Buuuk! buuuuuk! Gea memukul samsak sekuat tenaga, melampiaskan perasaannya yang tidak karuan.
Seorang teman yang melihat kelakuan Gea mengeleng kepala mendekati gea."Ada apa denganmu Gea, apa kamu malu setelah tanpa sengaja berciuman dengan tuan presdir, di depan umum?"tanya temanya melihat wajah Gea yang memerah entah karena malu atau kesal."Aku tak tau, perasaanku ini marah, kesal, bercampur malu jadi satu aku dicium!"jawab Gea dengan ekspresi wajah malu sekaligus bingung.Tuan presdir yang melihat Gea pura-pura lewat matanya melirik Gea, kemudian berlalu, dalam hatinya merasa penasaran dengan gadis yang bernama Gea tersebut.Sedangkan Gea memeluk samsak secepatnya menyembuyikan wajahnya karena menahan malu.*****Gea berjalan keluar dari sebuah gang kecil dengan kedua tangan di masukan dalam kantong jaketnya."Jambret! jambret!"seseorang berteriak.Gea yang mendengar teriakan itu melihat seorang preman berlari membawa tas, ke arahnya dengan sigap Gea melayangkan tendangan kelutut si jambret.Si jambret yang terjatuh secepatnya bangkit berdiri kemudian berlari menyelamatkan diri walau kakinya terpincang-pincang akibat tendangan Gea.Gea memberikan tas tersebut kepada pemiliknya."Terimakasih!"ucap seorang Ibu-ibu yang dijambret preman itu, Gea hanya tersenyum.Dari kejauhan ternyata tuan presdir melihatnya, rasa penasaran akan siapa sebenarnya Gea semakin menjadi hingga ia memutuskan untuk mencari tau siapa Gea.****Pagi ini semua berkumpul di aula seorang murid junior tengah di marahi di depan semua orang."Semua orang berlatih pagi ini kamu kemana saja?"maki intsruktur."saya saya di toilet,"jawab murid junior terbata-bata karena ketakutan.Gea yang melihat itu menarik napas sambil mengelengkan kepalanya."Di toilet katamu apa yang kamu lakukan hampir setengah hari di toilet?"suara instruktur semakin keras, membuat murid junior yang di marahi itupun menangis dan berlutut."Kalau tidak mau ikut latihan tidak usah masuk komunitas taekwondo."hardik instruktur."Coba tendang ini, aku mau lihat sehebat apa kamu sehingga tidak mau ikut berlatih."Instruktur memberi tantangan menendang shin guar di tanganya, namun murid junior itu tak mampu mengangkat kakinya lebih tinggi menendang shin guard ditangan instruktur tersebut."Siapa yang ingin membantu!"kata instruktur melihat kerah barisan. Gea yang merasa iba ia maju, untuk membantu murid junior itu.Gea menendang shin guard ditangan instruktur, hingga instruktur terhuyung ke belakang.Lagi-lagi tuan muda presdir melihat bagaimana kemampuan Gea.****Seperti biasa dimalam hari Gea menyanyi di caffe.Disebuah meja seorang yang berstatus pacar Gea menikmati lagu yang di nyanyikan Gea.Lirik lagu yang dinyanyikan Gea, dengan nada melow memberi kesan tersendiri bagi pengunjung yang menikmatinya."Sudah tiga tahun kamu berpacaran denganya, hanya menemani dan mengantarnya pulang."kata Ziko yang merupakan teman Frans pacar Gea."Lalu aku harus apa?"tanya Frans meneguk minuman dalam gelasnya."Nih! pakai ini untuk mendapatkan Gea seutuhnya!"Ziko mengeluarkan tiga butir obat yang di bungkus plastik berukuran kecil."Emang ia aku bisa mendapatkan cinta Gea seutuhnya, hanya dengan ini."Frans mengambil dan melihat pil yang ada ditanganya."Percayalah dengan ini Gea akan menjadi milikmu!"ucap Ziko tertawa lepas.Pengujung caffe sudah mulai pergi meninggalkan caffe satu persatu kini hanya ada Frans dan beberapa pasangan yang masih ingin menghabiskan waktu untuk sekedar bermesraan di tempat itu.Frans ragu-ragu melihat plastik kecil ditangannya kemudian mencampurkan obat tadi ke minuman Gea.Gea yang haus setelah bernyanyi mengambil gelas yang di berikan Frans tanpa rasa curiga sedikitpun.Gea merasa tubuhnya gerah selang beberapa menit setelah minum.Frans yang tau bahwa obat perangsang telah bereaksi, mebawa Gea pulang.Frans membawa Gea ke sebuah kamar hotel yang tak jauh dari caffe tempat Gea bekerja, Frans memapah Gea masuk, baru saja masuk kamar belum sempat Frans menutup pintu Gea melepaskan bajunya dan melempar ke sembarang arah.Frans yang memang berencana menikmati malam bersama Gea tak ingin menyiakan kesempatan."Uhhg! Frans."gea merangkul leher Frans dengan penuh nafsu mencumbui leher Frans.Frans merasakan ciuman Gea yang hangat dilehernya membalasnya dengan penuh hasrat dan nafsu yang membuncah.Tiba-tiba buuk! sebuah pukulan mengenai tengkuk Frans, ia menoleh dan melihat seorang yang tak ia kenal.Ternyata Ricard juga mengikuti Gea dan Frans.Frans yang tak terima melakukan perlawanan namun di hajar habis-habisan oleh Ricard, sampai tersungkur,dan bibirnya berdarah."Pergi!" Ricard berteriak marah.Setelah Frans sudah berhasil mengalahkan Frans, Dengan kesal Frans keluar meninggalkan Ricard dan juga Gea yang dalam pengaruh obat.Sementara Gea yang sudah terpengaruh obat perangsang, terus melepaskan semua pakaian, sehingga membuat Ricard yang melihat tubuh Gea tanpa busana menelan ludahnya kasar.Tanpa berpikir panjang Ricard segera mengangkat Gea keatas ranjang hotel dan keduanya menuntaskan nafsu dan hasrat yang sudah memuncah.*****Gea merasakan kepalanya pusing, pandangan matanya di edarkan ke sekeliling tempatnya berbaring.Saat hendak berdiri Gea merasa perih di bagian bawahnya, ia kaget sekali dengan kondisinya yang tanpa busana.Gea menangis, sehingga Ricard terbangun."Sudahlah tak usah berteriak, aku baru tau kamu ternyata sangat liar diranjang!"Ricard mengedipkan sebelah matanya."Kenapa kamu bisa ada disini?"cecarnya sambil memukul dada Ricard."Upsst!"Ricard menutup mulutnya."Apa ini rencanamu!"Gea menarik selimut menutup dadanya yang menjadi pusat perhatian Ricard tanpa berkedip."Diam! coba ingat sendiri apa yang telah terjadi denganmu tadi malam!"seru Ricard setengah membentak Gea.Gea terdiam dan berusaha mengingat kejadian tadi malam di bar.Saat mengingat semua kejadian dengan cepat Gea berdiri mengambil bajunya dan memakainya, rasa sakit di bagian intim miliknya seakan tak terasa, sedangkan Ricard tersenyum penuh kemenangan.Seperti yang sering Gea lakukan dimalam hari Gea membantu gelandangan di jalanan memberi mereka makanan dan uang. Ricard yang mengikutinya melihat bagaimana Gea memberikan bantuan selembar uang dan makanan untuk seorang gelandangan yang tidur di trotoar jalan.Ricard yang sedang duduk di sofa didalam ruangan kerjanya, tersenyum mengingat bagaimana Gea memberikan perhatian kepada gelandangan tadi.Tok...tok....pintu di ketuk dari luar."Masuk!"kata ricard."Selamat siang tuan, ini orang yang akan jadi asisten pribadi tuan.Ricard melihat ke orang yang di maksud, seorang pria dengan wajah bulat bertubuh gemuk berwajah garang."Aku ingin gadis yang kemarin!"kata Ricard dengan ekpsresi wajah datar."Aku lebih hebat dari gadis itu tuan, aku akan menjagamu tuan!"kata pria gemuk itu.Ricard mengelengkan kepala dan berkata"Aku hanya ingin gadis itu jadi asistenku." Ricard menunjuk pintu sebagai isyarat menyuruh keluar, kedua orang itu saling bertatap muka kemudian meninggalkan ruangan Ricard
berada di pelabuhan sendirian, sedang berdiri menatap ombak yang saling berkejaran menghempas batu karang demi mencapai tepian laut.Kedua matanya tampak meneteskan air fi kedua pipinya sebagai tanda dirinya tengah meratap nasib yang telah di alami kemarin malam, rasa lelah sudah pasti tak dapat di ungkapkan dengan untaian kata.Setelah merasa suasana hatinya sedikit membaik, Gea kembali ke rumah.Sampai di rumah Gea membuka pintu perlahan dan menutupnya kembali.Frans yang mendengar pintu ada yang datang sudah tau bahwa itu Gea, Frans keluar dari kamar ayahnya Gea.Gea menatap Frans dengan tatapan yang sulit di tebak oleh Frans.Plaaak! Gea menampar pipi Frans, tatapan yang tadinya segera berubah menjadi tatapan benci.Frans memegangi pinya yang merah karena di tampar Gea."Cepat pergi dari rumahku, atau aku akan mematahkan tanganmu!"Gea berteriak keras dan mendorong tubuh Frans.Tentu saja Frans tau kenapa Gea mendadak marah."Gea maafkan aku, aku mencintaimu tolong mengerti kenapa
Di dalam sebuah mobil yang terparkir di pinggir jalan Ziko memberikan foto Ricard kepada seseorang."Cepat ikuti orang ini, begitu ada kesempatan habisi!"kata Ziko memerintah."Baik Bos!"kata lelaki yang menerima foto Ricard.Ada tiga orang yang mengikuti Ricard, yang sedang berjalan menuju parkiran.Mereka adalah anak buah Ziko, yang mencari kesempatan untuk mencelakai Ricard atas kemauan Frans. Saat keadaan terlihat sepi, salah satu dari mereka berpura-pura bertanya alamat, "Apa anda tau ini alamatnya di mana?"tanya pria bertubuh kurus yang tiba-tiba datang.Kedua temannya yang tadi segera memengang tangan Ricard, pria kurus yang tadi bertanya alamat itu tertawa," Hajar dia perintah Ziko yang juga sejak awal berperan mengawasi Ricard.Ricard yang tidak bisa melakukan perlawanan karena kedua tanganya di pegang kuat oleh dua orang preman, Ziko menghajar Ricard hingga tak sadarkan diri, kemudian pergi meninggalkan Ricard dalam keadaan pingsan dengan wajah yang babak belur.Gea yang
"Sisi dengarkan aku Gea ikut pertandingan di luar negeri agar memperoleh uang yang banyak untuk biaya berobatmu dan juga ayahnya, mengertilah," kata Frans bermaksud menekan Sisi."Baiklah aku tidak akan menganggu ka Gea" ucap Sisi."kalau begitu malam ini kamu rawat jalan saja di rumahku kamu taukan aku sibuk, tidak mungkin aku setiap hari menemanimu di rumah sakit," kata Frans.Sisi mengangguk setuju, Frans membantu Sisi duduk di kursi roda kemudian membawa Sisi tanpa sepengetahuan Gea.Sampai di salah satu apertemen miliknya Frans membawa sisi ke sebuah kamar, yang sudah dipenuhi mainan."Ka, Frans ini mainan siapa?" tanya Sisi."itu aku hadiahkan untukmu, kami bisa bermain sesukamu" kata Frans, yang membuat Sisi tersenyum bahagia.Frans tersenyum melihat Sisi yang masih polos, tak menyadari kalau dirinya dijadikan sandra demi mencapai keiginannya bersama Gea.Sisi sudah tertidur lelap Frans tidur di kamar sebelah tempatnya mengurung Sisi.paginya Gea kerumah sakit untuk melihat kea
Ricard menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah mewah."Aku mau kamu tutup mata, sebentar." Ricard menagkupkan kedua tanganya."Sekarang?"tanya Gea.Ricard mengangguk, Gea menutup matanya dengan rasa penasaran, 'kenapa harus tutup mata segala sih!' gerutunya dalam hati.Ricard mengeliarkan kunci mobil dari sakunya."Tara! coba lihat ini!" katanya menunjukan sebuah kunci mobil."Berarti boleh aku buka mata?" Gea agak ragu bertanya."Ayo buka matamu!" kata Ricard.Gea membuka matanya, Gea terdiam tidak mengerti."Kunci? untuk apa?" tanya Gea."Ya, ini kunci mobil buat kamu sebagai hadiah untukmu yang sudah mau jadi pacarku." kata Ricard.Gea terdiam dalam hatinya berkata 'Segitu bahagianya sampai ngasih aku mobil, coba cincin atau uang lain aja' pikir Gea."Aku nggak nyangka semahal ini, berapa banyak gadis yang sudah tidur denganmu? apakah kamu juga memberikan hadiah seperti ini." Gea tersenyum senang dan menerima kunci mobil itu, Ricard mencium pipi Gea dan tersenyum.ereka berdua k
"Pagi Gea, sebelum berangkat sudah sarapan belum?" Sebuah boneka hello kitty sangat besar, saking besarnya hingga tak terlihat siapa yang ada di balik, boneka itu."Aku belum sarapan, karena kekasihku tak menemaniku," kata Gea sengaja bernada manja.Seorang gadis di sebelah meja Gea mengerucutkan bibirnya, seakan tidak senang, melihat Ricard sang presdir muda yang tampan itu menyapa Gea."Hei, ini kantor jangan manja lanjut kerja!" kata Ricard mendadak galak.Gea memicingkan matanya, sedangkan Ricard bergaya seolah acuh, kemudian berjalan, melewati Gea."Hai! Baby!" Ricard menyapa gadis di sebelah Gea, dengan senyuman yang mampu membuat Gea cemburu.Ricard melihat ekpresi wajah Gea, sengaja dia meraih tangan wanita itu dan menciummya, jelas saja itu mbuat Gea geram.Tok! Tok! suara meja diketuknya perlahan seolah memberi peringatan, Ricard yang mengerti arti ketukan itu berjalan mendekat, sambil berbisik."Kalau cemburu, segera ikut ke ruanganku!"Bisikan itu samar-samar terdengar.Ric
Ricard mengejar Gea, berusaha memberi penjelasan."Gea tunggu! Aku bisa jelaskan"teriak Ricard sambil mengejar keluar. Gadis yang bersamanya tadi, tersenyum licik."Kejar saja gadismu itu ck," ucapnya berdecih.Asisten yang tadi melihatnya sadar kalau ini rencana gadis itu, hanya mengelengkan kepalanya.Ricard terus berlari hingga nafasnya terengah-engah, dia berhenti di pinggir jalan sambil berteriak."Gea dengar dulu penjelasanku." Ricard tertunduk dengan kedua tangan di lututnya.Gea yang sengaja bersembunyi di samping mobil, berjalan pelan dan berdiri di belakangnya."Ehem! anda mencari seseorang tuan?" suara deheman Gea membuat Ricard membalikan tubuhnya, saat melihat siapa yang berdehem Ricard tersenyum dan segera berlari memeluknya.Gea tak menolak pelukan Ricard, karena sedari keluar dari Restoran tadi sebenarnya Gea berjalan ke parkiran mobil. Namun, karena dia melihat Ricard yang mengejarnya dia bersembunyi di belakang mobil, karena kasihan melihat Ricard yang terus berteri
Pagi ini Gea berangkat kerja sedikit lambat dari biasanya, akibat pengaruh alkohol tadi malam.Di kantor Ricard sedang memeriksa file yang diantarkan asisten Gea."Bos mau saya buatkan kopi?" kata asisten itu menawarkan kopi untuk Ricard."Boleh, tolong buatkan untukku." jawab Ricard."Baik, Bos." asisten itu segera meminta OB mengantarkan kopi ke ruangan Ricard.Tak perlu waktu lama suara ketukan dari luar, asisten itu membuka pintu dan mengambil gelas kopi itu, dia mengeluarkan sebuah bungkusan kecil kemudian membuka bungkusan kecil itu dan memasukan serbuk dari dalam bungkusan itu ke dalam gelas kopi, setelah itu diaduknya."Ini kopinya Bos!" ucapnya meletakan gelas kopi."Terimakasih." Ricard meminum kopi itu.Sekitar lima menit setelahnya Ricard merasakan tubuhnya gerah kepalanya agak pusing. Melihat itu si gadis asisten tersebut tersenyum, 'akhirnya!' pikir gadis itu."Bos, kenapa? pusing saya bantu pijitin ya." katanya lalu memijit pelipis Ricard dengan kedua jarinya."Kok, ger
Di rumahnya, Frans di temui oleh Sinta asisten Ricard, yang sengaja dibayar untuk mengoda Ricard, agar Gea cemburu. Selain itu Frans juga tak mau kalah, dalam persaingan bisnis, oleh Ricard."Tugasku sudah berhasil, sekarang aku mau bayaranku." Kata Sinta menadahkan telapak tangan, di hadapan Frans."Ck! dasar perempuan jalang," ucap Frans dengan nada mengejek."Ini, ambil di dalam kartu ATM ini ada uang 500 juta, itu bayaranmu, sudah selesai!" kata Frans memberikan sebuah kartu ATM berwarna Gold ke tangan Sinta."Hh! 500 juta katamu. Apa perjuanganku selama ini hanya dihargai segini?" kata Sinta menunjukan kartu ATM yang baru saja di berikan Frans."Lalu, kamu ingin aku membayar mahal? Hei_ wanita murahan sepertimu, pantas mendapatkan harga segitu." kata Frans mengangkat rahang Sinta dengan kasar, kemudian, melepasnya kasar."Awas saja kamu, akan aku ceritakan semua, tentang siasatmu menjebak Gea agar selalu bergantung, dengan bantuanmu." Ancam Sinta dan melemparkan kartu ATM GOL
Frans dan Gea sudah tiba di lokasi yang di kirimkan Ziko. Gea turun dari mobil, dan segera menghampiri ayahnya yang sedang berdiri bersama Ziko di samping mobil."Ayah, kenapa selalu membuat Bibi susah," keluh Gea."Sudahlah, mau kamu marahi juga percuma Gea," kata Frans."Ayo masuk mobil," Gea membuka pintu dan menyuruh ayahnya masuk ke dalam, kemudian, menutup pintu Frans berdiri di belakang Gea, saat tubuh Gea berbalik wajah mereka hampir bersentuhan, aroma maskulin yang menguar dari tubuh Frans, sejenak di hirup oleh Gea sebelum hilang dibawa angin."Hei! biasa aja bukanya sudah sering kamu menolakku?" kata Frans."Maaf," Gea memalingkan wajahnya."Untuk hari ini, aku akan menemanimu. Kemanapun dan apapun yang kamu mau dariku, akan aku turuti," kata Gea, sambil, menarik nafasnya."Yakin?" tanya Frans ragu, karena sifat Gea yang plin plan, Frans seakan tak percaya."Yakinlah, aku janji." jawab Gea mengangkat kedua tanganya dengan dua jari, Fiks.Frans tersenyum, dan masuk ke mobil
Seorang lelaki membuka sebuah kamar kost untuk Gea."Silahkan, beginilah keadaan kost kami." pria itu mempersilahkan Gea masuk.Gea melihat sekeliling dan menatap langit-langit ruangan 4×6 itu menurutnya itu tidak terlalu buruk, ruangan yang terlihat bersih dan juga rapi, Gea berjalan masuk."Baiklah saya pilih kamar yang ini, ini uang sewa sebulan." kata Gea menyerahkan beberapa lembar uang kepada pria itu."Terimakasih Nona, semoga betah tinggal di kost ini." katanya setelah menerima uang dari Gea."Sama-sama," jawab Gea ramah."Kalau begitu saya tinggal ya." kata pria itu berpamitan lalu keluar dari kamar Gea.Gea membawa kopernya masuk dan menutup pintu, kemudian duduk di sebuah sofa yang ada di sudut ruangan kamar kost barunya kini.*****Frans sedang bermain piano di ruangan tengah rumah mewah milik keluarga besarnya, yang kaya raya dan juga orang terpandang di kotanya. Seorang wanita sexsi datang dengan maps di tanganya."Tuan Frans, ini adalah hasil kerja keras saya." katanya
Pagi ini Gea berangkat kerja sedikit lambat dari biasanya, akibat pengaruh alkohol tadi malam.Di kantor Ricard sedang memeriksa file yang diantarkan asisten Gea."Bos mau saya buatkan kopi?" kata asisten itu menawarkan kopi untuk Ricard."Boleh, tolong buatkan untukku." jawab Ricard."Baik, Bos." asisten itu segera meminta OB mengantarkan kopi ke ruangan Ricard.Tak perlu waktu lama suara ketukan dari luar, asisten itu membuka pintu dan mengambil gelas kopi itu, dia mengeluarkan sebuah bungkusan kecil kemudian membuka bungkusan kecil itu dan memasukan serbuk dari dalam bungkusan itu ke dalam gelas kopi, setelah itu diaduknya."Ini kopinya Bos!" ucapnya meletakan gelas kopi."Terimakasih." Ricard meminum kopi itu.Sekitar lima menit setelahnya Ricard merasakan tubuhnya gerah kepalanya agak pusing. Melihat itu si gadis asisten tersebut tersenyum, 'akhirnya!' pikir gadis itu."Bos, kenapa? pusing saya bantu pijitin ya." katanya lalu memijit pelipis Ricard dengan kedua jarinya."Kok, ger
Ricard mengejar Gea, berusaha memberi penjelasan."Gea tunggu! Aku bisa jelaskan"teriak Ricard sambil mengejar keluar. Gadis yang bersamanya tadi, tersenyum licik."Kejar saja gadismu itu ck," ucapnya berdecih.Asisten yang tadi melihatnya sadar kalau ini rencana gadis itu, hanya mengelengkan kepalanya.Ricard terus berlari hingga nafasnya terengah-engah, dia berhenti di pinggir jalan sambil berteriak."Gea dengar dulu penjelasanku." Ricard tertunduk dengan kedua tangan di lututnya.Gea yang sengaja bersembunyi di samping mobil, berjalan pelan dan berdiri di belakangnya."Ehem! anda mencari seseorang tuan?" suara deheman Gea membuat Ricard membalikan tubuhnya, saat melihat siapa yang berdehem Ricard tersenyum dan segera berlari memeluknya.Gea tak menolak pelukan Ricard, karena sedari keluar dari Restoran tadi sebenarnya Gea berjalan ke parkiran mobil. Namun, karena dia melihat Ricard yang mengejarnya dia bersembunyi di belakang mobil, karena kasihan melihat Ricard yang terus berteri
"Pagi Gea, sebelum berangkat sudah sarapan belum?" Sebuah boneka hello kitty sangat besar, saking besarnya hingga tak terlihat siapa yang ada di balik, boneka itu."Aku belum sarapan, karena kekasihku tak menemaniku," kata Gea sengaja bernada manja.Seorang gadis di sebelah meja Gea mengerucutkan bibirnya, seakan tidak senang, melihat Ricard sang presdir muda yang tampan itu menyapa Gea."Hei, ini kantor jangan manja lanjut kerja!" kata Ricard mendadak galak.Gea memicingkan matanya, sedangkan Ricard bergaya seolah acuh, kemudian berjalan, melewati Gea."Hai! Baby!" Ricard menyapa gadis di sebelah Gea, dengan senyuman yang mampu membuat Gea cemburu.Ricard melihat ekpresi wajah Gea, sengaja dia meraih tangan wanita itu dan menciummya, jelas saja itu mbuat Gea geram.Tok! Tok! suara meja diketuknya perlahan seolah memberi peringatan, Ricard yang mengerti arti ketukan itu berjalan mendekat, sambil berbisik."Kalau cemburu, segera ikut ke ruanganku!"Bisikan itu samar-samar terdengar.Ric
Ricard menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah mewah."Aku mau kamu tutup mata, sebentar." Ricard menagkupkan kedua tanganya."Sekarang?"tanya Gea.Ricard mengangguk, Gea menutup matanya dengan rasa penasaran, 'kenapa harus tutup mata segala sih!' gerutunya dalam hati.Ricard mengeliarkan kunci mobil dari sakunya."Tara! coba lihat ini!" katanya menunjukan sebuah kunci mobil."Berarti boleh aku buka mata?" Gea agak ragu bertanya."Ayo buka matamu!" kata Ricard.Gea membuka matanya, Gea terdiam tidak mengerti."Kunci? untuk apa?" tanya Gea."Ya, ini kunci mobil buat kamu sebagai hadiah untukmu yang sudah mau jadi pacarku." kata Ricard.Gea terdiam dalam hatinya berkata 'Segitu bahagianya sampai ngasih aku mobil, coba cincin atau uang lain aja' pikir Gea."Aku nggak nyangka semahal ini, berapa banyak gadis yang sudah tidur denganmu? apakah kamu juga memberikan hadiah seperti ini." Gea tersenyum senang dan menerima kunci mobil itu, Ricard mencium pipi Gea dan tersenyum.ereka berdua k
"Sisi dengarkan aku Gea ikut pertandingan di luar negeri agar memperoleh uang yang banyak untuk biaya berobatmu dan juga ayahnya, mengertilah," kata Frans bermaksud menekan Sisi."Baiklah aku tidak akan menganggu ka Gea" ucap Sisi."kalau begitu malam ini kamu rawat jalan saja di rumahku kamu taukan aku sibuk, tidak mungkin aku setiap hari menemanimu di rumah sakit," kata Frans.Sisi mengangguk setuju, Frans membantu Sisi duduk di kursi roda kemudian membawa Sisi tanpa sepengetahuan Gea.Sampai di salah satu apertemen miliknya Frans membawa sisi ke sebuah kamar, yang sudah dipenuhi mainan."Ka, Frans ini mainan siapa?" tanya Sisi."itu aku hadiahkan untukmu, kami bisa bermain sesukamu" kata Frans, yang membuat Sisi tersenyum bahagia.Frans tersenyum melihat Sisi yang masih polos, tak menyadari kalau dirinya dijadikan sandra demi mencapai keiginannya bersama Gea.Sisi sudah tertidur lelap Frans tidur di kamar sebelah tempatnya mengurung Sisi.paginya Gea kerumah sakit untuk melihat kea
Di dalam sebuah mobil yang terparkir di pinggir jalan Ziko memberikan foto Ricard kepada seseorang."Cepat ikuti orang ini, begitu ada kesempatan habisi!"kata Ziko memerintah."Baik Bos!"kata lelaki yang menerima foto Ricard.Ada tiga orang yang mengikuti Ricard, yang sedang berjalan menuju parkiran.Mereka adalah anak buah Ziko, yang mencari kesempatan untuk mencelakai Ricard atas kemauan Frans. Saat keadaan terlihat sepi, salah satu dari mereka berpura-pura bertanya alamat, "Apa anda tau ini alamatnya di mana?"tanya pria bertubuh kurus yang tiba-tiba datang.Kedua temannya yang tadi segera memengang tangan Ricard, pria kurus yang tadi bertanya alamat itu tertawa," Hajar dia perintah Ziko yang juga sejak awal berperan mengawasi Ricard.Ricard yang tidak bisa melakukan perlawanan karena kedua tanganya di pegang kuat oleh dua orang preman, Ziko menghajar Ricard hingga tak sadarkan diri, kemudian pergi meninggalkan Ricard dalam keadaan pingsan dengan wajah yang babak belur.Gea yang