"Apakah aku benar?" tanya Mei Ning lagi ketika semua orang terdiam dan menatap Li Jianli.Sudut bibir Li Jianli berkedut, lalu berkata di dalam hatinya, 'wanita tua ini! Aku tidak ingin membuat masalah dengannya, tapi dia selalu mengejarku!'Setelah beberapa saat, Li Jianli tersenyum, "Bibi, apa yang kamu katakan? Meskipun aku bukan berasal dari Desa Xueda kalian, tapi aku sangat berterima kasih karena kalian telah menerimaku dengan baik. Apabila ada hal baik di masa depan, bagaimana mungkin aku tidak membawa kalian?"Mei Ning mendecih dan berkata dengan kesal, "cih, kalau memang seperti itu, mengapa kamu tidak membagi uang yang kamu hasilkan dari ginseng itu dengan kami? Bagaimanapun kamu menemukannya di gunung belakang desa kami."Beberapa penduduk desa yang ada di atas gerobak sapi awalnya sedikit ragu, tiba-tiba menjadi berubah. Mereka menatap Li Jianli dengan wajah gelap.Xue Nuan yang biasanya bersikap lemah lembut ikut merasa kesal dengan hasutan Mei Ning. Dia segera berkata ke
"Li'er, kamu mau ke mana?" tanya Xue Nuan ketika mereka akhirnya berhadapan."Bagaimana dengan Paman, Bibi, dan Feng'er? Apakah semuanya baik-baik saja?" tanya Li Jianli."Ya! Hari ini mereka selesai membalik tanah. Ayah mengatakan kalau besok mereka akan mulai memupuk ladang," jawab Xue Nuan."Paman, Bibi, dan Feng'er sudah berusaha keras," kata Li Jianli seraya tersenyum senang. "Baiklah, aku akan pergi ke sana dan melihat mereka. Kakak, kamu bisa pulang dan membantu memasak makanan untuk semua orang.""Ya," jawab Xue Nuan. Dia lalu menarik Li Jianli mendekat dan mengingatkannya, "berhati-hatilah. Semalam hujan turun cukup deras, jadi tanahnya sedikit licin.""Kamu tidak perlu khawatir, Kak," jawab Li Jianli. Setelah beberapa saat, keduanya berpisah.Li Jianli menyusuri tanah sekat di ladang. Setelah beberapa saat berjalan, dia akhirnya bisa melihat 3 sosok manusia yang sedang bekerja."Paman Xue! Bibi Liu! Feng'er" Li Jianli berteriak seraya melambaikan tangannya.Tiga orang yang d
"Ha! Ha! Ha! Ternyata Lin kita bisa malu juga," ejek Li Jianli ketika melihat telinga Guan Lin yang memerah.Guan Lin berdiri dan mengabaikan Li Jianli. Dia berlalu pergi begitu saja menuju rumah."Hei, Lin! Tunggu aku!" Li Jianli berteriak seraya berlari menyusul Guan Lin. Ketika tiba di sebelah Guan Lin, dia melambatkan langkahnya dan berjalan berdampingan. Wajah Li Jianli terlihat berseri-seri dan senyuman mengembang di bibirnya."Apa yang membuatmu terlihat begitu bahagia?" tanya Guan Lin datar."Tentu saja karena hidupku semakin terasa baik akhir-akhir ini," kata Li Jianli."Apa yang akan kamu tanam ketika ladang sudah siap?" tanya Guan Lin. "Saat ini, sudah terlalu terlambat untuk menanam gandum."Li Jianli mengangguk, "benar. Gandum ditanam di musim semi dan dipanen saat musim panas. Sekarang kita sudah di awal musim panas, ini terlalu terlambat."Pada awalnya, Li Jianli ingin menanam gandum. Namun, tanaman gandum akan siap panen dalam waktu 4 hingga 5 bulan setelah ditanam. In
"Kamu yang mengatakannya, maka, aku akan menunggu hingga saat itu tiba," kata Li Jianli."Baik," jawab Guan Lin seraya mengangguk."Apa kamu sudah membawa makanan dan minuman untuk bekal? Tunggulah sebentar, aku akan menyiapkan sesuatu untukmu," tanya Li Jianli seraya berbalik."Tunggu!" Guan Lin menghentikan langkah Li Jianli. Dia menggeleng pelan, "tidak diperlukan. Aku bisa berburu atau mencari buah-buahan liar untuk dimakan. Aku sudah membawa botol air bersamaku."Li Jianli melirik ke arah botol minum yang tergantung di pinggang Guan Lin, "botol minumnya tidak besar."Guan Lin tertegun. Hatinya berdesir hangat karena perhatian yang diberikan oleh Li Jianli. Dulu, siapa yang akan mengkhawatirkan hal-hal sekecil ini untuknya?"Kamu tidak perlu khawatir. Hal-hal sepele ini tidak menggangguku," kata Guan Lin lembut.'Khawatir?' Li Jianli tertegun ketika mendengar perkataan Guan Lin. Alisnya sedikit berkerut, 'apakah aku benar-benar mengkhawatirkan Lin?'"Baiklah, aku pergi sekarang,"
"Baik!" jawab Hao Yu cepat. Dia tidak tahu apa yang akan direncanakan Guan Lin, namun dia akan bisa segera melihatnya.Hao Yu menarik nafas dalam ketika dia merasakan rasa sakit yang menusuk dari luka-lukanya. Keningnya sudah mengeluarkan keringat dingin. Dia hanya ingin Guan Lin segera menyelesaikan semuanya.Sebagai pembunuh bayaran, para pembunuh terlatih dari Sekte Jin Jian memang dilatih untuk siap mati setiap saat dalam tugas. Namun Hao Yu tidak rela bila dia mati dan membiarkan Sekte Jin Jian runtuh bersamanya.Guan Lin melompati satu pohon ke pohon lainnya. Bau darah sudah menyeruak di udara. Seharusnya akan ada hewan buas yang terpancing karenanya.Benar saja, Guan Lin bisa melihat sekawanan serigala yang berlari ke arah tempat bekas pertarungan berlangsung.Sudut bibir Guan Lin sedikit terangkat ketika dia mengatakan, "bagus. Ini menyelamatkanku dari masalah mencari hewan buas."Guan Lin diam-diam mengikuti kelompok serigala itu dari atas pohon hingga mereka tiba di mana tub
"Ini sudah larut, mengapa dia belum juga kembali?" Li Jianli tidak bisa menahan dirinya untuk tidak berjalan bolak-balik di depan mulut gua. Dia mendongak dan melihat jutaan bintang menghiasi langit. Untungnya malam ini bulan purnama bersinar sangat terang, jadi keadaan di sekitarnya tidak terlalu gelap."Lebih baik aku menunggu di dalam," gumam Li Jianli. Dia akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam gua. Meskipun posisi gua itu tidak terlalu masuk ke dalam hutan, namun Li Jianli tetap merasa tidak nyaman bila harus berdiri di luar terlalu lama. Selain karena malam ini terasa dingin, dia juga takut akan ada hewan seperti ular, atau binatang liar lainnya akan muncul tiba-tiba dari balik kegelapan.Li Jianli mengumpulkan kayu bakar yang sudah tersedia di dalam gua dan meletakkan mereka di tempat dimana Guan Lin biasa membuat api. Dia melirik ke arah pemantik batu api yang terletak tidak jauh dari posisinya, "lupakan saja. Aku tidak mungkin bisa membuat api dengan cara tradisional. Lebi
"Ah, tanganmu yang lainnya baik-baik saja. Kamu bisa mengobati lenganmu sendiri. Tapi temanmu ini, lihatlah luka di punggung dan lainnya? Harus ada seseorang yang mengoleskan obat untuknya," jelas Li Jianli polos.Melihat Li Jianli yang bersikap santai, Guan Lin langsung memperingatkan Hao Yu dengan tatapan tajam. Wajah Hao Yu memucat ketika melihat tatapan Guan Lin, dia merasa seakan ribuan pedang sedang diarahkan kepadanya. Hao Yu memalingkan wajahnya dengan cepat. Dia ingin menangis, tapi tidak mampu mengeluarkan air mata.'Nona Li, apakah kamu ingin membuatku benar-benar mati kali ini?' keluh Hao Yu di dalam hatinya. Dia lalu segera menoleh dan menatap Li Jianli lalu berkata dengan suara gemetar, "No—Nona Li, lebih baik kamu … lebih baik kamu mengobati luka Guan Lin terlebih dahulu. Aku … aku baik-baik saja kalau harus menunggu.""Pintar," puji Guan Lin. Dia mengulurkan tangannya untuk menarik Li Jianli mendekat. "Kamu oleskan obat untukku dulu. Setelah selesai, aku akan mengolesk
Li Jianli membuka matanya perlahan. Kepalanya terasa sangat pusing. Pandangannya yang buram perlahan menjadi semakin jelas. Seluruh tubuhnya terasa sangat sakit ketika dia menggerakkannya."Sstt … sakit sekali," desis Li Jianli seraya memegangi pelipisnya. Tiba-tiba dia bisa merasakan cairan lengket dan hangat menempel di tangannya ketika dia menyentuh pelipisnya. Li Jianli buru-buru menarik tangannya dan mengernyit ketika melihat darah di telapak tangannya, "ah … pantas saja terasa perih, ternyata kepalaku terluka."Li Jianli melihat ke sekelilingnya dengan tatapan waspada. Dia mendongakkan kepalanya ke atas, menatap ke arah tebing tempat dia terjatuh lalu menepuk-nepuk dadanya, "untung saja tidak terlalu tinggi."Namun, begitu dia menoleh ke bawah, bola matanya terbeliak. Dia langsung beringsut agar semakin menempel pada dinding tebing. Tempat yang sedang ditempatinya saat ini hanya memiliki lebar sekitar 2 meter, setelah itu tidak ada apa-apa lagi selain jurang."Gawat, gawat! Kala