"Sisi dengarkan aku Gea ikut pertandingan di luar negeri agar memperoleh uang yang banyak untuk biaya berobatmu dan juga ayahnya, mengertilah," kata Frans bermaksud menekan Sisi.
"Baiklah aku tidak akan menganggu ka Gea" ucap Sisi."kalau begitu malam ini kamu rawat jalan saja di rumahku kamu taukan aku sibuk, tidak mungkin aku setiap hari menemanimu di rumah sakit," kata Frans.Sisi mengangguk setuju, Frans membantu Sisi duduk di kursi roda kemudian membawa Sisi tanpa sepengetahuan Gea.Sampai di salah satu apertemen miliknya Frans membawa sisi ke sebuah kamar, yang sudah dipenuhi mainan."Ka, Frans ini mainan siapa?" tanya Sisi."itu aku hadiahkan untukmu, kami bisa bermain sesukamu" kata Frans, yang membuat Sisi tersenyum bahagia.Frans tersenyum melihat Sisi yang masih polos, tak menyadari kalau dirinya dijadikan sandra demi mencapai keiginannya bersama Gea.Sisi sudah tertidur lelap Frans tidur di kamar sebelah tempatnya mengurung Sisi.paginya Gea kerumah sakit untuk melihat keadaan Sisi, begitu sampai dirumah sakit Gea yang melihat kamar Sisi kosong segera bertanya kepada suster."Suster kemana adikku apa di pindahkan dari kamar ini?"tanya Gea."apa nona Gea tidak tau, kalau temau yg mendonorkan darah memintanya untuk dirawat jalan dirumahnya, alasanya dia tidak punya waktu pulang pergi kerumah sakit." kata suster memberi tahu.Gea tercengang mendengar cerita suster."Maaf kalau tidak ada yang ditanyakan lagi saya permisi dulu." suster itu meninggalkan Gea yang mulai berpikir bahwa ini ada hubunganya dengan penolakan Gea tadi malam.Gea menelpon Ricard dan memberitahu yang telah terjadi."Temui aku di restoran biasa," kata Ricard mengakhiri panggilan.Gea segera ketempat yg diminta, sampai di sana Ricard melambaikan tanganya dari tempat duduknya, saat melihat kedatangan Gea."Minumlah dulu jangan terlalu panik,"kata Ricard menenangkan Gea.Drttt....ponsel Gea bergetar, Gea menerima panggilan dari Frans."Hallo Gea apa kamu sedang mencari Sisi?"suara Frans ditelepon."Apa yg kamu inginkan, sampai harus membawa Sisi dari rumah sakit tanpa memberitahuku?""Gea ternyata kamu memang wanita luar biasa, kamu tau Sisi itu hidup karena darah tranfusi dariku, sekarang aku ingin kamu membayar darah itu, dengan tidur bersamaku malam ini,"Ricard mendengar kata-kata Frans mengepalkan tangan marah, andai Frans ada didepanya sudah dihajarnya saking kesalnya"Baiklah aku akan menemanimu malam ini, kirimkan saja di mana alamatnya."Gea mematikan loudspeker yg tadi menyala atas perintah Ricard."Ricard aku butuh bantuanmu saat ini apa kamu bersedia membantuku?"Gea meminta bantuan Ricard."Aku tau kamu akan kesana malam ini aku akan membawa beberapa orang untuk mengikutimu, sebelum berangkat telepon aku" kata RicardGea mengerti apa yg dimaksud oleh Ricard, mengiyakan.*********malam hari Gea sudah siap berangakat dengan mengenakan dres mini.seperti yg sudah direncanakan Gea menelpon Ricard sebelum berangkat.Semua sudah di posisi masing- masing, Gea mengetuk pintu, Frans yg sudah tidak sabar menanti kedatangan Gea segera membuka pintu apertemen, melihat penampilan Gea yg sangat feminim Frans langsung menarik Gea kepelukanya.Ricard yg melihat itu langsung menarik tubuh Frans lalu menghajarnya, dan menyuruh anak buahnya mencari keberadaan Sisi.Ricard menendang tubuh Frans yg sudah tak sadarkan diri karena di hajar anak buahnya.merasa puas ia meludahi wajah Frans yang tak sadarkan diri.Gea menarik tangan Ricard masuk untuk mencari keberadaan sisi, saat sampai di ruang tengah Ricard melihat anak buahnya sudah di kalahkan oleh seorang preman, yang waktu itu menghajarnya hingga masuk rumah sakit.Preman itu menjentikan jarinya menatap Ricard dan Gea, buuk! Ricard meninju wajahnya, namun meleset, preman itu menendang kaki Ricard sehinga membuatnya tersungkur, Gea yang melihat itu langsung menendang bokong preman itu lalu meninju rahang si preman, sampai mengeluarkan darah segar di bibirnya.Ricard melihat kesempatan untuk membalas serangan menendang selangkan pria itu, hingga membuatnya tak sadarkan diri.Gea segera berlari membuka kamar tempat Sisi disandra disana Sisi sedang sesak nafas Gea panik mengambil obat asma dam memberikanya."Sisi, tenang kaka ada di sini!"ucap Gea memeluk sisi."Cepat bawa Sisi kerumah sakit"kata Ricard lansung mengangkat tubuh Sisi yg masih sesak nafas."Ricard tolong lebih cepat lagi" kata Gea yg memeluk tubuh Sisi di belakang kemudi."Gea kamu jangan panik, ini sebentar lagi kita sampai" kata Ricard sambil mengemudi.sampai di rumah sakit Sisi di bawa keruang UGD untuk di tangani oleh medis.Gea mondar mandir di depan UGD dengan perasaan tak karuan Ricard yg melihat menegur Gea."Tenanglah Sisi sedang Ditangani," kata ricard menenangkan Gea, Ricard memeluk tubuh Gea untuk memberi ketenangan.Dokter keluar dari ruang UGD."Ehm maaf kelurga Sisi" dokter berdehem melihat keduanya yang sedang berpelukan."Bagaimana keadaan adiku dokter"tanya Gea."Dia sudah membaik, beruntung cepat dibawa kerumah sakit" ucap dokter."Silahkan di jengguk, saya permisi dulu" kata dokter setelah mempersilahkan.Gea memeluk Ricard" terimakasih sudah membantuku menyelamatkan Sisi" ungkap Gea Ricard menghembuskan nafasnya mengendalikan detak jantungnya yang tak karuan saat di peluk oleh GeaSetelah keadaan Sisi lebih baik dan pindahkan ke kamar rawat biasa, Ricard meminta Gea menerima pekerjaan menjadi asisten pribadinya sekalagus seketarisnya.Gea yg merasa berhutang budi tak punya alasan untuk menolaknya.*****Hari pertama Gea masuk kerja semua mata menatapnya dengan tatapan tak berkedip, samar-samar terdengar ada yg berbisik" siapa wanita yg bersama presdir, apa itu asistennya atau pacarnya." Gea mendengar suara bisik-bisik diantara mereka."Sudah nanti presdir mendengarnya" suara bisik- bisik berhenti saat Ricard dan Gea berhenti di depan mereka."kenalkan ini nona Gea dia asisten pribadiku yg juga menjadi seketaris pribadiku"Ricard memperkenalkan Gea kepada karyawan di kantornya.Gea membungkukan badanya memberi hormat sebagai salam perkenalan."Ikut aku ke ruanganku!"kata ricard kepada Gea."Aku tak bisa bayangkan bagaimana kamu selalu di kejar-kejar wanita"ucap Gea"Aku tak masalah bagiku sosok wanita idamanku hanya kamu," kata ricard menatap gea dengan nada merayu."Gombal kamu, tapi bila di bandingkan dengan mereka aku bukan apa-apa"kata Gea, merendahkan diri.Ricard merapatkan tubuhnya dengan tangan di pinggang Gea, hembusan nafasnya terasa bagaikan membelai wajah, Gea menutup matanya menikmati hembusan nafas Ricard, tangan Ricard mulai membelai pipi Gea dengan penuh kasih sayang.Gea merasakan bagian bawah milik Ricard yang mengeras, reflek mendorong tubuh Ricard, " ini kantor!" Gea segera merapikan bajunya."Baiklah aku tunggu malam nanti di hotel, aku akan kirim alamatnya." kata Ricard lalu duduk di kursi dengan kaki diangkatnya ke atas meja, disertai senyum yang mampu membuat Gea tak berdaya.Ricard menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah mewah."Aku mau kamu tutup mata, sebentar." Ricard menagkupkan kedua tanganya."Sekarang?"tanya Gea.Ricard mengangguk, Gea menutup matanya dengan rasa penasaran, 'kenapa harus tutup mata segala sih!' gerutunya dalam hati.Ricard mengeliarkan kunci mobil dari sakunya."Tara! coba lihat ini!" katanya menunjukan sebuah kunci mobil."Berarti boleh aku buka mata?" Gea agak ragu bertanya."Ayo buka matamu!" kata Ricard.Gea membuka matanya, Gea terdiam tidak mengerti."Kunci? untuk apa?" tanya Gea."Ya, ini kunci mobil buat kamu sebagai hadiah untukmu yang sudah mau jadi pacarku." kata Ricard.Gea terdiam dalam hatinya berkata 'Segitu bahagianya sampai ngasih aku mobil, coba cincin atau uang lain aja' pikir Gea."Aku nggak nyangka semahal ini, berapa banyak gadis yang sudah tidur denganmu? apakah kamu juga memberikan hadiah seperti ini." Gea tersenyum senang dan menerima kunci mobil itu, Ricard mencium pipi Gea dan tersenyum.ereka berdua k
"Pagi Gea, sebelum berangkat sudah sarapan belum?" Sebuah boneka hello kitty sangat besar, saking besarnya hingga tak terlihat siapa yang ada di balik, boneka itu."Aku belum sarapan, karena kekasihku tak menemaniku," kata Gea sengaja bernada manja.Seorang gadis di sebelah meja Gea mengerucutkan bibirnya, seakan tidak senang, melihat Ricard sang presdir muda yang tampan itu menyapa Gea."Hei, ini kantor jangan manja lanjut kerja!" kata Ricard mendadak galak.Gea memicingkan matanya, sedangkan Ricard bergaya seolah acuh, kemudian berjalan, melewati Gea."Hai! Baby!" Ricard menyapa gadis di sebelah Gea, dengan senyuman yang mampu membuat Gea cemburu.Ricard melihat ekpresi wajah Gea, sengaja dia meraih tangan wanita itu dan menciummya, jelas saja itu mbuat Gea geram.Tok! Tok! suara meja diketuknya perlahan seolah memberi peringatan, Ricard yang mengerti arti ketukan itu berjalan mendekat, sambil berbisik."Kalau cemburu, segera ikut ke ruanganku!"Bisikan itu samar-samar terdengar.Ric
Ricard mengejar Gea, berusaha memberi penjelasan."Gea tunggu! Aku bisa jelaskan"teriak Ricard sambil mengejar keluar. Gadis yang bersamanya tadi, tersenyum licik."Kejar saja gadismu itu ck," ucapnya berdecih.Asisten yang tadi melihatnya sadar kalau ini rencana gadis itu, hanya mengelengkan kepalanya.Ricard terus berlari hingga nafasnya terengah-engah, dia berhenti di pinggir jalan sambil berteriak."Gea dengar dulu penjelasanku." Ricard tertunduk dengan kedua tangan di lututnya.Gea yang sengaja bersembunyi di samping mobil, berjalan pelan dan berdiri di belakangnya."Ehem! anda mencari seseorang tuan?" suara deheman Gea membuat Ricard membalikan tubuhnya, saat melihat siapa yang berdehem Ricard tersenyum dan segera berlari memeluknya.Gea tak menolak pelukan Ricard, karena sedari keluar dari Restoran tadi sebenarnya Gea berjalan ke parkiran mobil. Namun, karena dia melihat Ricard yang mengejarnya dia bersembunyi di belakang mobil, karena kasihan melihat Ricard yang terus berteri
Pagi ini Gea berangkat kerja sedikit lambat dari biasanya, akibat pengaruh alkohol tadi malam.Di kantor Ricard sedang memeriksa file yang diantarkan asisten Gea."Bos mau saya buatkan kopi?" kata asisten itu menawarkan kopi untuk Ricard."Boleh, tolong buatkan untukku." jawab Ricard."Baik, Bos." asisten itu segera meminta OB mengantarkan kopi ke ruangan Ricard.Tak perlu waktu lama suara ketukan dari luar, asisten itu membuka pintu dan mengambil gelas kopi itu, dia mengeluarkan sebuah bungkusan kecil kemudian membuka bungkusan kecil itu dan memasukan serbuk dari dalam bungkusan itu ke dalam gelas kopi, setelah itu diaduknya."Ini kopinya Bos!" ucapnya meletakan gelas kopi."Terimakasih." Ricard meminum kopi itu.Sekitar lima menit setelahnya Ricard merasakan tubuhnya gerah kepalanya agak pusing. Melihat itu si gadis asisten tersebut tersenyum, 'akhirnya!' pikir gadis itu."Bos, kenapa? pusing saya bantu pijitin ya." katanya lalu memijit pelipis Ricard dengan kedua jarinya."Kok, ger
Seorang lelaki membuka sebuah kamar kost untuk Gea."Silahkan, beginilah keadaan kost kami." pria itu mempersilahkan Gea masuk.Gea melihat sekeliling dan menatap langit-langit ruangan 4×6 itu menurutnya itu tidak terlalu buruk, ruangan yang terlihat bersih dan juga rapi, Gea berjalan masuk."Baiklah saya pilih kamar yang ini, ini uang sewa sebulan." kata Gea menyerahkan beberapa lembar uang kepada pria itu."Terimakasih Nona, semoga betah tinggal di kost ini." katanya setelah menerima uang dari Gea."Sama-sama," jawab Gea ramah."Kalau begitu saya tinggal ya." kata pria itu berpamitan lalu keluar dari kamar Gea.Gea membawa kopernya masuk dan menutup pintu, kemudian duduk di sebuah sofa yang ada di sudut ruangan kamar kost barunya kini.*****Frans sedang bermain piano di ruangan tengah rumah mewah milik keluarga besarnya, yang kaya raya dan juga orang terpandang di kotanya. Seorang wanita sexsi datang dengan maps di tanganya."Tuan Frans, ini adalah hasil kerja keras saya." katanya
Frans dan Gea sudah tiba di lokasi yang di kirimkan Ziko. Gea turun dari mobil, dan segera menghampiri ayahnya yang sedang berdiri bersama Ziko di samping mobil."Ayah, kenapa selalu membuat Bibi susah," keluh Gea."Sudahlah, mau kamu marahi juga percuma Gea," kata Frans."Ayo masuk mobil," Gea membuka pintu dan menyuruh ayahnya masuk ke dalam, kemudian, menutup pintu Frans berdiri di belakang Gea, saat tubuh Gea berbalik wajah mereka hampir bersentuhan, aroma maskulin yang menguar dari tubuh Frans, sejenak di hirup oleh Gea sebelum hilang dibawa angin."Hei! biasa aja bukanya sudah sering kamu menolakku?" kata Frans."Maaf," Gea memalingkan wajahnya."Untuk hari ini, aku akan menemanimu. Kemanapun dan apapun yang kamu mau dariku, akan aku turuti," kata Gea, sambil, menarik nafasnya."Yakin?" tanya Frans ragu, karena sifat Gea yang plin plan, Frans seakan tak percaya."Yakinlah, aku janji." jawab Gea mengangkat kedua tanganya dengan dua jari, Fiks.Frans tersenyum, dan masuk ke mobil
Di rumahnya, Frans di temui oleh Sinta asisten Ricard, yang sengaja dibayar untuk mengoda Ricard, agar Gea cemburu. Selain itu Frans juga tak mau kalah, dalam persaingan bisnis, oleh Ricard."Tugasku sudah berhasil, sekarang aku mau bayaranku." Kata Sinta menadahkan telapak tangan, di hadapan Frans."Ck! dasar perempuan jalang," ucap Frans dengan nada mengejek."Ini, ambil di dalam kartu ATM ini ada uang 500 juta, itu bayaranmu, sudah selesai!" kata Frans memberikan sebuah kartu ATM berwarna Gold ke tangan Sinta."Hh! 500 juta katamu. Apa perjuanganku selama ini hanya dihargai segini?" kata Sinta menunjukan kartu ATM yang baru saja di berikan Frans."Lalu, kamu ingin aku membayar mahal? Hei_ wanita murahan sepertimu, pantas mendapatkan harga segitu." kata Frans mengangkat rahang Sinta dengan kasar, kemudian, melepasnya kasar."Awas saja kamu, akan aku ceritakan semua, tentang siasatmu menjebak Gea agar selalu bergantung, dengan bantuanmu." Ancam Sinta dan melemparkan kartu ATM GOL
Seorang pria muda bersama seorang gadis baru keluar dari bar tempat hiburan malam seorang wanita yang sedang bersandar di mobil bergegas menghampiri."Ngapain kamu ada di sini?"gadis yang berjalan bersama pemuda itu bertanya dengan nadanya yang ketus."Bukan urusanmu!"jawab gadis yang tadi menghampiri mereka."Huh."gadis itu lalu menyibakan rambutnya ke belakang dan terseyum meremehkan.Sementara pria muda itu tersenyum simpul melihat kedua gadis itu, ia membuka pintu mobil dan masuk, begitu juga kedua gadis itu pun masuk dan duduk di kursi belakang.Pria muda yang fokus menyetir, merasa tidak nyaman dengan kedua gadis itu.Dia mengerem mobil mendadak dan berkata."Turun sekarang juga!"katanya tegas.Kedua gadis itu tampak kesal kemudian keluar dan meninggalkan pintu mobil yang masih terbuka.Gea yang tengah berjalan mencari target melihat kesempatan bagus, tak ingin menyia-yiakan peluang.Setelah kedua gadis itu pergi gea masuk dari belakang karena kesal keduanya pergi meninggalkan
Di rumahnya, Frans di temui oleh Sinta asisten Ricard, yang sengaja dibayar untuk mengoda Ricard, agar Gea cemburu. Selain itu Frans juga tak mau kalah, dalam persaingan bisnis, oleh Ricard."Tugasku sudah berhasil, sekarang aku mau bayaranku." Kata Sinta menadahkan telapak tangan, di hadapan Frans."Ck! dasar perempuan jalang," ucap Frans dengan nada mengejek."Ini, ambil di dalam kartu ATM ini ada uang 500 juta, itu bayaranmu, sudah selesai!" kata Frans memberikan sebuah kartu ATM berwarna Gold ke tangan Sinta."Hh! 500 juta katamu. Apa perjuanganku selama ini hanya dihargai segini?" kata Sinta menunjukan kartu ATM yang baru saja di berikan Frans."Lalu, kamu ingin aku membayar mahal? Hei_ wanita murahan sepertimu, pantas mendapatkan harga segitu." kata Frans mengangkat rahang Sinta dengan kasar, kemudian, melepasnya kasar."Awas saja kamu, akan aku ceritakan semua, tentang siasatmu menjebak Gea agar selalu bergantung, dengan bantuanmu." Ancam Sinta dan melemparkan kartu ATM GOL
Frans dan Gea sudah tiba di lokasi yang di kirimkan Ziko. Gea turun dari mobil, dan segera menghampiri ayahnya yang sedang berdiri bersama Ziko di samping mobil."Ayah, kenapa selalu membuat Bibi susah," keluh Gea."Sudahlah, mau kamu marahi juga percuma Gea," kata Frans."Ayo masuk mobil," Gea membuka pintu dan menyuruh ayahnya masuk ke dalam, kemudian, menutup pintu Frans berdiri di belakang Gea, saat tubuh Gea berbalik wajah mereka hampir bersentuhan, aroma maskulin yang menguar dari tubuh Frans, sejenak di hirup oleh Gea sebelum hilang dibawa angin."Hei! biasa aja bukanya sudah sering kamu menolakku?" kata Frans."Maaf," Gea memalingkan wajahnya."Untuk hari ini, aku akan menemanimu. Kemanapun dan apapun yang kamu mau dariku, akan aku turuti," kata Gea, sambil, menarik nafasnya."Yakin?" tanya Frans ragu, karena sifat Gea yang plin plan, Frans seakan tak percaya."Yakinlah, aku janji." jawab Gea mengangkat kedua tanganya dengan dua jari, Fiks.Frans tersenyum, dan masuk ke mobil
Seorang lelaki membuka sebuah kamar kost untuk Gea."Silahkan, beginilah keadaan kost kami." pria itu mempersilahkan Gea masuk.Gea melihat sekeliling dan menatap langit-langit ruangan 4×6 itu menurutnya itu tidak terlalu buruk, ruangan yang terlihat bersih dan juga rapi, Gea berjalan masuk."Baiklah saya pilih kamar yang ini, ini uang sewa sebulan." kata Gea menyerahkan beberapa lembar uang kepada pria itu."Terimakasih Nona, semoga betah tinggal di kost ini." katanya setelah menerima uang dari Gea."Sama-sama," jawab Gea ramah."Kalau begitu saya tinggal ya." kata pria itu berpamitan lalu keluar dari kamar Gea.Gea membawa kopernya masuk dan menutup pintu, kemudian duduk di sebuah sofa yang ada di sudut ruangan kamar kost barunya kini.*****Frans sedang bermain piano di ruangan tengah rumah mewah milik keluarga besarnya, yang kaya raya dan juga orang terpandang di kotanya. Seorang wanita sexsi datang dengan maps di tanganya."Tuan Frans, ini adalah hasil kerja keras saya." katanya
Pagi ini Gea berangkat kerja sedikit lambat dari biasanya, akibat pengaruh alkohol tadi malam.Di kantor Ricard sedang memeriksa file yang diantarkan asisten Gea."Bos mau saya buatkan kopi?" kata asisten itu menawarkan kopi untuk Ricard."Boleh, tolong buatkan untukku." jawab Ricard."Baik, Bos." asisten itu segera meminta OB mengantarkan kopi ke ruangan Ricard.Tak perlu waktu lama suara ketukan dari luar, asisten itu membuka pintu dan mengambil gelas kopi itu, dia mengeluarkan sebuah bungkusan kecil kemudian membuka bungkusan kecil itu dan memasukan serbuk dari dalam bungkusan itu ke dalam gelas kopi, setelah itu diaduknya."Ini kopinya Bos!" ucapnya meletakan gelas kopi."Terimakasih." Ricard meminum kopi itu.Sekitar lima menit setelahnya Ricard merasakan tubuhnya gerah kepalanya agak pusing. Melihat itu si gadis asisten tersebut tersenyum, 'akhirnya!' pikir gadis itu."Bos, kenapa? pusing saya bantu pijitin ya." katanya lalu memijit pelipis Ricard dengan kedua jarinya."Kok, ger
Ricard mengejar Gea, berusaha memberi penjelasan."Gea tunggu! Aku bisa jelaskan"teriak Ricard sambil mengejar keluar. Gadis yang bersamanya tadi, tersenyum licik."Kejar saja gadismu itu ck," ucapnya berdecih.Asisten yang tadi melihatnya sadar kalau ini rencana gadis itu, hanya mengelengkan kepalanya.Ricard terus berlari hingga nafasnya terengah-engah, dia berhenti di pinggir jalan sambil berteriak."Gea dengar dulu penjelasanku." Ricard tertunduk dengan kedua tangan di lututnya.Gea yang sengaja bersembunyi di samping mobil, berjalan pelan dan berdiri di belakangnya."Ehem! anda mencari seseorang tuan?" suara deheman Gea membuat Ricard membalikan tubuhnya, saat melihat siapa yang berdehem Ricard tersenyum dan segera berlari memeluknya.Gea tak menolak pelukan Ricard, karena sedari keluar dari Restoran tadi sebenarnya Gea berjalan ke parkiran mobil. Namun, karena dia melihat Ricard yang mengejarnya dia bersembunyi di belakang mobil, karena kasihan melihat Ricard yang terus berteri
"Pagi Gea, sebelum berangkat sudah sarapan belum?" Sebuah boneka hello kitty sangat besar, saking besarnya hingga tak terlihat siapa yang ada di balik, boneka itu."Aku belum sarapan, karena kekasihku tak menemaniku," kata Gea sengaja bernada manja.Seorang gadis di sebelah meja Gea mengerucutkan bibirnya, seakan tidak senang, melihat Ricard sang presdir muda yang tampan itu menyapa Gea."Hei, ini kantor jangan manja lanjut kerja!" kata Ricard mendadak galak.Gea memicingkan matanya, sedangkan Ricard bergaya seolah acuh, kemudian berjalan, melewati Gea."Hai! Baby!" Ricard menyapa gadis di sebelah Gea, dengan senyuman yang mampu membuat Gea cemburu.Ricard melihat ekpresi wajah Gea, sengaja dia meraih tangan wanita itu dan menciummya, jelas saja itu mbuat Gea geram.Tok! Tok! suara meja diketuknya perlahan seolah memberi peringatan, Ricard yang mengerti arti ketukan itu berjalan mendekat, sambil berbisik."Kalau cemburu, segera ikut ke ruanganku!"Bisikan itu samar-samar terdengar.Ric
Ricard menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah mewah."Aku mau kamu tutup mata, sebentar." Ricard menagkupkan kedua tanganya."Sekarang?"tanya Gea.Ricard mengangguk, Gea menutup matanya dengan rasa penasaran, 'kenapa harus tutup mata segala sih!' gerutunya dalam hati.Ricard mengeliarkan kunci mobil dari sakunya."Tara! coba lihat ini!" katanya menunjukan sebuah kunci mobil."Berarti boleh aku buka mata?" Gea agak ragu bertanya."Ayo buka matamu!" kata Ricard.Gea membuka matanya, Gea terdiam tidak mengerti."Kunci? untuk apa?" tanya Gea."Ya, ini kunci mobil buat kamu sebagai hadiah untukmu yang sudah mau jadi pacarku." kata Ricard.Gea terdiam dalam hatinya berkata 'Segitu bahagianya sampai ngasih aku mobil, coba cincin atau uang lain aja' pikir Gea."Aku nggak nyangka semahal ini, berapa banyak gadis yang sudah tidur denganmu? apakah kamu juga memberikan hadiah seperti ini." Gea tersenyum senang dan menerima kunci mobil itu, Ricard mencium pipi Gea dan tersenyum.ereka berdua k
"Sisi dengarkan aku Gea ikut pertandingan di luar negeri agar memperoleh uang yang banyak untuk biaya berobatmu dan juga ayahnya, mengertilah," kata Frans bermaksud menekan Sisi."Baiklah aku tidak akan menganggu ka Gea" ucap Sisi."kalau begitu malam ini kamu rawat jalan saja di rumahku kamu taukan aku sibuk, tidak mungkin aku setiap hari menemanimu di rumah sakit," kata Frans.Sisi mengangguk setuju, Frans membantu Sisi duduk di kursi roda kemudian membawa Sisi tanpa sepengetahuan Gea.Sampai di salah satu apertemen miliknya Frans membawa sisi ke sebuah kamar, yang sudah dipenuhi mainan."Ka, Frans ini mainan siapa?" tanya Sisi."itu aku hadiahkan untukmu, kami bisa bermain sesukamu" kata Frans, yang membuat Sisi tersenyum bahagia.Frans tersenyum melihat Sisi yang masih polos, tak menyadari kalau dirinya dijadikan sandra demi mencapai keiginannya bersama Gea.Sisi sudah tertidur lelap Frans tidur di kamar sebelah tempatnya mengurung Sisi.paginya Gea kerumah sakit untuk melihat kea
Di dalam sebuah mobil yang terparkir di pinggir jalan Ziko memberikan foto Ricard kepada seseorang."Cepat ikuti orang ini, begitu ada kesempatan habisi!"kata Ziko memerintah."Baik Bos!"kata lelaki yang menerima foto Ricard.Ada tiga orang yang mengikuti Ricard, yang sedang berjalan menuju parkiran.Mereka adalah anak buah Ziko, yang mencari kesempatan untuk mencelakai Ricard atas kemauan Frans. Saat keadaan terlihat sepi, salah satu dari mereka berpura-pura bertanya alamat, "Apa anda tau ini alamatnya di mana?"tanya pria bertubuh kurus yang tiba-tiba datang.Kedua temannya yang tadi segera memengang tangan Ricard, pria kurus yang tadi bertanya alamat itu tertawa," Hajar dia perintah Ziko yang juga sejak awal berperan mengawasi Ricard.Ricard yang tidak bisa melakukan perlawanan karena kedua tanganya di pegang kuat oleh dua orang preman, Ziko menghajar Ricard hingga tak sadarkan diri, kemudian pergi meninggalkan Ricard dalam keadaan pingsan dengan wajah yang babak belur.Gea yang