kali mendengar kalimat yang diucapkan oleh Keina. Kalimat yang tidak pernah ia ingin dengar kembali setelah malam terkutuk itu kembali terungkap. Raut wajah Keina yang terlihat tegas disana seolah merobek sudut hatinya."Aku tidak akan mendengar perkataanmu, aku anggap kau tidak mengatakan apapun hari ini." Ucap Alden berusaha menolak fakta yang ia terima, ia mencoba bangkit berdiri, lebih baik ia meninggalkan Keina saat ini.Sebelum benar-benar pergi dari ruangan Keina, Alden membalikkan tubuhnya, "Mungkin kau butuh waktu sendiri. Aku ada di depan jika kau membutuhkanku," ujar Alden dengan suaranya yang mulai bergetar. Kata-kata Keina sebelumnya begitu menyayat hatinya. Tidak, ia tidak mau melepaskan Keina begitu saja disaat hatinya membutuhkan wanita itu."Aku tidak bahagia menikah denganmu!"Langkah Alden yang hendak keluar dari sana terhenti saat mendengar ucapan Keina. Seluruh perasaannya lebur tak bersisa mendengar

    Last Updated : 2024-01-19
  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Aku Suamimu, Kau Istriku

    "Kamu tidak jadi menemui Keina?" ujar Tiana saat melihat Alden yang kembali keluar dari ruangan Keina.Alden terlihat menggeleng mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Tiana, "Sepertinya Adrian sudah berhasil membujuk Keina, Ma,""Nak Adrian berhasil membujuk Keina? Baguslah, sepertinya Nak Adrian lebih baik dari suami yang hanya bisa menyakiti hati istrinya."Alden mengulas senyuman tipis mendengar cibiran yang diberikan Tiana, ia mencoba maklum sepertinya Tiana masih menyimpan amarahnya kepada Alden karena insiden kemarin."Alden akan datang besok disaat Keina akan dipulangkan ke rumah,"Tiana hanya menganggukkan kepalanya mendengar penuturan Alden. Saat Alden hendak menyalami dirinya, Tiana terlihat memalingkan wajah.Alden menghela nafasnya panjang mendapati sikap dingin Tiana. Ini adalah kesalahannya, jadi ia harus bersabar jika sikap Tiana berbanding terbalik dengan biasanya."Kalau begitu Alden permisi,"Tiana terlihat menghela nafasnya panjang saat sang menantu beranjak pergi

    Last Updated : 2024-01-20
  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Kau Benar-benar Ingin Bercerai?

    "Baiklah, aku akan masuk, Alden Syarakar."Alden mengulas senyumnya dengan lega saat mendengar jawaban Keina, meski harus menjalani perdebatan yang panjang dan alot, akhirnya Keina mau masuk ke dalam mobilnya. Alden membuka pintu mobilnya, namun melihat Keina yang kesusahan berjalan, Alden mencoba membantu. Tapi lagi-lagi Keina menolak bantuannya dan memilih menunggu Tiana untuk membantunya."Biar ku bantu,""Tidak, terimakasih."Alden hanya bisa menghela nafas, Keina benar-benar tidak ingin bergantung padanya lagi apapun yang terjadi.Setelah keduanya masuk ke dalam, Alden segera menjalan mobilnya. Tidak ada percakapan yang terdengar dari dalam mobil, semua sibuk dengan pemikirannya masing-masing. Dari balik kemudi, Alden melirik ke arah Keina yang memilih membuang pandangannya ke arah jalan. Helaan nafas panjang kembali Alden keluarkan, ia harus bagaimana menghadapi Keina Nayara yang bersikap sangat dingin terhadapnya seperti ini?Setelah sampai di depan rumah, lagi-lagi Keina memil

    Last Updated : 2024-01-21
  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Aku Harus Bagaimana?

    "Baiklah jika itu yang kau inginkan Keina, aku akan membebaskanmu, Keina, aku akan mengurus perceraian kita. Tapi akan ku lakukan semuanya ketika keadaanmu. Hanya ketika kau benar-benar puluh."Keina tertegun saat mendengar balasan Alden setelah ia mendesaknya untuk bercerai. Ia tidak menyangka jika Alden akan mengiyakan perkataannya begitu saja. Hatinya berdenyut dengan nyeri mengetahui hal ini. Padahal ia yang meminta mereka untuk berpisah, tapi anehnya hatinya yang merasa sakit.Saat Alden mulai membalikkan tubuhnya, saat itu pula netranya mulai membayang oleh air mata yang kini menggenang. Dan saat bayangan Alden tidak lagi terlihat, seluruh pertahanan yang ia bangun runtuh seketika.Keina mulai menangis dengan hebat. Ia tersedu-sedu memukul dadanya yang terasa sangat nyeri.Bodoh! Bodoh sekali! Kenapa ia meminta bercerai jika dia akan merasa sakit seperti ini?Karena Alden... Sebenarnya tidak menginginkannya? Karena Alden tidak pernah memiliki perasaan cinta kepada Keina? Apa Ald

    Last Updated : 2024-01-21
  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Suatu Luka Kehilangan

    "Terimakasih kamu sudah datang Alden, Mama tidak tahu lagi apa yang harus Mama lakukan. Sejak kemarin Keina sama sekali menolak makan kembali. Apa terjadi sesuatu dengan kalian tempo hari?"Alden menghela nafasnya panjang saat mendengar penuturan Tiana di hadapannya saat ini. Tiana yang kemarin terlihat sangat dingin, kini menunjukkan sikap yang lebih ramah terhadap Alden. Sepertinya karena keadaan Keina, Tiana menekan egonya sendiri.Alden menatap kamar Keina yang masih tertutup lalu mendesah dengan berat. Apa Keina masih menginginkan perceraian mereka hingga bersikap merajuk seperti ini?"Kamu bisa membujuk Keina, bukan? Mama sangat cemas, dia bahkan tidak mau keluar dari kamarnya kecuali untuk buang air.""Mama bisa mengambil sedikit nasi untuk Alden bawa? Alden tidak bisa berjanji, tapi Alden akan berusaha."Tiana segera mengangguk lalu beranjak meninggalkan Alden. Beberapa menit kemudian Tiana kembali ke arahnya lalu memberikan piring yang ia bawa.Awalnya ia pikir ia akan menghi

    Last Updated : 2024-01-22
  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Kesepakatan Menyakitkan

    "Kalian akan bercerai? Lagi? Jangan gegabah Alden!"Alden menghela nafasnya panjang mendengar ucapan Tiana, "Keina sudah tidak mau melihatku, apa lagi yang bisa aku harapkan? Setiap kali melihatku, dia selalu menangis. Mungkin lebih baik kita bercerai.""Tapi Alden–""Ini keputusan kami, Ma. Aku harap Mama bisa menghargai semuanya dan tidak lagi mengungkit ini. Mungkin sedari awal pernikahan ini sudah seharusnya berakhir agar Keina tidak menderita seperti ini."Meski Alden berkata seperti itu, Audrey sangat tahu bahwa perasaan Alden sama sekali tidak baik. Langkahnya yang gontai yang berjalan ke arah kamar membuat Audrey yakin bahwa Alden sama sekali tidak menginginkan perceraian. Tidak seperti itu, Alden terlihat sangat frustasi menghadapi keinginan bercerai Keina kali ini. Alden sudah sangat mencintai Keina.Tidak, tidak bisa. Ia harus melakukan sesuatu, ia tidak bisa diam saja melihat mereka kembali bercerai. Tapi, bagaimana caranya agar mereka bisa berbaikan kembali dan mengurung

    Last Updated : 2024-01-23
  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Tangis di Pemakaman

    Keina menelungkupkan wajahnya di atas lutut saat menyadari bahwa hari sudah menjelang siang. Meski masih ada kesedihan yang menggantung di wajahnya, Keina mencoba bangkit di sela-sela kerapuhannya. Sedikit demi sedikit Keina mulai menyuapkan makanan yang diberikan oleh ibunya saat ini. Ia tidak mau ibunya kembali memanggil Alden dan membuat perasaannya menjadi semakin rumit.Sudah dua hari ini Alden tidak datang. Entah karena perkataan Keina tempo lalu atau karena ia sendiri sudah bosan membujuk Keina. Keina tidak tahu dan Keina tidak ingin mencari tahu.Sudahlah, lagipula mereka akan bercerai. Itu sudah merupakan keputusan terakhirnya. Meski nanti ia akan merindukan sosok Alden di kehidupannya, tapi Keina tidak akan menyesal. Ia sudah melakukan hal yang tepat dengan melepaskan Alden. Mereka hanya akan saling melukai jika masih terus bersama.Namun, saat Alden bahkan tidak datang hari ini, bagian di dalam sudut hatinya merasakan kehampaan. Padahal baru dua hari ini Alden tidak datang,

    Last Updated : 2024-01-23

Latest chapter

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Hari Pernikahan Kedua

    "Kau benar-benar akan pergi sekarang? Tanpa melihat pernikahanku terlebih dulu?" rengek Keina kepada Adrian. Hari ini adalah hari dimana Adrian memutuskan untuk melanjutkan perjalanan seperti yang ia sudah ia rencanakan sedari awal. Karena keadaan Alden sudah stabil, ia merasa cukup tenang meninggalkan Keina sendirian sekarang."Bukankah sudah ku bilang, aku tidak akan mau menanggung resiko menangis di hari itu."Keina membrenggutkan wajahnya, ia segera merentangkan tangannya di depan Adrian, "Kalau begitu aku akan memelukmu saja."Adrian tersenyum kecil mendengar ucapan itu, ia segera memeluk Keina dengan erat."Apa aku patung di sini?" timpal Alden yang sedari tadi hanya mengawasi tingkah Adrian dan juga Keina. Matanya menatap tajam ke arah mereka yang malah asyik berpelukan. Sebal melihatnya, Alden segera menarik tubuh mungil Keina untuk menjauh dari jangkauan Adrian, "Sudah hentikan, jika kau terus memeluknya seperti itu, ia akan mengurungkan niatnya kembali untuk pergi.""Astaga

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Kau Harus Melihat Pernikahan Kami

    Saat mengetahui bahwa Alden yang datang menjenguk dirinya hari ini, raut wajah Clara seketika berubah cerah, ia segera merangsek maju dengan antusias saat sampai di ruang tunggu para tamu."Alden, akhirnya kau menemuiku, bagaimana keadaanmu? Aku sungguh minta maaf karena membuat dirimu celaka tempo hari. Itu karena Keina–""Kau sedang membicarakan aku, Clara?"Kata-kata Clara seketika tergantung begitu saja saat melihat Keina yang ternyata mengikuti langkah Alden dari belakang."Kenapa diam? Lanjutkan saja perkataanmu." ujar Keina dengan tatapan tajam."Dia yang sudah membuat kita seperti ini, Alden. Kau harus mengeluarkan aku dari sini, aku sama sekali tidak bersalah, dia mencoba memisahkan kita.""Astaga wanita ini benar-benar gila." dengus Keina tidak percaya. Setelah semua yang ia lakukan, Clara sama sekali tidak merasa bersalah."Alden katakan sesuatu!" Jerit Clara dengan kesal karena melihat Alden yang hanya terdiam."Kau ingin aku mengatakan sesuatu?"Clara mengangguk kecil, "K

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Diam atau Aku Akan Menciummu Lagi dan Lagi

    "Tentu saja bodoh! Aku mengingat semuanya, semuanya termasuk rencana pernikahan kita sebelumnya."Keina membekap mulutnya, merasa sangat terharu dengan seluruh keajaiban ini, ia sungguh tidak menyangka akhirnya hari ini datang juga, hari dimana Alden akan kembali mengingat cinta mereka, "Astaga!""Tadi kau bilang apa? Kau mau menjauh dariku setelah ini? Dua kali aku hampir mati untukmu, tapi kau malah mau meninggalkan aku. Kau pikir siapa–"Alden tersentak saat tiba-tiba merasakan bibir Keina yang mengecupnya. Matanya mengerjap sempurna, merasa tidak percaya jika Keina akan melakukan ini.Setelah mengecup bibir Alden selama beberapa menit, Keina menjauhkan dirinya, "Aku senang kau selamat, aku senang kau mengingatku lagi, Alden." ujar Keina dengan berurai air mata. Penantiannya kali ini ternyata mendapat sambutan hangat, Alden akhirnya dapat mengingat dirinya.Alden tersenyum mendengar ucapan Keina, ia mengusap air mata Keina yang masih mengalir, "Aku minta maaf karena membuatmu kesuli

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Kau Mengingat Semuanya?

    Puas menumpahkan semuanya di dalam bilik toilet, Keina segera bangkit. Perlahan Keina kembali ke ruangan Alden. Keina tersentak saat melihat Audrey dan juga Handika sudah ada di sana, raut wajah bersalah kembali memenuhi hatinya. Keina segera berlari ke arah Audrey hendak menjatuhkan diri untuk berlutut di hadapan kedua figur yang sudah ia anggap sebagai orang tuanya sendiri."Maafkan Keina Ma, sungguh maafkan Keina.""Bangun Keina, apa yang kamu lakukan?"Keina hanya bisa tergugu, ia bangkit dengan air mata yang masih mengalir tiada henti."Keina selalu membuat Alden seperti ini, maafkan Keina.""Sudahlah Sayang, Dokter sudah menangani Alden, kita berdoa saja yang terbaik untuknya. Kamu juga terluka saat ini."Keina mengangkat wajahnya merasa tidak percaya jika Audrey tidak menyalahkan dirinya, Audrey bahkan terlihat lebih tegar dibandingkan dengan saat Alden mengalami kecelakaan saat itu."Mama tidak marah padaku?""Untuk Mama marah? Mama marah pun tidak akan membuat Alden sembuh le

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Insiden Berdarah Lagi

    "Hentikan!!"Keina yang hampir frustasi dengan keadaannya segera mengangkat wajah saat mendengar teriakan itu. Harapan segera terlihat di sudut matanya, akhirnya Tuhan menjawab do'anya, Alden ada di sana mendobrak pintu gudang dengan tatapan nyalang yang ia berikan.Clara terlihat terkejut, ia tidak menduga akan kehadiran Alden yang berada di sini. Padahal ia sudah melakukan rencana serapi mungkin, tapi kenapa Alden ada di sini?Alden terhenyak melihat keadaan Keina, amarahnya segera naik ke ubun-ubun melihat beberapa pria tengah melecehkan Keina di sana. Baju Keina terlihat sudah compang-camping, dengan amarah yang teramat besar Alden segera menerjang maju ke arah mereka. Pukulan demi pukulan Alden layangkan, merasa tidak terima melihat orang lain menyentuh Keina sesuka hati. Mendengar tangisan Keina yang begitu menyayat membuat bara api di dalam hatinya semakin menyala-nyala. Berani sekali! Berani sekali mereka menyentuh Keina!"Kurang ajar kalian! Kurang ajar! Berani sekali kalian m

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Tiduri Dia Sampai Kalian Puas!

    Tepat saat Alden merasa sangat frustasi dengan keadaan yang menimpa Keina, ponselnya berdering dengan nyaring. Alden segera mengangkat panggilan itu ternyata itu dari Erik."Bagaimana Erik? Kau menemukan jejak Keina di lokasi terakhir yang aku kirimkan?""Ya Pak, saya juga menemukan mobil yang membawa Nona Keina. Saya akan segera mengirim lokasi terakhir mobil itu ditemukan dengan bantuan orang-orang profesional kita."Mendengar hal itu Alden kembali memantapkan pemikirannya, Alden segera menyalakan mesin mobilnya lalu melihat ke arah pesan Erik. Keningnya berkerut dalam melihat lokasi pesan itu, lokasinya mengarah kepada tempat dimana pabrik makanan yang sudah terbengkalai. Pasti Keina ada di sana. Mata Alden segera berubah dengan yakin, ia harus bisa menemukan Keina secepatnya.****Keina mengerjapkan matanya saat kesadarannya mulai kembali. Ia terhenyak saat matanya menangkap pemandangan di hadapannya. Ruangan tempat ia berada sepertinya merupakan bangunan tua. Rasa pengap dan deb

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Keina Bahaya!

    Keina mengulas senyumnya dengan lebar saat mendapati telepon dari Alden. Ia segera mengangkat panggilan itu lalu menempelkan ponselnya ke arah telinga.Keina berdeham sejenak, mencoba mengendalikan dirinya agar tidak terlalu terlihat antusias."Ya Alden?" Tanyanya dengan nada setenang mungkin."Kau ada di mana?""Aku ada di rumah, kenapa?" jawab Keina enteng."Mau bertemu?"Senyuman lebar kembali terukir di wajahnya saat mendengar pertanyaan yang diberikan oleh Alden, "Ya, boleh. Kapan?""Sekarang. Bisa?"Keina menundukkan wajahnya lalu melirik ke arah tubuhnya yang masih berantakan, "Ah bisa. Tapi, bisa kau beri aku waktu untuk bersiap dulu, tiga puluh menit?""Baiklah, tiga puluh menit, kita bertemu di rumah.""Rumah maksudmu–?""Rumah kita, Keina Nayara. Kita bertemu di sana. Aku rasa di sana tempat paling aman untuk kita bertemu.""Ah, baik."Setelah berkata seperti itu panggilan mereka seketika berhenti. Keina mengulas senyuman kembali lalu melesat ke arah kamar mandi, karena Ald

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Selamat Tinggal Clara

    Meski merasa bingung dengan tindakan Alden, Keina hanya bisa membalas pelukan pria itu. Ia mengusap punggung Alden dengan perlahan, rasanya sudah lama sekali mereka tidak berpelukan seperti ini.Saat Alden melepaskan pelukan mereka, Keina segera bertanya, "Jadi, apa maksudnya?""Sebenarnya aku mengingatmu."Raut wajah Keina seketika berubah cerah mendengar ucapan Alden, ia mencondongkan tubuhnya ke arah pria itu, "Kau mengingatku? Jadi apa yang kau ingat?""Aku ingat dirimu dari masakan yang kau buat. Ku kira itu Clara yang membuatnya.""Astaga, jadi selama ini kau salah paham?""Begitulah,"Keina menggelengkan kepalanya tidak habis pikir, ternyata ia terlalu menganggap remeh Clara Benedict. Bisa-bisanya Clara berbohong pada mereka selama ini."Bahkan dia menyombongkan diri padaku bahwa dia bisa mengambil hatimu, ternyata firasatku benar, dia menipumu." gumam Keina sambil memijat kepalanya.Alden yang mendengar hal itu segera mengambil tangan Keina, merasa sangat bersalah karena ia te

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Rupanya Kau Wanita Itu

    Tepat sebelum Keina membuka mulutnya, ponsel Alden berbunyi dengan nyaring. Keina segera menggeser tubuh pria itu lalu berkata, "Ponselmu, ponselmu berbunyi!" ujarnya dengan gugup.Alden segera mundur, ia mengambil ponsel yang berada di saku jasnya. Sejenak Alden terlihat termenung melihat siapa yang memanggilnya saat ini. Clara."Kau tidak mengangkatnya?" tanya Keina yang melihat Alden hanya terdiam dengan ponsel di tangan.Alden mengangkat wajah lalu mematikan ponselnya dengan cepat, "Sudahlah, tidak penting."Keina yang melihat hal itu mengerutkan dahinya, bukankah itu adalah telepon dari Clara? Kenapa Alden tidak mau mengangkatnya?"Kita lanjutkan saja perjalanan kita, bagaimana kalau kita ke rumah itu?""Maksudmu rumah kita terdahulu?""Ya, mungkin kau benar akan ada sesuatu yang tertinggal di sana. Mungkin aku harus berada di sana sedikit lebih lama."Meski merasa aneh dengan tingkah Alden, Keina mengangguk kecil. Saat ini adalah waktu bersama Alden, ia harus bisa memanfaatkan w

DMCA.com Protection Status