Xue Nuan menatap langit setelah menyelesaikan pekerjaannya, "sudah waktunya kita berangkat, atau kita akan membuat semua orang menunggu.""Baik," jawab Li Jianli patuh. "Di mana Baobao?""Tuan Guan datang pagi ini. Dia masih berlatih kuda-kuda di halaman depan," jawab Xue Nuan."Aku dengan Tuan Guan ikut pergi ke kota pagi ini. Apakah Baobao akan ikut juga?" tanya Li Jianli.Xue Nuan menggeleng, "tidak. Tuan Guan sudah meminta Baobao untuk berlatih kuda-kuda hingga jam makan siang. Dia boleh beristirahat sebentar setiap 15 menit.""Oh, baiklah," jawab Li Jianli.Setelah itu keduanya mencuci tangan mereka dan masuk ke dapur. Masing-masing dari mereka langsung menggendong sekeranjang apel. Li Jianli juga membawa beberapa apel dan memasukkannya ke dalam kantong kain kecil lalu membawa mereka bersamanya. Setelah semuanya siap, mereka berpamitan kepada Jing Yue dan Xue Bao.Xue Bao menatap mereka dengan tatapan sedih. Kali ini dia sedikit menyesali keputusannya berlatih seni bela diri. And
"Baiklah, pastikan kalian kembali sebelum sore hari. Aku dan gerobakku akan menunggu di sini," teriak Xue Dafu ketika semua orang menuruni gerobak satu persatu.Li Jianli, Xue Nuan dan Guan Lin berjalan bersama menuju Toko Buah Zhao Hong untuk menjual apel yang mereka bawa. Xue Nuan sudah mengetahui kalau Guan Lin akan menemani mereka untuk membawakan barang belanjaan hari ini. Jadi dia tidak keberatan.Mereka tiba di Toko Buah Zhao Hong dan menyelesaikan keperluan mereka dengan cepat. Seperti biasa, Zhao Hong selalu merasa puas dengan buah yang dibawa oleh Li Jianli. Setelah menyelesaikan akun, ketiganya berjalan keluar menuju pasar."Apa yang akan kita beli lebih dulu?" tanya Xue Nuan."Daging!" jawab Li Jianli cepat."Baiklah, kalau begitu kita pergi ke kios daging terlebih dahulu," kata Xue Nuan.Guan Lin tidak memiliki apapun untuk dikatakan. Hari ini dia hanya akan berperan sebagai tukang pembawa barang.Mereka membeli daging, sayuran, tepung, beras dan beberapa bibit sayuran. L
"Apakah aku benar?" tanya Mei Ning lagi ketika semua orang terdiam dan menatap Li Jianli.Sudut bibir Li Jianli berkedut, lalu berkata di dalam hatinya, 'wanita tua ini! Aku tidak ingin membuat masalah dengannya, tapi dia selalu mengejarku!'Setelah beberapa saat, Li Jianli tersenyum, "Bibi, apa yang kamu katakan? Meskipun aku bukan berasal dari Desa Xueda kalian, tapi aku sangat berterima kasih karena kalian telah menerimaku dengan baik. Apabila ada hal baik di masa depan, bagaimana mungkin aku tidak membawa kalian?"Mei Ning mendecih dan berkata dengan kesal, "cih, kalau memang seperti itu, mengapa kamu tidak membagi uang yang kamu hasilkan dari ginseng itu dengan kami? Bagaimanapun kamu menemukannya di gunung belakang desa kami."Beberapa penduduk desa yang ada di atas gerobak sapi awalnya sedikit ragu, tiba-tiba menjadi berubah. Mereka menatap Li Jianli dengan wajah gelap.Xue Nuan yang biasanya bersikap lemah lembut ikut merasa kesal dengan hasutan Mei Ning. Dia segera berkata ke
"Li'er, kamu mau ke mana?" tanya Xue Nuan ketika mereka akhirnya berhadapan."Bagaimana dengan Paman, Bibi, dan Feng'er? Apakah semuanya baik-baik saja?" tanya Li Jianli."Ya! Hari ini mereka selesai membalik tanah. Ayah mengatakan kalau besok mereka akan mulai memupuk ladang," jawab Xue Nuan."Paman, Bibi, dan Feng'er sudah berusaha keras," kata Li Jianli seraya tersenyum senang. "Baiklah, aku akan pergi ke sana dan melihat mereka. Kakak, kamu bisa pulang dan membantu memasak makanan untuk semua orang.""Ya," jawab Xue Nuan. Dia lalu menarik Li Jianli mendekat dan mengingatkannya, "berhati-hatilah. Semalam hujan turun cukup deras, jadi tanahnya sedikit licin.""Kamu tidak perlu khawatir, Kak," jawab Li Jianli. Setelah beberapa saat, keduanya berpisah.Li Jianli menyusuri tanah sekat di ladang. Setelah beberapa saat berjalan, dia akhirnya bisa melihat 3 sosok manusia yang sedang bekerja."Paman Xue! Bibi Liu! Feng'er" Li Jianli berteriak seraya melambaikan tangannya.Tiga orang yang d
"Ha! Ha! Ha! Ternyata Lin kita bisa malu juga," ejek Li Jianli ketika melihat telinga Guan Lin yang memerah.Guan Lin berdiri dan mengabaikan Li Jianli. Dia berlalu pergi begitu saja menuju rumah."Hei, Lin! Tunggu aku!" Li Jianli berteriak seraya berlari menyusul Guan Lin. Ketika tiba di sebelah Guan Lin, dia melambatkan langkahnya dan berjalan berdampingan. Wajah Li Jianli terlihat berseri-seri dan senyuman mengembang di bibirnya."Apa yang membuatmu terlihat begitu bahagia?" tanya Guan Lin datar."Tentu saja karena hidupku semakin terasa baik akhir-akhir ini," kata Li Jianli."Apa yang akan kamu tanam ketika ladang sudah siap?" tanya Guan Lin. "Saat ini, sudah terlalu terlambat untuk menanam gandum."Li Jianli mengangguk, "benar. Gandum ditanam di musim semi dan dipanen saat musim panas. Sekarang kita sudah di awal musim panas, ini terlalu terlambat."Pada awalnya, Li Jianli ingin menanam gandum. Namun, tanaman gandum akan siap panen dalam waktu 4 hingga 5 bulan setelah ditanam. In
"Kamu yang mengatakannya, maka, aku akan menunggu hingga saat itu tiba," kata Li Jianli."Baik," jawab Guan Lin seraya mengangguk."Apa kamu sudah membawa makanan dan minuman untuk bekal? Tunggulah sebentar, aku akan menyiapkan sesuatu untukmu," tanya Li Jianli seraya berbalik."Tunggu!" Guan Lin menghentikan langkah Li Jianli. Dia menggeleng pelan, "tidak diperlukan. Aku bisa berburu atau mencari buah-buahan liar untuk dimakan. Aku sudah membawa botol air bersamaku."Li Jianli melirik ke arah botol minum yang tergantung di pinggang Guan Lin, "botol minumnya tidak besar."Guan Lin tertegun. Hatinya berdesir hangat karena perhatian yang diberikan oleh Li Jianli. Dulu, siapa yang akan mengkhawatirkan hal-hal sekecil ini untuknya?"Kamu tidak perlu khawatir. Hal-hal sepele ini tidak menggangguku," kata Guan Lin lembut.'Khawatir?' Li Jianli tertegun ketika mendengar perkataan Guan Lin. Alisnya sedikit berkerut, 'apakah aku benar-benar mengkhawatirkan Lin?'"Baiklah, aku pergi sekarang,"
"Baik!" jawab Hao Yu cepat. Dia tidak tahu apa yang akan direncanakan Guan Lin, namun dia akan bisa segera melihatnya.Hao Yu menarik nafas dalam ketika dia merasakan rasa sakit yang menusuk dari luka-lukanya. Keningnya sudah mengeluarkan keringat dingin. Dia hanya ingin Guan Lin segera menyelesaikan semuanya.Sebagai pembunuh bayaran, para pembunuh terlatih dari Sekte Jin Jian memang dilatih untuk siap mati setiap saat dalam tugas. Namun Hao Yu tidak rela bila dia mati dan membiarkan Sekte Jin Jian runtuh bersamanya.Guan Lin melompati satu pohon ke pohon lainnya. Bau darah sudah menyeruak di udara. Seharusnya akan ada hewan buas yang terpancing karenanya.Benar saja, Guan Lin bisa melihat sekawanan serigala yang berlari ke arah tempat bekas pertarungan berlangsung.Sudut bibir Guan Lin sedikit terangkat ketika dia mengatakan, "bagus. Ini menyelamatkanku dari masalah mencari hewan buas."Guan Lin diam-diam mengikuti kelompok serigala itu dari atas pohon hingga mereka tiba di mana tub
"Ini sudah larut, mengapa dia belum juga kembali?" Li Jianli tidak bisa menahan dirinya untuk tidak berjalan bolak-balik di depan mulut gua. Dia mendongak dan melihat jutaan bintang menghiasi langit. Untungnya malam ini bulan purnama bersinar sangat terang, jadi keadaan di sekitarnya tidak terlalu gelap."Lebih baik aku menunggu di dalam," gumam Li Jianli. Dia akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam gua. Meskipun posisi gua itu tidak terlalu masuk ke dalam hutan, namun Li Jianli tetap merasa tidak nyaman bila harus berdiri di luar terlalu lama. Selain karena malam ini terasa dingin, dia juga takut akan ada hewan seperti ular, atau binatang liar lainnya akan muncul tiba-tiba dari balik kegelapan.Li Jianli mengumpulkan kayu bakar yang sudah tersedia di dalam gua dan meletakkan mereka di tempat dimana Guan Lin biasa membuat api. Dia melirik ke arah pemantik batu api yang terletak tidak jauh dari posisinya, "lupakan saja. Aku tidak mungkin bisa membuat api dengan cara tradisional. Lebi
Shao Yan mengerucutkan bibirnya, “karena kamu merahasiakan mengenai identitas Guan Lin ….” Setelah beberapa saat, dia kembali berkata, “aku pikir, aku hanya perlu bersabar sedikit. Aku hanya akan meracunimu secara perlahan. Begitu kamu mati, aku bisa menjadi Ketua Sekte Jin Jian.”Shao Yan berdiri, lalu melihat sekeliling dengan penuh semangat, “bukankah bagus? Aku sudah beberapa kali membayangkan diriku berdiri dan memerintah semua orang di Sekte Jin Jian sebagai seorang Ketua.” Senyuman cerah terbit di wajahnya, “Senior, bukankah itu bagus? Bisakah kamu membayangkannya?”Shao Yan terdiam selama beberapa detik, lalu lanjut berkata dengan wajah cemberut, “tapi siapa yang akan tahu kalau kamu ternyata menyiapkan anak kandungmu sebagai calon Ketua Sekte?!”Kening Guan Long berkerut, tiba-tiba saja dia terbatuk-batuk dengan hebatnya.Shao Yan berlari dengan panik, lalu menepuk-nepuk pelan punggung Guan Long, lalu berkata dengan wajah tertekan, “Senior, jangan terlalu bersemangat. Kemarah
“Ketua … maksudku ayahku kembali saat ibuku hamil. Dia ingin menyelesaikan masalah-masalah yang ada di Sekte Jin Jian sebelum kembali dan menjemput Ibuku. Hanya saja, dia tidak pernah menduga kalau itu akan memakan waktu lama,” kata Guan Lin pelan. “Dia kembali empat tahun kemudian. Saat itu, Ibuku sudah meninggal, dan aku sudah dijual oleh Paman dan Bibiku ke pasar budak.”Li Jianli terdiam. Bibirnya sedikit pucat. Dia tahu kalau masa kecil Guan Lin menyedihkan, namun, dia tidak mengetahui detailnya. Dia hanya membiarkan Guan Lin menceritakan semuanya.“Saat itu, mana mungkin aku hanya berdiam diri? Aku selalu mencari kesempatan untuk melarikan diri. Namun, aku selalu tertangkap dan mereka akan selalu memukulku untuk membuatku patuh.” Ada seringai ejekan yang terlihat di bibir Guan Lin saat mengatakannya. “Suatu ketika, aku akhirnya bisa melarikan diri dan bersembunyi di sebuah gerobak sayur. Aku bersembunyi semalam penuh, dengan hati yang berdebar. Pada akhirnya, ketika pagi tiba, k
“Dari mana sekelompok orang itu berasal?” tanya Guan Lin seraya mengernyitkan kedua alisnya.Hao Yu menggelengkan kepalanya pelan, “tidak tahu. Mereka semua berperang. Aku langsung melarikan diri begitu melihat peluang.” Hao Yu terdiam sejenak lalu kembali berkata, “karena semua lukaku dan ditambah racun sial itu, aku memerlukan banyak waktu untuk kembali ke sini.”Guan Lin menghela nafas berat. Dia menepuk pundak Hao Yu pelan, “yang terpenting, kamu sudah kembali dengan selamat.” Suasana kembali berat ketika Guan Lin kembali menanyakan kelompok orang yang menyelamatkan Hao Yu, “apakah kamu tidak melihat tanda apapun dari mereka?”Kening Hao Yu berkerut. Dia terlihat berpikir keras selama beberapa saat. Setelah beberapa saat, dia menjawab, dengan sedikit ragu, “sepertinya … aku melihat sebuah tato kecil di punggung tangan mereka.”“Tato kecil? Apakah kamu ingat bentuk tato itu?” tanya Guan Lin.“Itu seperti … bentuk teratai berwarna hitam,” jawab Hao Yu. “Ya, terlihat seperti teratai
Tubuh Hao Yu menegang. Dia mengenali suara ini. Apakah Jun sudah mencurigainya sejak awal? Hao Yu tidak bisa berdiam diri lagi. Dia segera melompat ke udara, melarikan diri. Dia harus pergi dari tempat ini sesegera mungkin!“Kejar!” Suara Jun langsung membuat beberapa orang mengejar Hao Yu tanpa ragu. Hao Yu menoleh sekilas, dan bisa melihat delapan atau sembilan orang, termasuk Jun, mengejarnya dengan kecepatan penuh. Sedangkan penjaga lainnya harus tetap menjaga gerbang, bersikap waspada terhadap kemungkinan serangan lain. Mereka takut Hao Yu tidak datang sendiri, dan sedang melakukan taktik peralihan. Bagaimana kalau dia sedang memancing orang-orang untuk mengejarnya, memberikan kesempatan pihak lain untuk menyerang?Hao Yu mengumpat. Dia hampir saja bisa pergi tanpa kendala. Tapi pria bernama Jun ini benar-benar telah menghancurkan rencananya.Para pembunuh di belakang tidak ingin membiarkan Hao Yu berlari jauh. Mereka segera mengeluarkan senjata andalan mereka. Kebanyakan dari
Penjagaan di Kamar Utama Sekte Jin Jian juga terlihat ketat. Biasanya hanya ada dua penjaga yang menjaga pintu utama. Tapi kali ini, ada tambahan empat orang yang berjaga di setiap sudut ruangan. Bagaimana Hao Yu bisa masuk tanpa ketahuan?Hao Yu melihat ke arah atap. Hanya ada satu orang yang berjaga di sana. Dia melompat ke atas atap bangunan yang ada di samping Kamar Utama, mengeluarkan sebuah bambu panjang berukuran kecil, lalu meniupnya dengan kuat. Sebuah jarum melesat dengan cepat, menusuk tepat dileher pria itu. Dia menepuk pelan lehernya, mengira ada seekor serangga yang menggigitnya. Detik berikutnya, pandangannya berubah gelap.Hao Yu bergegas melompat untuk menangkap pria itu dan membaringkannya di atas atap. Obat bius yang diberikan Li’er sungguh luar biasa! Sangat ampuh!Hao Yu meletakkan jarinya di leher pria itu dan tertegun, ‘sial! Sepertinya aku mengoleskan terlalu banyak obat bius.’ Tapi setelah beberapa saat, dia menggangguk-anggukan kepalanya dengan puas, ‘tidak
Hao Yu tiba-tiba saja melihat seorang penjaga yang sedang berpatroli bergerak dengan gelisah. Penjaga berpakaian hitam itu sesekali memegangi perutnya. Tidak lama kemudian penjaga itu menepuk pundak seseorang yang ada di sebelahnya, lalu berkata, “Jun, aku benar-benar sudah tidak bisa menahannya lagi!”“Dasar bodoh! Aku sudah menyuruhmu untuk tidak makan terlalu banyak! Mengapa kamu tidak mendengarkanku?!” desis penjaga yang bernama Jun.“Tolonglah,” pria itu menatap mata Jun dengan tatapan memohon.“Pergilah! Tapi jangan berjongkok terlalu dekat dari sini!” jawab Jun acuh tak acuh.Pria itu mengangguk cepat, seperti ayam yang sedang mematuk nasi. Ya, selama dia bisa pergi untuk buang air besar, dia akan membawa dirinya sejauh mungkin. Dia segera berlari pergi, seperti sedang dikejar binatang buas. Dia takut Jun akan berubah pikiran.Mata Hao Yu berkilat tajam. Kesempatannya telah tiba!Matanya terus mengawasi pergerakan pria berbaju hitam yang gelisah itu. Tanpa diduga, pria itu ber
Li Jianli tidak tahu sudah berapa lama waktu berjalan. Keduanya masih asyik duduk dengan tenang di tempat mereka semula. Guan Lin masih fokus membaca dua buku seni bela diri dan juga sebuah buku seni perang yang didapatkannya dari Li Jianli, sedangkan Li Jianli juga duduk menemaninya seraya membaca buku mengenai tanaman herbal.Setelah beberapa saat, Guan Lin menutup buku ketiganya lalu menghela nafas panjang.Gerakannya menarik perhatian Li Jianli, “bagaimana?”“Buku ini benar-benar berguna,” desah Guan Lin pelan. “Aku tidak pernah tahu kalau ada dua jurus yang sangat mematikan seperti ini.” Dia juga mengelus pelan buku di tangannya, takut kalau gerakannya akan membuat buku itu rusak. Dia lalu menoleh ke arah buku paling besar yang tergeletak di atas meja, “aku juga sudah membaca buku Seni Perang ini. Benar-benar luar biasa!”Li Jianli tertawa pelan, “bawalah bersamamu. Kamu harus lebih memahami seni perang yang ada di dalam buku itu dan juga melatih jurus-jurus baru dengan Hao Yu.”
Pemandangan di depan Guan Lin sungguh luar biasa. Ladang yang sangat luas terbentang hingga dia tidak bisa melihat ujungnya. Berbagai macam tanaman berbentuk aneh yang tidak pernah dia lihat sebelumnya berjajar dengan rapi. Ah, tidak, tidak. Dia bisa mengenali beberapa jenis tanaman yang dijual oleh Li Jianli di tokonya. Guan Lin terkejut. Ternyata Li Jianli masih memiliki banyak tanaman aneh yang disimpan di sini. Dia yakin, tanaman-tanaman ini pasti disiapkan untuk dijual juga.Setelah beberapa saat, Guan Lin kembali menatap Li Jianli dan bertanya, “apakah ini yang kamu sebut dengan ruang dimensi?”Li Jianli mengangguk.“Kamu membawa semua tanaman-tanaman yang kamu jual dari sini? Jadi … apakah cerita mengenai orang yang memberimu bibit itu bohong?” tanya Guan Lin.Li Jianli menunduk, sedikit menghindari pandangan Guan Lin karena merasa bersalah. Dia berdehem ringan lalu menjawab dengan celetukan pelan, “kalau aku tidak berbohong, bagaimana aku menjelaskannya?”Guan Lin mengangguk.
Guan Lin membeku, lalu bertanya dengan ragu-ragu, “apakah kamu menguasai beberapa trik sulap?”“Tidak,” jawab Li Jianli cepat. Dia lalu menjelaskan, “ini bukan trik sulap.”“Lalu?” Guan Lin sedikit bingung, juga sedikit takut. Jangan katakan kalau kekasihnya benar-benar siluman!Tunggu. Jika kekasihnya benar seekor siluman, kira-kira, siluman apakah dia? Dia cantik, dan juga kuat. Apakah dia seekor siluman ular? Atau siluman rubah? Tapi … kalau Li Jianli benar-benar siluman, mengapa dia menyembah Dewa Bumi? Bukankah siluman takut kepada para dewa?Ah! Tidak peduli dia siluman, hantu, atau manusia, dia akan tetap mencintai dan melindunginya!Li jianli tidak mengetahui pertarungan yang sedang terjadi di dalam pikiran Guan Lin, tetapi dia bisa melihat raut wajah pria itu terus berubah dari waktu ke waktu. Terkadang terlihat serius, sedikit tegang, namun di saat berikutnya, dia juga menghela nafas lega.“Lin.” Li Jianli memanggil Guan Lin untuk menyadarkannya.Guan Lin mendongakkan kepala