Share

Aku diusir dari rumah

Author: Dunia Ceria
last update Huling Na-update: 2024-10-29 19:42:56

Selesai berkemas aku memilih mengurung diri di kamar, di luar masih terdengar suara Erwin dan juga suara mama dan adikku yang nyaring menyerukan pengusiranku, sayup-sayup terdengar suara ayah yang mencoba menenangkan situasi. 

Untuk memudarkan suara-suara itu, aku mengambil ponsel dan headset lalu memutar lagu kesukaanku, aku juga melihat-lihat iklan penyewaan kos atau kontrakan di sosial media berharap menemukan yang sesuai, karena keputusanku sudah bulat untuk pergi dari rumah. 

Di sela-sela pencarian, mataku tertuju pada sebuah iklan produk perawatan kulit dan juga terbuka lowongan untuk menjadi reseller dengan modal awal satu juta rupiah, kubaca nama produknya Beauty Skincare, aku terus menelusuri iklan tersebut, dan setelah paham sepenuhnya aku memutuskan untuk mengirim pesan kepada cs nya untuk mendaftar sebagai reseller. 

Dalam benakku, ini mungkin kesempatan kerjaku berikutnya atau hanya sekadar kerja sampinganku, karena kemungkinan besar aku akan berhenti bekerja dengan Bu Susi jika berita fitnah terhadapku tersebar luas, dan alasan kedua aku mendaftar karena aku juga akan mendapatkan produknya, jadi sekalian saja aku akan menggunakannya, siapa tahu berhasil mengobati kulitku ini kan? 

Kuhitung jumlah uang yang aku punya dari dalam perut si panda, dan ternyata jumlahnya lumayan banyak, semuanya ada sebelas juta tiga ratus ribu, itu adalah hasil menabungku dari bonus lembur dalam beberapa tahun bekerja bersama Bu Susi. 

Tekadku menjadi semakin bulat untuk mendaftar sebagai reseller Beauty skincare, setelah mendapatkan penjelasan yang lebih detail dari cs melalui pesan w******p aku lantas mendaftar, semua data diri sudah aku kirimkan tinggal membayar biayanya, karena aku tidak mempunyai rekening Bank jadi pembayaran harus tertunda, sesuai saran dari cs aku disuruh membuat rekening bank karena katanya itu akan diperlukan jika aku serius berjualan.

"Dewi, buka pintunya!" Terdengar sayup-sayup ayah menggedor pintu. 

Jantungku menjadi kembali berdegup, ada apa lagi ini? Pikirku dalam hati, lalu aku segera membuka pintu kamarku. 

Setelah ayah masuk, dia kembali menjelaskan keinginan mama dan Lolita yang ingin mengusirku, ayah berusaha menenangkanku dan berjanji akan membantuku untuk mencari kontrakan rumah, aku berusaha mengerti akan keadaannya, tapi air mataku lagi-lagi tak kuasa aku redam, ayah membenamkan wajahku di dadanya serta meminta maaf karena tidak bisa berbuat apa-apa. 

***

Pagi hari telah tiba, pakaian dan barang-barang pribadiku sudah aku siapkan sejak semalam, aku sudah siap untuk pergi jadi tidak perlu mendengar cacian dan hinaan dari mama dan Lolita lagi. 

Karena memang tak punya banyak barang dan pakaian, jadi hanya cukup 1 tas ransel dan 1 tas plastik merah jika aku pergi begini, tapi masalahnya sampai saat ini aku belum tahu mau pergi ke mana, tapi tidak mungkin juga jika aku tetap di rumah karena keputusan bersama Lolita dan mama tidak bisa diganggu gugat. 

Aku mengirim pesan w******p kepada Bu Susi untuk izin tidak kerja, lalu aku keluar dari kamar dan berpamitan kepada ayah dan mama, entah kenapa mama menjadi seperti bersedih ketika aku berpamitan, dia meneteskan air mata, dan meminta maaf serta memintaku untuk tidak pergi.

Namun, keputusanku sudah bulat dan lagipula sakit hati serta sakit fisik yang aku rasakan tadi malam dari mama dan Lolita belum pulih sepenuhnya, mungkin memang akan lebih baik jika aku tidak tinggal di sini. 

Aku percaya Tuhan telah mempersiapkan sesuatu yang terbaik untukku, sesuatu yang membuatku dihargai sebagai seorang anak manusia. 

Tidak terasa aku kembali meneteskan air mataku, padahal aku paling benci memperlihatkan kelemahanku kepada orang-orang. 

"Gak usah nangis lu, waktu ngerayu Erwin lu pake senyum genit kan? Jadi jangan lebay sekarang pake nangis-nangisan segala! Udah pergi sana dan jangan pernah kembali ke rumah ini!" Hardik Lolita yang kini sudah ada di belakang ayah dan mama. 

"Wik, jika memang keputusanmu sudah bulat untuk pergi, ini mama ada uang untuk tambahan bekalmu," ucap mama sembari memberikan uang sebanyak 1 juta rupiah. 

Kali ini aku merasakan ketulusan di mata mama, mungkin dia menyesal dengan ucapan dan tindakannya, bagaimanapun aku adalah anak kandungnya pastilah ada perasaan batin yang masih dirasakan. 

"Mama apaan sih, gak usah kasih dia uang, Ma, uang dia itu banyak hasil dari jual diri." Ucapan Lolita membuatku benar-benar meradang kali ini. 

Betapa kurang ajarnya seorang adik kepada kakaknya, tanpa sadar aku menampar keras pipi Lolita, terang saja dia tidak terima dan ingin membalas menamparku, tapi ayah dengan sigap memegangi tangannya. 

"Tuhan akan membuktikan siapa yang sebenarnya bersalah! Dengar Lolita, Erwin itu bajingan, kamu akan menyesal menikah dengan dia!"

"Ayah, Mama, Dewi pamit dulu dan simpan saja uang mama untuk keperluan rumah, Dewi masih ada uang tabungan kok."

Tanpa ragu lagi kulangkahkan kakiku dari rumah yang selama ini menjadi tempat tinggalku, aku tidak tau mau ke mana jadi aku memutuskan untuk pergi ke pasar tempat Nenek Surti berjualan kue, lebih baik sarapan kue dulu supaya ada tenaga baru aku akan melanjutkan pencarianku. 

"Eh, Nak Dewi, tumben pagi-pagi sekali dan kenapa bawa tas ransel gitu?" Tanya Nenek Surti keheranan. 

"Iya, Nek, aku mau cari kos atau kontrakan rumah, aku mau belajar hidup mandiri." Jawabku berbohong untuk alasan kenapa aku cari kontrakan. 

"Memangnya mau nyari kontrakan di daerah mana?"

"Belum tahu, Nek, kalau ada ya dekat-dekat sini saja, tapi kalau di daerah sini gak dapet yang jauhan dikit juga nggak apa."

"Kalau belum nemu kontrakan, Nak Dewi bisa tinggal sementara sama Nenek, kebetulan Nenek kan tinggal sendiri, ya itu juga kalau Nak Dewi mau tinggal sama Nenek renta hehehe," ucap Nenek Surti terkekeh. 

Aku berpikir sejenak untuk menerimanya, sebenarnya aku tidak mau merepotkan Nek Surti, tapi mungkin ini pilihan terbaik, mungkin Tuhan memberikan uluran tangan-Nya melalui Nenek Surti. 

"Iya, Nek, aku mau banget, aku janji gak bakal lama ngerepotin Nenek, begitu dapet kontrakan aku akan pindah deh." Jawabku segera. 

Setelah semua dagangan Nek Surti habis terjual, kami segera meninggalkan pasar menuju kontrakan rumah bedeng yang ditempati Nenek Surti, kontrakan yang hanya ada satu kamar dan sempit, tapi aku sangat bersyukur diterima oleh Nek Surti, setelah selesai merapikan semua barangku di sana, aku pamit pergi ke bank sedangkan Nenek Surti membuat adonan kue, aku berjanji sepulang dari bank akan membantunya membuat kue. 

Kaugnay na kabanata

  • Gadis Terhina Menjadi Terhormat   Diterpa badai gosip

    Hari sudah beranjak sore, aku sudah selesai membuat rekening bank dan sekalian menabung semua uangku, toh nanti kalau perlu tinggal tarik di ATM, di rumah kontrakan Nek Surti kami juga sudah selesai membuat adonan kue, nanti malam baru akan dikukus oleh Nek Surti. Malamnya aku menghubungi kembali CS dari Beauty Skincare, aku meminta arahan soal pembayaran dan karena belum ada kontrakan pasti, aku memberikan alamat kontrakan Nek Surti untuk pengiriman barangnya, akhirnya semua sudah beres untuk hari ini, jadi aku memutuskan untuk tidur karena Nek Surti menyuruhku tidur saja dan tidak diizinkan membantu lagi. *** Pagi sudah menjelang aku berangkat untuk bekerja, aku berusaha bersikap biasa dengan harapan fitnah yang menimpaku belum tersebar luas, aku tidak ingin orang lain tahu kepedihan hati ini, biarlah aku sendiri yang merasakannya. Awalnya semua berjalan baik-baik saja, tapi suasana berubah saat jam makan siang, seperti biasa a

  • Gadis Terhina Menjadi Terhormat   Awal kehidupan baru

    "Faisal percaya dengan Dewi, Ma, Pa, kita bisa lihat kan bagaimana Dewi dalam kesehariannya, kita bisa menilai dari sana kebenaran yang sesungguhnya."Mendengar pembelaan Bang Faisal, rasa kesalku padanya berangsur pudar, ternyata sisi baiknya memang murni, dia mampu menyimpulkan dengan jernih sebuah permasalahan."Saya juga percaya sama kamu Dewi. Tapi, ini soal sorotan masyarakat terhadap gosip yang beredar, kejam sekali fitnah yang kamu Terima dan juga menyeret nama kami."Bu Susi menghela napasnya lalu kembali melanjutkan."Dengan berat hati saya minta kamu istirahat dulu ya, Dewi, nanti kalau masalahnya sudah mereda, kamu bisa kembali lagi bekerja. Dan ini gaji kamu bulan ini saya bayar penuh, lalu ini pesangon untuk kamu, saya benar-benar minta maaf ya, Dewi, sebenarnya ini keputusan yang berat buat saya."Aku menatap 2 amplop putih yang bar

  • Gadis Terhina Menjadi Terhormat   Bertemu pria tampan

    Beberapa hari sudah berlalu, aku masih fokus mempromosikan produk yang aku jual di sosial media, tapi belum juga ada yang membeli, meskipun produk yang aku jual khasiatnya ternyata sangat bagus, buktinya dalam 3 hari saja aku memakainya terlihat sudah lumayan ada perubahan, dari sejak awal pemakaian aku selalu memposting gambar diriku sendiri di sosial media dan tentunya tanpa edit, perubahannya sungguh signifikan hingga membuatku yakin jika suatu saat nanti aku akan menjadi wanita yang cantik.Di tengah kesibukanku promosi, akhirnya aku memutuskan untuk membuka warung di ruko yang telah dikontrak ayahku.Di sana aku menjual berbagai jenis jus, es, kopi, mie instan, dan camilan lainnya, kebetulan lokasinya sangat strategis, di pinggir jalan raya dan ada proyek pembangunan hotel hanya sekitar 200 meter dari sana, jadi aku berharap nantinya para buruh akan berbelanja di warungku, dan hari ini adalah hari pertamaku berju

  • Gadis Terhina Menjadi Terhormat   Dinikahkan

    Pria itu melangkahkan kakinya ke arah toilet untuk mengganti baju, sedangkan Dewi mulai menata dagangan dan kursi karena hujan sudah mulai reda, tinggal menunggu pria itu keluar dan pulang, dia juga akan pulang. Namun tiba-tiba kilatan petir menerangi langit malam itu, lalu disertai suara gemuruh guntur yang membuat Dewi sangat terkejut memegangi dadanya, belum hilang rasa kagetnya tiba-tiba lampu juga seketika padam. "Aduh kok mati lampu segala sih" Dewi panik karena mendadak gelap lalu meraba-raba mencari korek api yang selalu disimpan di atas meja kasirnya. Ckleekkk,.. Braakkk,.. Terdengar suara pintu toilet yang dibuka paksa dan terdengar panggilan panik pria yang sedang di toilet. "Mbaakkk,..." "Sebentar mas, lampunya padam saya cari korek api dulu untuk hidupin lilin" Jawab Dewi yang masih meraba-raba mencari korek apinya. Pria itu berjalan keluar dari toilet sembari meraba-raba. Ia pun menabrak galon air yang membuat Dewi te

  • Gadis Terhina Menjadi Terhormat   Hanya bisa menjalaninya

    Mereka pulang ke sebuah rumah kontrakan yang bisa dibilang sederhana, lalu Dewi membuka pintu rumah tersebut. Malam ini mereka menikah secara mendadak, tentu tidak ada persiapan apapun termasuk hiasan rumah, jadi semuanya nampak biasa tanpa ada yang spesial di dalam rumah kontrakannya.“Silahkan masuk mas” ucap Dewi lesu.Pria itu berjalan masuk, pandangannya memutar memperhatikan seluruh ruang tamu, disana dilihatnya ruang tamu yang sederhana namun rapi.“Silahkan duduk mas” Dewi mempersilahkan suaminya untuk duduk, sementara dia mengambilkan segelas air putih.Melihat Dewi datang dengan membawa segelas air putih, pria asing yang kini menjadi suami Dewi itu pun bersuara.“Sini ikut duduk” ucapnya nampak sedikit gugup.Dalam keraguan, Dewi duduk di sebelah suaminya tersebut dan berjarak hanya beberapa sentimeter saja, suami

  • Gadis Terhina Menjadi Terhormat   Hidup berumah tangga

    Mentari pagi belum menampakkan sinarnya dan suara tetesan air hujan membuat Dewi enggan untuk menarik selimutnya, namun dia teringat dengan kejadian semalam hingga dia memutuskan untuk bangkit dari tempat tidurnya.“Pernikahan itu bukan mimpi kan” gumamnya dalam hati, lalu dia melangkahkan kakinya untuk mengintip kamar disebelahnya.“Ternyata bukan mimpi” gumamnya lagi.Dia melihat Zaki masih meringkuk di atas kardus yang dijadikan alas tidurnya, dengan begitu dia yakin dirinya saat ini memang sudah memiliki suami.Dan bukan suami yang biasa, namun suami yang tampan malahan sangat tampan, seperti sebuah bencana bercampur rezeki, Dewi tidak pernah bermimpi akan menikah dengan lelaki yang sangat sempurna seperti Zaki, postur idaman, wajah tampan, sopan dan yang terpenting baik hati, memang baru dikenalnya satu malam. Namun setidaknya itulah yang dirasakannya dalam waktu yang ses

  • Gadis Terhina Menjadi Terhormat   Undangan pernikahan Lolita

    Di sebuah rumah besar,.Mobil berjenis Xpander masuk kepelataran yang sangat luas, Seorang pemuda dengan sigapnya membukakan pintu mobil tuan mudanya.“Selamat pagi tuan muda Ghozali, anda semalaman tidak pulang tidak seperti biasanya” Sapa Joni namun mengandung unsur bertanya juga.“Tidak usah bertanya Jon, aku harus bergegas mengganti pakaianku” ucap pria itu sembari melangkahkan kakinya memasuki rumah dengan diikuti pak Tarno kepala pelayan di rumahnya.Beberapa pelayan yang dilewatinya pun langsung membungkuk, memberi hormat kepada sang Presiden Direktur Zaki Al Ghozali.Pria itu masih fokus menyusuri anak tangga berlapis karpet merah di atasnya. Sembari mendengarkan ocehan Joni perihal jadwal meetingnya hari ini.Sampai di lantai teratas, salah seorang pelayan membukakan dua daun pintu besar tepat sebelum tuan mudanya mendekati.

  • Gadis Terhina Menjadi Terhormat   Serasa anak pungut

    Hari ini adalah hari pertunangan adikku dengan seorang pria tampan dan kaya raya, semua keluarga dan kerabat begitu memujinya, bagaimana tidak, suaminya itu adalah anak dari orang terkaya di kota Bandung kota di mana kami tinggal selama ini. Wajar saja jika adikku mendapatkan suami seperti itu karena dia cantik, seksi, menarik, pintar dan juga punya karier yang bagus. Nasibnya berbanding terbalik denganku, parasku tidak cukup cantik, kaki tanganku banyak ada bekas penyakit kulit yang aku derita dulu dan tubuhku kurus karena terlalu letih bekerja, hal itu berhasil membuat keberuntunganku menjauh, ditambah lagi aku yang hanya lulusan SMP berbeda dengan adikku yang lulusan sarjana, sehingga sering kali aku mendapat cibiran baik dari keluarga dan juga kerabat keluargaku. Aku juga hanya bekerja di tempat ibu Susi sebagai karyawan laundry jadi gak perlu ijasah. Jangankan melamar, menyapa saja lelaki enggan melakukannya kepadaku, Terang saja sa

Pinakabagong kabanata

  • Gadis Terhina Menjadi Terhormat   Undangan pernikahan Lolita

    Di sebuah rumah besar,.Mobil berjenis Xpander masuk kepelataran yang sangat luas, Seorang pemuda dengan sigapnya membukakan pintu mobil tuan mudanya.“Selamat pagi tuan muda Ghozali, anda semalaman tidak pulang tidak seperti biasanya” Sapa Joni namun mengandung unsur bertanya juga.“Tidak usah bertanya Jon, aku harus bergegas mengganti pakaianku” ucap pria itu sembari melangkahkan kakinya memasuki rumah dengan diikuti pak Tarno kepala pelayan di rumahnya.Beberapa pelayan yang dilewatinya pun langsung membungkuk, memberi hormat kepada sang Presiden Direktur Zaki Al Ghozali.Pria itu masih fokus menyusuri anak tangga berlapis karpet merah di atasnya. Sembari mendengarkan ocehan Joni perihal jadwal meetingnya hari ini.Sampai di lantai teratas, salah seorang pelayan membukakan dua daun pintu besar tepat sebelum tuan mudanya mendekati.

  • Gadis Terhina Menjadi Terhormat   Hidup berumah tangga

    Mentari pagi belum menampakkan sinarnya dan suara tetesan air hujan membuat Dewi enggan untuk menarik selimutnya, namun dia teringat dengan kejadian semalam hingga dia memutuskan untuk bangkit dari tempat tidurnya.“Pernikahan itu bukan mimpi kan” gumamnya dalam hati, lalu dia melangkahkan kakinya untuk mengintip kamar disebelahnya.“Ternyata bukan mimpi” gumamnya lagi.Dia melihat Zaki masih meringkuk di atas kardus yang dijadikan alas tidurnya, dengan begitu dia yakin dirinya saat ini memang sudah memiliki suami.Dan bukan suami yang biasa, namun suami yang tampan malahan sangat tampan, seperti sebuah bencana bercampur rezeki, Dewi tidak pernah bermimpi akan menikah dengan lelaki yang sangat sempurna seperti Zaki, postur idaman, wajah tampan, sopan dan yang terpenting baik hati, memang baru dikenalnya satu malam. Namun setidaknya itulah yang dirasakannya dalam waktu yang ses

  • Gadis Terhina Menjadi Terhormat   Hanya bisa menjalaninya

    Mereka pulang ke sebuah rumah kontrakan yang bisa dibilang sederhana, lalu Dewi membuka pintu rumah tersebut. Malam ini mereka menikah secara mendadak, tentu tidak ada persiapan apapun termasuk hiasan rumah, jadi semuanya nampak biasa tanpa ada yang spesial di dalam rumah kontrakannya.“Silahkan masuk mas” ucap Dewi lesu.Pria itu berjalan masuk, pandangannya memutar memperhatikan seluruh ruang tamu, disana dilihatnya ruang tamu yang sederhana namun rapi.“Silahkan duduk mas” Dewi mempersilahkan suaminya untuk duduk, sementara dia mengambilkan segelas air putih.Melihat Dewi datang dengan membawa segelas air putih, pria asing yang kini menjadi suami Dewi itu pun bersuara.“Sini ikut duduk” ucapnya nampak sedikit gugup.Dalam keraguan, Dewi duduk di sebelah suaminya tersebut dan berjarak hanya beberapa sentimeter saja, suami

  • Gadis Terhina Menjadi Terhormat   Dinikahkan

    Pria itu melangkahkan kakinya ke arah toilet untuk mengganti baju, sedangkan Dewi mulai menata dagangan dan kursi karena hujan sudah mulai reda, tinggal menunggu pria itu keluar dan pulang, dia juga akan pulang. Namun tiba-tiba kilatan petir menerangi langit malam itu, lalu disertai suara gemuruh guntur yang membuat Dewi sangat terkejut memegangi dadanya, belum hilang rasa kagetnya tiba-tiba lampu juga seketika padam. "Aduh kok mati lampu segala sih" Dewi panik karena mendadak gelap lalu meraba-raba mencari korek api yang selalu disimpan di atas meja kasirnya. Ckleekkk,.. Braakkk,.. Terdengar suara pintu toilet yang dibuka paksa dan terdengar panggilan panik pria yang sedang di toilet. "Mbaakkk,..." "Sebentar mas, lampunya padam saya cari korek api dulu untuk hidupin lilin" Jawab Dewi yang masih meraba-raba mencari korek apinya. Pria itu berjalan keluar dari toilet sembari meraba-raba. Ia pun menabrak galon air yang membuat Dewi te

  • Gadis Terhina Menjadi Terhormat   Bertemu pria tampan

    Beberapa hari sudah berlalu, aku masih fokus mempromosikan produk yang aku jual di sosial media, tapi belum juga ada yang membeli, meskipun produk yang aku jual khasiatnya ternyata sangat bagus, buktinya dalam 3 hari saja aku memakainya terlihat sudah lumayan ada perubahan, dari sejak awal pemakaian aku selalu memposting gambar diriku sendiri di sosial media dan tentunya tanpa edit, perubahannya sungguh signifikan hingga membuatku yakin jika suatu saat nanti aku akan menjadi wanita yang cantik.Di tengah kesibukanku promosi, akhirnya aku memutuskan untuk membuka warung di ruko yang telah dikontrak ayahku.Di sana aku menjual berbagai jenis jus, es, kopi, mie instan, dan camilan lainnya, kebetulan lokasinya sangat strategis, di pinggir jalan raya dan ada proyek pembangunan hotel hanya sekitar 200 meter dari sana, jadi aku berharap nantinya para buruh akan berbelanja di warungku, dan hari ini adalah hari pertamaku berju

  • Gadis Terhina Menjadi Terhormat   Awal kehidupan baru

    "Faisal percaya dengan Dewi, Ma, Pa, kita bisa lihat kan bagaimana Dewi dalam kesehariannya, kita bisa menilai dari sana kebenaran yang sesungguhnya."Mendengar pembelaan Bang Faisal, rasa kesalku padanya berangsur pudar, ternyata sisi baiknya memang murni, dia mampu menyimpulkan dengan jernih sebuah permasalahan."Saya juga percaya sama kamu Dewi. Tapi, ini soal sorotan masyarakat terhadap gosip yang beredar, kejam sekali fitnah yang kamu Terima dan juga menyeret nama kami."Bu Susi menghela napasnya lalu kembali melanjutkan."Dengan berat hati saya minta kamu istirahat dulu ya, Dewi, nanti kalau masalahnya sudah mereda, kamu bisa kembali lagi bekerja. Dan ini gaji kamu bulan ini saya bayar penuh, lalu ini pesangon untuk kamu, saya benar-benar minta maaf ya, Dewi, sebenarnya ini keputusan yang berat buat saya."Aku menatap 2 amplop putih yang bar

  • Gadis Terhina Menjadi Terhormat   Diterpa badai gosip

    Hari sudah beranjak sore, aku sudah selesai membuat rekening bank dan sekalian menabung semua uangku, toh nanti kalau perlu tinggal tarik di ATM, di rumah kontrakan Nek Surti kami juga sudah selesai membuat adonan kue, nanti malam baru akan dikukus oleh Nek Surti. Malamnya aku menghubungi kembali CS dari Beauty Skincare, aku meminta arahan soal pembayaran dan karena belum ada kontrakan pasti, aku memberikan alamat kontrakan Nek Surti untuk pengiriman barangnya, akhirnya semua sudah beres untuk hari ini, jadi aku memutuskan untuk tidur karena Nek Surti menyuruhku tidur saja dan tidak diizinkan membantu lagi. *** Pagi sudah menjelang aku berangkat untuk bekerja, aku berusaha bersikap biasa dengan harapan fitnah yang menimpaku belum tersebar luas, aku tidak ingin orang lain tahu kepedihan hati ini, biarlah aku sendiri yang merasakannya. Awalnya semua berjalan baik-baik saja, tapi suasana berubah saat jam makan siang, seperti biasa a

  • Gadis Terhina Menjadi Terhormat   Aku diusir dari rumah

    Selesai berkemas aku memilih mengurung diri di kamar, di luar masih terdengar suara Erwin dan juga suara mama dan adikku yang nyaring menyerukan pengusiranku, sayup-sayup terdengar suara ayah yang mencoba menenangkan situasi. Untuk memudarkan suara-suara itu, aku mengambil ponsel dan headset lalu memutar lagu kesukaanku, aku juga melihat-lihat iklan penyewaan kos atau kontrakan di sosial media berharap menemukan yang sesuai, karena keputusanku sudah bulat untuk pergi dari rumah. Di sela-sela pencarian, mataku tertuju pada sebuah iklan produk perawatan kulit dan juga terbuka lowongan untuk menjadi reseller dengan modal awal satu juta rupiah, kubaca nama produknya Beauty Skincare, aku terus menelusuri iklan tersebut, dan setelah paham sepenuhnya aku memutuskan untuk mengirim pesan kepada cs nya untuk mendaftar sebagai reseller. Dalam benakku, ini mungkin kesemp

  • Gadis Terhina Menjadi Terhormat   Aku difitnah

    Sebelum mereka tahu kehadiranku di sini, lebih baik aku bergegas pergi, tapi terlambat sudah karena pintu rumah kini sudah terbuka."Dewi, kamu?""Hhmm, saya mau ambil kunci toko, Bang."Meski sekuat tenaga kusembunyikan, tapi getaran suaraku tetap terdengar, aku memang berusaha menyembunyikan kemarahan dan juga sedih yang mencabik-cabik perasaanku saat ini."Wik, tadi kamu?""Lolita sudah bertunangan dengan Erwin, Bang, dan akad pernikahannya bulan depan, Bang Faisal tunggu saja surat undangannya."Wajah, Bang Faisal memerah, lalu dia saling pandang dengan papanya, karena takut lepas kendali lebih baik aku segera pergi dari rumah itu, aku melupakan soal kunci toko karena saat ini yang terpenting adalah pergi dan mencari tempat untuk menenangkan diri."Dewi, tunggu, Abang bisa jelasin soal pembicaraan tadi, Ab

DMCA.com Protection Status