"Ah, tanganmu yang lainnya baik-baik saja. Kamu bisa mengobati lenganmu sendiri. Tapi temanmu ini, lihatlah luka di punggung dan lainnya? Harus ada seseorang yang mengoleskan obat untuknya," jelas Li Jianli polos.Melihat Li Jianli yang bersikap santai, Guan Lin langsung memperingatkan Hao Yu dengan tatapan tajam. Wajah Hao Yu memucat ketika melihat tatapan Guan Lin, dia merasa seakan ribuan pedang sedang diarahkan kepadanya. Hao Yu memalingkan wajahnya dengan cepat. Dia ingin menangis, tapi tidak mampu mengeluarkan air mata.'Nona Li, apakah kamu ingin membuatku benar-benar mati kali ini?' keluh Hao Yu di dalam hatinya. Dia lalu segera menoleh dan menatap Li Jianli lalu berkata dengan suara gemetar, "No—Nona Li, lebih baik kamu … lebih baik kamu mengobati luka Guan Lin terlebih dahulu. Aku … aku baik-baik saja kalau harus menunggu.""Pintar," puji Guan Lin. Dia mengulurkan tangannya untuk menarik Li Jianli mendekat. "Kamu oleskan obat untukku dulu. Setelah selesai, aku akan mengolesk
Li Jianli membuka matanya perlahan. Kepalanya terasa sangat pusing. Pandangannya yang buram perlahan menjadi semakin jelas. Seluruh tubuhnya terasa sangat sakit ketika dia menggerakkannya."Sstt … sakit sekali," desis Li Jianli seraya memegangi pelipisnya. Tiba-tiba dia bisa merasakan cairan lengket dan hangat menempel di tangannya ketika dia menyentuh pelipisnya. Li Jianli buru-buru menarik tangannya dan mengernyit ketika melihat darah di telapak tangannya, "ah … pantas saja terasa perih, ternyata kepalaku terluka."Li Jianli melihat ke sekelilingnya dengan tatapan waspada. Dia mendongakkan kepalanya ke atas, menatap ke arah tebing tempat dia terjatuh lalu menepuk-nepuk dadanya, "untung saja tidak terlalu tinggi."Namun, begitu dia menoleh ke bawah, bola matanya terbeliak. Dia langsung beringsut agar semakin menempel pada dinding tebing. Tempat yang sedang ditempatinya saat ini hanya memiliki lebar sekitar 2 meter, setelah itu tidak ada apa-apa lagi selain jurang."Gawat, gawat! Kala
Guan Lin, yang berada tidak jauh dari rombongan Xue Ming menatap mereka satu persatu. Dia bisa merasakan kekhawatiran Xue Ming. Setelah beberapa saat, dia menghampiri mereka, "Kepala Desa, kalian bisa kembali. Serahkan padaku. Aku akan pergi mencari Jianli malam ini.""Hei, Marga Guan. Tidaklah kamu merasa lelah? Aku lihat di antara kami semua, hanya kamu yang masih terlihat segar. Staminamu benar-benar patut diancungi jempol!" kata Xue Erni seraya mengancungi Guan Lin dengan 2 jempol tangannya."Benar, benar! Kamu sangat berbeda dengan kami!" celetuk lainnya.Guan Lin melihat mereka dan menjawab, "aku menguasai beberapa ilmu bela diri. Tentu saja aku memiliki stamina yang cukup baik."Tentu saja penduduk Desa Xueda mengetahui hal ini. Tapi Xue Erni yang sejak awal mengagumi Guan Lin, tidak bisa tidak bertanya, "bagaimana kalau kamu mengajari kami semua yang ada di desa?""Anak Bodoh! Mengapa kamu masih memiliki ide aneh seperti itu?" lelaki tua yang berada di belakang Xue Erni, seger
Li Jianli menatap Guan Lin dengan canggung. Dia menutup mulutnya menggunakan tangan kanannya lalu berkata di dalam hatinya, "mulut bodoh! Mengapa kamu selalu mengatakan semua yang aku pikirkan?"Melihat wajah Guan Lin yang berubah gelap, Li Jianli segera berkilah, "tidak. Aku tidak mengatakan apapun. Kamu pasti salah dengar.""Apa maksudmu dengan 'menyukai' laki-laki?" desak Guan Lin. Dia jelas mendengar Li Jianli mengatakan hal itu."Ah, itu … itu … itu hanya omong kosong. Ha! Ha! Ha! Ya, aku baru saja mengatakan omong kosong," kata Li Jianli seraya tertawa canggung. Tawanya bahkan terdengar lebih buruk dari suara tangisan. Bagaimana bisa seseorang mempercayai kebohongannya?Guan Lin jelas merasa ada yang salah dengan perkataan Li Jianli. Dia segera memajukan wajahnya mendekati wajah Li Jianli dan bertanya dengan nada menuntut, "jelaskan padaku."Li Jianli terkejut dengan gerakan mendadak Guan Lin. Matanya membola ketika menyadari betapa dekatnya jarak wajah mereka. Kedua matanya men
"Karena aku menyukaimu," jawab Guan Lin seraya menekankan kata 'menyukaimu'. Dia sebenarnya merasa sangat malu, tapi juga merasa takut. Dia merasa takut kalau sampai Li Jianli kembali salah paham kepadanya.Li Jianli tercengang, merasa terkejut dengan serangan mendadak Guan Lin. Dia mengangkat tangannya dan mencubit pipi Guan Lin."Ah," desis Guan Lin pelan."Apakah sakit?" tanya Li Jianli polos."Tentu saja," jawab Guan Lin seraya mengelus pelan pipi kanannya."Kalau begitu, ini bukan mimpi," kata Li Jianli tercengang.Guan Lin mengerutkan alisnya. Mengapa rasanya ada yang aneh? Bukankah seharusnya Li Jianli mencubit dirinya sendiri untuk memastikan dia bermimpi atau tidak? Setelah beberapa saat, Li Jianli teringat untuk merasa malu. Seluruh wajahnya mulai bersemu merah semerah udang rebus. Dia merasa malu karena selama ini telah salah paham kepada Guan Lin dan juga mendapatkan pernyataan cinta darinya.Guan Lin menggaruk kepala bagian belakangnya yang tidak gatal. Apa yang dia laku
Li Jianli tentu saja menjawab semua pertanyaan mereka. Para penduduk desa bahkan menasehatinya agar tidak melakukan hal yang berbahaya lagi lain kali. Li Jianli menyetujuinya tanpa membantah.Setelah setengah jam menuruni gunung, mereka akhirnya bisa melihat para wanita yang sedang menunggu rombongan turun. Li Jianli bisa melihat Jing Yue, Xue Nuan, dan Xue Bao di antara rombongan itu."Li'er! Itu Li'er! Mereka berhasil menemukannya!" seruan Xue Nuan menyadarkan semua orang yang sedang melihat ke arah rombongan yang menuruni gunung."Li'er! Li'er!" Jing Yue segera berlari ke arah rombongan dengan tangisan di wajahnya. Namun kali ini berbeda dengan tangisan sebelumnya. Tangisan ini penuh dengan perasaan lega, senang dan khawatir yang bercampur aduk menjadi satu."Li'er, apa yang terjadi padamu?" Jing Yue mengangkat tangannya untuk menyentuh bekas luka di dekat pelipis Li Jianli. Tatapannya penuh dengan rasa iba."Li'er, untunglah kamu selamat!" kata Xue Nuan. Kedua matanya tidak jauh b
"Tidak, semuanya baik-baik saja," jawab Li Jianli. Dia melirik ke arah pintu, merasa lega ketika menyadari tidak ada seorangpun di sekitar mereka."Baiklah, aku akan menemanimu di sini dulu kalau begitu," kata Guan Lin."Bagaimana dengan Hao Yu? Bisakah dia mengoleskan obatnya sendiri?" tanya Li Jianli ketika mengingat Hao Yu.Bola mata Guan Lin berputar saat menjawab ke khawatirkan Li Jianli, "dia laki-laki, juga anggota Sekte Jin Jian. Bagaimana bisa dia bersikap manja? Dia pasti akan bisa menyelesaikan urusannya sendiri.”Sementara itu di dalam gua, Hao Yu tampak kesulitan mengoleskan obat untuk luka di punggungnya, "Guan Lin sialan!"***“Li'er, apakah kamu yakin ingin pergi menuju rumah Kepala Desa sekarang?” tanya Xue Nuan ketika melihat Li Jianli sudah duduk di samping tempat tidur.“Kakak, sudah 3 hari berlalu. Lihatlah aku, sudah terlihat jauh lebih baik bukan?” kata Li Jianli seraya tersenyum. Lagipula dia sudah merasa bosan karena dipaksa harus berbaring sepanjang waktu. Di
Li Jianli merogoh kantong uang dari dalam saku lengan lalu meletakkannya di hadapan Xue Ming.Xue Ming tertegun sejenak, lalu menatap bolak balik ke arah Li Jianli dan kantong uang di depannya, “Li'er, apa maksudnya ini?”“Kepala Desa Xue, ada beberapa keping koin tembaga di dalam kantong uang ini. Bisakah kamu membaginya kepada orang-orang yang membantu mencariku kemarin?” tanya Li Jianli.Xue Ming menatap wajah Li Jianli cukup lama. Dia melihat keseriusan di wajah Li Jianli. Setelah beberapa menit mengamati, dia akhirnya memahami kalau Li Jianli tidak akan bisa dibantah. Dia menganggukkan kepalanya lalu berkata, “baik, aku akan membantumu.”“Terima kasih, Kepala Desa,” kata Li Jianli merasa lega. Sebelumnya dia merasa takut Xue Ming akan menolak gagasannya. “Oh ya, ada satu hal lagi. Apakah kamu tahu dimana aku bisa mendapatkan pot tanah liat?”“Pot tanah liat?” Xue Ming sedikit bingung dengan permintaan Li Jianli. “Sebanyak apa yang kamu butuhkan?”“Sebanyak-banyaknya,” jawab Li Ji