Di dalam sebuah mobil yang terparkir di pinggir jalan Ziko memberikan foto Ricard kepada seseorang.
"Cepat ikuti orang ini, begitu ada kesempatan habisi!"kata Ziko memerintah."Baik Bos!"kata lelaki yang menerima foto Ricard.Ada tiga orang yang mengikuti Ricard, yang sedang berjalan menuju parkiran.Mereka adalah anak buah Ziko, yang mencari kesempatan untuk mencelakai Ricard atas kemauan Frans. Saat keadaan terlihat sepi, salah satu dari mereka berpura-pura bertanya alamat, "Apa anda tau ini alamatnya di mana?"tanya pria bertubuh kurus yang tiba-tiba datang.Kedua temannya yang tadi segera memengang tangan Ricard, pria kurus yang tadi bertanya alamat itu tertawa," Hajar dia perintah Ziko yang juga sejak awal berperan mengawasi Ricard.Ricard yang tidak bisa melakukan perlawanan karena kedua tanganya di pegang kuat oleh dua orang preman, Ziko menghajar Ricard hingga tak sadarkan diri, kemudian pergi meninggalkan Ricard dalam keadaan pingsan dengan wajah yang babak belur.Gea yang baru keluar dari tempat latihan,sedang berjalan melihat seseorang dalam keadaan pingsan segera mendekat wajah Gea kaget ketika menyadari orang tersebut adalah Ricard, Gea segera berteriak meminta tolong, orang-orang berdatangan membantu Gea membawa Ricard ke rumah sakit.Di rumah sakit Ricard sudah sadar setelah beberapa saat pingsan."Apa yang terjadi padamu? aku menemukanmu di dekat parkiran dalam keadaan pingsan,"ucap Gea."Aku tidak mengerti saat seseorang menanyakan alamat padaku tiba-tiba aku di keroyok oleh preman," jawab Ricard menceritakan kejadian."Apa kamu punya masalah dengan seseorang?"tanya Gea menyelidik."Seingatku tidak ada,"Gea tampak berpikir, tiba-tiba seorang suster yang merawat adiknya menghampiri."Nona Gea adikmu dalam keadaan buruk, perlu donor darah secepatnya, ayo ikut denganku!"seru suster.Gea langsung panik, meninggalkan Ricard yang juga terkejut mendengar keadaan sisi saat ini."Dokter apa yang harus saya lakukan?" tanya Gea kepada dokter yang menangani sisi"Sisi perlu banyak tranfutasi darah saat ini, tapi rumah sakit tidak punya stok darah yang sama dengan golongan darah Sisi," ucap dokter menjelaskan."Lalu bagaimana ini dokter?"kata Gea panik."Apakah anda punya saudara yang memiliki golongan AB+"tanya dokter."Beberapa bulan yang lalu ada teman saya yang mendonorkan darah untuk Sisi."Gea memberi tahu dokter.Gea ingat kalau beberapa bulan yang lalu Frans mendonorkan darahnya untuk sisi."Kalau begitu tunggu apalagi secepatnya hubungi temanmu itu minta dia mendonorkan darahnya, waktunya dua puluh empat jam setelah ini, kami hanya punya sekantong darah golongan AB+," dokter memberi saranSetelah memberi saran dokter pergi meninggalkan Gea.Gea melihat layar handpone dengan ragu menekan panggilan suara ke nomor Frans."Hallo, Frans kamu ada waktu bertemu aku?"ucap gea ragu."Baiklah aku kesana sekarang" Gea mengakhiri panggilan telepon.Gea menungu Frans di depan hotel, dari kejauhan Ricard memantau apa yg di lakukan Gea, tak berapa lama Frans datang dengan wajah tak mengerti apa yg di inginkan Gea, Gea tersenyum menyambut kedatangan Frans sedangkan Ricard yg melihat seyuman Gea untuk Frans merasa cemburu.Gea dan Frans masuk ke dalam lobi hotel, melihat keduanya masuk Ricard juga tak mau berdiam diri di dalam mobil dia segera mengikuti."Frans apakah kamu ingin tidur denganku?" tanya Gea membuat Frans menatap Gea dengan tanda tanya."Aku janji aku akan melayanimu,"pinta Hea."Gea apa yg sebenarnya terjadi sehingga kau melakukan ini?"Frans bertanya karena bingung kenapa tiba-tiba Gea menawarkan diri tidur denganya."Sisi_Frans dia butuh donor darah aku tidak tau harus minta tolong ke siapa selain padamu," ucap gea jujur, air mata yang tadinya ia tahan sudah membasahi kedua pipinya.Ricard yg mendengar Gea memohon tak merasa tak terima, Ricard mendorong pintu dan masuk, Gea yg melihat kedatangan Ricard berdiri dan berkata"pergi jangan campuri urusanku lagi" ucap Gea mendorong tubuh Ricard keluar"Frans aku mohon bantu sisi aku akan melakukan apapun yg kamu mau" sisi melepaskan bajunya.Plaaaak.! Frans menampar pipi Gea keras tentu saja membuat Gea terkejut."Apa yg kamu lakukan? apa demi sisi kamu mengobral tubuhmu hah! dengar Gea aku akan memberikan seluruh hidupku untukmu jika kamu mencintai aku, apalah artinya kunikmati tubuhmu jika aku tidak memiliki hatimu," ungkap frans.Gea tertunduk menangis merasa malu, mendengar kata Frans, Gea teringat perlakuanya pada Frans beberapa hari lalu."Pakai bajumu jangan lakukan hal bodoh, kita ke rumah sakit."Frans berkata sambil memunguti baju Gea yg tadi di lepasnya.Gea sedang membacakan dongeng untuk Sisi, Ricard datang menghampiri Gea, masih fokus dengan dongeng, sehingga Gea tak menyadari kedatangan Ricard, ia menoleh sat merasa pundaknya di sentuh oleh seseorang."Ricard," Gea menoleh saat merasa ada yang menyentuh pundaknya."Aku mau bicara," kata RicardGea menutup buku dongeng yang di bacanya, kemudian mengajak Ricard bicara di luar."Kenapa kamu harus menangung beban ini sendirian tidak mau berbagi denganku? bukankah aku sudah pernah bilang jika ada perlu beritahu aku,"kata ricard menatap wajah Gea."apa yang kamu tau tentang hidupku?" Gea bertanya pada Ricard.Ricard meraih tangan Gea mengengamnya erat."Aku ingin menikah denganmu Gea!" ungkap Ricard.Gea tersenyum mendengar ungkapan Ricard."Bukan karena aku ingin menolak lamaranmu, Ricard untuk saat ini aku masih banyak masalah, ayahku sakit jiwa, Sisi perlu transfustasi darah setiap bulan, aku tidak bisa membahagiakan diriku sendiri, itu terlalu egois,"ungkap Gea memberi penjelasan."Kamu bisa membawa mereka ikut ke london di sana aku akan mengelola perusahaan ayahku, kita bisa hidup bahagia di sana,"kata ricard."Apa kamu berpikir Disi itu adikku?"Gea menatap Ricard."Lalu kalau bukan adikmu dia siapa?" tanya Ricard penasaran."Sisi hanyalah anak gelandangan yang malang, suatu malam aku pulang dari caffe aku di begal oleh beberapa orang preman, Sisi datang dengan niat membantuku tapi malang dia dipukul hingga mengalami lumpuh, untuk itulah kenapa aku merawatnya seperti adikku sendiri,"Gea memberitahu kejadian yang membuatnya merasa bersalah, sehingga dia memutuskan untuk menanggung biaya rumah sakit Sisi.Hal itu semakin membuat Ricard semakin kagum akan keribadian Gea.*******Setelah bernyanyi di caffe Gea duduk sambil menikmati minuman di gelasnya Frans yang baru datang duduk di samping Gea,"Gea temani aku malam ini,"kata Frans.Gea melihat wajah Frans,"Maaf Frans malam ini aku akan membagikan makanan untuk gelandangan yang tidur di jalanan aku tak bisa besok saja," ucap gea."Bukankah kamu sudah janji Gea mau menuruti semua permintaanku?" kata Frans tak tak terima."Iya Frans, tapi untuk malam ini aku nggak bisa, bukanya kemarin seharian aku menemaimu!"kata Gea"Gea jika memang ada lelaki lain katakanlah jangan beralasan,"Frans seperti tau pikiran Gea"Baiklah karena kamu minta aku akan jujur, aku mencintai orang lain! dia adalah pria yang tempo hari ku kenalkan padamu," ucap Gea jujur."Sisi dengarkan aku Gea ikut pertandingan di luar negeri agar memperoleh uang yang banyak untuk biaya berobatmu dan juga ayahnya, mengertilah," kata Frans bermaksud menekan Sisi."Baiklah aku tidak akan menganggu ka Gea" ucap Sisi."kalau begitu malam ini kamu rawat jalan saja di rumahku kamu taukan aku sibuk, tidak mungkin aku setiap hari menemanimu di rumah sakit," kata Frans.Sisi mengangguk setuju, Frans membantu Sisi duduk di kursi roda kemudian membawa Sisi tanpa sepengetahuan Gea.Sampai di salah satu apertemen miliknya Frans membawa sisi ke sebuah kamar, yang sudah dipenuhi mainan."Ka, Frans ini mainan siapa?" tanya Sisi."itu aku hadiahkan untukmu, kami bisa bermain sesukamu" kata Frans, yang membuat Sisi tersenyum bahagia.Frans tersenyum melihat Sisi yang masih polos, tak menyadari kalau dirinya dijadikan sandra demi mencapai keiginannya bersama Gea.Sisi sudah tertidur lelap Frans tidur di kamar sebelah tempatnya mengurung Sisi.paginya Gea kerumah sakit untuk melihat kea
Ricard menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah mewah."Aku mau kamu tutup mata, sebentar." Ricard menagkupkan kedua tanganya."Sekarang?"tanya Gea.Ricard mengangguk, Gea menutup matanya dengan rasa penasaran, 'kenapa harus tutup mata segala sih!' gerutunya dalam hati.Ricard mengeliarkan kunci mobil dari sakunya."Tara! coba lihat ini!" katanya menunjukan sebuah kunci mobil."Berarti boleh aku buka mata?" Gea agak ragu bertanya."Ayo buka matamu!" kata Ricard.Gea membuka matanya, Gea terdiam tidak mengerti."Kunci? untuk apa?" tanya Gea."Ya, ini kunci mobil buat kamu sebagai hadiah untukmu yang sudah mau jadi pacarku." kata Ricard.Gea terdiam dalam hatinya berkata 'Segitu bahagianya sampai ngasih aku mobil, coba cincin atau uang lain aja' pikir Gea."Aku nggak nyangka semahal ini, berapa banyak gadis yang sudah tidur denganmu? apakah kamu juga memberikan hadiah seperti ini." Gea tersenyum senang dan menerima kunci mobil itu, Ricard mencium pipi Gea dan tersenyum.ereka berdua k
"Pagi Gea, sebelum berangkat sudah sarapan belum?" Sebuah boneka hello kitty sangat besar, saking besarnya hingga tak terlihat siapa yang ada di balik, boneka itu."Aku belum sarapan, karena kekasihku tak menemaniku," kata Gea sengaja bernada manja.Seorang gadis di sebelah meja Gea mengerucutkan bibirnya, seakan tidak senang, melihat Ricard sang presdir muda yang tampan itu menyapa Gea."Hei, ini kantor jangan manja lanjut kerja!" kata Ricard mendadak galak.Gea memicingkan matanya, sedangkan Ricard bergaya seolah acuh, kemudian berjalan, melewati Gea."Hai! Baby!" Ricard menyapa gadis di sebelah Gea, dengan senyuman yang mampu membuat Gea cemburu.Ricard melihat ekpresi wajah Gea, sengaja dia meraih tangan wanita itu dan menciummya, jelas saja itu mbuat Gea geram.Tok! Tok! suara meja diketuknya perlahan seolah memberi peringatan, Ricard yang mengerti arti ketukan itu berjalan mendekat, sambil berbisik."Kalau cemburu, segera ikut ke ruanganku!"Bisikan itu samar-samar terdengar.Ric
Ricard mengejar Gea, berusaha memberi penjelasan."Gea tunggu! Aku bisa jelaskan"teriak Ricard sambil mengejar keluar. Gadis yang bersamanya tadi, tersenyum licik."Kejar saja gadismu itu ck," ucapnya berdecih.Asisten yang tadi melihatnya sadar kalau ini rencana gadis itu, hanya mengelengkan kepalanya.Ricard terus berlari hingga nafasnya terengah-engah, dia berhenti di pinggir jalan sambil berteriak."Gea dengar dulu penjelasanku." Ricard tertunduk dengan kedua tangan di lututnya.Gea yang sengaja bersembunyi di samping mobil, berjalan pelan dan berdiri di belakangnya."Ehem! anda mencari seseorang tuan?" suara deheman Gea membuat Ricard membalikan tubuhnya, saat melihat siapa yang berdehem Ricard tersenyum dan segera berlari memeluknya.Gea tak menolak pelukan Ricard, karena sedari keluar dari Restoran tadi sebenarnya Gea berjalan ke parkiran mobil. Namun, karena dia melihat Ricard yang mengejarnya dia bersembunyi di belakang mobil, karena kasihan melihat Ricard yang terus berteri
Pagi ini Gea berangkat kerja sedikit lambat dari biasanya, akibat pengaruh alkohol tadi malam.Di kantor Ricard sedang memeriksa file yang diantarkan asisten Gea."Bos mau saya buatkan kopi?" kata asisten itu menawarkan kopi untuk Ricard."Boleh, tolong buatkan untukku." jawab Ricard."Baik, Bos." asisten itu segera meminta OB mengantarkan kopi ke ruangan Ricard.Tak perlu waktu lama suara ketukan dari luar, asisten itu membuka pintu dan mengambil gelas kopi itu, dia mengeluarkan sebuah bungkusan kecil kemudian membuka bungkusan kecil itu dan memasukan serbuk dari dalam bungkusan itu ke dalam gelas kopi, setelah itu diaduknya."Ini kopinya Bos!" ucapnya meletakan gelas kopi."Terimakasih." Ricard meminum kopi itu.Sekitar lima menit setelahnya Ricard merasakan tubuhnya gerah kepalanya agak pusing. Melihat itu si gadis asisten tersebut tersenyum, 'akhirnya!' pikir gadis itu."Bos, kenapa? pusing saya bantu pijitin ya." katanya lalu memijit pelipis Ricard dengan kedua jarinya."Kok, ger
Seorang lelaki membuka sebuah kamar kost untuk Gea."Silahkan, beginilah keadaan kost kami." pria itu mempersilahkan Gea masuk.Gea melihat sekeliling dan menatap langit-langit ruangan 4×6 itu menurutnya itu tidak terlalu buruk, ruangan yang terlihat bersih dan juga rapi, Gea berjalan masuk."Baiklah saya pilih kamar yang ini, ini uang sewa sebulan." kata Gea menyerahkan beberapa lembar uang kepada pria itu."Terimakasih Nona, semoga betah tinggal di kost ini." katanya setelah menerima uang dari Gea."Sama-sama," jawab Gea ramah."Kalau begitu saya tinggal ya." kata pria itu berpamitan lalu keluar dari kamar Gea.Gea membawa kopernya masuk dan menutup pintu, kemudian duduk di sebuah sofa yang ada di sudut ruangan kamar kost barunya kini.*****Frans sedang bermain piano di ruangan tengah rumah mewah milik keluarga besarnya, yang kaya raya dan juga orang terpandang di kotanya. Seorang wanita sexsi datang dengan maps di tanganya."Tuan Frans, ini adalah hasil kerja keras saya." katanya
Frans dan Gea sudah tiba di lokasi yang di kirimkan Ziko. Gea turun dari mobil, dan segera menghampiri ayahnya yang sedang berdiri bersama Ziko di samping mobil."Ayah, kenapa selalu membuat Bibi susah," keluh Gea."Sudahlah, mau kamu marahi juga percuma Gea," kata Frans."Ayo masuk mobil," Gea membuka pintu dan menyuruh ayahnya masuk ke dalam, kemudian, menutup pintu Frans berdiri di belakang Gea, saat tubuh Gea berbalik wajah mereka hampir bersentuhan, aroma maskulin yang menguar dari tubuh Frans, sejenak di hirup oleh Gea sebelum hilang dibawa angin."Hei! biasa aja bukanya sudah sering kamu menolakku?" kata Frans."Maaf," Gea memalingkan wajahnya."Untuk hari ini, aku akan menemanimu. Kemanapun dan apapun yang kamu mau dariku, akan aku turuti," kata Gea, sambil, menarik nafasnya."Yakin?" tanya Frans ragu, karena sifat Gea yang plin plan, Frans seakan tak percaya."Yakinlah, aku janji." jawab Gea mengangkat kedua tanganya dengan dua jari, Fiks.Frans tersenyum, dan masuk ke mobil
Di rumahnya, Frans di temui oleh Sinta asisten Ricard, yang sengaja dibayar untuk mengoda Ricard, agar Gea cemburu. Selain itu Frans juga tak mau kalah, dalam persaingan bisnis, oleh Ricard."Tugasku sudah berhasil, sekarang aku mau bayaranku." Kata Sinta menadahkan telapak tangan, di hadapan Frans."Ck! dasar perempuan jalang," ucap Frans dengan nada mengejek."Ini, ambil di dalam kartu ATM ini ada uang 500 juta, itu bayaranmu, sudah selesai!" kata Frans memberikan sebuah kartu ATM berwarna Gold ke tangan Sinta."Hh! 500 juta katamu. Apa perjuanganku selama ini hanya dihargai segini?" kata Sinta menunjukan kartu ATM yang baru saja di berikan Frans."Lalu, kamu ingin aku membayar mahal? Hei_ wanita murahan sepertimu, pantas mendapatkan harga segitu." kata Frans mengangkat rahang Sinta dengan kasar, kemudian, melepasnya kasar."Awas saja kamu, akan aku ceritakan semua, tentang siasatmu menjebak Gea agar selalu bergantung, dengan bantuanmu." Ancam Sinta dan melemparkan kartu ATM GOL
Di rumahnya, Frans di temui oleh Sinta asisten Ricard, yang sengaja dibayar untuk mengoda Ricard, agar Gea cemburu. Selain itu Frans juga tak mau kalah, dalam persaingan bisnis, oleh Ricard."Tugasku sudah berhasil, sekarang aku mau bayaranku." Kata Sinta menadahkan telapak tangan, di hadapan Frans."Ck! dasar perempuan jalang," ucap Frans dengan nada mengejek."Ini, ambil di dalam kartu ATM ini ada uang 500 juta, itu bayaranmu, sudah selesai!" kata Frans memberikan sebuah kartu ATM berwarna Gold ke tangan Sinta."Hh! 500 juta katamu. Apa perjuanganku selama ini hanya dihargai segini?" kata Sinta menunjukan kartu ATM yang baru saja di berikan Frans."Lalu, kamu ingin aku membayar mahal? Hei_ wanita murahan sepertimu, pantas mendapatkan harga segitu." kata Frans mengangkat rahang Sinta dengan kasar, kemudian, melepasnya kasar."Awas saja kamu, akan aku ceritakan semua, tentang siasatmu menjebak Gea agar selalu bergantung, dengan bantuanmu." Ancam Sinta dan melemparkan kartu ATM GOL
Frans dan Gea sudah tiba di lokasi yang di kirimkan Ziko. Gea turun dari mobil, dan segera menghampiri ayahnya yang sedang berdiri bersama Ziko di samping mobil."Ayah, kenapa selalu membuat Bibi susah," keluh Gea."Sudahlah, mau kamu marahi juga percuma Gea," kata Frans."Ayo masuk mobil," Gea membuka pintu dan menyuruh ayahnya masuk ke dalam, kemudian, menutup pintu Frans berdiri di belakang Gea, saat tubuh Gea berbalik wajah mereka hampir bersentuhan, aroma maskulin yang menguar dari tubuh Frans, sejenak di hirup oleh Gea sebelum hilang dibawa angin."Hei! biasa aja bukanya sudah sering kamu menolakku?" kata Frans."Maaf," Gea memalingkan wajahnya."Untuk hari ini, aku akan menemanimu. Kemanapun dan apapun yang kamu mau dariku, akan aku turuti," kata Gea, sambil, menarik nafasnya."Yakin?" tanya Frans ragu, karena sifat Gea yang plin plan, Frans seakan tak percaya."Yakinlah, aku janji." jawab Gea mengangkat kedua tanganya dengan dua jari, Fiks.Frans tersenyum, dan masuk ke mobil
Seorang lelaki membuka sebuah kamar kost untuk Gea."Silahkan, beginilah keadaan kost kami." pria itu mempersilahkan Gea masuk.Gea melihat sekeliling dan menatap langit-langit ruangan 4×6 itu menurutnya itu tidak terlalu buruk, ruangan yang terlihat bersih dan juga rapi, Gea berjalan masuk."Baiklah saya pilih kamar yang ini, ini uang sewa sebulan." kata Gea menyerahkan beberapa lembar uang kepada pria itu."Terimakasih Nona, semoga betah tinggal di kost ini." katanya setelah menerima uang dari Gea."Sama-sama," jawab Gea ramah."Kalau begitu saya tinggal ya." kata pria itu berpamitan lalu keluar dari kamar Gea.Gea membawa kopernya masuk dan menutup pintu, kemudian duduk di sebuah sofa yang ada di sudut ruangan kamar kost barunya kini.*****Frans sedang bermain piano di ruangan tengah rumah mewah milik keluarga besarnya, yang kaya raya dan juga orang terpandang di kotanya. Seorang wanita sexsi datang dengan maps di tanganya."Tuan Frans, ini adalah hasil kerja keras saya." katanya
Pagi ini Gea berangkat kerja sedikit lambat dari biasanya, akibat pengaruh alkohol tadi malam.Di kantor Ricard sedang memeriksa file yang diantarkan asisten Gea."Bos mau saya buatkan kopi?" kata asisten itu menawarkan kopi untuk Ricard."Boleh, tolong buatkan untukku." jawab Ricard."Baik, Bos." asisten itu segera meminta OB mengantarkan kopi ke ruangan Ricard.Tak perlu waktu lama suara ketukan dari luar, asisten itu membuka pintu dan mengambil gelas kopi itu, dia mengeluarkan sebuah bungkusan kecil kemudian membuka bungkusan kecil itu dan memasukan serbuk dari dalam bungkusan itu ke dalam gelas kopi, setelah itu diaduknya."Ini kopinya Bos!" ucapnya meletakan gelas kopi."Terimakasih." Ricard meminum kopi itu.Sekitar lima menit setelahnya Ricard merasakan tubuhnya gerah kepalanya agak pusing. Melihat itu si gadis asisten tersebut tersenyum, 'akhirnya!' pikir gadis itu."Bos, kenapa? pusing saya bantu pijitin ya." katanya lalu memijit pelipis Ricard dengan kedua jarinya."Kok, ger
Ricard mengejar Gea, berusaha memberi penjelasan."Gea tunggu! Aku bisa jelaskan"teriak Ricard sambil mengejar keluar. Gadis yang bersamanya tadi, tersenyum licik."Kejar saja gadismu itu ck," ucapnya berdecih.Asisten yang tadi melihatnya sadar kalau ini rencana gadis itu, hanya mengelengkan kepalanya.Ricard terus berlari hingga nafasnya terengah-engah, dia berhenti di pinggir jalan sambil berteriak."Gea dengar dulu penjelasanku." Ricard tertunduk dengan kedua tangan di lututnya.Gea yang sengaja bersembunyi di samping mobil, berjalan pelan dan berdiri di belakangnya."Ehem! anda mencari seseorang tuan?" suara deheman Gea membuat Ricard membalikan tubuhnya, saat melihat siapa yang berdehem Ricard tersenyum dan segera berlari memeluknya.Gea tak menolak pelukan Ricard, karena sedari keluar dari Restoran tadi sebenarnya Gea berjalan ke parkiran mobil. Namun, karena dia melihat Ricard yang mengejarnya dia bersembunyi di belakang mobil, karena kasihan melihat Ricard yang terus berteri
"Pagi Gea, sebelum berangkat sudah sarapan belum?" Sebuah boneka hello kitty sangat besar, saking besarnya hingga tak terlihat siapa yang ada di balik, boneka itu."Aku belum sarapan, karena kekasihku tak menemaniku," kata Gea sengaja bernada manja.Seorang gadis di sebelah meja Gea mengerucutkan bibirnya, seakan tidak senang, melihat Ricard sang presdir muda yang tampan itu menyapa Gea."Hei, ini kantor jangan manja lanjut kerja!" kata Ricard mendadak galak.Gea memicingkan matanya, sedangkan Ricard bergaya seolah acuh, kemudian berjalan, melewati Gea."Hai! Baby!" Ricard menyapa gadis di sebelah Gea, dengan senyuman yang mampu membuat Gea cemburu.Ricard melihat ekpresi wajah Gea, sengaja dia meraih tangan wanita itu dan menciummya, jelas saja itu mbuat Gea geram.Tok! Tok! suara meja diketuknya perlahan seolah memberi peringatan, Ricard yang mengerti arti ketukan itu berjalan mendekat, sambil berbisik."Kalau cemburu, segera ikut ke ruanganku!"Bisikan itu samar-samar terdengar.Ric
Ricard menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah mewah."Aku mau kamu tutup mata, sebentar." Ricard menagkupkan kedua tanganya."Sekarang?"tanya Gea.Ricard mengangguk, Gea menutup matanya dengan rasa penasaran, 'kenapa harus tutup mata segala sih!' gerutunya dalam hati.Ricard mengeliarkan kunci mobil dari sakunya."Tara! coba lihat ini!" katanya menunjukan sebuah kunci mobil."Berarti boleh aku buka mata?" Gea agak ragu bertanya."Ayo buka matamu!" kata Ricard.Gea membuka matanya, Gea terdiam tidak mengerti."Kunci? untuk apa?" tanya Gea."Ya, ini kunci mobil buat kamu sebagai hadiah untukmu yang sudah mau jadi pacarku." kata Ricard.Gea terdiam dalam hatinya berkata 'Segitu bahagianya sampai ngasih aku mobil, coba cincin atau uang lain aja' pikir Gea."Aku nggak nyangka semahal ini, berapa banyak gadis yang sudah tidur denganmu? apakah kamu juga memberikan hadiah seperti ini." Gea tersenyum senang dan menerima kunci mobil itu, Ricard mencium pipi Gea dan tersenyum.ereka berdua k
"Sisi dengarkan aku Gea ikut pertandingan di luar negeri agar memperoleh uang yang banyak untuk biaya berobatmu dan juga ayahnya, mengertilah," kata Frans bermaksud menekan Sisi."Baiklah aku tidak akan menganggu ka Gea" ucap Sisi."kalau begitu malam ini kamu rawat jalan saja di rumahku kamu taukan aku sibuk, tidak mungkin aku setiap hari menemanimu di rumah sakit," kata Frans.Sisi mengangguk setuju, Frans membantu Sisi duduk di kursi roda kemudian membawa Sisi tanpa sepengetahuan Gea.Sampai di salah satu apertemen miliknya Frans membawa sisi ke sebuah kamar, yang sudah dipenuhi mainan."Ka, Frans ini mainan siapa?" tanya Sisi."itu aku hadiahkan untukmu, kami bisa bermain sesukamu" kata Frans, yang membuat Sisi tersenyum bahagia.Frans tersenyum melihat Sisi yang masih polos, tak menyadari kalau dirinya dijadikan sandra demi mencapai keiginannya bersama Gea.Sisi sudah tertidur lelap Frans tidur di kamar sebelah tempatnya mengurung Sisi.paginya Gea kerumah sakit untuk melihat kea
Di dalam sebuah mobil yang terparkir di pinggir jalan Ziko memberikan foto Ricard kepada seseorang."Cepat ikuti orang ini, begitu ada kesempatan habisi!"kata Ziko memerintah."Baik Bos!"kata lelaki yang menerima foto Ricard.Ada tiga orang yang mengikuti Ricard, yang sedang berjalan menuju parkiran.Mereka adalah anak buah Ziko, yang mencari kesempatan untuk mencelakai Ricard atas kemauan Frans. Saat keadaan terlihat sepi, salah satu dari mereka berpura-pura bertanya alamat, "Apa anda tau ini alamatnya di mana?"tanya pria bertubuh kurus yang tiba-tiba datang.Kedua temannya yang tadi segera memengang tangan Ricard, pria kurus yang tadi bertanya alamat itu tertawa," Hajar dia perintah Ziko yang juga sejak awal berperan mengawasi Ricard.Ricard yang tidak bisa melakukan perlawanan karena kedua tanganya di pegang kuat oleh dua orang preman, Ziko menghajar Ricard hingga tak sadarkan diri, kemudian pergi meninggalkan Ricard dalam keadaan pingsan dengan wajah yang babak belur.Gea yang