Share

Canggung

Author: Purwa ningsih
last update Last Updated: 2025-02-10 06:05:01

Sarah terkejut menatap ke arah Devan tanpa kedip.

"Anda ada ... apa, Den?"

Hening menyelimuti mereka.

"Sarah maaf. Aku tahu kamu belom tidur. Makanya aku bawakan ini makanlah." Tunjuk Devan membawakan satu mangkuk bubur juga susu hangat.

Hening, Sarah masih menunduk sementara Devan menatap ke arah dalam kamar.

"Kamu demam. Ada kompres itu?" tanyanya yang langsung memegang kening Sarah yang masih demam.

"Ini sudah malam, Den. Pergilah." Usir Sarah takut.

"Aku tidak akan pergi sebelum kamu makan bubur ini." Ancamnya.

Sarah berdecak malas. "Ya. Nanti aku makan Den."

Devan tersenyum. "Tidak aku harus memastikan kamu memakannya, sekarang."

Lagi-pagi Sarah berdecak malas. Dibuat jengkel oleh ulah Devan. "Astaga, apa maksudnya ini?" tanya Sarah bingung.

Devan memaksa. "Makan."

"Mulutku pahit, Den."

"Aku suapi."

Belum sempat Sarah menjawab Devan menarik tangan Sarah menuju kursi membuat Sarah ketakutan.

"Ada apa dengan lelaki itu malam-malam gak jelas kelakuannya. Jangan-jangan?" B
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gadis Yang Kunodai   Terima Kasih, Den.

    Devan masuk ke kamar membawa nampan berisi piring dengan potongan roti isi dan segelas susu. Dia sudah terlihat rapi dalam balutan kaos putih dan celana jeans. Sedangkan Sarah sudah selesai mandi air hangat dan Solat Subuh. "Sudah bangun. Ini sarapannya. Setelah sarapan nanti minum obat," ucapnya mengingatkan. "Den aku bisa sendiri gak usah repot-repot."Devan tak menjawab. Hanya memijat kening pelan dengan mata terpejam. Kemudian ia keluar menutup pintu. Lalu pintu kembali terbuka dan Devan kembali masuk lagi. Sarah tersenyum."Aku tunggu sampai rotinya habis." Ucapnya membuat Sarah kaget. "Den.""Ayo dimakan takutnya ngak kamu makan.""Ya baiklah."Setelah suapan terakhir potongan roti dari tangannya, Devan menyodorkan segelas susu. Sarah menatap wajah Devan lekat. Dia mengalihkan pandangan ke arah gelas susu yang ada di tangan Devan. "Semalam Aden nggak tidur?" tanya Sarah terbata. Karena Devan mengompres dirinya semalaman hingga pagi. Dan sekarang suhu badan Sarah sudah memb

    Last Updated : 2025-02-11
  • Gadis Yang Kunodai   Gadis Masa Lalu

    Dea mengerjitkan dahi. "Seingat aku, Mas ngak punya masa lalu. Dan ya satu gadis yang Mas kagumi saat kuliah itu kan? Yang Mas sering cerita.""Emm.""Jadi Mas ketemu gadis itu lagi?"Devan menganggukkan kepala. "Hati-hati. Dari rasa itu bisa jadi terulang kisah cinta yang belum kelar, ingat ya udah ada Mbak Zahira juga," tandas Dea."Hmm."Jemari Devan memainkan bolpoin diatas meja. Kemungkinan bertemu dengan Sarah setiap hari terjadi dan bisa membuat goyah hati Devan."Apa Mas tak bahagia dengan Mbak Zahira?"Devan terdiam. "Jadi masih sama tak ada yang spesial? Masih gadis itu yang ada di hati Mas Dev?""Mau bagaimana lagi, tapi Mama bahagia, kan." Jelas Devan. Dea mendekat memeluk kakaknya erat. Ia tahu bagaimana dulu Devan menolak mati-matian untuk dijodohkan dengan Zahira, namun Mamanya menolak dan tetap keukeuh untuk menjodohkan. Tak lama, telepon dimeja Devan berbunyi membuat Dea memandangnya. "Mbak Zahira. Angkatlah siapa tahu penting, Mas!" "Ya?"Devan mengambil ponsel

    Last Updated : 2025-02-12
  • Gadis Yang Kunodai   Aku Memang Pengecut

    "Pertanyaanku kenapa dulu kamu ninggalin aku saat di rumah sakit?"Devan terdiam. Suasana hening. Sarah kembali meminum airnya. Sarah memalingkan wajah. "Kenapa?"Akan tetapi, semakin lama, Sarah tak punya pilihan selain melanjutkan hidup dan membiarkan perasaannya tumbuh sampai ia layu dengan sendirinya. Bukankah daun sesegar apa pun punya masa untuk luruh dan kalah oleh waktu? Devan menarik napas dalam. "Karena dokter akan mengusut dan memenjarakan yang menodaimu. Saat itu aku ketakutan.""Pengecut.""Ya aku memang pengecut."Untuk semua yang telah terjadi di masa lalu, Devan minta maaf? Mengapa baru sekarang? Mengapa tidak dari awal saat Sarah terperosok di titik terendah? "Maaf karena luka itu. Aku tahu kamu depresi karena ulahku.""Ya Aden breng-sek." Kesal Sarah. Ingatan itu lantas kembali ke masa dulu. Devan memaksakan senyum. Tanpa kata-kata, Devan meraih air, lalu menandaskan isinya dalam beberapa teguk. "Ya itu aku."Entah siapa yang harus Sarah salahkan atas apa yang te

    Last Updated : 2025-02-13
  • Gadis Yang Kunodai   Kau menolakku

    Setelah menempuh perjalanan beberapa jam mereka sampai dirumah. Devan membantu membukakan pintu untuk Sarah. "Sini biar aku yang bawa." Devan mengambil alih barang-batang yang tadi di beli. "Ya Den.""Ayo masuk."Sarah tersenyum. Mereka semua masuk dan Devan dikagetkan oleh teriakan seorang wanita yang tak asing olehnya. "Mas Dev!"Devan kaget saat masuk ke rumah sudah ada Zahira di rumah Mamanya. "Mas aku rindu." Setengah berlari Zahira memeluk Devan erat. Sarah hanya melihatnya sekilas. Lalu menundukkan kepala. "Kapan kesini?" tanya Devan kaget lalu melirik ke arah Sarah yang menatapnya sebentar dan masih berdiri agak jauh darinya. "Satu jam yang lalu, Mas. Aku tungguin dari tadi."Devan hanya bersikap datar. "Mas Dev ngak rindu sama aku." Kilahnya memeluk mesra Devan. Devan terdiam. Sementara Sarah terdiam dan menunduk, berharap jika hatinya aman dan tak kambuh lagi karena melihat keromantisan mereka berdua. "Ayo pulang, Mas."Devan terdiam. "Ayolah kita pulang." Pinta

    Last Updated : 2025-02-14
  • Gadis Yang Kunodai   Tentang Perasaan

    Mereka berdua berjalan ke arah kamar Tiara di sana Sarah menidurkannya, lima menit saat Sarah menceritakan tentang dongeng Malin kundang anak kecil itu sudah tertidur. Sarah menutupi tubuh mungil itu dengan selimut lalu berjalan ke arah luar dan menutup pintu. Sarah berjalan menuju lift kotak itu ia menekan tombol ke lantai satu saat pintu mau tertutup Devan menahan pintu itu dan ikut masuk ke dalam lift. Kini Sarah merasa takut oleh sikap lelaki itu. "Aku bisa membiayai kebutuhanmu, tanpa kamu harus bekerja di sini. Kamu cukup menjadi wanita baik dan menurutiku," tuturnya."Maksudmu menjadi simpananmu, Den?"Devan tertawa. "Kenapa tidak.""Aden, gil--a.""Enak kan tanpa harus bekerja cape-cape."Sarah begitu kesal, kini harga dirinya lagi diinjak-injak lagi oleh lelaki itu. "Sarah aku tak tega lihat kamu bekerja." Kilahnya. "Jangan mendebatkan hidupku. Bukan hakmu. Memangnya siapa, Aden?"Devan terdiam. "Laki-laki macam apa yang menodai terus pergi?" Kesal Sarah. "Maaf.""Aden h

    Last Updated : 2025-02-15
  • Gadis Yang Kunodai   Menjenguk Shaka

    Sarah ke dapur karena lapar. Melihat masakan habis hanya tersisa nasi saja itupun tinggal sedikit. Sarah membuka lemari es, mengambil sawi hijau sosis, telur juga baso dengan pelan Sarah memotong sayuruan beserta bumbu, cabe bawang merah bawang putih juga tomat. Selang beberapa menit mie buatan Sarah sudah matang. Sarah duduk seraya menikmati masakannya, ia lupa tak makan setelah kejadian tadi bersama Devan di lift. Tak jauh darinya, Devan berdiri di depan dapur, mata beningnya tampak meredup. Pria tampan berpostur tinggi tegap itu menampakkan wajah masam, sesekali meraup wajah dengan tangannya. Diusapnya perut yang sedari tadi lapar. Padahal ia sudah menghabiskan dua porsi baso buatan Sarah, tapi ia masih juga lapar, kemudian Devan tampak berjalan mendekati Sarah, matanya lekat menatap perempuan yang selama ini menduduki tempat dihatinya itu. "Makan apa?" tanya Devan seraya duduk di depan Sarah. Sarah kaget menatap ke arah suara. "Oh ini Den. Makan ini mie kuah," jawabnya sedikit

    Last Updated : 2025-02-16
  • Gadis Yang Kunodai   Bertemu Saga

    Siang hari mereka kumpul makan siang bersama ada Pak Adiyasa, Bu Lili, Dea dan Devan. "Eh, Ma aku tadi dapat nilai sepuluh lo, karena diajarin, Mbak Sarah." Tiara bercerita tentang kegiatannya di sekolah. "Benarkah, apa itu?" tanya Dea penasaran. "Hmm. Jadi menghapal surah Al-Fiil juga artinya, Ma." Jelas Tiara. "Benarkah wah keren putri, Mama.""Iya. Aku bisa menjawab semua pertanyaan guru termasuk kisah gagalnya usaha penghancuran Ka'bah oleh Raja Abrahah bersama enam puluh ribu tentaranya karena bantuan burung ababil yang diperintah sama Allah.""Wah keren sekali anak Mama. Keren memang Mbak Sarah ya."Devan terlihat tampak tersenyum ia lalu menarik napas berat karena ia tahu jika Sarah sangat pintar sedari kuliah. Tiara mengangguk pelan. "Tapi ngomong-ngomong kemana, Mbak Sarah Ma? Dari tadi Tiara gak melihatnya juga gak jemput Tiara sekolah."Izin pulang, Tiara." Sahut Bu Lili. Kedua netra Devan menatap ke arah Mamanya seolah ingin tahu keberadaan Sarah. "Pulang kemana, Om

    Last Updated : 2025-02-17
  • Gadis Yang Kunodai   Gadis Kotor

    Gadis Kotor"Tolong bantu Devan. Sarah," ucap Bu Lili saat Sarah tiba di hadapannya.Sarah menatap Devan dengan satu alis terangkat. Ada banyak luka di wajahnya ada apa dengan laki-laki itu? "Baik, Nyah." Sarah mengangguk. Masih dengan senyum menggantung di kedua sudut bibirnya. Jawaban Sarah membuat Bu Lili mengembuskan napas lega. Tidak bisakah membawanya ke rumah sakit? Kenapa dia? Tapi hanya luka luar Sarah pun paham jika Devan pasti keukeuh tidak ingin mendapatkan pertolongan dari rumah sakit. Sarah akhirnya tidak boleh diam mematung, karena Devan saat ini membutuhkan pertolongannya. Terlebih mereka semua memaksa Sarah untuk melakukannya. Setidaknya Sarah bisa melakukan pertolongan pertama. Meskipun laki-laki itu yang dulu membuatnya hampir gila karena perbuatannya. "Ambilkan saya kain kasa juga kapas Mbak Sari," kata Sarah sambil mendekati sofa. Dan duduk di samping Devan. Wajah Sarah terlihat biasa saja, karena ia sudah terbiasa menangani seperti itu. Sari memberikan bebera

    Last Updated : 2025-02-18

Latest chapter

  • Gadis Yang Kunodai   Mencelakai Devan

    "Sayang sudah siap?'' tanya Devan selesai sarapan. "Sudah, Mas.""Mau diantar ke Apotek apa ke rumah Mama.""Kerumah Mama Lili sebentar boleh gak?""Boleh.""Yakin Mas gak telat.""Enggak Sayang."Sarah tersenyum mencium pipi suaminya. "Makasih Mas.""Sama-sama. Yuk." Devan berjalan membukakan pintu mobil. Kebetulan Raiyan sudah dibawa Bu Selin tadi pagi, kini giliran Sarah ke apotek untuk meninjau ada beberapa obat-obatan datang hari ini. "Kamu suka ini, Sayang?" tanya Devan sembari menyodorkan sebuah cincin ketika mobil belom berjalan. Mata Sarah berbinar. "Ini bagus sekali, Mas! Tapi, ini....""Tapi, kenapa?""Dalam rangka apa memberikan ini?''"Biar aku pasangkan."Ada sebuah rasa haru tersemat dalam hatinya. Lelaki di hadapannya ini memang luar biasa. Selama pernikahan selalu Devan memberikan kejutan-kejutan kecil. "Cantik sekali." Kata Devan seraya tersenyum. Entah mengapa matanya Sarah malah tiba-tiba basah karena terharu. "Sayang, Kamu tidak menyukai cincinnya, atau kek

  • Gadis Yang Kunodai   Setangkai Mawar Putih

    Selesai mengabari orang tuanya Devan berbelok di sebuah toko bunga. "Silakan, Tuan." Penjual bunga itu tersenyum dengan ramah. "Mau cari buat kekasih?" tanya sang pelayanan itu. "Bukan, istri." Devan menjawab. "Untuk istri bagusnya yang mawar putih, Tuan.""Boleh," balas Devan. Lalu Devan mengambil setangkai mawar putih untuk dibayar setelahnya Devan pergi. Devan tahu Sarah bukan gadis yang menyukai sesuatu yang berlebihan. Pernah memprotes saat Devan terus membelikan buket setiap hari dan Sarah menolaknya saat itu. Setelah itu, Devan tak pernah membelikannya lagi.Devan sangat bersyukur. Kadang, rasanya begitu bangga bisa di beri kesempatan kedua oleh Sarah. Bangga dan Devan tak ingin kehilangan. Berharap hingga menua nanti.Setelah memarkirkan mobil, Devan masuk melangkah menuju kamar mereka. "Sayang belom tidur?""Nggak bisa tidur, aku ingat kejadian tadi pagi saja," jawabnya. Devan tersenyum sekilas. Lalu duduk di kursi di depan Sarah. "Sudah ya. Semuanya baik-baik saja."S

  • Gadis Yang Kunodai   Hadiah Rumah Dari Mama Selin

    Setelah Devan mendapatkan perawatan di kepalanya, Devan kembali ke runagan IGD mondar-mandir menunggu hasil pemeriksaan Dokter. Setelah tenang ia duduk lantunan do'a terus ia ucapkan memohon kesembuhan untuk istri tercinta. Diiringi air mata, Devan meratap, segala dzikir dan do'a dilafadz. Berharap keajaiban yang selalu diyakininya. Jika hamba meminta, Allah akan mengabulkan.Kali ini Devan panik melihat ke arah kanan ada beberapa pengunjung tertidur di bangku panjang. Devan duduk lalu berdiri mematung, Hati Devan begitu terguncang melihat pemandangan yang ada di depannya saat itu. Betapa tidak istrinya pingsan karena kejadian tadi. Tiba-tiba ponsel Devan berbunyi. "Ya.""Penyebab kebakaran, dugaan sementara oleh pihak Kepolisian korsleting listrik, Den" ''Yakin karena korsleting listrik? Aku minta selidiki lagi.""Baik, Den.""Aku gak mau tahu, cari penyebabnya."Devan mengepalkan tangannya ia ceroboh kenapa bisa ia kecolongan soal ini. Hampir saja nyawa istri dan anaknya terenggut

  • Gadis Yang Kunodai   Kebakaran

    Si Mbok dan si Mbak berlari ke arah kamar Sarah setelah melihat kebakaran dari depan bagian bagasi rumah majikannya. "Kamu cek pintu keluar yang disamping biar aku panggil Non Sarah.''"Baik, Mbok."Wanita muda itu berlari ke arah samping rumah yang masih aman dari kobaran api. "Non Sarah, kebakaran!!" Si Mbok mengedor pintu kamar Sarah. "Non buka pintu, ayo keluar!" Lagi dengan kencang dan panik si Mbok menggedor pintu. Udara sejuk dari pendingin udara berganti jadi panas membara tiba-tiba. Sarah tersentak saat suara teriakan terdengar dari luar rumah memekakkan telinga. Jeritan bersahutan si Mbok dan Mbak itu terus menerus, begitu juga asap menghitam yang memenuhi ruangan. "Non buka pintu!" ucap si Mbok sambil terus batuk-batuk. Sesuatu menyekat pernapasannya. Kian lama rumah kian gelap, anehnya, celah di atas pintu depan rumah memancar cahaya merah yang menyala-nyala. "Ya Mbok.'' Sahut Sarah dari dalam. "Non kebakaran! Ayo cepat.''"Apa. Kebakaran!! Den Dev sudah berangkat?

  • Gadis Yang Kunodai   Rencana Jahat Zahira

    Harum telur mata sapi semerbak. Wanginya yang khas dan sedap menggelitik hidung dan itu berhasil membuat Devan dan Shaka menelan ludah setelah selesai merapikan tenda untuk bermalam semalam. Devan, beranjak bangun Lantas merenggangkan tubuh sambil berjalan menuju wastafel, hendak mencuci tangan.Devan melihat istrinya muncul dari dapur melalui cermin, ia sedang membawa nampan berisi beberapa piring nasi goreng spesial. Istrinya itu terlihat segar dan berseri wajahnya pun tersenyum. Devan melihat lagi ke arah cermin. Di dalam sana terlihat istrinya itu sedang menyiapkan sarapan. "Sarapan dulu, Mas." Tawarnya. Devan terus memperhatikan istrinya dan terus menatapnya di balik cermin. "Ya." Devan masih menggosok tangan dengan sabun. Devan membilas tangan yang penuh busa dengan air dari kran wastafel. Kemudian mengelapnya dengan handuk kecil dan berjalan mendekati istrinya. "Kayaknya enak nih?''"Pastinya. Sayang Shaka ini sarapannya sudah siap." Panggil Sarah pada putranya. "Ya, Bund

  • Gadis Yang Kunodai   Kejutan Untuk Sarah

    "Mbak?"Sarah tersenyum menyambut pelukan adiknya itu. "Gimana liburannya suka?""Suka banget.""Heleh pengantin baru. Lagian kesel aku ditinggal pergi gak ajak-ajak!" Omel Sarah. "Maaf." Lea mengerutkan pelukannya. "Gimana sehat?"Lea tertawa. "Agak masuk angin sih.""Emm kebanyakan itu." Bisik Sarah pelan nyaris tak terdengar. Lea memukul tangan Sarah. "Mbak." Saga memberikan lima paper bag pada Sarah, "wah banyak sekali, makasih ya.""Ya sama-sama.""Ceritain seru gak di sana?" tanya Sarah. "Seru sekali.""Wah jadi pengen.""Next time kita double date ya." Dengan gerakan santai, Lea kembali duduk dan menyeruput teh bikinan Bibi di hadapannya. Senyum Sarah mengembang. "Gak janji sih. Sebelum Raiyan dewasa.""Ya juga sih.""Kenapa, Mbak nggak cerita kalau Mas Saga orangnya asyik?""Mbak belum sempat ngasih tahu kamu. Mbak sibuk ngurus Mama yang sakit. Sedangkan Mas Dev nggak selalu di rumah. Jadi Mbak yang mondar-mandir ngurus rumah dan menjaga Mama.""Ya juga sih. Makasih suda

  • Gadis Yang Kunodai   Bahagia Itu Sederhana

    Saga benar-benar tidak bisa tidur malam itu. Lea yang telah terlelap akhirnya terbangun juga karena terganggu."Kenapa tadi minum kopi? Jadi enggak bisa tidur, 'kan?" Pria itu duduk tangannya mengelus rambut Lea. "Aku hanya memperhatikan kamu tidur."Lea yang terpejam menahan tawa dan jengkel karena tidurnya terganggu. "Boleh minta tolong Sayang?""Minta tolong apa?""Peluk sebentar."Mata Lea seketika membulat. "Kalau keberatan tidurlah lagi!"Lea bangun kemudian memandang Saga yang tidur terlentang dengan satu lengan menumpang di keningnya. Mata laki-laki itu terpejam."Maaf, mengganggumu malam-malam, aku hanya butuh pelukanmu."Lea menarik napas dalam lalu memeluk suaminya. Lea makin gemetar saat pria itu sangat dekat di depannya. Menyentuh dagunya kemudian mengecup pelan bibirnya. Membuat wanita itu seperti tersengat listrik. Itu ciuman seksi untuknya.Tatapan matanya tidak bisa menyembunyikan apa yang diinginkannya. Lea masih membiarkan, saat pria itu menatap wajah dan menyen

  • Gadis Yang Kunodai   Malam Untuk Saga

    "Kenapa ya Zahira itu gak dapat karma semisal balasan dengan apa yang telah di lakukannya?"Sarah tersenyum memegang tangan Lea. "Allah memperlakukan apa yang Dia kehendaki, dibukakan segala pintu hingga orang tersebut lupa diri. Ya ibaratnya tidak ingat bahwa sesudah panas pasti ada hujan, sesudah lautan tenang gelombang pasti datang. Mereka dibiarkan berbuat maksiat dengan hawa napsunya hingga tersesat jauh. Lalu, siksaan Allah datang.""Jadi?""Jadi istidraj adalah pemberian kesenangan untuk orang-orang yang dimurkai Allah agar mereka terus menerus lalai. Hingga pada suatu ketika semua kesenangan itu dicabut oleh Allah, mereka akan termangu dalam penyesalan yang terlambat."Lea mengangguk. "Oh.""Kamu harus jaga suami kamu jangan sampai Saga jatuh ke tangan wanita itu."Lea memeluk lebih erat dan membenamkan wajahnya pada ceruk di pundak Sarah. "Ya, Mbak. Aku juga mau pamit mau ke Bali""Ya semoga semuanya berjalan lancar.""Aamiin, makasih Mbak.""Eumm."Hubungan manusia memang se

  • Gadis Yang Kunodai   Jangan Lepaskan Dia

    "Nah gitu baru adik Kakak. Tapi kenapa mukanya manyun gitu." Devan mengusap kepala Lea. "Saga kemarin izin sama Papa akan mengajak Lea pindah ke rumahnya.""Apa, Pa?''"Lea dia suamimu. Seharusnya kamu patuh padanya.""Tapi.""Lea belajar jadi istri yang baik. Sudah jangan banyak alasan. Setujui saja permintaan suamimu. Mama gak sabar pengen punya cucu banyak.""Ma ngomong apa sih cucu-cucu?""Ya apa lagi. Itu yang Mama dan Papa inginkan punya banyak cucu."Lea merasa kesal. Ia bangkit lalu pergi. ***Pemandangan malam di gazebo adalah satu-satunya yang bisa menghibur Devan saat ini, setelah sebelumnya mondar-mandir mencari tempat dimana terdapat harum parfum istrinya ya Devan sepertinya begitu kasmaran. Bisa rusak jantungnya kalau harus sendirian tak ada istrinya di rumah. Bukan ngak boleh Sarah nginep di rumah Mamanya bersama kedua anaknya, hanya saja menyesalkan setelah dibuat menunggu selama satu hari dari waktunya di sana. Ya, seharusnya malam ini Sarah sudah pulang ke rumah.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status