Guan Lin, yang berada tidak jauh dari rombongan Xue Ming menatap mereka satu persatu. Dia bisa merasakan kekhawatiran Xue Ming. Setelah beberapa saat, dia menghampiri mereka, "Kepala Desa, kalian bisa kembali. Serahkan padaku. Aku akan pergi mencari Jianli malam ini.""Hei, Marga Guan. Tidaklah kamu merasa lelah? Aku lihat di antara kami semua, hanya kamu yang masih terlihat segar. Staminamu benar-benar patut diancungi jempol!" kata Xue Erni seraya mengancungi Guan Lin dengan 2 jempol tangannya."Benar, benar! Kamu sangat berbeda dengan kami!" celetuk lainnya.Guan Lin melihat mereka dan menjawab, "aku menguasai beberapa ilmu bela diri. Tentu saja aku memiliki stamina yang cukup baik."Tentu saja penduduk Desa Xueda mengetahui hal ini. Tapi Xue Erni yang sejak awal mengagumi Guan Lin, tidak bisa tidak bertanya, "bagaimana kalau kamu mengajari kami semua yang ada di desa?""Anak Bodoh! Mengapa kamu masih memiliki ide aneh seperti itu?" lelaki tua yang berada di belakang Xue Erni, seger
Li Jianli menatap Guan Lin dengan canggung. Dia menutup mulutnya menggunakan tangan kanannya lalu berkata di dalam hatinya, "mulut bodoh! Mengapa kamu selalu mengatakan semua yang aku pikirkan?"Melihat wajah Guan Lin yang berubah gelap, Li Jianli segera berkilah, "tidak. Aku tidak mengatakan apapun. Kamu pasti salah dengar.""Apa maksudmu dengan 'menyukai' laki-laki?" desak Guan Lin. Dia jelas mendengar Li Jianli mengatakan hal itu."Ah, itu … itu … itu hanya omong kosong. Ha! Ha! Ha! Ya, aku baru saja mengatakan omong kosong," kata Li Jianli seraya tertawa canggung. Tawanya bahkan terdengar lebih buruk dari suara tangisan. Bagaimana bisa seseorang mempercayai kebohongannya?Guan Lin jelas merasa ada yang salah dengan perkataan Li Jianli. Dia segera memajukan wajahnya mendekati wajah Li Jianli dan bertanya dengan nada menuntut, "jelaskan padaku."Li Jianli terkejut dengan gerakan mendadak Guan Lin. Matanya membola ketika menyadari betapa dekatnya jarak wajah mereka. Kedua matanya men
"Karena aku menyukaimu," jawab Guan Lin seraya menekankan kata 'menyukaimu'. Dia sebenarnya merasa sangat malu, tapi juga merasa takut. Dia merasa takut kalau sampai Li Jianli kembali salah paham kepadanya.Li Jianli tercengang, merasa terkejut dengan serangan mendadak Guan Lin. Dia mengangkat tangannya dan mencubit pipi Guan Lin."Ah," desis Guan Lin pelan."Apakah sakit?" tanya Li Jianli polos."Tentu saja," jawab Guan Lin seraya mengelus pelan pipi kanannya."Kalau begitu, ini bukan mimpi," kata Li Jianli tercengang.Guan Lin mengerutkan alisnya. Mengapa rasanya ada yang aneh? Bukankah seharusnya Li Jianli mencubit dirinya sendiri untuk memastikan dia bermimpi atau tidak? Setelah beberapa saat, Li Jianli teringat untuk merasa malu. Seluruh wajahnya mulai bersemu merah semerah udang rebus. Dia merasa malu karena selama ini telah salah paham kepada Guan Lin dan juga mendapatkan pernyataan cinta darinya.Guan Lin menggaruk kepala bagian belakangnya yang tidak gatal. Apa yang dia laku
Li Jianli tentu saja menjawab semua pertanyaan mereka. Para penduduk desa bahkan menasehatinya agar tidak melakukan hal yang berbahaya lagi lain kali. Li Jianli menyetujuinya tanpa membantah.Setelah setengah jam menuruni gunung, mereka akhirnya bisa melihat para wanita yang sedang menunggu rombongan turun. Li Jianli bisa melihat Jing Yue, Xue Nuan, dan Xue Bao di antara rombongan itu."Li'er! Itu Li'er! Mereka berhasil menemukannya!" seruan Xue Nuan menyadarkan semua orang yang sedang melihat ke arah rombongan yang menuruni gunung."Li'er! Li'er!" Jing Yue segera berlari ke arah rombongan dengan tangisan di wajahnya. Namun kali ini berbeda dengan tangisan sebelumnya. Tangisan ini penuh dengan perasaan lega, senang dan khawatir yang bercampur aduk menjadi satu."Li'er, apa yang terjadi padamu?" Jing Yue mengangkat tangannya untuk menyentuh bekas luka di dekat pelipis Li Jianli. Tatapannya penuh dengan rasa iba."Li'er, untunglah kamu selamat!" kata Xue Nuan. Kedua matanya tidak jauh b
"Tidak, semuanya baik-baik saja," jawab Li Jianli. Dia melirik ke arah pintu, merasa lega ketika menyadari tidak ada seorangpun di sekitar mereka."Baiklah, aku akan menemanimu di sini dulu kalau begitu," kata Guan Lin."Bagaimana dengan Hao Yu? Bisakah dia mengoleskan obatnya sendiri?" tanya Li Jianli ketika mengingat Hao Yu.Bola mata Guan Lin berputar saat menjawab ke khawatirkan Li Jianli, "dia laki-laki, juga anggota Sekte Jin Jian. Bagaimana bisa dia bersikap manja? Dia pasti akan bisa menyelesaikan urusannya sendiri.”Sementara itu di dalam gua, Hao Yu tampak kesulitan mengoleskan obat untuk luka di punggungnya, "Guan Lin sialan!"***“Li'er, apakah kamu yakin ingin pergi menuju rumah Kepala Desa sekarang?” tanya Xue Nuan ketika melihat Li Jianli sudah duduk di samping tempat tidur.“Kakak, sudah 3 hari berlalu. Lihatlah aku, sudah terlihat jauh lebih baik bukan?” kata Li Jianli seraya tersenyum. Lagipula dia sudah merasa bosan karena dipaksa harus berbaring sepanjang waktu. Di
Li Jianli merogoh kantong uang dari dalam saku lengan lalu meletakkannya di hadapan Xue Ming.Xue Ming tertegun sejenak, lalu menatap bolak balik ke arah Li Jianli dan kantong uang di depannya, “Li'er, apa maksudnya ini?”“Kepala Desa Xue, ada beberapa keping koin tembaga di dalam kantong uang ini. Bisakah kamu membaginya kepada orang-orang yang membantu mencariku kemarin?” tanya Li Jianli.Xue Ming menatap wajah Li Jianli cukup lama. Dia melihat keseriusan di wajah Li Jianli. Setelah beberapa menit mengamati, dia akhirnya memahami kalau Li Jianli tidak akan bisa dibantah. Dia menganggukkan kepalanya lalu berkata, “baik, aku akan membantumu.”“Terima kasih, Kepala Desa,” kata Li Jianli merasa lega. Sebelumnya dia merasa takut Xue Ming akan menolak gagasannya. “Oh ya, ada satu hal lagi. Apakah kamu tahu dimana aku bisa mendapatkan pot tanah liat?”“Pot tanah liat?” Xue Ming sedikit bingung dengan permintaan Li Jianli. “Sebanyak apa yang kamu butuhkan?”“Sebanyak-banyaknya,” jawab Li Ji
“Pot tanaman?” Xue Guo tertegun ketika mendengar permintaan Li Jianli. Jarang sekali ada penduduk desa yang membuang-buang hanya uang untuk membeli pot bunga. Kalaupun mereka menginginkannya, mereka akan membuatnya sendiri, tidak peduli seberapa jelek pot itu.Xue Guo telah bekerja di sebuah toko pot tanah liat di Kota Teratai selama hampir 20 tahun. Dia menemani pemilik toko semenjak toko itu dibuka. Namun sayangnya umur pemilik toko terlalu singkat dan dia tidak memiliki penerus, di situlah karirnya juga berakhir. Xue Guo memiliki impian untuk membuat tokonya sendiri. Tapi itu semua tidak mudah. Dia tidak memiliki modal ataupun pendukung. Jadi dia harus menyerah dengan impiannya.Ketika Xue Guo mendengar perkataan Li Jianli, api semangat mulai muncul di hatinya. Namun dia tidak tahu seberapa banyak pot tanaman yang ingin Li Jianli buat. Dia tetap bertanya dengan penuh semangat, “seberapa banyak yang kamu inginkan?”“Berapa harganya?” tanya Li Jianli.“Kalau itu pot dengan bentuk ya
Li Jianli mempercepat langkahnya diikuti oleh Guan Lin. Keduanya berusaha menerobos kerumunan yang sedang melihat ke arah rumah mereka dengan rasa penasaran.“Permisi! Permisi!”Beberapa penduduk desa yang melihat kedatangan Li Jianli dan Guan Lin segera menyingkir untuk memberi keduanya jalan. Li Jianli belum mencapai pintu rumahnya, namun tiba-tiba saja, suara lengkingan tangis terdengar dari arah halaman. Membuat siapa saja yang mendengarnya merasa sangat kesal.“Li'er! Li'er! Bagaimana aku bisa memiliki cucu yang tidak berbakti sepertimu? Kamu mendapatkan banyak uang, tapi kamu malah lebih memilih menghidupi orang luar dan melupakan keluargamu!” seru suara tangis wanita itu.Raut wajah Li Jianli merosot tajam. Tanpa melihatnya, dia sudah bisa mengetahui siapa yang datang untuk membuat kekacauan di rumah. Guan Lin menatap lurus ke arah sumber suara. Dia tidak bertanya apapun kepada Li Jianli, namun dia sudah memiliki tebakan di dalam hatinya.“Nyonya Chu, bagaimana kamu bisa menga
Shao Yan mengerucutkan bibirnya, “karena kamu merahasiakan mengenai identitas Guan Lin ….” Setelah beberapa saat, dia kembali berkata, “aku pikir, aku hanya perlu bersabar sedikit. Aku hanya akan meracunimu secara perlahan. Begitu kamu mati, aku bisa menjadi Ketua Sekte Jin Jian.”Shao Yan berdiri, lalu melihat sekeliling dengan penuh semangat, “bukankah bagus? Aku sudah beberapa kali membayangkan diriku berdiri dan memerintah semua orang di Sekte Jin Jian sebagai seorang Ketua.” Senyuman cerah terbit di wajahnya, “Senior, bukankah itu bagus? Bisakah kamu membayangkannya?”Shao Yan terdiam selama beberapa detik, lalu lanjut berkata dengan wajah cemberut, “tapi siapa yang akan tahu kalau kamu ternyata menyiapkan anak kandungmu sebagai calon Ketua Sekte?!”Kening Guan Long berkerut, tiba-tiba saja dia terbatuk-batuk dengan hebatnya.Shao Yan berlari dengan panik, lalu menepuk-nepuk pelan punggung Guan Long, lalu berkata dengan wajah tertekan, “Senior, jangan terlalu bersemangat. Kemarah
“Ketua … maksudku ayahku kembali saat ibuku hamil. Dia ingin menyelesaikan masalah-masalah yang ada di Sekte Jin Jian sebelum kembali dan menjemput Ibuku. Hanya saja, dia tidak pernah menduga kalau itu akan memakan waktu lama,” kata Guan Lin pelan. “Dia kembali empat tahun kemudian. Saat itu, Ibuku sudah meninggal, dan aku sudah dijual oleh Paman dan Bibiku ke pasar budak.”Li Jianli terdiam. Bibirnya sedikit pucat. Dia tahu kalau masa kecil Guan Lin menyedihkan, namun, dia tidak mengetahui detailnya. Dia hanya membiarkan Guan Lin menceritakan semuanya.“Saat itu, mana mungkin aku hanya berdiam diri? Aku selalu mencari kesempatan untuk melarikan diri. Namun, aku selalu tertangkap dan mereka akan selalu memukulku untuk membuatku patuh.” Ada seringai ejekan yang terlihat di bibir Guan Lin saat mengatakannya. “Suatu ketika, aku akhirnya bisa melarikan diri dan bersembunyi di sebuah gerobak sayur. Aku bersembunyi semalam penuh, dengan hati yang berdebar. Pada akhirnya, ketika pagi tiba, k
“Dari mana sekelompok orang itu berasal?” tanya Guan Lin seraya mengernyitkan kedua alisnya.Hao Yu menggelengkan kepalanya pelan, “tidak tahu. Mereka semua berperang. Aku langsung melarikan diri begitu melihat peluang.” Hao Yu terdiam sejenak lalu kembali berkata, “karena semua lukaku dan ditambah racun sial itu, aku memerlukan banyak waktu untuk kembali ke sini.”Guan Lin menghela nafas berat. Dia menepuk pundak Hao Yu pelan, “yang terpenting, kamu sudah kembali dengan selamat.” Suasana kembali berat ketika Guan Lin kembali menanyakan kelompok orang yang menyelamatkan Hao Yu, “apakah kamu tidak melihat tanda apapun dari mereka?”Kening Hao Yu berkerut. Dia terlihat berpikir keras selama beberapa saat. Setelah beberapa saat, dia menjawab, dengan sedikit ragu, “sepertinya … aku melihat sebuah tato kecil di punggung tangan mereka.”“Tato kecil? Apakah kamu ingat bentuk tato itu?” tanya Guan Lin.“Itu seperti … bentuk teratai berwarna hitam,” jawab Hao Yu. “Ya, terlihat seperti teratai
Tubuh Hao Yu menegang. Dia mengenali suara ini. Apakah Jun sudah mencurigainya sejak awal? Hao Yu tidak bisa berdiam diri lagi. Dia segera melompat ke udara, melarikan diri. Dia harus pergi dari tempat ini sesegera mungkin!“Kejar!” Suara Jun langsung membuat beberapa orang mengejar Hao Yu tanpa ragu. Hao Yu menoleh sekilas, dan bisa melihat delapan atau sembilan orang, termasuk Jun, mengejarnya dengan kecepatan penuh. Sedangkan penjaga lainnya harus tetap menjaga gerbang, bersikap waspada terhadap kemungkinan serangan lain. Mereka takut Hao Yu tidak datang sendiri, dan sedang melakukan taktik peralihan. Bagaimana kalau dia sedang memancing orang-orang untuk mengejarnya, memberikan kesempatan pihak lain untuk menyerang?Hao Yu mengumpat. Dia hampir saja bisa pergi tanpa kendala. Tapi pria bernama Jun ini benar-benar telah menghancurkan rencananya.Para pembunuh di belakang tidak ingin membiarkan Hao Yu berlari jauh. Mereka segera mengeluarkan senjata andalan mereka. Kebanyakan dari
Penjagaan di Kamar Utama Sekte Jin Jian juga terlihat ketat. Biasanya hanya ada dua penjaga yang menjaga pintu utama. Tapi kali ini, ada tambahan empat orang yang berjaga di setiap sudut ruangan. Bagaimana Hao Yu bisa masuk tanpa ketahuan?Hao Yu melihat ke arah atap. Hanya ada satu orang yang berjaga di sana. Dia melompat ke atas atap bangunan yang ada di samping Kamar Utama, mengeluarkan sebuah bambu panjang berukuran kecil, lalu meniupnya dengan kuat. Sebuah jarum melesat dengan cepat, menusuk tepat dileher pria itu. Dia menepuk pelan lehernya, mengira ada seekor serangga yang menggigitnya. Detik berikutnya, pandangannya berubah gelap.Hao Yu bergegas melompat untuk menangkap pria itu dan membaringkannya di atas atap. Obat bius yang diberikan Li’er sungguh luar biasa! Sangat ampuh!Hao Yu meletakkan jarinya di leher pria itu dan tertegun, ‘sial! Sepertinya aku mengoleskan terlalu banyak obat bius.’ Tapi setelah beberapa saat, dia menggangguk-anggukan kepalanya dengan puas, ‘tidak
Hao Yu tiba-tiba saja melihat seorang penjaga yang sedang berpatroli bergerak dengan gelisah. Penjaga berpakaian hitam itu sesekali memegangi perutnya. Tidak lama kemudian penjaga itu menepuk pundak seseorang yang ada di sebelahnya, lalu berkata, “Jun, aku benar-benar sudah tidak bisa menahannya lagi!”“Dasar bodoh! Aku sudah menyuruhmu untuk tidak makan terlalu banyak! Mengapa kamu tidak mendengarkanku?!” desis penjaga yang bernama Jun.“Tolonglah,” pria itu menatap mata Jun dengan tatapan memohon.“Pergilah! Tapi jangan berjongkok terlalu dekat dari sini!” jawab Jun acuh tak acuh.Pria itu mengangguk cepat, seperti ayam yang sedang mematuk nasi. Ya, selama dia bisa pergi untuk buang air besar, dia akan membawa dirinya sejauh mungkin. Dia segera berlari pergi, seperti sedang dikejar binatang buas. Dia takut Jun akan berubah pikiran.Mata Hao Yu berkilat tajam. Kesempatannya telah tiba!Matanya terus mengawasi pergerakan pria berbaju hitam yang gelisah itu. Tanpa diduga, pria itu ber
Li Jianli tidak tahu sudah berapa lama waktu berjalan. Keduanya masih asyik duduk dengan tenang di tempat mereka semula. Guan Lin masih fokus membaca dua buku seni bela diri dan juga sebuah buku seni perang yang didapatkannya dari Li Jianli, sedangkan Li Jianli juga duduk menemaninya seraya membaca buku mengenai tanaman herbal.Setelah beberapa saat, Guan Lin menutup buku ketiganya lalu menghela nafas panjang.Gerakannya menarik perhatian Li Jianli, “bagaimana?”“Buku ini benar-benar berguna,” desah Guan Lin pelan. “Aku tidak pernah tahu kalau ada dua jurus yang sangat mematikan seperti ini.” Dia juga mengelus pelan buku di tangannya, takut kalau gerakannya akan membuat buku itu rusak. Dia lalu menoleh ke arah buku paling besar yang tergeletak di atas meja, “aku juga sudah membaca buku Seni Perang ini. Benar-benar luar biasa!”Li Jianli tertawa pelan, “bawalah bersamamu. Kamu harus lebih memahami seni perang yang ada di dalam buku itu dan juga melatih jurus-jurus baru dengan Hao Yu.”
Pemandangan di depan Guan Lin sungguh luar biasa. Ladang yang sangat luas terbentang hingga dia tidak bisa melihat ujungnya. Berbagai macam tanaman berbentuk aneh yang tidak pernah dia lihat sebelumnya berjajar dengan rapi. Ah, tidak, tidak. Dia bisa mengenali beberapa jenis tanaman yang dijual oleh Li Jianli di tokonya. Guan Lin terkejut. Ternyata Li Jianli masih memiliki banyak tanaman aneh yang disimpan di sini. Dia yakin, tanaman-tanaman ini pasti disiapkan untuk dijual juga.Setelah beberapa saat, Guan Lin kembali menatap Li Jianli dan bertanya, “apakah ini yang kamu sebut dengan ruang dimensi?”Li Jianli mengangguk.“Kamu membawa semua tanaman-tanaman yang kamu jual dari sini? Jadi … apakah cerita mengenai orang yang memberimu bibit itu bohong?” tanya Guan Lin.Li Jianli menunduk, sedikit menghindari pandangan Guan Lin karena merasa bersalah. Dia berdehem ringan lalu menjawab dengan celetukan pelan, “kalau aku tidak berbohong, bagaimana aku menjelaskannya?”Guan Lin mengangguk.
Guan Lin membeku, lalu bertanya dengan ragu-ragu, “apakah kamu menguasai beberapa trik sulap?”“Tidak,” jawab Li Jianli cepat. Dia lalu menjelaskan, “ini bukan trik sulap.”“Lalu?” Guan Lin sedikit bingung, juga sedikit takut. Jangan katakan kalau kekasihnya benar-benar siluman!Tunggu. Jika kekasihnya benar seekor siluman, kira-kira, siluman apakah dia? Dia cantik, dan juga kuat. Apakah dia seekor siluman ular? Atau siluman rubah? Tapi … kalau Li Jianli benar-benar siluman, mengapa dia menyembah Dewa Bumi? Bukankah siluman takut kepada para dewa?Ah! Tidak peduli dia siluman, hantu, atau manusia, dia akan tetap mencintai dan melindunginya!Li jianli tidak mengetahui pertarungan yang sedang terjadi di dalam pikiran Guan Lin, tetapi dia bisa melihat raut wajah pria itu terus berubah dari waktu ke waktu. Terkadang terlihat serius, sedikit tegang, namun di saat berikutnya, dia juga menghela nafas lega.“Lin.” Li Jianli memanggil Guan Lin untuk menyadarkannya.Guan Lin mendongakkan kepala